Anda di halaman 1dari 30

PAJAK

Sebagai badan usaha, sudah seharusnya mengetahui dan memahami apa saja
jenis pajak yang menjadi kewajibannya. Ada 8 jenis PPh atau jenis pajak
penghasilan badan usaha (pajak badan usaha) atau pajak perusahaan yang
wajib diketahui .
Sekarang sudah banyak  software akuntansi online berbasis cloud dengan laporan keuangan
lengkap, seperti:

 Neraca keuangan
 Arus kas
 Laba-rugi

“Serahkan semua urusan perpajakan, keuangan perusahaan dan manajemen SDM


melalui support system yang lengkap dan terintegrasi guna mendukung kinerja perusahaan dan
perkembangan bisnis Sobat Klikpajak.”

Tentang Jenis Pajak Penghasilan (Pajak Badan Usaha) atau


Pajak Perusahaan
Secara umum, pengertian Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak negara yang
dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima
Wajib Pajak, baik berasal dari dalam maupun dari luar negeri, yang dapat
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan.

Dengan demikian, Pajak Penghasilan atau PPh dikenakan terhadap


penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) dan Wajib Pajak Badan
(WP Badan) yang diterima selama satu Tahun Pajak.

Selain perseorangan, Pajak Penghasilan (PPh) juga diberlakukan kepada


perusahaan atas pengelolaan barang dan jasa.

Artinya, pemungutan atau penarikan pajak juga diambil dari barang atau jasa
yang dikelola.

Semua jenis pajak termasuk pungutan Pajak Penghasilan dan pengelolaannya


untuk memenuhi kepentingan negara dan akan kembali kepada rakyat.
Seluruh badan usaha di Indonesia yang berbentuk:

 Perusahaan Terbatas (PT)


 Perusahaan Firma (Fa)
 Perseroan Komanditer (CV/commanditaire venootschap)
yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Badan berkewajiban membayar pajak.

Sesuai yang diamanatkan dalam ketentuan perundang-undangan perpajakan,


setidaknya ada 8 jenis pajak penghasilan badan usaha atau pajak perusahaan
yang diberlakukan.

Berikut adalah delapan jenis pajak penghasilan badan (pajak badan usaha)
atau jenis PPh perusahaan:
1. Jenis PPh Perusahaan Pajak Penghasilan Pasal 15

Pajak Penghasilan Pasal 15 merupakan laporan pajak yang berhubungan


dengan Norma Perhitungan Khusus untuk golongan Wajib Pajak tertentu.

Begitu sebuah perusahaan didirikan atau Sobat Klikpajak memiliki badan


usaha atau menjadi pengusaha, maka telah menjadi Wajib Pajak Badan atau
Wajib Pajak Orang Pribadi yang berprofesi sebagai pengusaha.

Untuk itu, ada sejumlah pajak yang harus dibayarkan.

Jenis pajak yang harus dibayarkan tersebut biasanya tertera pada Surat
Keterangan Terdaftar (SKT) saat Sobat Klikpajak mendaftarkan diri menjadi
NPWP Badan.

Wajib Pajak PPh Pasal 15:

 Perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional


 Perusahaan pelayaran dan penerbangan dalam negeri
 Perusahaan asuransi luar negeri
 Perusahaan pengeboran minyak, gas, dan panas bumi
 Perusahaan dagang asing
 Perusahaan investor dalam bentuk BOT (build, operate, and transfer)

2. Jenis PPh Perusahaan Pajak Penghasilan Pasal 21

PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang diterima
oleh Wajib Pajak dalam negeri atau karyawan Anda, dan harus dibayar setiap
bulannya.

Perusahaan mengelola pemungutan pajak dengan memotong langsung


penghasilan para pegawai dan menyetorkannya ke kas negara melalui bank
persepsi.

5 Macam Perhitungan PPh Pasal 21 Menurut Aturan Baru:

 Pegawai Tetap dan Penerima Pensiun Berkala


 Pegawai Tidak Tetap atau Tenaga Kerja Lepas
 Anggota Dewan Pengawas atau Dewan Komisaris yang tidak
merangkap sebagai Pegawai Tetap
 Penerima imbalan lain yang bersifat tidak teratur
 Peserta program pensiun berstatus pegawai yang menarik dana pensiun
Ilustrasi karyawan yang dipotong PPh 21 oleh perusahaan jadi jenis pajak penghasilan badan yang wajib disetorkan
ke negara

3. Jenis Pajak Penghasilan atau Pajak Perusahaan Pasal 22

Pemungutan pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan impor atau
dari pembeli atas penjualan barang mewah.

a. Pihak Pemungut:

 Bendahara Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga pemerintah


dan lembaga-lembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas
penyerahan barang.
 Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta yang
berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang
lain.
 Wajib Pajak Badan tertentu untuk memungut pajak pembeli atas
penjualan barang mewah.

Apakah bisnis ekspor-impor Sobat Klikpajak saat ini mengalami


kendala? Solusi Ekspor-Impor yang Terhambat Masalah SPT Pajak

b. Tarif PPh Pasal 22:

1. Atas Impor:

 Apabila menggunakan Angka Pengenal Importir (API) adalah 2,5% x


nilai impor, jika tidak menggunakan API maka tarifnya sebesar 7,5% x
nilai impor.
 Pembelian barang yang dilakukan oleh DJPB, Bendahara Pemerintah,
BUMN/BUMD tarifnya 1,5% x harga pembelian (tidak termasuk PPN dan
tidak final).
 Atas impor kedelai, gandum dan tepung terigu yang menggunakan API
adalah 0,5% x nilai impor.

2. Atas Penjualan Hasil Produksi:


 Kertas = 0,1% x DPP (Dasar Pengenaan Pajak) PPN (tidak final)
 Semen = 0,25% x DPP PPN (tidak final)
 Baja = 0,3% x DPP PPN (tidak final)
 Otomotif = 0,45% x DPP PPN (tidak final)
 Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen
atau importir bahan bakar minyak, gas dan pelumas adalah bersifat final
bagi penyalur atau agen dan tidak bersifat final bagi yang lainnya

3. Atas Pembelian Bahan-bahan untuk Keperluan Industri tarifnya


0,25% x harga pembelian (Tidak termasuk PPN).

Ilustrasi jenis pajak penghasilan yang dipungut dari kegiatan impor

4. Jenis PPh Pajak Penghasilan Pasal 23

Pajak yang dipotong oleh pemungut pajak dari Wajib Pajak saat transaksi
yang meliputi transaksi dividen (pembagian keuntungan saham), royalti,
bunga, hadiah dan penghargaan, sewa dan penghasilan lain yang terkait
dengan penggunaan aset selain tanah atau bangunan, atau jasa.
Tarif PPh 23 dikenakan atas nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atau jumlah
bruto dari penghasilan.

Jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan  atau telah
jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam
negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan
perusahaan luar negeri lainnya.

Download ebook Panduan Lengkap PPh 23 melalui link ini

Beberapa contoh tarifnya:

Tarif 15% dari jumlah bruto:

 Dividen, kecuali pembagian dividen terhadap orang pribadi dikenakan


final.
 Hadiah dan penghargaan, selain yang dipotong PPh 21.

Tarif 2% dari jumlah bruto:

 Atas sewa dan penghasilan lain yang berkaitan dengan penggunaan


harta kecuali sewa tanah dan atau bangunan.
 Atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi dan jasa
konsultan.
 Atas imbalan jasa lainnya dalam Peraturan Menteri Keuangan No.
141/PMK.03/2015.
5. Jenis PPh atau Jenis Pajak Penghasilan Pasal 25

Angsuran pajak yang berasal dari jumlah Pajak Penghasilan terutang menurut
SPT Tahunan PPh dikurangi PPh yang dipotong serta PPh terutang di Luar
Negeri yang boleh dikreditkan.

Pembayaran pajak harus dibayarkan sendiri tanpa diwakilkan oleh siapapun.

Pembayaran pajak dilaksanakan secara berangsur.


Tujuannya untuk meringankan beban Wajib Pajak dalam pembayaran pajak
tahunannya.

Adapun sanksi keterlambatan pembayaran pajak yaitu pengenaan bunga


sanksi pajak per bulan, dihitung dari tanggal jatuh tempo hingga tanggal
pembayaran.

Angsuran pajak/bulan = (PPh terutang – kredit pajak) / 12

Perusahaan Sobat Klikpajak memanfaatkan insentif pajak pemerintah?


Ketahui Apa Saja Implikasi Pemanfaatan Insentif Pajak pada Pelaporan
SPT Tahunan
6. Jenis PPh atau Jenis Pajak Penghasilan Pasal 26

Pajak yang dikenakan atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang
diterima Wajib Pajak (WP) luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) di
Indonesia.

Berdasarkan aturan, tarif umum PPh Pasal 26 adalah 20%.

PPh Pasal 26 merupakan penerapan dari asas sumber yang dianut dalam
sistem pemungutan pajak di Indonesia.

Berdasarkan asas sumber, penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang


dinikmati oleh orang atau badan di luar Indonesia bisa dikenakan pajak di
Indonesia.

Jenis penghasilan yang dipotong:

 Dividen
 Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan
jaminan pengembalian utang
 Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta
 Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
 Hadiah dan penghargaan
 Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
 Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; dan/atau
 Keuntungan karena pembebasan utang

Ilustrasi wajib pajak luar negeri yang juga dikenakan jenis pajak penghasilan badan usaha atau pajak perusahaan di
Indonesia

7. Jenis Pajak Penghasilan atau Jenis PPh Pasal 29

PPh Pasal 29 dihasilkan dari nilai lebih pajak terutang (pajak terutang
dikurangi kredit pajak) yaitu saat jumlah pajak terutang suatu perusahaan
dalam satu tahun pajak lebih besar dari jumlah kredit pajak yang telah
dipotong oleh pihak lain dan telah disetor sendiri.

PPh ini harus dibayarkan sebelum SPT Tahunan PPh Badan dilaporkan.

Ketika mengalami lebih bayar, maka harus dilakukan pembetulan Surat


Pemberitahuan (SPT) pajak.

Ketentuan jenis pajak penghasilan badan usaha PPh Pasal 29

Berikut adalah ketentuan dalam penggunaan pasal 29 pada jenis pajak


penghasilan (pajak badan usaha) atau pajak perusahaan:
a. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu:

 PPh 25 yang sudah dilunasi = 0,75% x jumlah penghasilan/omzet per


bulan.
 PPh 29 yang harus dilunasi = PPh yang masih terutang – PPh 25 yang
sudah dilunasi.

b. Wajib Pajak Badan:

 Angsuran PPh 25 = PPh terutang tahun lalu x 12


 PPh 29 yang harus dilunasi = PPh yang terutang – Angsuran PPh 25.

8. Jenis Pajak Penghasilan atau Jenis PPh Pasal 4 ayat (2)

Pajak dari penghasilan yang dipotong dari bunga deposito dan tabungan
lainnya, bunga obligasi dan surat utang negara, bunga simpanan yang
dibayarkan koperasi, hadiah undian, transaksi saham dan sekuritas lainnya,
serta transaksi lain sebagaimana diatur dalam peraturan.

Penghasilan dikenai pajak yang sifatnya final alias tidak bisa dikreditkan.

Penghasilan yang termasuk PPh Pasal 4 ayat (2):

 Bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga obligasi dan surat utang
negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi.
 Hadiah undian.
 Transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan
penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh
perusahaan modal ventura.
 Transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha jasa
konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan.

Demikian pembahasan singkat tentang 8 Jenis Pajak Penghasilan (pajak


badan usaha) atau pajak perusahaan.
Ilustrasi lapor jenis pajak penghasilan badan usaha atau pajak perusahaan

Cara Lapor Pajak Badan Usaha atau Pajak Perusahaan

Jika ada cara yang mudah, kenapa harus mempersulit diri hanya sekadar
untuk lapor SPT pajak perusahaan?

Melalui e-Filing Klikpajak, Sobat Klikpajak dapat melaporkan berbagai jenis


SPT Tahunan/Masa PPh dengan langkah-langkah yang mudah.

“Lapor SPT di e-Filing Klikpajak juga gratis selamanya!”

Setelah menyampaikan SPT Pajak, Sobat Klikpajak akan peroleh bukti lapor
dalam bentuk elektronik, yakni Bukti Penerimaan Elektronik (BPE) dari DJP,
yang berisi:

 Informasi Nama Wajib Pajak (WP)


 Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
 Tanggal pembuatan BPE
 Jam pembuatan BPE
 Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE)

Sobat Klikpajak juga akan mendapatkan NTTE resmi dari DJP sebagai bukti
lapor.

Sebelum menyampaikan SPT pajak, terlebih dahulu Sobat Klikpajak harus


melakukan daftar pajak online.

Belum tahu cara daftar pajak online?

Setelah melalui tahap cara daftar NPWP online, berikut cara daftar pajak
online dan cara lapor dan cara mengisi SPT Tahunan Badan secara online di
e-Filing:

 Cara Lapor SPT Tahunan Pajak Badan di e-Filing

Sobat Klikpajak juga dapat mengetahui cara lapor SPT Tahunan Pribadi
berikut ini:

 Cara Lapor SPT Pajak Pribadi di e-Filing


Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan): Jenis,
Tarif, Hitung, Bayar dan Lapor Pajak
Pengusaha tidak bisa dipisahkan dari kewajibannya untuk membayar pajak, terutama pajak Badan
atau pajak perusahaan. Klikpajak akan mengulas secara mendalam tentang Pajak Penghasilan Badan
(PPh Badan) mulai dari jenis PPh Badan, tarif PPh Badan, bagaimana cara menghitung PPh Badan
dan contoh perhitungan PPh Badan untuk Sobat Klikpajak.

Jenis pajak ini dikenakan atas penghasilan suatu Badan atau perusahaan yang biasanya sangat
berbeda-beda, tergantung bidang dan kebijakan usahanya.

Karena penerapannya yang sangat luas dan tergantung dari sumber usaha yang digeluti, Sobat
Klikpajak wajib memahami bagaimana pengertian dan ketentuan Pajak Penghasilan Badan atau PPh
Badan ini.

Jurnal by Mekari adalah software akuntansi online berbasis cloud dengan laporan keuangan
lengkap, seperti:

 Neraca keuangan
 Arus kas
 Laba-rugi

Pajak Penghasilan Badan & Tarif PPh Badan


Pajak Penghasilan Badan atau PPh Badan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan suatu
perusahaan.

Sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh), penghasilan suatu
badan atau perusahaan yang dimaksud adalah:

“Setiap penambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak
Badan, baik dari dalam maupun luar negeri, dengan keperluan apapun termasuk misalnya
menambah kekayaan, konsumsi, investasi, dan lain sebagainya.”

1. Subjek PPh Badan & Objek PPh Badan

Siapa saja yang menjadi subjek PPh Badan dan apa saja yang termasuk dalam objek PPh Badan
juga telah diatur dalam ketentuan perundang-undangan pajak penghasilan.

Berikut adalah subjek pajak penghasilan badan (subjek PPh Badan) dan objek pajak penghasilan
badan (objek PPh Badan):

a. Subjek Pajak Badan (PPh Badan)


Subjek pajak Badan atau subjek PPh Badan adalah setiap Badan Usaha yang diberikan
kewajiban untuk membayar pajak, baik dalam periode bulan maupun tahun dan disetor ke kas
negara.

Berdasarkan Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), yang
termasuk dalam pengertian Badan adalah sebagai berikut:

1. Perseroan Terbatas (PT)


2. Perseroan Lainnya
3. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
4. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
5. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
6. Firma
7. Kongsi
8. Koperasi
9. Dana Pensiun
10. Persekutuan
11. Perkumpulan
12. Yayasan
13. Organisasi Masyarakat
14. Organisasi Sosial Politik
15. Organisasi lainnya dengan nama dan bentuk apapun
16. Lembaga dan bentuk badan lainnya
17. Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
18. Bentuk Usaha Tetap

b. Objek PPh Badan (Objek Pajak Badan)


Objek PPh Badan adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh badan.

Bagi Subjek Badan dalam negeri yang menjadi objek PPh adalah semua penghasilan baik dari dalam
maupun dari luar negeri.

Pajak Trading dan Bagaimana Cara Lapor Pajak Saham?

Penghasilan yang sebagai objek PPh Badan sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 Ayat (1)
Undang-Undang PPh ini meliputi:

1. Hadiah dari kegiatan dan penghargaan


2. Laba usaha
3. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta (selain tanah dan bangunan)
4. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya
5. Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
6. Dividen
7. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak
8. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
9. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan
10. Peraturan Pemerintah
11. Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
12. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva tetap
13. Iuran yang diterima perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
14. Penghasilan dari usaha berbasis syariah
15. Surplus Bank Indonesia

Ilustrasi pajak penghasilan badan dan tarif PPh Badan yang dikenakan

2. Jenis Pajak Badan, Selain PPh Badan (Pajak Penghasilan Badan)

Secara umum, ada dua jenis pajak yang harus dibayar dan dilaporkan oleh Wajib Pajak Badan, yakni
Pajak Penghasilan Badan (PPh Badan) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

Kedua pajak Badan tersebut terbagi lagi menjadi beberapa jenis.

Apa sajakah jensi PPh Badan dan PPN yang menjadi kewajiban WP Badan?

Berikut penjelasannya dari jenis-jenis PPh Badan yang menjadi kewajiban Wajib Pajak Badan (WP)
Badan atas pajak penghasilan badan atau perusahaan:
1. Jenis Pajak Penghasilan (PPh) yang dikenakan pada Badan atau PPh Badan

Ada beberapa jenis pajak penghasilan badan atau PPh Badan yang harus dibayar dan dilaporkan oleh
perusahaan atau WP Badan, di antaranya:

a. Pajak Penghasilan Pasal 21

PPh Pasal 21 mengatur tentang pemotongan dari hasil pekerjaan jasa atau kegiatan dengan nama dan
dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak atau karyawan Sobat Klikajak, dan
harus dibayarkan setiap bulannya.

Perusahaan melakukan pemotongan langsung atas penghasilan para karyawan untuk selanjutnya
disetorkan ke kas negara melalui bank persepsi.

Saat ini, pengelolaan untuk pajak karyawan termasuk hitung dan setor maupun lapor dapat dilakukan
melalui fitur e-Filing Klikpajak.

Baca juga tentang Bagaimana Cara Membuat Bukti Potong PPh 21 Karyawan?

b. Pajak Penghasilan Pasal 22

PPh Pasal 22 mengatur atas pemungutan pajak dari Wajib Pajak yang dibebankan pada badan usaha
tertentu karena melakukan aktivitas perdagangan terkait dengan ekspor, impor, maupun re-impor.

c. Pajak Penghasilan Pasal 23

PPh Pasal 23 mengatur atas pemotongan pajak yang dilakukan oleh pemungut pajak dari Wajib
Pajak ketika terjadi transaksi yang merujuk pada:

 Transaksi dividen atau pembagian keuntungan saham


 Royalti, bunga, hadiah dan penghargaan
 sewa, dan penghasilan lain yang berkaitan dengan penggunaan aset selain tanah dan transfer
bangunan atau jasa.

d. Pajak Penghasilan Pasal 25

PPh Pasal 25 mengatur atas angsuran pajak yang berasal dari jumlah pajak penghasilan terutang
menurut SPT PPh dikurangi PPh yang telah dipungut serta PPh yang dibayar atau terutang di Luar
Negeri dan boleh dikreditkan.

e. Pajak Penghasilan Pasal 26

PPh Pasal 26 mengatur pajak yang dikenakan atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia dan
diterima Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.

f. Pajak Penghasilan Pasal 29


PPh Pasal 29 mengatur atas jumlah pajak terutang suatu perusahaan dalam satu tahun pajak lebih
besar dari jumlah kredit pajak yang telah dipotong oleh pihak lain, serta telah disetorkan.

Maka nilai lebih pajak terutang tersebut harus dibayarkan sebelum SPT PPh Badan dilaporkan.

g. Pajak Penghasilan Pasal 15

PPh Pasal 15 mengatur atas laporan pajak yang berhubungan dengan Norma Perhitungan Khusus
untuk golongan Wajib Pajak tertentu, termasuk Wajib Pajak Badan yang bergerak pada:

 Sektor pelayaran atau penerbangan internasional


 Perusahaan asuransi luar negeri
 Pengeboran minyak, gas dan geothermal
 Perusahaan dagang asing
 Perusahaan yang melakukan investasi dalam bentuk bangunan serah guna.

h. Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2)

PPh Pasal 4 ayat (2) berkaitan dengan pajak yang dipungut dari penghasilan yang dipotong dari:

 Bunga deposito dan tabungan lainnya


 Bunga obligasi dan surat utang negara
 Bunga simpanan yang dibayarkan koperasi
 Hadiah undian
 Transaksi saham dan sekuritas lainnya
 Serta transaksi lain sebagaimana diatur dalam peraturan yang ditetapkan.

2. Jenis Pajak Pertambahan Nilai (PPN)


Bagaimana dengan pajak badan yang berupa jenis PPN?

Berikut jenis pajak badan dari PPN:

a. Pajak Pertambahan Nilai

PPN merupakan pajak yang dibebankan untuk transaksi atas Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa
Kena Pajak (JKP).

Nilai PPN biasanya ditambahkan pada harga pokok barang atau jasa yang diperjual belikan tersebut.

Baca juga Aturan Baru Membuat e-Faktur dan Cara Mengkreditkan Pajak Masukan di UU
Cipta Kerja

b. Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)

Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) merupakan pajak yang dikenakan atas barang atau produk
yang dianggap bukan sebagai barang kebutuhan pokok.

Barang tersebut biasanya dikonsumsi oleh masyarakat kalangan tertentu yang pada umumnya
merupakan masyarakat berpenghasilan tinggi.

Bagi Sobat Klikpajak yang berkecimpung dalam bidang ekspor-impor, baca juga Fungsi SSPCP dan
Penggunaannya bagi Eksportir & Importir

I
lustrasi membuat e-Faktur selain kewajiban PPh Badan atau pajak penghasilan badan

3. Peraturan Tentang Pajak Penghasilan Badan

Ada beberapa peraturan yang berlaku mengenai pajak Badan, antara lain:
 UU No. 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan Badan.
 UU No. 36 Tahun 2008 Tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 tahun
1983 Tentang Pajak Penghasilan.
 Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari
Usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran Bruto tertentu.

Mekanisme Perhitungan PPh Badan & Contoh Perhitungan PPh


Badan
Sebelum mulai pada cara menghitung PPh Badan, ketahui bagaimana mekanisme dalam perhitungan
PPh Badan ini.

Berikut adalah mekanisme perhitungan pajak penghasilan badan yang harus diketahui sebelum cara
menghitung PPh Badan:

a. Penghasilan Kena Pajak

Sebelum Sobat Klikpajak melakukan perhitungan Pajak Penghasilan Badan Usaha atau PPh Badan,
Sobat Klikpajak harus terlebih dulu mengetahui nominal penghasilan kena pajak badan.

Bagaimana caranya?

Sobat Klikpajak bisa mengurangi penghasilan neto fiskal dengan kompensasi kerugian fiskal.

Di mana penghasilan neto fiskal merupakan penghasilan neto yang diterima oleh wajib pajak dalam
negeri, baik dari kegiatan usaha maupun bukan, setelah melewati penyesuaian fiskal yang
berdasarkan ketentuan perpajakan.

Sedangkan kompensasi neto fiskal adalah kerugian yang dialami badan.

Apabila menggunakan pembukuan, kerugian tersebut dapat dikompensasi selama lima tahun secara
berturut-turut.

b. Penghitungan PPh Terutang

Untuk mendapatkan nominal ini, Anda dapat mengalikan Penghasilan Kena Pajak dengan tarif pajak
yang berlaku. Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) bagian b UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan, tarif pajak yang dikenakan kepada badan adalah 25%. Besar tarif ini berlaku sejak tahun
pajak 2010. Tarif lebih rendah dapat dikenakan kepada wajib pajak badan dalam negeri dengan
ketentuan sebagai berikut:

1. Berbentuk perseroan terbuka.


2. Memiliki sedikitnya 40% jumlah keseluruhan saham yang disetor dan diperdagangkan di
Bursa Efek Indonesia.
3. Tarif yang dikenakan sebesar 5% lebih rendah daripada tarif normal.
Berdasarkan ketentuan tersebut, maka cara menghitung tarif PPh badan adalah sebagai berikut:

PT Mentari Harapan memiliki jumlah Penghasilan Kena Pajak senilai Rp2.000.000.000, maka tarif
PPh badan yang harus dibayarkan adalah 25% x Rp2.000.000.000 = Rp500.000.000.

Dan perlu Anda ketahui, penghasilan yang dipotong dengan Pajak Penghasilan yang bersifat final,
tidak termasuk dalam ketentuan ini. Tarif pajak final diatur dalam aturan tersendiri berdasarkan
Peraturan Pemerintah.

1. Tarif PPh Badan

Perlu dipahami, pemerintah telah menurunkan tarif PPh Badan dari sebelumnya sejak tahun 2020.

Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 30 Tahun 2020 tentang Penurunan Tarif Pajak
Penghasilan Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbatas, tarif PPh badan
diturunkan.

Beleid ini dikeluarkan untuk melaksanakan Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang No. 2/2020 tentang
Penertapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang  (Perpu) No. 1/2020 tentang:

Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi COVID-
19 dan/atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yang Membahayakan Perekonomian Nasional
dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang.

Selama ini tarif PPh Badan normal adalah 25% dari Penghasilan Kena Pajak.

Melalui beleid baru ini, tarif PPh Badan turun secara bertahapm yakni:

 22% berlaku pada 2020 dan 2021


 20% mulai berlaku pada 2022

Lebih rendah 3% untuk Perusahaan Terbuka (Tbk), menjadi:

 19% pada 2020 dan 2021


 17% mulai pada 2023

Tapi penurunan tarif PPh Badan lebih rendah 3% bagi Perusahaan Tbk ini ada syaratnya,
yaitu:

1. Saham dikuasai setidaknya 300 pihak.


2. Setiap pihak di dalam Perseroan Terbuka (PT) hanya diizinkan menguasai saham di bawah
5% dari keseluruhan saham yang diperdagangkan dan disetor penuh.
3. Saham yang diperdagangkan dan disetor pada bursa efek wajib dipenuhi dalam kurun waktu
paling sedikit 183 hari kalender selama jangka waktu 1 tahun pajak.
4. Membuat laporan kepada Direktorat Jenderal Pajak.

2. Ketentuan dan Contoh Perhitungan PPh Badan


Selain mekanisme di atas. ada juga hal lain yang harus dipahami, yaitu peredaran bruto dan
kepentingannya dalam penghitungan PPh Badan.

Peredaran bruto adalah seluruh penghasilan yang diterima, baik orang pribadi maupun badan.

Jika Sobat Klikpajak memilih untuk tidak melakukan pembukuan, PKP akan dihitung berdasarkan
Norma Penghitungan Penghasilan Neto (NPPN).

Sebaliknya, jika Sobat Klikpajak melakukan pembukuan yang benar, penghitungan PKP dilakukan
berdasarkan catatan yang tertulis di pembukuan.

Norma Penghitungan Penghasilan Neto atau NPPN yang dimaksud dapat Sobat Klikpajak lihat pada
pasal 14 UU No. 36 Tahun 2008 tentang PPh.

Berdasarkan ketentuan perpajakan yang berlaku, Norma Penghitungan Penghasilan Neto


dibagi dalam 2 jenis berdasarkan jumlah peredaran bruto, yaitu:

a. Contoh Perhitungan PPh Badan Peredaran Bruto hingga Rp50 Miliar

Penghasilan Kotor
(Bruto)
Tarif Pajak
(Rp)
Kurang dari Rp4,8 miliar 50% x *22% x Penghasilan Kena Pajak
Lebih dari Rp4.8 miliar [(50%x25%) x Penghasilan Kena Pajak yang Memperoleh Fasilitas] + (25% x
s/d Rp50 Miliar Penghasilan Kena Pajak Tidak Memperoleh Fasilitas
*22% tarif PPh Badan yang berlaku di 2021

b. Peredaran Bruto di atas Rp50 miliar

PPh badan terutang dengan peredaran bruto di atas Rp50 miliar akan dihitung berdasarkan ketentuan
umum atau tanpa fasilitas pengurangan tarif.

Jadi dapat disimpulkan bahwa besar PPh badan tetap adalah 22% x penghasilan kena pajak.

*22% tarif PPh Badan yang berlaku di 2021

3. Contoh Perhitungan Pajak Badan

Pada tahun 2021, PT AAA memperoleh penghasilan kotor sebesar Rp10 Miliar.

Maka sebelum Sobat Klikpajak mengetahui Pajak yang harus dibayar PT Mentari Harapan, Sobat
Klikpajak harus mengetahui terlebih dulu Penghasilan Kena Pajak dari PT Mentari Harapan.
Penghasilan kena pajak = penghasilan kotor – Biaya2 operasional

Maka, pajak yang harus dibayar adalah:


50% x 22% x Rp5 miliar = Rp550 juta.

Namun, perlu dibuat catatan bahwa selama periode tahun 2021, PT AAA telah menyetor pajak
penghasilan karyawan ke kas negara sebesar Rp50 juta dan pajak PPh Pasal 23 sebesar Rp100 juta.

Maka, pajak penghasilan terutang PT AAA adalah:

Rp550 juta – Rp50 juta – Rp100 juta = Rp350 juta.

Rp350 juta adalah angka yang bisa dicicil oleh PT AAA ke kas negara atas penghasilan Badan Usaha
di tahun 2021.

Untuk mengetahui contoh perhitungan PPh Badan, selengkapnya baca Contoh Laporan Keuangan
dan Cara Membuatnya untuk Administrasi Perpajakan

Fokus kembangkan bisnis Sobat Klikpajak, serahkan urusan hitung, bayar dan lapor PPh Badan di Klikpajak

Mulai Persiapan Bayar PPh Badan & Lapor PPh Badan


Setelah melalui tahapan penghitungan Pajak Penghasilan Badan atau PPh Badan, selanjutnya Sobat
Klikpajak membayar dan melaporkan kewajiban PPh Badan.

Agar lebih mudah bayar dan lapor pajak, gunakan e-Billing Klikpajak dan e-Filing Klikpajak.

a. Bayar PPh Badan atau Pajak Penghasilan Badan

Sebelum bayar pajak, Sobat Klikpajak diharuskan membuat Kode Billing sebagai syarat membayar
ataua menyetorkan PPh Badan.
Berikut tutorial langkah-langkah cara membuat Kode Billing dan bayar pajak online:

 Cara Membuat Kode Billing dan Bayar Pajak Online di e-Billing

b. Lapor PPh Badan atau Pajak Penghasilan Badan

Panduan lengkap tcara lapor pajak online, selengkapnya ikuti langkah-langkah di bawah ini:

 Cara Lapor e-SPT PPh Badan 1771 di e-Filing

Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai pajak penghasilan badan atau PPh Badan, mulai dari
penjelasan umum pajak penghasilan badan, tarif PPh Badan, contoh perhitungan PPh Badan, cara
menghitung PPh badan hingga cara bayar pajak online dan lapor SPT PPh badan secara daring.

Ilustrasi
kelola pajak penghasilan badan atau PPh Badan lebih mudah dan cepat hanya di Klikpajak by Mekari

Bukan hanya kemudahan dalam pelaporan SPT Tahunan Badan, fitur lengkap Klikpajak akan
membuat administrasi pajak lainnya juga semakin efektif dan efisien.

Klikpajak by Mekari adalah cara simpel untuk melakukan berbagai aktivitas perpajakan Sobat
Klikpajak, mulai dari menghitung, membayar dancara lapor pajak dalam satu platform.

Klikpajak akan menghitung kewajiban pajak dengan tepat dan akurat sehingga
Sobat Klikpajak terhindar dari kesalahan penghitungan yang dapat
menyebabkan pengenaan sanksi denda pajak.
Berikut fitur lengkap Klikpajak yang memudahkan urusan pajak Sobat Klikpajak:
 A. Mudah Buat Bukti Potong dan Lapor SPT Masa PPh Pasal 23/26 di e-Bupot

Seperti diketahui, baik WP Pengusaha Kena Pajak (PKP) maupun Non-PKP yang melakukan
transaksi yang mengharuskan membuat bukti pemotongan PPh 23/26 wajib menggunakan e-Bupot
mulai 1 Oktober untuk masa pajak September 2020.

Wajib e-Bupot bagi WP PKP dan Non-PKP ini diatur dalam Kepdirjen Nomor KEP-368/PJ/2020
tentang Penetapan Pemotong PPh Pasal 23/26 yang Diharuskan Membuat Bukti Pemotongan dan
Diwajibkan Menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 23/26 Berdasarkan PER-04/PJ/2017.

Klikpajak juga dilengkapi dengan fitur e-Bupot yang semakin memudahkan Sobat Klikpajak
membuat bukti pemotongan PPh Pasal 23/26 dan melaporkan SPT PPh 23/26 melalui e-Bupot
dengan menarik data langsung dari laporan keuangan elektronik.

Langkah-Langkah Membuat Bukti Potong dan Lapor SPT PPh Pasal 23/26 di e-Bupot

Keunggulan e-Bupot Klikpajak

Berikut keunggulan e-Bupot Klikpajak yang dapat membantu bisnis perusahaan:

 Pengelolaan bukti pemotongan dalam jumlah banyak lebih mudah karena alur pembuatan
yang efektif dan ramah penggunaan (user friendly).
 Penghitungan pajak otomatis pada SPT Masa PPh 23/26.
 Pengiriman bukti pemotongan pajak langsung ke lawan transaksi.
 Bukti pemotongan serta pelaporan SPT Masa PPh 23/26 tidak perlu ditandatangani dengan
tanda tangan basah.
 Bukti pemotongan dan bukti pelaporan tersimpan aman, baik di Klikpajak dan DJP.
 e-Bupot Klikpajak juga terintegrasi dengan sistem pembukuan akuntansi online Jurnal.id,
sehingga semakin mudah membuat bukti potong.
 e-Bupot Klikpajak juga memiliki performa yang dapat di-scale up sesuai kebutuhan.
 Layanan support pajak yang dapat diandalkan dan tutorial dalam penggunaan aplikasi yang
terus diperbarui.
 Fitur e-Bupot Klikpajak juga menyediakan data untuk kebutuhan rekapitulasi dan rekonsiliasi
data Faktur Pajak atas transaksi yang dilakukan.
B. Buat e-Faktur dan Lapor SPT Masa PPN Tanpa ‘Install’ Aplikasi

Seperti diketahui, DJP telah mewajibkan pengguna e-Faktur untuk melakukan update e-Faktur 3.0
menggantikan e-Faktur 2.2 mulai 1 Oktober 2020.

Wajib Pajak (WP) Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang selama ini menggunakan aplikasi e-
Faktur Client Desktop DJP, harus install dan download patch terbaru untuk update e-Faktur
3.0 pada perangkat komputernya agar bisa menggunakan aplikasi yang dilengkapi dengan
fitur prepopulated ini.

Dengan fitur prepopulated e-Faktur 3.0, maka DJP sudah menyiapkan data yang dibutuhkan untuk
kemudian PKP tinggal mencocokkan saja saat pembuatan e-Faktur maupun pelaporan SPT Masa
PPN-nya.

Ingat, meskipun PKP pengguna e-Faktur Client Desktop sudah update e-Faktur


3.0, tapi tetap harus berpindah ke aplikasi e-Faktur Web Based DJP di web-
efaktur.pajak.go.id saat akan melaporkan SPT Masa PPN.
Karena DJP telah menutup pelaporan SPT Masa PPN di e-Filing dan e-SPT. Tapi lapor SPT Masa
PPN wajib di aplikasi e-Faktur.

Update sistem terbaru e-Faktur 3.0 DJP ini juga harus dilakukan pada server PJAP mitra resmi DJP,
seperti Klikpajak.id.
Jadi, ketika Sobat Klikpajak menggunakan e-Faktur Klikpajak, bukan hanya dapat langsung
memanfaatkan fitur prepopulated e-Faktur untuk membuat Faktur Pajaknya, tapi juga bisa lapor SPT
Masa PPN di e-Faktur tanpa keluar atau pindah platform.

“Langsung saja gunakan aplikasinya, biar Klikpajak.id yang mengurus


sistemnya untuk mempermudah pembuatan e-Faktur, pembayaran PPN, hingga
pelaporan SPT Masa PPN Sobat Klikpajak dengan mudah hanya dalam satu
langkah.”
Ingin langsung menggunakan aplikasi e-Faktur 3.0 tanpa install aplikasinya? Langsung saja daftar
dan aktifkan akun e-Faktur Sobat Klikpajak di https://my.klikpajak.id/register.

Kenapa urus Faktur Pajak lebih mudah di Klikpajak?

Melalui Klikpajak.id, Sobat Klikpajak dapat membuat berbagai macam Faktur pajak, mulai dari
Faktur Pajak Pengganti, Retur, bahkan dapat menghapus draft Faktur Pajak, hingga bayar PPN dan
lapor SPT Masa PPN dengan langkah-langkah yang mudah hanya dalam satu platform.

Bahkan administrasi e-Faktur semakin cepat dan praktis karena Klikpajak.id terintegrasi dengan
aplikasi akuntansi online Jurnal.id.

Sehingga Sobat Klikpajak dapat menarik data laporan keuangan yang akan dibuat Faktur Pajaknya
dengan sangat mudah dan simpel.

Lihat beberapa tutorial penggunaan aplikasi e-Faktur Klikpajak berikut ini:

1. Alur Pembuatan Faktur Pajak, Bayar PPN dan Lapor SPT Masa PPN di e-Faktur
2. Tutorial Membuat Berbagai Jenis Faktur Pajak di e-Faktur
3. Cara Menggunakan Prepopulated Faktur Pajak Masukan di e-Faktur 3.0
C. Dilengkapi Fitur ‘Multi Users dan Multi NPWP’ Unlimited dan Gratis!

Klikpajak.id juga dilengkapi dengan fitur Multi Users dan Multi Company (NPWP) yang semakin


membuat aktivitas perpajakan Sobat Klikpajak lebih efektif.

Fitur ‘Multi Users’ Klikpajak adalah fitur yang


memungkinkan Sobat Klikpajak untuk dapat
mengatur siapa saja cdan berapa banyak pengguna
yang dapat mengakses akun aplikasi Klikpajak.id
di bawah nama perusahaan yang sama.
Sedangkan fitur ‘Multi Company/NPWP’ adalah fitur yang memungkinkan Sobat Klikpajak untuk
mengelola beberapa perusahaan dalam satu akun Klikpajak.

Lebih jelasnya, berikut cara kerja fitur Multi Users dan Multi Company.
Data Sobat Klikpajak Terlindungi

Tenang, Sobat Klikpajak dapat menyimpan berbagai riwayat pembayaran atau bukti pelaporan pajak
maupun aktivitas pajak lainnya dengan aman, karena keamanan dan kerahasiaan data terjamin.

Sebab Klikpajak.id sudah bersertifikat ISO 27001 dari Badan Standarisasi Internasional
ISO (International Organization for Standardization) yang menjamin standar keamanan sistem
teknologi informasi.

Sehingga Sobat Klikpajak tidak perlu khawatir kehilangan bukti bayar atau lapor pajak hilang jika
terjadi kerusakan atau kehilangan komputer maupun laptop.

Karena Klikpajak merupakan aplikasi pajak berbasis web (web based) yang didukung dengan
teknologi cloud, semakin memudahkan Sobat Klikpajak melakukan semua aktivitas perpajakan
hanya dalam satu platform kapan pun dan di mana saja.

Note: Perbedaan e-Faktur Client Desktop, Web Based, Host to Host dan Penggunaannya

Cloud computing atau komputasi awan adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat
server untuk mengelola data dan juga aplikasi pengguna.

Melalui teknologi cloud, Sobat Klikpajak bisa menggunakan aplikasi tanpa


harus mengunduh (download) dan memasang (install) aplikasi terlebih dahulu.
Sebab sistem cloud yang berbasis web ini memudahkan Sobat Klikpajak dalam mengakses data dan
informasi melalui internet secara cepat.
“Jangan segan menghubungi kami, karena kami senang berbicara dengan Sobat
Klikpajak. Jadwalkan demo dan kami dapat menunjukkan caranya untuk
memudahkan urusan perpajakan Sobat Klikpajak. Klikpajak by
Mekari mengerti yang Sobat Klikpajak butuhkan.”
Cukup daftarkan email Sobat Klikpajak di www.klikpajak.id dan temukan bagaimana Sobat
Klikpajak dapat melakukan urusan pajak dengan sangat menyenangkan. Lebih mudah dari sekadar
yang dibayangkan.

Sudah tahu tarif PPh Badan dan contoh perhitungan PPh Badan, ya?

Asah kemampuan Sobat Klikpajak tentang perpajakan melalui kursus  online di Mekari University,


gratis!

Setelah menyelesaikan kursus online pajak ini, Sobat Klikpajak akan mendapatkan sertifikat dari
Mekari University yang bisa menjadi portofolio Sobat Klikpajak di bidang perpajakan.

Karena belajar pajak itu mudah!

Tak perlu bayar, kemampuan pajak bisa bertambah


melalui Kursus Pajak Online bersama Mekari
University.
Jangan lupa, jika Sobat Klikpajak ingin melakukan pengelolaan pajak dan keuangan bisnis, gunakan
aplikasi pajak online Klikpajak.id yang terintegrasi dengan aplikasi akuntansi online Jurnal.id.

Ingin mengetahui bagaimana mudahnya kelola pajak dan laporan keuangan


perusahaan, ikuti demo online Klikpajak Demo Jurnal. kami dapat
menyesuaikan waktu Sobat Klikpajak.

Tag :  Cara Menghitung PPh Badanpajak penghasilan badanpph badanTarif PPh Badan

Kategori :  Perhitungan

Related Articles

Anda mungkin juga menyukai