NAMA KELOMPOK:
FAKULTAS EKONOMI
BANDUNG
2020
PPH BAGI WP YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
PEKERJAAN BEBAS
Pekerjaan Bebas adalah : Pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai
keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu
hubungan kinerja.
PEKERJAAN FREELANCE
Pekerja freelance atau freelancer adalah pekerja mandiri (self-employed), independen, dan
tidak memiliki perjanjian kerja dengan pemberi kerja (perusahaan). Itu sebabnya pekerja jenis
ini tidak dapat disebut karyawan perusahaan, dan bebas menentukan siapa kliennya dan apa
yang ingin dikerjakannya. Misalnya, seorang copy writer bisa mengerjakan konten promosi
produk dari dua perusahaan yang bisnisnya saling bersaing.
Freelance adalah seseorang yang bekerja tanpa adanya ikatan jangka panjang dengan klien
atau orang yang memberikan pekerjaan tersebut. Kontrak kerja freelance biasanya hanya
berisi proyek yang akan dikerjakan, biaya dan waktu pengerjaan,
Freelancer terbagi kedalam 2 jenis, yakni freelancer Full time yakni seseorang yang seluruh
pekerjaan dan penghasilannya dari kerja freelance dan freelancer part time yakni seseorang
yang bekerja freelance sebagai sampingan untuk mengisi waktu kosong dan mendapat
penghasilan tambahan.
JENIS JENIS PEKERJAAN BEBAS
Pengacara
Akuntan
Arsitek
Dokter
Konsultan
Notaris
Penilai
Aktuaris
Olahragawan
Pengarang,peneliti,dan penerjemah
Agen asuransi
Pemain musik,pembawa acara,artist,peragawan/peragawati
Pengawas atau pengelola proyek
Penasihat,Pengajar,pelatih,penceramah,dan moderator
Petugas penjaga barang dagangan
Distributor perusahaan
Berikut pembahasan mengenai 8 jenis Pajak Penghasilan yang berlaku bagi badan usaha
atau perusahaan.
Pajak Penghasilan Pasal 15 merupakan laporan pajak yang berhubungan dengan Norma
Perhitungan Khusus untuk golongan Wajib Pajak tertentu.
Begitu Anda memiliki badan usaha atau menjadi pengusaha, maka telah menjadi Wajib Pajak
Badan atau Wajib Pajak Orang Pribadi yang berprofesi sebagai pengusaha. Untuk itu, ada
sejumlah pajak yang harus dibayarkan. Jenis pajak yang harus dibayarkan tersebut biasanya
tertera pada SKT (Surat Keterangan Terdaftar) saat Anda mendaftarkan diri menjadi NPWP
Badan.
PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan yang diterima oleh Wajib Pajak dalam negeri atau karyawan Anda,
dan harus dibayar setiap bulannya.
Pemungutan pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan impor atau dari pembeli atas
penjualan barang mewah.
Pihak Pemungut:
Atas Impor:
Apabila menggunakan Angka Pengenal Importir (API) adalah 2,5% x nilai impor, jika
tidak menggunakan API maka tarifnya sebesar 7,5% x nilai impor.
Pembelian barang yang dilakukan oleh DJPB, Bendahara Pemerintah, BUMN/BUMD
tarifnya 1,5% x harga pembelian (tidak termasuk PPN dan tidak final).
Atas impor kedelai, gandum dan tepung terigu yang menggunakan API adalah 0,5% x
nilai impor.
Pajak yang dipotong oleh pemungut pajak dari Wajib Pajak saat transaksi yang meliputi
transaksi dividen (pembagian keuntungan saham), royalti, bunga, hadiah dan penghargaan,
sewa dan penghasilan lain yang terkait dengan penggunaan aset selain tanah atau bangunan,
atau jasa.
Tarif PPh 23 dikenakan atas nilai Dasar Pengenaan Pajak (DPP) atau jumlah bruto dari
penghasilan.
Jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan atau telah jatuh tempo
pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan,
bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
atas sewa dan penghasilan lain yang berkaitan dengan penggunaan harta kecuali sewa
tanah dan atau bangunan.
atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi dan jasa konsultan.
atas imbalan jasa lainnya dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 141/PMK.03/2015.
Angsuran pajak yang berasal dari jumlah Pajak Penghasilan terutang menurut SPT Tahunan
PPh dikurangi PPh yang dipotong serta PPh terutang di Luar Negeri yang boleh dikreditkan.
Pembayaran pajak harus dibayarkan sendiri tanpa diwakilkan oleh siapapun. Pembayaran
pajak dilaksanakan secara berangsur. Tujuannya untuk meringankan beban Wajib Pajak
dalam pembayaran pajak tahunannya. Adapun sanksi keterlambatan pembayaran pajak yaitu
pengenaan bunga 2% per bulan, dihitung dari tanggal jatuh tempo hingga tanggal
pembayaran.
Pajak yang dikenakan atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima Wajib
Pajak (WP) luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia. Berdasarkan aturan,
tarif umum PPh Pasal 26 adalah 20%.
PPh Pasal 26 merupakan penerapan dari asas sumber yang dianut dalam sistem pemungutan
pajak di Indonesia. Berdasarkan asas sumber, penghasilan yang bersumber dari Indonesia
yang dinikmati oleh orang atau badan di luar Indonesia bisa dikenakan pajak di Indonesia.
Dividen
Bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang
Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
Hadiah dan penghargaan
Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; dan/atau
Keuntungan karena pembebasan utang
PPh Pasal 29 dihasilkan dari nilai lebih pajak terutang (pajak terutang dikurangi kredit pajak)
yaitu saat jumlah pajak terutang suatu perusahaan dalam satu tahun pajak lebih besar dari
jumlah kredit pajak yang telah dipotong oleh pihak lain dan telah disetor sendiri.
PPh ini harus dibayarkan sebelum SPT Tahunan PPh Badan dilaporkan.
PPh 29 yang harus dilunasi = PPh yang masih terutang – PPh 25 yang sudah dilunasi.
PPh 29 yang harus dilunasi = PPh yang terutang – Angsuran PPh 25.
Pajak dari penghasilan yang dipotong dari bunga deposito dan tabungan lainnya, bunga
obligasi dan surat utang negara, bunga simpanan yang dibayarkan koperasi, hadiah undian,
transaksi saham dan sekuritas lainnya, serta transaksi lain sebagaimana diatur dalam
peraturan.
Penghasilan dikenai pajak yang sifatnya final alias tidak bisa dikreditkan.
Mendaftar NPWP
Silahkan mendaftar diri ke KPP atau KP2KP yang wilayahnya meliputi tempat tinggal wajib
pajak atau melalui E-reg
Menghitung Pajak
*Norma perhitungan penghasilan netto berdasarkan PER-17/PJ/2015 untuk wajib pajak yang
tidak menyelenggarakan pembukuan
Membayar Pajak
Membayar pajak ke rekening kas negara secara elektronik menggunakan kode billing melalui
berbagai macam pembayaran
Melapor SPT Tahunan
Pelaporan SPT Tahunan merupakan muara pemenuhan kewajiban perpajakan secara self
assesment
Norma Penghitungan Neto adalah norma yang dapat digunakan oleh Wajib Pajak
dalam penghitungan penghasilan neto dalam satu tahun pajak sebagai dasar
penghitungan PPh Pasal 25/29 terutang.
Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai peredaran bruto/omzet bruto tidak lebih
dari Rp.4.800.000.000,- dalam satu tahun pajak berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2008 Tentang PPh dan PP Nomor 46 Tahun 2013 serta PP Nomor
23 Tahun 2018.
Khusus mulai bulan Juli 2013 penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2013.
Khusus mulai bulan Juli 2018 penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto
sesuai dengan PP Nomor 23 Tahun 2018.
Penghitungan penghasilan neto Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis
usaha atau pekerjaan bebas, dilakukan terhadap masing-masing jenis usaha atau
pekerjaan bebas dengan memperhatikan pengelompokan wilayah pengenaan norma.
Penghasilan neto Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha atau
pekerjaan bebas adalah penjumlahan penghasilan neto dari masing-masing jenis usaha
atau pekerjaan bebas yang dihitung.
Penghasilan neto bagi tiap jenis usaha dihitung dengan cara mengalikan angka
persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto dengan peredaran bruto atau
penghasilan bruto dari kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dalam 1 (satu) Tahun
Pajak.
Dalam menghitung besarnya Pajak Penghasilan yang terutang oleh WP OP, sebelum
dilakukan penerapan tarif umum Pajak Penghasilan, terlebih dahulu dihitung
Penghasilan Kena Pajak dengan mengurangkan Penghasilan Tidak Kena Pajak dari
penghasilan neto tersebut.
Contoh Menghitung Pajak Freelance
Ridwan belum menikah serta bekerja sebagai konsultan hukum di Jakarta. Penghasilan
bulanan Ridwan adalah Rp10 juta dari profesi tersebut.
Untuk menghitung pajak, Ridwan bisa memakai Norma Penghitungan Penghasilan Netto
(NPPN) dengan rumus berikut:
PPh 21 yang harus dibayar dalam setahun: 5% x Rp6 juta = Rp300 ribu.
Contoh Perhitungan dengan Norma Penghasilan Neto Untuk Tahun Pajak 2019 :
Tuan Adit adalah seorang dokter di Purwokerto yang membuka usaha praktek dokter
(klinik kesehatan).
Dari pekerjaan bebas sebagai dokter tersebut tuan Adit memperoleh penghasilan kotor
(bruto) dalam bulan Januari s/d Desember adalah sebesar Rp.600.000.000,00.
Penghasilan Neto tuan Adit dalam setahun (Januari s/d Desember 2019) dihitung
sebagai berikut :
Penghasilan Bruto : 600.000.000
Tarif Norma Penghasilan Neto : 50 %
Penghasilan Neto : 300.000.000 (600.000.000 x 50 %)
Contoh perhitungan dengan norma Penghasilan Neto Untuk Tahun Pajak 2015 :
Tuan Adit adalah seorang dokter di Purwokerto yang membuka usaha praktek dokter
(klinik kesehatan).
Dari pekerjaan bebas sebagai dokter tersebut tuan Adit memperoleh penghasilan kotor
(bruto) dalam bulan Januari s/d Desember adalah sebesar Rp.600.000.000,00.
Penghasilan Neto tuan Adit dalam setahun (Januari s/d Desember 2015) dihitung
sebagai berikut :
Penghasilan Bruto : 600.000.000
Tarif Norma Penghasilan Neto : 40 %
Penghasilan Neto : 240.000.000 (600.000.000 x 40 %).
Daftar pertanyaan kelompok:
1.Apakah batas omset 4.8M omset pusat saja atau omset cabang untuk perusahaan
yang buka usaha di mall dan memiliki beberapa cabang?
Jawab:
Banyak Wajib Pajak memiliki tempat usaha di beberapa tempat. Mungkin Wajib Pajak orang
pribadi memiliki beberapa toko di beberapa mall.
Apakah batasan omset Rp 4,8 miliar itu omset pusat saja atau termasuk omset cabang?
Jawabannya: total semua omset termasuk semua cabang.
Masing-masing cabang wajib membayar PPh Setengah Persen. Tetapi ketentuan batasan
omset yang dapat memanfaatkan PP 23 merupakan hal yang berbeda.
Ketentuan omset Rp 4,8 miliar juga berlaku bagi Wajib Pajak orang pribadi yang suami dan
istrinya memiliki usaha. Omset usaha suami harus digabung dengan omset usaha istri. Jika
total omset melebihi jumlah Rp 4,8 miliar maka tidak boleh menggunakan PPh Setengah
Persen.
Peredaran bruto adalah seluruh imbalan atau nilai pengganti berupa uang atau nilai uang
yang diterima atau diperoleh dari usaha, sebelum dikurangi potongan penjualan, potongan
tunai, dan/atau potongan sejenis.
2. Bagaimana caranya mengisi SPT untuk selebritas dan pekerja bebas lainnya?
Jawab:
Buka laman DJP Online.
Masukkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Anda dan kata sandi atau password. Lalu
klik ‘Login’.
Buat SPT.
Setelah itu, pilih e-form, klik ‘Buat SPT’ dan pilih ‘Ya’ mengingat Anda menjalankan
pekerjaan bebas.
Mengisi harta.
Pada lampiran 1770-IV bagian A, isi harta yang Anda miliki sampai dengan 2019. Apabila
Anda melakukan pembukuan klik ‘pembukuan’ dan jika pencatatan maka klik ‘pencatatan’.
Katakanlah, Anda pilih ‘pencatatan’.
Mengisi utang.
Pada lampiran 1770-IV bagian B, isi utang yang Anda miliki hingga akhir 2019.
Kirim dokumen e-form.
Kemudian pada halaman berikutnya, klik ‘unggah lampiran’. Pastikan ukuran file tidak
lebih dari 40 mb dan file harus berbentuk PDF. Buka email Anda, dan salin kode verifikasi.
Setelah itu kembali ke form viewer. Lalu paste kode verifikasi, klik ‘submit’. Akan muncul
kotak dialog, lalu klik ‘Yes’. Tunggu proses submit sampai selesai. Jika sudah, nanti akan
muncul ‘submit SPT berhasil’.
Jawab:
4.Freelence kalau sepi job apakah harus bayar pajak atau tidak?
Jawab:
a. Rp 54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang pribadi;
b. Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang
kawin;
c. Rp 54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) tambahan untuk seorang isteri yang
penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana dimaksud dalam pasal 8
ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1983 tentang PajakPenghasilan sebagaimana terlah
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
d. Rp 4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota
keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang
menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.
Apabila penghasilan dari pekerjaan bebas tidak melebihi batasan PTKP maka tidak ada
kewajiban bagi Saudari untuk membayar pajak dan melaporkan SPT Tahunan Wajib Pajak
Orang Pribadi. Namun, jika penghasilan Saudari melebihi batasan PTKP maka Saudari wajib
membayar pajak dengan menggunakan norma penghitungan penghasilan neto.
Selanjutnya Saudari selaku pekerja bebas wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh Nomor
Pokok Wajib Pajak paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah penghasilan Saudari
melebihi PTKP.
Penghasilan yang dilaporkan di SPT PPh Orang Pribadi adalah penghasilan yang diperoleh
dalam suatu tahun pajak sehingga Saudari wajib melaporkan penghasilan dari pekerjaan
bebas (freelance) apabila diperoleh dalam tahun yang sama dengan tahun diperolehnya
penghasilan dari pekerjaan sebagai pegawai tetap.
5.
Jawab:
Dalam menjalankan Pembukuan dan Pencatatan tentu tidak terlepas dari aturan-aturan yang
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Maka, terdapat beberapa persyaratan penting yang
harus dipenuhi bagi Wajib Pajak yang menjalankan Pembukuan maupun Pencatatan.
Jawab:
Ya, WP (Wajib Pajak) sudah mempunyai NPWP maka diwajibkan untuk melaporkan
pajaknya, tanpa memperhitungkan apakah WP tersebut sebagai pegawai tetap ataupun
pekerja lepas.
Semestinya, penyelenggara kegiatan, termasuk dalam hal ini badan pemerintah, organisasi
yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya
yang menyelenggarakan kegiatan, yang membayar honorarium, hadiah, atau penghargaan
dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi berkenaan dengan suatu kegiatan,
maka wajib melakukan pemotongan pajak (berdasarkan PER - 31/PJ/2012 pasal 2 ayat 1 e).
Sebagai Dasar Pengenaan Pajaknya adalah sebesar 50% dari jumlah penghasilan bruto,
berlaku bagi Bukan Pegawai sebagaimana dimaksud dalam PER - 31/PJ/2012 pasal 3 huruf c
yang menerima imbalan dan tidak bersifat berkesinambungan, dikenakan tarif pasal 17
minimal 5%.
Karena sistem perpajakan kita menganut Self Assessment System, maka pada akhir tahun
penghasilan, maka penghasilan Bapak tersebut harus dihitung nilai pajaknya, lalu dibayarkan
nilai pajaknya serta dilaporkan dalam SPT PPh.
Jika total penghasilan setahun belum melebihi PTKP, maka Bapak belum wajib membayar
pajak, cukup melaporkan SPT Tahunan NIHIL.
Untuk melaporkan pajaknya, Bapak dapat menggunakan formulir SPT Tahunan PPh Orang
Pribadi 1770 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dengan status pengusaha / pekerjaan bebas.
Formulir tersebut bisa Bapak dapatkan dari www.pajak.go.id ataupun dari Kantor Pelayanan
Pajak terdekat.
Jawab:
Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 adalah orang
pribadi yang merupakan :
Jawab: