Anda di halaman 1dari 14

menghitung PPh Sendiri PPh pasal 25, PPh pasal 29

PPH pajak penghasilan

kewajiban PPh secara Umum untuk BADAN (PT, CV, Koperasi, Firma ).
a. Menghitung pajaknya sendiri (PPh pasal 25, PPh pasal 29, Pph Final).
b. Menghitug, memotong pajak nya orang lain atau pihak lain (antara lain
PPh pasal 21, PPh pasal 22, PPh pasal 23, PPh pasal 26

MENGHITUNG PAJAKNYA SENDIRI TAHUN 2019


Berdasarkan PP no. 23 yang mengatur PPh Final 0,5 % tahun 2019 membayar
atau menyetor PPh sendiri secara garis besar nya ada 4 jen is sebagai berikut:
1. Apabila peredaran usaha (penjualan ) setahun tidak lebih Rp 4.800.000.000
dikenakan Pph final 0,5% x penjualan setiap bulan
2. Apabila peredaran usaha (penjualan ) setahun lebih Rp 4.800.000.000
dikenakan Pph pasal 25 setiap bulan ( PPh dengan tarif Umum atau tarif pasal 17)
dengan menghitung pajak antara lain :
a. PPh pasal 25, PPh yang disetor setiap bulan
b. PPh terutang setahun ( perhitungan PPh setahun)
c. PPh pasal 29, PPh yang dihitung dan disetor akhir tahun

3. Pekerjaan Bebas orang pribadi


- Tidak boleh menggunakan tarif PPh final 0,5% 5%, 15% 25% 30%
- Wajib PPh pasal 25 (tarif umum atau tarif pasal 17) yaitu:
a. PPh pasal 25, PPh yang disetor setiap bulan
b. PPh terutang setahun (perhitungan PPh setahun).
c. PPh pasal 29, PPh yang dihitung dan disetor akhir tahun

4. Penghasilan lainnya yang dikenakan PPh final menurut tarif


PPh Final sendiri-sendiri (hal 113-117)
Tidak dikenakan PPh pasal 25, tidak dikenakan PPh final 0,5%
Dikenakan pajak menurut tarifnya PPh final sendiri-sendiri.
Misalnya : menyewakan rumah PPh final 10%
Kontraktor PPh final 2%, 3% dan 4% dll.

Secara lengkap PP No. 23 mengatur sebagai berikut:


1. Wajib pajak yang dikenakan PPh final 0,5%

Usaha yang peredaran bruto tidak lebih Rp 4.800.000.000


a. Wajib Pajak Orang Pribadi , jangka waktu
b. Wajib pajak Koperasi, CV, Fa, jangka waktu
c. Wajib pajak Badan Perseroan Terbatas, (PT)

Badan yang dikenakan PPh final 0,5% hanya PT, CV, Koperasi dan
Firma , badan lainnya dikenakan PPh pasal 25 ( tarif umum/tarif
pasal pasal 17).
2. Bila peredaran bruto lebih dari Rp 4.800.000.000, pada tahun
Berjalan atau melewati jangka waktu badan tarif 25%
maka untuk tahun-tahun berikutnya dikenakan PPh dengan tahun 2020 tarif 22%
tarif umum 2021 2022 17%
a. Tarif pasal 17(1) huruf a untuk wajib pajak Orang pribadi
b. Tarif pasal 17 (2a) atau pasal 31 E undang-undang PPh
Wajib Pajak badan. de
3. Usaha yang peredaran bruto lebih Rp 4.800.000.000
tidak dikenakan PPh final 0,5%, tetapi dikenakan PPh pasal 25
apabila:
a. Memilih dikenakan menghitung pajak dengan tarif umum
atau tarif pasal 17 . Apabila memilih harus menyampaikan
pemberitahunan ke kantor pajak dan untuk tahun
selanjutnya tidak bisa lagi dkenakan PPh final 0,5%
b. Persekutuan Komanditer (CV dan Firma)
- yang dibentuk oleh beberapa wajib pajak orang pribadi yang
memiliki keahlian khusus
- dan menyerahkan jasa sejenis dengan jasa pekerjaan bebas
c. Wajib pajak Badan yang mendapat fasilitas PPh
- pasal 31 A UU PPh atau PP No. 94 tahun 2010
d. Bentuk Usaha Tetap

4. Yang tidak termasuk kena PPh Final 0,5 % berarti pengenaan


pajak dengan tarif (tarif pasal 17)
a. Pekerjaan bebas
b. Penghasilan dari usaha yang dikenakan PPh final lainnya
c. Penghasilan yang dari luar negeri yang pajak nya terutang
atau telah dibayar di luar negeri.
d. Penghasilan yang tidak dikenakan pajak penghasilan

Yang dimaksud pekerjaan bebas :


Jasa pekerjaan Bebas adalah penghasilan dari:
- Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari
pengacara , akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai
dan aktuaris.
- pemain musik, pembawa acara , penyanyi, bintang film
bintang sinet (multilevel
peragawan/wati. Pemain drama dan penari
- olahragawan
- penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh dan
moderator.
- peneliti, penerjemah
- agen iklan
- pengawas atau pengelola proyek
- perantara
- petugas penjaja barang dagangan
- agen asuransi
- distributor perusahaanpemasaran berjenjang
(multilevel marketing). Penjualan langsung (direct selling)
dan kegiatan sejenis lainnya.

YANG DIMAKSUD PENGHASILAN DIKENAKAN PPh FINAL lainnya


- Penghasilan Sewa Rumah
- Penghasilan jasa konstruksi
- saat membahas PPh pasal 4 ayat (2)

MEMPELAJARI PPh SECARA GARIS BESARNYA ADA 5 HAL


1. Siapa yang dikenakan PPh ? (subyek pajak).
2. Apa yang dikenakan PPh ? (obyek pajak)
3. dari mana menghitung PPh ? (penghasilan kena pajak).
4. Berapa besarnya PPh ? (tarif Pph).
5. Peraturan pajak lainnya yang mengatur Pph secara khusus.

SIAPA YANG DIKENAKAN PAJAK PENGHASILAN (PPh).


yang dikenakan PPh adalah
* Orang pribadi
* Warisan yang belum dibagi BB)
*Badan (PT, CV, Yayasan, Koperasi, lembaga dll)
* Bentuk Usaha Tetap (BUT) yaitu perusahaan ada di Indonesia
yang punya kantor pusat di luar negeri.
BB). Contoh warisan yang belum dibagi
Budi punya usaha meninggal dunia, usahanya sebagai
warisan masih jalan terus dan belum dibagi, maka usahanya
tetap dikenakan pajak sebagai warisan belum dibagi (nama
di SPT alm. Budi, NPWP Budi, yang tanda tangan bisa Istri ,
bisa anak).

Wajib Pajak Dibagi menjadi 2 yaitu


1. WP Dalam Negeri
* orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu
12 bulan atau orang pribadi yg dalam suatu tahun pajak
berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat
tinggal di Indoensia
* Badan yang didikan di Indoensia dan bertempat kedudukan
di Indonesia
* Warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak.
2. Wajib Pajak Luar negeri
* Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia
atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan.
* Badan yang tidak didirikan di Indonesia dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia yang menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia
* Badan yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau bukan dari
melakukan kegiatan melalui bentuk Usaha tetap di Indonesia

TIDAK TERMASUK WAJIB PAJAK


1. Badan perwakilan asing
2. Pejabat perwakilan diplomatic, pejabat2 lain dr negara asing
3. Organisasi Internasional
4. Pejabat2 perwakilan organisasi Internasional.

APA YANG DIKENAKAN PPh


Yang dikenakan PPh adalah PENGHASILAN
Pengertian Penghasilan ( pasal 4 ayat 1 UU PPh)
* Setiap tambahan kemampuan ekonomis diterima atau
diperoleh wajib pajak baik dari Indonesia maupun
dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi
atau menambah kekayaan wajib pajak dengan nama dan
dalam bentuk apapun

Termasuk penghasilan yang dikenakan PPh antara lain


a. Penghasilan /imbalan sehubungan dg pekerjaan (gaji, upah
honorarium dan lainnya).
b. Laba usaha
c. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan
penghargaan .
d. Keuntungan penjualan atau pengalihan harta
e. Penerimaan kembali pajak yang telah dibebankan sbg biaya
f. Bunga termasuk premium, diskonto , imbalan jaminan
pengembalian hutang
g. Deviden dg nama dan bentuk apapun termasuk dividen
pemegang polis asuransi dan pembagian SHU koperasi
i. Sewa atau penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta.
j. Penerimaan pembayaran berkala.
k. Keuntungan karena pembebesan hutang s/d jumlah tertentu
yang ditetapkan Men. Keu.
l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing
m. Selisih lebih karena penilaian kembali AT
n. Premi asuransi
o. Iuran yang diterima perkumpulan dari anggota yang
terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha/pekerjaan
bebas.
p. Tambahan kekayaan neto berasal dari penghasilan yang
belum kena pajak
q. Penghasilan dari usaha yang berbasis syariah
r. Imbalan bunga yang diatur dalam KUP
s. Surplus BI
TIDAK TERMASUK OBYEK PPh (tidak dikenakan PPh).
a. Bantuan/sumbangan termasuk zakat yang diterima oleh
Badan Amil Zakat / Lembaga amil zakat yang dibentuk dan
disyahkan oleh pemerintah, serta harta hibah yg diterima oleh
keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan
oleh badan keagmaan atau badan pendidikan atau badan
sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang diterapkan
oleh menteri keunagan sepanjang tidak ada hubungan dengan
usaha, pekerjaan, kepemilikan, penguasaan antara pihak2 ybs
b. Warisan
c. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan
sebagai pengganti saham atau penyertaan modal
d. Pengganti atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan
atau jasa dalam bentuk natura atau kenikmatan dari wajib
pajak atau pemerintah
e. Pembayaran dari asuransi kepada orang pribadi sehubungan
dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi
jiwa, asuransi dwiguna dan asuransi beasiswa
f. Deviden atau bagian laba yang diterima atau diperoleh
perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi,
BUMN, BUMD dari penyertaan pada badan usaha yang didirikan
dan berkedudukan di Indonesia dengan syarat : memiliki saham
25% atau lebih
g. Iuran yang diterima Dana Pensiun yang disyahkan Menteri
Keuangan
h. Penghasilan dari modal yang ditanam Dana Pensiun dalam
bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan
i. Bagian laba yang diterima dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham, persekutuan, perkumpulan,
firma dan kongsi
j. Bunga obligasi yang diterima Reksa Dana selama 5 tahun pertama
sejak pendirian perusahan atau ijin usaha
k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan Modal
Ventura berupa laba dari pasangan usaha yang didirikan dan
menjalankan usaha di Indonesia dengan syarat :
- Badan tersebut merupakan pengusaha kecil, menengah atau
menjalankan usaha dalam sektor ditetapkan Menteri Keuangan
- Sahamnya tidak diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
l. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu

DARI MANA MENGHITUNG PPh


yang menjadi dasar untuk menghitung PPh adalah Penghasilan
Kena Pajak (PKP )
Untuk bentuk Usaha (Badan). PT, CV, Yayasan, Koperasi , dll
penjualan Rp XX Rp1,000
Harga pokok penjualan Rp XX Rp700
laba Kotor Rp XX Rp300
Biaya-Biaya Rp XX Rp100
Laba bersih (penghasilan neto) Rp XX Rp200

Untuk bentuk Usaha Orang pribadi


penjualan Rp XX Rp1,000
Harga pokok penjualan Rp XX Rp700
laba Kotor Rp XX Rp300
Biaya-Biaya Rp XX Rp100
Laba bersih (penghasilan neto) Rp XX Rp200
Penghasilan Tidak kena pajak) Rp XX Rp50
Penghasilan kena pajak Rp150

PTKP ( PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK)


adalah batas penghasilan yang tidak dikenakan pajak
untuk wajib pajak Orang pribadi sesuai jumlah tanggungan
keluarga.
PTKP masih sendiri (belum menikah, duda, janda) TK/..
PTKP Menikah K/...

PTKP setahun tahun 2020


1. untuk diri sendiri wajib pajak Rp54,000,000
2. Tambahan menikah/kawin Rp4,500,000
3. tambahan tanggungan keluarga
maksimal 3 orang/anak @ Rp4,500,000
4. Untuk istri yang penghasilannya
di gabung dg penghasilan suami
diberi tambahan PTKP Rp54,000,000

Anton TK K/0 K/1 K/2


diri WP Rp54,000,000 Rp54,000,000 Rp54,000,000 Rp54,000,000
Tamb. Kawin Rp4,500,000 Rp4,500,000 Rp4,500,000
tanggungan 1 Rp4,500,000 Rp4,500,000
Tanggungan 2 Rp4,500,000
tanggungan 3
jumlah PTKP Rp54,000,000 Rp58,500,000 Rp63,000,000 Rp67,500,000

Anton TK /1 TK/2 TK/3 TK/4


diri WP Rp54,000,000 Rp54,000,000 Rp54,000,000 Rp54,000,000
Tamb. Kawin
tanggungan 1 Rp4,500,000 Rp4,500,000 Rp4,500,000 Rp4,500,000
Tanggungan 2 Rp4,500,000 Rp4,500,000 Rp4,500,000
tanggungan 3 Rp4,500,000 Rp4,500,000
Tambhan istri
jumlah PTKP Rp58,500,000 Rp63,000,000 Rp67,500,000 Rp67,500,000

TARIF PPh ORANG PRIBADI

Pnghasilan kena pajak Tarif (NPWP) Tarif ( Non NPWP)


sampain dengan Rp 50.000.000 5% 6%
Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15% 18%
Diatas Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000 25% 30%
Diatas Rp 500.000.000 30% 36%

Penghasilan kena pajak (PKP).


PKP Rp600,000,000 Rp500,000,000 Rp400,000,000 Rp300,000,000
5% 5%x50.000.000 5%x50.000.000 5%x50.000.000 5%x50.000.000
15% 15%x200.000.000 15%x200.000.000 15%x200.000.000 15%x200.000.000
25% 25%x250.000.000 25%x250.000.000 25%x150.000.000
30% 30%x100.000.000

PKP Rp100,000,000 Rp50,000,000 Rp20,000,000


5% 5%x50.000.000 5%x50.000.000 5%x20.000.000
15% 15%x 50.000.000
25%
30%
Jawab:
PKP Rp600,000,000 Rp500,000,000 Rp400,000,000 Rp300,000,000
5% 2,500,000 2,500,000 2,500,000 2,500,000
15% 30,000,000 30,000,000 30,000,000 30,000,000
25% 62,500,000 62,500,000 37,500,000
30% 30,000,000
jumlah pajak 125,000,000 95,000,000 70,000,000 32,500,000

PKP Rp100,000,000 Rp50,000,000 Rp20,000,000


5% 2,500,000 2,500,000 1,000,000
15% 7,500,000
25%
30%
jumlah pajak 10,000,000 2,500,000 1,000,000

Contoh Orang pribadi yng memiliki Usaha

Budi telah menikah mempunyai 1 orang anak (K/1) dalam tahun 2019
melakukan penjualan Rp 5.700.000.000, harga pokok penjualan
Rp 5.000.000.000, Biaya usaha Rp 200.000.000 (asumsi angka-angka
tersebut sesuai UU PPh) . Hitung PPh teutang tahun 2019.
Jawab.
Penjualan Rp5,700,000,000
HPP Rp5,000,000,000
Laba kotor Rp700,000,000
Biaya usaha Rp200,000,000
Laba bersih Rp500,000,000
PTKP 63,000,000
Penghasilan Kena pajak Rp437,000,000
PPH terutang 5%x50.000.000 2,500,000
15%x200.000.000 30,000,000
25%x187.000.000 46,750,000
79,250,000
Bila penjualan saya ganti
Budi telah menikah mempunyai 1 orang anak (K/1) dalam tahun 2019
melakukan penjualan Rp 4. 800.000.000 (atau dibawahnya ) , harga pokok penjualan
Rp 5.000.000.000, Biaya usaha Rp 200.000.000 (asumsi angka-angka
tersebut sesuai UU PPh) . Hitung PPh teutang tahun 2019.
Jawab.
Penjualan Rp4,800,000,000
HPP Rp5,000,000,000
Laba kotor -Rp200,000,000
Biaya usaha Rp200,000,000
Laba bersih -Rp400,000,000
PTKP 63,000,000
Penghasilan Kena pajak -Rp463,000,000
PPH terutang NIHIL (rugi tidak kena pajak).

Namun pajak memberi aturan bila omzet /penjualan sampai Rp 4.800.000.000


maka pembayaran pajak bisa menggu -
tarif 0,5%x penjualan /omzet, dengan WP Budi membayar pajak
sebesar 0,5%xRp 4.800.000.000 atau Rp 24,000,000

Soal : Istri punya usaha digabung dengan penghasilan suami


Budi beristri dengan tiga anak tahun 2019 dagang alat listrik penjualan Rp 6.000.000.000
, HPP Rp 5.000.000.000, Biaya Usaha Rp 500.000.000. Istri mempunyai Toko
dengan penjualan Rp 500.000.000 (asumsi angka sesuai UU PPh), HPP Rp 300.000.000
Biaya usaha Rp 50.000.000
Hitung: PPh teutang tahun 2019
Jawab : suami Istri
Penjualan Rp6,000,000,000 Rp500,000,000
HPP Rp5,000,000,000 Rp300,000,000
laba kotor Rp1,000,000,000 Rp200,000,000
Biaya usaha Rp500,000,000 Rp50,000,000
laba bersih Rp500,000,000 Rp150,000,000
jumlah penghasilan neto Rp650,000,000 (berasal dari Rp 500.000.000+Rp 150.000.000)
PTKP K/I/3 126,000,000
PKP (penghasilan kena pajak ) Rp524,000,000
pajak terutang 2,500,000
30,000,000
62,500,000
7,200,000
102,200,000
Bila penjualan suami diganti dengan Rp 800.000.000 dan Istri penjualan diganti dengan
Rp 600.000.000 maka pajak terutang menggunakan 0,5% X omzet /penjualan suamid istri

Soal untuk dikerjakan pajak terutang


Nama A (TK) B (K/0) C (K/4) D (K/4)
penjualan Rp3,000,000,000 Rp4,800,000,000 Rp6,000,000,000 Rp8,000,000,000
HPP Rp2,000,000,000 Rp4,500,000,000 Rp5,000,000,000 Rp7,500,000,000
laba(Rugi) Kotor)
Biaya usaha Rp1,000,000,000 Rp500,000,000 Rp500,000,000 Rp600,000,000
laba bersih
PTKP

* perhatian yang boleh menggunakan 0,5% jika omzet s


maksimal Rp 4.800.000.000 ke bawah.
7 Tahun
4 Tahun
3 tahun
020 tarif 22%
misalnya PTKP Rp 50

K/3 K/4
Rp54,000,000 Rp54,000,000
Rp4,500,000 Rp4,500,000
Rp4,500,000 Rp4,500,000
Rp4,500,000 Rp4,500,000
Rp4,500,000 Rp4,500,000
Rp72,000,000 Rp72,000,000

K/I/4 K/4
Rp54,000,000 Rp54,000,000
Rp4,500,000 Rp4,500,000
Rp4,500,000 Rp4,500,000
Rp4,500,000 Rp4,500,000
Rp4,500,000 Rp4,500,000
Rp54,000,000
Rp126,000,000 Rp72,000,000
Rp200,000,000
5%x50.000.000
15%x150.000.000

Rp200,000,000
2,500,000
22,500,000

25,000,000
0+Rp 150.000.000)

Anda mungkin juga menyukai