Anda di halaman 1dari 3

Generasi Muda Masa Depan Bangsa

Modernisasi sebagai bentuk perubahan sosial merupakan


konsekuensi logis dari kondisi dunia yang semakin mengglobal. Globalisasi
merupakan konsep yang banyak digunakan untuk merespon kondisi dunia
yang tanpa batas atau sekat. Salah satu realitas yang harus selalu dikritisi
untuk menyikapi globalisasi adalah bahwa globalisasi dengan modernisasi
ternyata telah menggerus bahkan telah mematikan nilai-nilai kearifan lokal
suatu daerah. Melalui proses globalisasi telah sedikit demi sedikit mengubah
prespektif, gaya hidup, dan perilaku individu, dan disadari atau tidak,
globalisasi telah mengikis nilai-nilai humanisme, ikatan, dan hubungan
sosial. Oleh karena itu pembentukan karakter dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, serta melibatkan aspek: knowledge, feeling, loving,
dan acting. Pembentukan karakter dapat diibaratkan sebagai pembentukan
seseorang menjadi body builder (binaragawan) yang memerlukan latihan
akhlak secara terus-menerus agar menjadi kokoh dan kuat. Mengingat
pentingnya penanaman karakter di usia dini dan mengingat usia prasekolah
merupakan masa persiapan untuk sekolah yang sesungguhnya, maka
penanaman karakter yang baik perlu dimulai sejak anak usia
dini/prasekolah.
Identitas mahasiswa sebagai agent of change masih kental terasa.
Dengan peran mahasiswa sebagai penerus, pembangun, dan calon pemimpin
masa depan yang akan menjadi harapan untuk mengelola bangsa ini.
Artinya, mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan merupakan bagian
dari perubahan segi akademis dan juga pembangun bangsa untuk lebih maju
kedepannya.
Saat ini karakter mahasiswa yang dibutuhkan adalah bukan sekedar
mahasiswa yang pintar dalam akademisnya saja, tetapi juga yang pandai
berbicara, profesional dalam kehidupan, kemudian senantiasa kontrbutif
terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk menggapai karakter yang di atas
tidaklah mudah. Mahasiswa memerlukan konsep dan tindakan nyata untuk
membangun sikap demi mencapai itu semua. Seperti membangun jiwa
kepemimpinan, menjadi orang yang berintegritas, dan membangun
integritas kepemimpinan. Dengan menggunakan ketiga konsep tersebut,
mahasiswa diharapkan mampu menjalankan perannya sebagai penerus,
pembangun, dan calon pemimpin masa depan yang baik.
1. Membangun Jiwa Kepemimpinan
            Kepemimpinan adalah proses dalam mengarahkan dan memengaruhi
para anggota dalam hal berbagai aktivitas yang harus dilakukan. Pemimpin
dapat didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki kemampuan untuk
memengarui perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga
orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak
memimpin mereka.
            Kepemimpinan itu dikembangkan, bukan ditemukan. Orang yang
terlahir sebagai pimpinan sejati akan selalu menonjol, tetapi untuk tetap
konsisten, karakteristik kepemimpinan alamiah haruslah dikembangkan.
  Bakat kepemimpinan itu sebenarnya tidaklah dilahirkan. Bakat
tersebut muncul melalui keterampilan yang terus-menerus diasah dan
dikembangkan. Semua didapat melalui latihan-latihan yang memakan waktu
cukup lama.
            Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan dan
melatih jiwa kepemimpinan kita. Misalnya, mengikuti organisasi kampus
atau UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Dengan mengikuti organisasi, kita
bisa mengasah kemampuan berkomunikasi, berdiskusi, dan berinteraksi.
Selain itu kita juga dapat membentuk pola pikir yang lebih baik. Namun
rasa malas juga mempengaruhi banyak mahasiswa untuk tidak
berorganisasi, beberapa diantara mereka mengatakan berorganisasi hanya
banyak menguras tenaga, bahkan ada yang berpendapat bahwa berorganisasi
hanya membuang-buang waktu saja.
            Semua tergantung pada pribadi masing-masing. Mau dilihat dari segi
positifnya kah atau negatifnya. Padahal jika rasakan, organisasi banyak
memberikan nilai-nilai yang positif dibandingkan negatifnya. Contohnya,
berorganisasi sangat membantu mahasiswa dalam membangun soft skill
seperti jiwa kepemimpinan untuk persiapan dunia pasca sarjana.
2. Menjadi Orang yang Berintegritas
            Salah satu kualitas dan karakteristik yang diperlukan dalam
kepemimpinan adalah Integritas. Integritas juga bisa memiliki arti lebih
umum dalam percakapan sehari-hari. Kita menggunakannya untuk
menggambarkan kualitas yang berhubungan dengan kebenaran dan
moralitas. Integritas mengandung arti bahwa kita adalah orang yang ‘lurus’,
jujur dan tulus. Kita bisa dipercayai karena adanya konsistensi kata, sifat
dan tindakan. Inilah wujud luar dari integritas yang tertanam dalam batin.
            Mahasiswa yang berintegritas berarti berkarakter, berprinsip serta
konsisten di dalam menjalankan kehidupan. Akan tetapi, masih banyak
ditemukan sikap inkonsistensi yang ditunjukkan oleh mahasiswa itu sendiri.
Seperti contoh berikut; bentuk inkonsistensi yang paling sering ditemukan
adalah menunda-nunda atau malas untuk membuat tugas kuliah.
            Bagi sebagian mahasiswa, melakukan rutinitas perkuliahan
kadangkala terasa membosankan. Selama mahasiswa menganggap kuliah
sebagai beban. Maka kuliah akan terasa berat dijalani. Sehingga pada
akhirnya mahasiswa akan bermalas-malasan dalam menjalankan
aktivitasnya. Untuk itu perlu adanya niat dan konsistensi pada seorang
mahasiswa agar supaya dapat menjadi mahasiswa yang berprinsip dan
terhindar dari sikap inkonsistensi.
3. Membangun integritas kepemimpinan
            Membangun integritas kepemimpinan merupakan bentuk konsisten
menumbuhkan dan menunjukkan keteladanan dalam mempengaruhi orang
lain berarti memberikan daya dorong untuk memotivasi diri kita dalam
membangun integritas, yang secara tidak langsung mendorong orang lain
untuk memahami secara mendalam prinsip dalam menumbuh kembangkan
integritas yang kita sebut dengan sikap berprinsip.
            Pemimpin dengan integritas adalah seorang yang mempunyai
kepribadian utuh dalam kata dan perbuatan. Sebagaimana perilakunya di
depan umum. Sebagai seorang pemimpin, ia selalu melakukan apa yang
dikatakannya dan mengatakan apa yang dilakukannya.
            Integritas adalah modal utama seorang pemimpin, namun sekaligus
modal yang paling jarang dimiliki oleh pemimpin. Integritas juga
merupakan keadaan dimana sesuatu sama dan lengkap dalam suatu
kesatuan.

Anda mungkin juga menyukai