- Objek PPh 23
1. Dividen
2. Bunga
3. Royalti
4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh
21
5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali
sewa dan penghasilan lain sehubungan penggunaan harta yang telah dikenai
PPh 4 ayat 2
6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa
konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh 21
- Tarif pph 23
3. Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi dan jasa konsultan.
4. Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya adalah yang diuraikan dalam
Peraturan Menteri Keuangan No. 141/PMK.03/2015 dan efektif mulai berlaku pada
tanggal 24 Agustus 2015.
5. Bagi Wajib Pajak yang tidak ber-NPWP akan dipotong 100% lebih tinggi dari tarif
PPh Pasal 23.
3.PPH 26
Seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang
tidak didirikan atau berada di Indonesia, yang mengoperasikan usahanya melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.
Seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang
tidak didirikan atau berada di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia tidak melalui menjalankan usaha melalui suatu bentuk
usaha tetap di Indonesia.
1. Dividen
2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan
3. Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
4. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
5. Imbalan dan penghargaan
6. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
7. Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya
8. Keuntungan karena pembebasan utang
- Tarif PPH 26
o Badan Usaha meliputi industri semen, kertas, baja, otomotif, dan farmasi
o Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)
o Produsen atau importir bahan bakar minyak
o Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri baja
o Pedagang pengumpul (pengumpul hasil hutan, perkebunan, pertanian, dsb).
o Badan Usaha meliputi industri semen, kertas, baja, otomotif, dan farmasi
o Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)
o Produsen atau importir bahan bakar minyak
o Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri baja
o Pedagang pengumpul (pengumpul hasil hutan, perkebunan, pertanian, dsb).
- Tarif
1. Tarif PPh 22 sebesar 2,5% dan 7,5% atas Impor
2. Tarif PPh Pasal 22 sebesar 1,5% atas Pembelian
3. Tarif PPh 22 atas Penjualan Hasil Produksi Tertentu
Kertas: 0.1% dari DPP PPN
semen: 0.25% dari DPP PPN
Baja: 0.3% dari DPP PPN
Otomotif: 0.45% dari DPP PPN
Semua jenis obat: 0,3% dari DPP PPN
4. Tarif PPh Pasal 22 Hasil Produksi Migas
5. Tarif PPh 22 sebesar 0,25% atas Pembelian Bahan untuk Industri
6. Tarif PPh Pasal 22 sebesar 0,5% atas Impor Komoditas
7. Tarif PPh 22 sebesar 1,5% atas Ekspor Komoditas Tambang
8. Tarif PPh 22 sebesar 0,45% atas Penjualan Kendaraan Bermotor
9. Tarif PPh 22 sebesar 0,45% atas Penjualan Emas BatanganTarif PPh
10. Pasal 22 Barang Mewah
Tarif PPh 22 sebesar 1% atas Penjualan Barang Mewah
Tarif PPh Pasal 22 sebesar 5% atas Penjualan Barang Mewah
5. PPH 29
- Subjek pajak
o wajib Pajak Pribadi
o Wajib Pajak Badan
- Objek pajak
o penghasilan yang kurang bayar pajak dari SPT Tahunan WP Pribadi dan
Badan bersangkutan.
- Tarif
o Tarif WP Orang Pribadi PPh 29 yaitu menggunakan rumus: PPh Pasal 25 yang
sudah lunas = 0,75 x omset setiap bulan/jumlah penghasilan setiap bulan. PPh
Pasal 29 yang harus dibayar/dilunasi = PPh terutang – PPh 25 yang sudah
lunas.
6. PPH 15
- Subjek pajak
o WP Pekerja asing di perusahaan pengeboran migas di Indonesia. WP yang
melakukan investasi dalam bentuk BOT. WP Perusahaan dagang asing luar
negeri yang memiliki kantor perwakilan di Indonesia. WP Perusahaan jasa
maklon internasional di bidang produksi mainan anak-anak.
- Objek pajak
o 0bjek pajak dalam jenis PPh Pasal 15 ini lebih kepada biaya pabrikan langsung
dan tidak langsung, serta terkait biaya umum dan juga administrasi sesuai
dengan pembukuan komersial dari Wajib Pajak, selain biaya yang merupakan
bahan baku miliki prinsipal.
- Tarif
7. PPH 25
- Subjek pajak
Pertama, wajib pajak orang pribadi yang memiliki kegiatan usaha, seperti pedagang
atau penyedia jasa. Kedua, wajib pajak badan yang melakukan kegiatan usaha, seperti
pedagang atau penyedia jasa.
- Objek pajak
- penghasilan yang diperoleh oleh Wajib Pajak baik itu pribadi maupun badan dari
kegiatan usaha yang mereka lakukan.
- Tarif
o jika penghasilan antara 4,8 miliar hingga 50 miliar rupiah, maka tarif PPh
yang dikenakan pada badan tersebut sebesar 25% – (0,6 Miliar ÷ penghasilan
kotor) x PKP. Apabila penghasilan lebih dari 50 miliar rupiah, maka
perhitungan PPh-nya dikenakan tarif sebesar 25% x PKP
- Subjek pajak
- Objek pajak
- Tarif