NPM : 20017291
Prodi : Manajemen
Semester :5
Mata Kuliah : Hukum Pajak dan Perpajakan
Dosen : Drs.Haris Sunarto Hasan, SH, MM, MBA, Ak, CA.
UTS
2. Apakah perbedaan antara subjek pajak dan wajib pajak? Berikan contohnya!
Subjek pajak adalah istilah dalam peraturan perundang undangan perpajakan untuk
perorangan atau organisasi berdasarkan peraturan perundang undangan perpajakan yang
berlaku. Seseorang atau suatu badan merupakan subjek pajak, tetapi bukan berarti orang
atau badan itu punya kewajiban pajak. Pengertian disini meliputi orang pribadi, warisan
yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, badan, dan bentuk usaha tetap.
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar, pemotong dan
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan. Contoh wajib pajak Perseroan Terbatas (PT),
Perseroan Komanditer (CV), Perseroan Lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Badan
Usaha Milik Daerah, Firma, Koperasi, Kongsi, Persekutuan.
3. Apa yang disebut dengan Bentuk Usaha Tetap? Jelaskan secara lengkap !
Bentuk usaha tetap (BUT) adalah sebuah bentuk badan usaha tetap yang dipergunakan
subjek pajak luar negeri (non-resident taxpayer) baik orang pribadi (nature person) atau
badan (legal person) untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.
7. Apakah dasar yang dipakai untuk menghitung besarnya pemungutan oleh pemotong
pajak penghasilan pasal 22, dan sebutkan pula opjek PPh pasal 23.
Dasar pemungutan dan besarnya pungutan ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan berdasarkan pertimbangan, bahwa jumlah pungutan itu diperkirakan
mendekati jumlah pajak yang terutang atas penghasilan dari kegiatan usaha yang
bersangkutan.
8. Jelaskan apa yang dimaksud pajak penghasilan pasal 24, pasal 25, pasal 4 ayat 2, pasal 15
dan pasal 29.
Definisi PPh Pasal 24 adalah pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas
penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri, di
mana pembayaran pajaknya bisa dikreditkan. Sehingga jumlah pajak yang dibayar di
Indonesia dapat dikurangi dengan jumlah pajak yang telah dibayarkan di luar negeri
tersebut. Dengan demikian tidak terkena pajak berganda.
Definisi PPh Pasal 25 adalah pajak yang dibayar secara angsuran setiap bulannya dalam
tahun pajak berjalan dengan tujuan untuk meringankan beban wajib pajak, mengingat
pajak yang terutang harus dilunasi dalam waktu satu tahun.
Definisi PPh Pasal 4 ayat 2 atau juga disebut PPh Final adalah pajak penghasilan yang
dikenakan atas beberapa jenis penghasilan yang didapatkan dan pemotongan pajaknya
bersifat final serta tidak dapat dikreditkan dengan pajak penghasilan terutang. Istilah
‘Final’ di sini artinya pemotongan pajaknya dilakukan hanya sekali dalam sebuah masa
pajak.
Definisi PPh Pasal 15 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atau dipungut dari wajib
pajak yang bergerak pada industri-industri tertentu yang ditetapkan dalam UU PPh.
Definisi PPh Pasal 29 adalah pajak penghasilan atau PPh Kurang Bayar yang tercantum
dalam SPT Tahunan PPh, yaitu sisa dari PPh yang terutang dalam tahun pajak yang
bersangkutan dikurangi dengan kredit PPh (jenis PPh Pasal 21, jenis PPh 22, jenis PPh
23, jenis PPh 24) dan PPh Pasal 25.
9. Jelaskan yang dimaksud dengan PPN, PPnBM, Pajak Bea meterai, BPHTB, dan PBB.
PPN adalah pungutan pajak yang dibebankan atas transaksi jual-beli barang atau jasa
kena pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak Pribadi maupun Wajib Pajak Badan yang
telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP)
PPnBM merupakan pungutan tambahan. PPnBM hanya dipungut satu kali, yaitu pada
saat impor Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah atau atas BKP yang
tergolong mewah, atau atas BKP yang tergolong mewah yang dilakukan oleh PKP
pabrikan. PPnBM tidak dapat dikreditkan dengan PPN.
Bea meterai adalah pajak yang dikenakan atas dokumen yang bersifat perdata dan
dokumen untuk digunakan di pengadilan.
BPHTB sendiri merupakan pungutan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
Pungutan ini ditanggung oleh pembeli dan hampir mirip dengan PPh bagi penjual.
Sehingga pihak penjual dan pembeli sama-sama memiliki tanggung jawab untuk
membayar pajak.
Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang selanjutnya disebut pajak
adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan
oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha
perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.