Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nanda Novita

NIM : B1021221028
Kelas : Manajemen /C
Mata Kuliah : Dasar Dasar Perpajakan
Dosen : Ana Fitriana, SE, MM

CONTOH DARI STELSEL NYATA, ANGGARAN, DAN CAMPURAN


 STELSEL NYATA
Stelsel nyata adalah pengenaan pajak yang didasarkan pada objek atu penghasilan yang
sungguh-sungguh diperoleh dalam setiap tahun pajak atau periode pajak. Contoh dari Stelsel
nyata terdapat pada PPh Pasal 21, PPh Pasal 23, PPh pasal 4 ayat (2), PPh Pasal 15, PPh pasal
29.
1. PPh Pasal 21
Pajak yang harus dipotong oleh pemberi penghasilan yang memberikan penghasilan
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun kepada orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,jasa, dan
kegiatan yang dilakukan orang pribadi tersebut. Penerima penghasilan yang dipotong PPh
Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 adalah orang pribadi yang merupakan :
- Pegawai
- Penerima uang pesangon, pensiun, dan tunjangan hari tua, termasuk ahli.
- Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan
pemberian jasa.
- Anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai tetap
pada perusahaan yang sama.
- Mantan pegawai
- Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan
keikutsertaannya dalam suatu kegiatan.
2. PPh pasal 22
PPh Pasal 22 atas pembelian barang dan/ atau bahan-bahan untuk keperluan
kegiatan usaha terutang dan dipungut pada saat pembayaran. Pemungutan PPh Paal 22
oleh pemungut pajak wajib disetor oleh pemungut ke kas Negara melalui kantor pos,
bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh mentri keuangan dengan menggunakan NPWP
BUMN.

3. PPh Pasal 23
Pajak penghasilan yang mekanisme pelunasannya adalah dipotong oleh pemberi
penghasilan. Dalam hal ini, penerima penghasilan berhak memperoleh bukti pemotongan
tidak melakukan pemotongan pajak penghasilan pasal 23.
Pemotong PPh Pasal 23 :
- Badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negri, penyelenggara kegiatan, bentuk
usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negri lainnya.
- Wajib pajak orang pribadi dalam negri yang ditunjuk sebagai pemotong PPh 23,
yaitu: Akuntan, Arsitek, Dokter, Notaris, Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT)
kecuali PPAT tersebut adalah camat, Pengacara, dan konsiultan, yang melakukan
pekerjaan bebas. Dan juga orang pribadi yang menjalankan usaha yang
menyelenggarakan pembukuan.
Objek PPh pasal 23
- Dividen
- Bunga
- Royalty
- Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenis selain yang dipotong pasal 21
- Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa tanah
dan/ atau bangunan.
- Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa kontruksi

4. Pajak PP 23 Tahun 2018


Subjek dari Pajak PPm23 tahun 2018 adalah wjib pajak orang pribadi dan wajib pajak
badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, firma, atau perseroan terbatas. Objek
pajak PP 23 tahun 2018 ini adalah penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh
wajib pajak dalam negri yang memili peredaran bruto tidak melebihi Rp 4.800.000,00
dalam satu tahun pajak.

5. PPh Pasal 29
Pajak penghasilan kurang bayar yang terdapat pada SPT tahunan PPh yaitu sisa dari PPh
yang terutang dalam tahun pajak yang bersangkutan dikurangi dengan kredit PPh (PPh
Pasal 21, 22, 23, dan 24) da PPh pasal 25 dengan dasar hokum UU No. 36 Tahun 2008.
Subjek PPh 29 adalah wajib pajak pribadi dan wajib pajak badan. Sementara itu, objek
dari pajak PPh 29 adalah penghasilan yang kurang bayar pajak dari SPT tahunan WP
pribadi dan badan bersangkutan.

 STELSEL ANGGARAN
Stelsel anggaran adalah system pemungutan pajak yang perhitungannya
berdasarkan anggapan yang diatur oleh undang-undang. Contohnya seperti dalam
kaitannya pajak penghasilan, umumnya anggapan yang digunakan perhitungannya adalah
penghasilan tahun ini sama dengan penghasilan sebelumnya. Oleh karena itu, pada awal
tahun pajak sudah dapat ditetapkan berdasarkan besaran pajak terutang untuk tahun ini.
Contoh penerepannya di Indonesia adalah PPh pasal 25 atau kita kenal dengan istilah
angsuran pajak tahun berjalan. PPh Pasal 25 adalah pembayaran pajak atas penghasilan
yang dibayarkan secara angsuran tiap bulannya dengan tujuan untuk meringankan beban
wajib pajak yang kesulitan untuk melunasi pajak terutang dalam
 STELSEL CAMPURAN
Stelsel Campuran ialah kombinasi atau gabungan dari stelsel nyata dengan stelsel
anggapan. Artinya pemungutan pajak yang dilakukan terdapat 2 waktu yang berbeda,
yaitu pada selama tahun berjalan dan pada akhir tahun setelah tutup buku. Untuk lebih
jelasnya, Stelsel Campuran ialah pemungutan pajak yang dilakukan pada awal tahun,
pada saat itu pajak sudah dapat diperhitungkan berdasarkan anggapan besarnya
penghasilan selama 1 tahun yang diatur oleh undang-undang. Tapi pada akhir tahun
(setelah tutup buku), perhitungan pemungutan pajak akan dilakukan kembali berdasarkan
keadaan sebenarnya. Kemudian, pada akhir tahun jika besarnya pajak terutang lebih besar
dari pada angsuran pajak tahun berjalan (PPh Pasal 25), maka wajib pajak harus
menambah pembayaran atas keadaan sebenarnya (PPh Pasal 29). Dan begitu juga
sebaliknya, apabila pada akhir tahun perhitungan besarnya pajak terutang lebih kecil dari
pada angsuran pajak tahun berjalan (PPh Pasal 25), maka wajib pajak bisa meminta
kembali kelebihan pembayarannya (restitusi).

Anda mungkin juga menyukai