Disusun oleh:
KELOMPOK 10
Misalnya, jika jumlah penghasilan kena pajak dari luar negeri sebesar
Rp 50.000.000,- dan tarif pajak penghasilan di Indonesia sebesar 30%,
maka perhitungannya adalah sebagai berikut:
● Badan
Selanjutnya, pedagang pengecer ialah orang pribadi yang menjalankan penjualan secara
grosir ataupun eceran dan orang pribadi yang melakukan penyerahan jasa melalui suatu
tempat usaha. Tempat usaha sendiri ialah sesuatu yang sifatnya menetap, baik itu di ruko,
mall, rumah, ataupun bisnis secara online. Hal ini dikarenakan yang dilihat bukanlah cara
pemasarannya.
Penghasilan neto dikalikan dengan tarif pajak, kemudian dibagi dua belas atau
banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
Bagi wajib pajak orang pribadi, penghasilan neto terlebih dahulu dikurangkan dengan
penghasilan tidak kena pajak sebelum dikalikan dengan tarif pajak. Bagi wajib pajak
orang pribadi tertentu (OPPT) sebesar 0,75% dari jumlah peredaran bruto per bulan
dari masing-masing tempat usaha.
Yang dimaksud dengan wajib pajak orang pribadi tertentu (OPPT) adalah wajib pajak
yang melakukan kegiatan usaha sebagai pedagang pengecer yang mempunyai 1
(satu) atau lebih tempat usaha. Bagi wajib pajak yang memiliki peredaran tertentu
sesuai PP 23 th 2018 adalah sebesar 0,5% dari jumlah peredaran bruto per bulan dari
masing-masing tempat usaha.
Dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2019 tentang Fasilitas Pajak
Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau di
Daerah-daerah Tertentu terdapat kriteria dan persyaratan tertentu untuk dapat
diberikan fasilitas Pajak Penghasilan (PPh):
Kriteria tersebut yaitu:
○ memiliki nilai investasi yang tinggi atau untuk ekspor;
○ memiliki penyerapan tenaga kerja yang besar;
○ atau memiliki kandungan lokal yang tinggi.
Apabila Wajib Pajak yang telah mendapatkan fasilitas ini tidak memenuhi syarat di
atas maka fasilitas yang diberikan akan dicabut, Wajib Pajak yang bersangkutan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
berlaku, dan tidak dapat lagi diberikan fasilitas untuk Penanaman Modal di
bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu.
Pengaturan lebih lanjut fasilitas PPh pasal 31E terdapat pada Surat Edaran Dirjen
Pajak nomor: SE-66/PJ/2010. Disebutkan dalam pasal 2 SE tersebut, Wajib Pajak
tidak perlu menyampaikan permohonan untuk memanfaatkan fasilitas ini. WP dapat
langsung memanfaatkan fasilitas ini dengan cara self assesment berupa penyampaian
SPT Tahunan PPh Badan. Fasilitas ini pun bukan merupakan pilihan, alias otomatis
terpakai apabila omzet melebihi Rp4.800.000.000 namun tidak melebihi
Rp50.000.000.000.
Pengertian dari peredaran bruto sebagaimana dimaksud pada pasal 31E ayat (1) UU
PPh adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh dari kegiatan usaha Wajib Pajak
badan sebelum dikurangi dengan biaya 3M usaha, yakni untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan baik dari Indonesia maupun luar Indonesia.
Penghasilan ini meliputi:
Kasus PPh Pasal 24, PPh pasal 25, PPh WP OPPT, PPh Pasal 31A dan 31 E.
PPh Pasal 24
a. Perhitungan Kredit Pajak Luar Negeri (PPh Pasal 24)
Kasus dan Pertanyaan:
PT Sinar Gemilang di Semarang memperoleh penghasilan neto dalam tahun
2014 sebagai berikut:
- Penghasilan dalam negeri Rp. 400.000.000
- Penghasilan dari Vietnam (tarif pajak 20%) Rp. 200.000.000
Hitunglah PPh Pasal 24 atau kredit pajak luar negeri dari PT Sinar Gemilang
tahun 2014?
Jawaban:
Penghitungan PPh Pasal 24 adalah sebagai berikut:
Jawaban
Penghitungan PPh pasal 24 adalah sebagai berikut:
Jawaban
Penghitungan PPh pasal 24 adalah sebagai berikut:
PPh Pasal 25
a. Soal 1
Berdasarkan SPT Pajak Penghasilan Tahun 2018, Bintang memiliki jumlah
pajak penghasilan terutang sebesar Rp55.000.000 . Adapun jumlah kredit
pajak tuan Bintang selama tahun 2018 adalah 31.000.000 dengan rincian
sebagai berikut :
● PPh Pasal 21 Rp 15.000.000
● PPh Pasal 22 Rp 10.000.000
● PPh Pasal 23 Rp 3.000.000
● PPh Pasal 24 Rp 3.000.000
Hitunglah berapa besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk Tuan Bintang di
tahun 2019?
Jawab:
Adapun selisih antara PPh terutang dengan kredit pajak menjadi dasar
perhitungan besarnya PPh pasal 25 per bulan. Dengan demikian, perhitungan
PPh Pasal 25 tiap bulannya :
b. Soal 2
PT Jatim Asri dalam laporan tahun 2018 menunjukkan penghasilan neto
sebesar Rp 2.400.000.000 Adapun kredit pajak yang berasal dari PPh Pasal 22,
23, 24 selama tahun 2018 adalah senilai Rp. 120.000.000 Hitunglah Angsuran
PPh Pasal 25 pada tahun 2019!
Jawab :
Adapun selisih antara PPh terutang dengan kredit pajak menjadi dasar
perhitungan besarnya PPh Pasal 25 per bulan. Dengan demikian, perhitungan
PPh Pasal 25 tiap bulannya :
PPh WP OPPT
Tn. Jonathan mempunyai tempat tinggal sekaligus tempat usaha sebagai pedagang
eceran di KPP Taman Sari. Omzet usaha milik Tn. Jonathan pada Juni 2020 sebesar
Rp 25.000.000. Oleh karena omzet Tn Jonathan berada di bawah 4.8 miliar, maka Tn
Jonathan memilih skema umum atau non final sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2018. Adapun yang harus diperhatikan oleh Tn. Jonathan adalah
sebagai berikut:
● Jonathan wajib mendaftarkan NPWP di Taman Sari sebagai NPWP domisili
dan tidak perlu diterbitkan NPWP cabang.
● Besaran pajak yang harus dibayar oleh Tn. Jonathan adalah sebagai berikut:
75% x Rp 25.000.000 = Rp 187.500
● Nilai Rp 187.500 dapat dijadikan sebagai kredit pajak saat perhitungan pajak
Tn. Jonathan pada akhir tahun 2020.
PPh Pasal 31 E
a. Soal 1
PT A memiliki peredaran bruto pada tahun pajak 2022 sebesar Rp4,2 miliar
dengan penghasilan kena pajak sebesar Rp1 miliar
Karena jumlah peredaran bruto PT A tidak lebih dari Rp4,8 miliar, maka
seluruh penghasilan kena pajak yang didapat dari peredaran bruto mendapat
pengurangan tarif 50% dari tarif PPh Badan yang berlaku.
Jawab :
= 50% x 22% x Rp 1 M
= Rp 110 Juta