Anda di halaman 1dari 9

LECTURE NOTES

TAXN6043
Corporate Taxation

Week 5
Income Tax Article 24 and 25

TAXN6043 – Corporate Taxation


LEARNING OUTCOMES

LO 3 : Calculate specific income taxes based on tax regulation in Indonesia

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):


1. Combining domestic and foreign income
2. Maximum foreign-tax credit (income tax article 24)
3. Calculation monthly tax payment (income tax article 25)

TAXN6043 – Corporate Taxation


ISI MATERI

Pajak Penghasilan Pasal 24


Pengertian PPh pasal 24
▪ PPh Pasal 24 merupakan pajak luar negeri yang dibayar di luar negeri yang dapat
dikreditkan pada suatu tahun pajak di Indonesia.
▪ Pajak yang terutang bagi Wajib Pajak Dalam negeri terutang yang meliputi seluruh
penghasilan, termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri
(world wide income). Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri,
bisa jadi telah dikenai pajak di negara sumber. Dengan demikian atas penghasilan
yang sama mengalami dua kali pemajakan, yaitu di negara sumber dan di Indonesia.
Untuk menghindarkan beban pajak ganda yang dapat terjadi karena pengenaan pajak
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri, pajak yang dibayar atau
terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang dalam
tahun pajak yang sama. Namun demikian besarnya kredit pajak tersebut adalah
sebesar pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh
melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang‐Undang Pajak
Penghasilan. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan yang
dibayar atau terutang diluar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak yang
terutang di Indonesia hanyalah pajak yang langsung dikenakan atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak. Hal ini dikenal dengan metode kredit
terbatas (ordinary credit method/limited credit method).

▪ Perhitungan maksimum kredit pajak yang dapat dikreditkan sesuai dengan


164/KMK/03/2002 (artinya tidak semua pajak yang dibayar di LN dapat langsung
dikreditkan)

TAXN6043 – Corporate Taxation


Perhitungan PPh pasal 24
Besarnya PPh Pasal 24 maksimal dihitung untuk setiap negara, dengan perhitungan sebagai
berikut:
Penghasilan Neto Negara A
-------------------------------------- X PPh Terutang
Penghasilan Kena Pajak

Contoh Perhitungan PPh pasal 24


PT. X merupakan perusahaan ekportir furniture kayu, pada tahun 2015 mempunyai data
keuangan sebagai berikut.
Pendapatan dalam negeri Rp 25.450.000.000
Pendapatan dari deviden di Malaysia Rp 4.250.000.000 (foreign tax 17 %)
Pendapatan laba dari cabang agen di Australia Rp 2.134.000.000 (foreign tax 14 %)
Pendapatan laba dari cabang agen di Singapura Rp 5.600.000.000 (foreign tax 15 %)
Kerugian dari cabang agen di Thailand Rp 3.500.000.000 (foreign tax 12 %)
Peredaran Bruto Rp 65 M
Hitunglah total kredit pajak luar negeri (Pph pasal 24) atas data tersebut !
Jawaban :
1. Menghitung total PKP
DL = Rp 25.450.000.000
Malaysia = Rp 4.250.000.000
Australia = Rp 2.134.000.000
Singapura = Rp 5.600.000.000
Jumlah penghasilan neto = Rp 37.434.000.000

2. PPH Terutang
25% x Rp 37.434.000.000 = Rp 9.358.500.000

TAXN6043 – Corporate Taxation


3. PPH maksimum
a. Malaysia = 4.250.000.000 x 9.358.500.000 = Rp 1.062.500.000
37.434.000.000
b. Australia = 2.134.000.000 x 9.358.500.000 = Rp 533.500.000
37.434.000.000
c. Singapura = 5.600.000.000 x 9.358.500.000 = Rp 1.400.000.000
37.434.000.000

4. PPh yang dipotong/dibayar di luar negeri =


Malaysia = 17 % x Rp 4.250.000.000 = Rp 722.500.000
Australia = 14 % x Rp 2.134.000.000 = Rp 298.760.000
Singapura =15 % Rp 5.600.000.000 = Rp 840.000.000

Kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan = Rp 722.500.000 + Rp 298.760.000 +


Rp 840.000.000 = Rp 1.861.260.000

Pajak penghasilan Pasal 25


Pengertian
Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pembayaran Pajak Penghasilan secara
angsuran dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak Orang
Pribadi maupun Wajib Pajak Badan untuk setiap bulan
Tujuannya adalah untuk meringankan beban Wajib Pajak, mengingat pajak yang terutang
harus dilunasi dalam waktu satu tahun. Pembayaran ini harus dilakukan sendiri dan tidak bisa
diwakilkan.. Angsuran Pajak PPh Pasal 25 dibayarkan setiap bulan paling lambat tanggal 15
bulan berikut, dan dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak paling lambat tanggal 20 bulan
berikut.

TAXN6043 – Corporate Taxation


Perhitungan PPh pasal 25
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun berjalan (tahun pajak berikutnya setelah tahun
yang dilaporkan di SPT tahunan PPh) dihitung sebesar PPh yang terutang pajak tahun
lalu, yang dikurangi dengan:
• Pajak penghasilan yang dipotong sesuai Pasal 21 (yaitu sesuai tarif pasal 17 ayat (1)
bagi pemilik NPWP dan tambahan 20% bagi yang tidak memiliki NPWP) dan Pasal
23 (15% berdasarkan dividen, bunga, royalti, dan hadiah - serta 2% berdasarkan sewa
dan penghasilan lain serta imbalan jasa) - serta pajak penghasilan yang dipungut
sesuai pasal 22 (pungutan 100% bagi yang tidak memiliki NPWP);
• Pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan
sesuai pasal 24; lalu dibagi 12 atau total bulan dalam pajak masa setahun.

Contoh Perhitungan PPh Pasal 25


PT. Mulia terdaftar sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri pada KPP C tanggal 1 Februari 2015.
Peredaran bruto setahun lebih dari 50 Miliar Rupiah. Penghasilan neto (laba fiskal) dapat
dihitung berdasarkan pembukuan sebesar Rp120.000.000,00 setahun. Besarnya PPh pasal 25
bulan Februari 2019 sebagai berikut:

Penghasilan Neto (laba fiskal) tahun 2019 = Rp120.000.000,00

PPh Terutang = 25% x Rp120.000.000,00 = Rp30.000.000,00

Besarnya angsuran PPh Pasal 25 bulan tahun 2019 = 1/12 x Rp30.000.000,00 = Rp.
2.500.000,00

TAXN6043 – Corporate Taxation


Wajib Pajak Badan Baru Menyelenggarakan Pembukuan
PT Sarana Indah terdaftar sebagai wajib pajak sejak 1 Februari 2015. Peredaran bruto
menurut pembukuan dalam Februari 2015 adalah sebesar Rp200.00.000 dan dikurangi
dengan biaya yang diperkenankan, sehingga menghasilkan penghasilan neto sebesar
Rp60.000.000. Besarnya PPh Pasal 25 untuk masa Februari 2015 yaitu sebagai berikut:

Penghasilan neto Februari 2015 60.000.000


Penghasilan neto yang disetahunkan 720.000.000
PPh terutang: 25% x 720.000.000 180.000.000
Besarnya PPh Pasal 25 PT Sarana Indah tahun 2015 = 180.000.000/12 = 15.000.000.

TAXN6043 – Corporate Taxation


SIMPULAN

1. PPh Pasal 24 merupakan pajak luar negeri yang dibayar di luar negeri yang dapat
dikreditkan pada suatu tahun pajak di Indonesia.
2. Pajak yang terutang bagi Wajib Pajak Dalam negeri terutang yang meliputi seluruh
penghasilan, termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri
(worldwide income).
3. Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pembayaran Pajak Penghasilan
secara angsuran dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar sendiri oleh Wajib
Pajak Orang Pribadi maupun Wajib Pajak Badan untuk setiap bulan
4. Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang perlakuan perpajakannya
dipersamakan dengan subjek pajak badan.

TAXN6043 – Corporate Taxation


DAFTAR PUSTAKA

1. Siti Resmi. (2019). Perpajakan : Teori dan Kasus (Buku 1). Edisi 11. Salemba
Empat. Jakarta. ISBN: 9789790618640.
2. Undang – Undang no 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.

TAXN6043 – Corporate Taxation

Anda mungkin juga menyukai