Anda di halaman 1dari 13

PPh Pasal 24

Kelompok 3 PAK21B
Nama Kelompok :

1.Cici Naya Zuraidah (21080304002)


2.Reyna Mita Permadhani (21080304008)
3.Firstian Syifa Maulida (21080304016)
4.Prita Wanda Kusniawati (21080304052)
Definisi
PPh Pasal 24 diartikan sebagai
peraturan yang mengatur hak Wajib
Pajak untuk memanfaatkan kredit
pajak mereka di luar negeri, untuk
mengurangi nilai pajak terutang yang
dimiliki di Indonesia.
Subjek dan Objek PPh
Pasal 24
• Yang menjadi subjek PPh Pasal 24 yaitu wajib Pajak dalam negeri
yang terutang pajak atas seluruh penghasilan, termasuk penghasilan
yang diterima atau diperoleh dari luar negeri. 
• Yang menjadi objek PPh Pasal 24 adalah penghasilan yang berasal
dari luar negeri.
Sumber penghasilan
1. Penghasilan dari saham dan surat berharga lainnya, serta
keuntungan dari pengalihan saham dan surat berharga lainnya.
2. Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa yang berkaitan
dengan penggunaan harta-benda bergerak.
3. Penghasilan berupa sewa yang berkaitan dengan penggunaan
harta-benda tidak bergerak.
4. Penghasilan berupa imbalan yang berhubungan dengan jasa,
pekerjaan, serta kegiatan.
5. Pendapatan dari Bentuk Usaha Tetap (BUT) di luar negeri.
6. Penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan atau tanda keikutsertaan dalam pembiayaan atau
pemanfaatan di sebuah perusahaan pertambangan.
7. Keuntungan dari pengalihan aset tetap.
8. Keuntungan dari pengalihan aset yang merupakan bagian dari
suatu bentuk usaha tetap (BUT).
Pelaksanaan kredit pajak

Untuk melaksanakan pengkreditan pajak yang terutang atau dibayar di luar


negeri, Wajib Pajak harus menyampaikan permohonan kepada Direktur Jenderal
Pajak dengan melampirkan:
1. Laporan keuangan dari penghasilan yang berasal dari luar negeri
2. Fotokopi surat pemberitahuan pajak (tax return) yang disampaikan di luar
negeri
3. Dokumen pembayaran pajak di luar negeri
4. Penyampaian permohonan kredit pajak yang terutang atau dibayar di luar
negeri tersebut dilakukan bersamaan dengan penyampaian SPT tahunan PPh
Perhitungan PPh Pasal 24
PT. Amindo yang berkedudukan di Jakarta, menerima dan memperoleh
penghasilan netto dalam tahun pajak 2022 dari sumber Luar Negeri sebagai berikut
: 1. Penghasilan dari usaha di Singapura sebesar Rp. 1000.000.000,- (dengan tarif
pajak 20%)
2. Penghasilan dari Dalam Negeri sebesar Rp. 1000.000.000,-
Hitunglah jumlah kredit pajak yang diperkenankan (PPh pasal 24)!

Penyelesaian :
• Step 1 : Hitung Penghasilan netto = Penghasilan LN + Penghasilan DN
= 1000.000.000 + 1000.000.000 = 2.000.000.000
• Step 2 : Hitung PPh terutang berdasar tarif PPh pasal 17
= 25% x 2.000.000.000 = 500.000.000
• Step 3 : Hitung batas maksimum kredit pajak LN
= ( Penghasilan LN/Total Netto) × Step 2
=(1000.000.000/2.000.000.000) × step 2
• Step 4 : Hitung pajak yang dibayar di LN
= 20% × 1000.000.000
= 200.000.000

Karena batas maksimum kredit pajak LN (step 3) lebih besar dari jumlah pajak yang
dibayar di LN maka jumlah kredit pajak LN (PPh pasal 24) yang diperkenankan adalah
Rp. 200.000.000
Studi Kasus
Naufal (K0) di Surabaya memperoleh penghasilan neto setahun sebagai
berikut :
Penghasilan dalam negeri Rp. 1.000.000.000
Penghasilan luar negeri Rp. 1.000.000.000
Tarif pajak yang berlaku di negara tersebut adalah 30%. Hitung PPh 24!
Jawaban :
Penghasilan neto = Rp. 1.000.000.000 + 1.000.000.000 = 2.000.000.000
PTKP K0
WP = Rp. 54.000.000
Menikah = Rp. 4.500.000
Total PTKP = Rp. 58.500.000
Maka PKP = Rp. 2.000.000.000 – Rp. 58.500.000 = Rp. 1.941.500.000
Lanjutan

Perhitungan PPH 21 :
5% x 60.000.000 = 3.000.000
15% x 250.000.000 = 37.500.000
25% x 500.000.000 = 125.000.000
30% x 1.131.500.000 = 339.450.000
Total = 504.950.000

Batas maksimum PPH 24 = ( 1.000.000.000 : 2.000.000.000 ) x 504.950.000 =


252.475.000
PPh yang di bayar di luar negeri = 30% x 1.000.000.000 =
300.000.000
PPh luar negeri PPh > batas maksimum

Maka, PPh pasal 24 adalah Rp.


252.475.000
Studi Kasus
Di tahun 2022, PT. Merdeka Kita memperoleh pendapatan neto dari luar negeri sebesar Rp15 miliar dan dalam
negeri sebesar Rp30 miliar. Sesuai peraturan perpajakan di negara tersebut, PT. Merdeka Kita harus membayar
pajak sebesar 15%. Untuk dapat menghitung total pajak terutang yang harus dibayarkan di Indonesia, hitung
Pajak terutang yang dapat di kreditkan (PPh 24)!
Langkah 1 :
Menghitung total penghasilan neto= Rp. 30 M + Rp. 15 M = Rp 45 M
Langkah 2 :
PPh terutang = 15% x Rp. 45 M = Rp. 6.750.000
Langkah 2 :
(Penghasilan Neto dari Luar Negeri/Total Penghasilan) x Total PPh Terutang
(Rp15.000.000.000/Rp30.000.000.000) x Rp6.750.000.000 = Rp3.375.000.000
Melalui perhitungan di atas, maka total pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp3.375.000
KESEPIAN TANPA KEKASIH,
CUKUP SEKIAN DAN
TERIMAKASIH 😊

Anda mungkin juga menyukai