Anda di halaman 1dari 10

D.

Soal Pilgan dan Essay

1. Apa yang dimaksud dengan pph pasal 24


A. besarnya pajak atas penghasilan dari luar negeri yang dapat
dikreditkan terhadap penghasilan WPDN
B. pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun yang
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri.
C. dikenakan kepada badan-badan usaha tertentu, baik milik
pemerintah maupun swasta yang melakukan kegiatan perdagangan
ekspor, impor dan re-impor.
D. Semua jawaban benar

2. Manakah yang merupakan batas maksimum kredit pajak pph pasal 24 ?


A. jumlah pajak yang dipungut oleh badan usaha bidang industri
B. jumlah pajak yang terutang/dibayar diluar negeri
C. Jumlah pendapatan perusahaan
D. jumlah pajak yang dipotong 15% dari bruto nilai bunga

3. Jumlah kredit pajak yang besarnya paling tinggi sama dengan pajak yang
dibiayai/terutang di Luar Negeri tetapi tidak boleh lebih dari jumlah
tertentu disebut
A. Gross up method
B. Ordinary Credit Method
C. Method
D. Acrual Basic Method

4. Manfaat dari pph pasal 24 yaitu ?


A. Agar wajib pajak terhindar dari pembyaran pajak LN
B. Agar wajib pajak membayar pajak lebih sedikit
C. Agar wajib pajak tidak terkena pajak ganda
D. Semua jawabannya benar
5. PT Sido Muncul memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2007 sebagai
berikut : Penghasilan dari luar negeri Rp 5.000.000.000,00 , dengan tarif
pajak sebesar 40%. Penghasilan usaha di Indonesia Rp 1.000.000.000,00.
Berapakah batas maksimum kredit pajak?
A. Rp. 1.400.000.000,00
B. Rp. 1.300.000.000,00
C. Rp. 1.200.000.000,00
D. Rp. 1.000.000.000,00

Essay
1. Siapa saja subjek pph pasal 24 ?
2. Siapa saja objek pph pasal 24?
3. Bagaimana mekanisme PPh pasal 24 jelaskan?
4. Apa saja yang dikenakan pph pasal 24?
5. PT Asma Barata memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2009 sebagai berikut:
– Di negara A, memperoleh penghasilan (laba) Rp 4.000.000.000,00 dengan tarif
pajak 35%
– Di negara B, memperoleh penghasilan (laba) Rp 2.000.000.000,00 dengan tarif
pajak 20%
– Penghasilan di Indonesia Rp 5.000.000.000
Hitunglah kredit pajak luar negeri dari perusahaan Asma Barata ?

Kasus

1. Pada tahun 2008, PT. Bagaskara yang berkedudukan di Indonesia menerima


penghasilan dari beberapa negara, antara lain laba dari Singapura sebesar Rp
300.000.000 dengan tarif yang berlaku di Singapura sebesar 25%, laba dari Filipina
sebesar Rp 400.000.000 dengan tarif yang berlaku di Filipina sebesar 35%, laba dari
Malaysia sebesar Rp 100.000.000 dengan tarif yang berlaku di Malaysia sebesar 20%,
dan laba dari Indonesia sebesar Rp 400.000.000

Dari penghasilan tersebut, semua yang diterima oleh PT. Bagaskara dapat
digabungkan untuk mendapatkan Penghasilan Kena Pajak. Penghasilan Kena Pajak
PT. Bagaskara pada tahun 2008 adalah sebesar?
2. PT Aulia Zidny berlokasi di Jepara memperoleh penghasilan netto pada tahun 2020
sebagai berikut:

Penghasilan dalam negeri Rp 1.000.000.000


Penghasilan dari luar negeri Tarif pajak (20%) Rp 1.000.000.000
Berapa kredit pajak luar negeri yang diperkenankan (PPh pasal 24)?

3. PT ALMAS di Malang memperoleh penghasilan neto pada tahun 2018


sebagai berikut:
Penghasilan dari dalam negeri Rp 500.000.000
Penghasilan dari luar negeri Rp 500.000.000
(tarif pajak yang berlaku adalah 20%)

Penghitungan kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah?

4. PT. Simpang Lima Semarang memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2018 adalah
sebagai berikut:

Rugi usaha dalam negeri Rp 200.000.000


Laba usaha luar negeri (tarif pajak 40%) Rp 1.000.000.000

Hitung kredit pajak luar negeri ?


Jawaban Pilgan dan Essay
Pilgan
1. A
2. B
3. B
4. C
5. A

Essay
1. Subjek PPh Pasal 24 yaitu wajib Pajak dalam negeri yang terutang pajak atas seluruh
penghasilan, termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri.
2. Objek PPh Pasal 24 adalah penghasilan yang berasal dari luar negeri.
3. PPh Pasal 24 dilakukan dalam tahun pajak digabungkannya penghasilan dari luar
negeri tersebut dengan penghasilan di Indonesia. Jumlah kredit pajak yang boleh
dikreditkan paling tinggi sama dengan jumlah pajak yang dibayar atau terutang di
luar negeri, tetapi tidak boleh melebihi jumlah tertentu.
4. 1. Penghasilan dari saham dan surat berharga lainnya, serta keuntungan dari
pengalihan saham dan surat berharga lainnya.
2. Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa yang berkaitan dengan penggunaan
harta-benda bergerak.

5. 1. Penghasilan luar negeri sebesar Rp 6.000.000.000,00 (dihitung dari negara A dan


B)
2. Penghasilan dalam negeri sebesar Rp 5.000.000.000,00
3. Jumlah penghasilan neto adalah:p 6.000.000.000 + Rp 5.000.000.000 = Rp
11.000.000.000
4. PPh terutang (pasal 17) = Rp 11.000.000.000 x 28% = Rp 3.080.000.000
5. Batas maksimum kredit pajak untuk masing-masing negara adalah :
a. Untuk negara A
(Rp 4.000.000.000 : Rp 11.000.000.000) x Rp 3.080.000.000 = Rp 1.120.000.000
Pajak terutang di negara A adalah Rp 1.400.000.000 maka maksimum kredit pajak
yang dapat dikreditkan adalah Rp 1.120.000.000

b. Untuk negara B
(Rp 2.000.000.000 : Rp 11.000.000.000) x Rp 3.080.000.000 = Rp 560.000.000
Pajak terutang di negara B adalah Rp 400.000.000 maka maksimum kredit pajak yang
dapat dikreditkan adalah Rp 560.000.000
c. Jumlah kredit pajak luar negeri yan diperkenankan adalah:

Rp 1.120.000.000 + Rp 560.000.000 = Rp 1.680.000.000


Penyelesaian Kasus

1).
Penyelesaian:

Laba Singapura Rp. 300.000.000


Laba Filipina Rp. 400.000.000
Laba Malaysia Rp. 100.000.000
Total penghasilan luar negeri Rp. 800.000.000
Penghasilan dalam negeri Rp. 400.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp. 1.200.000.000

Dari Penghasilan Kena Pajak tersebut, besarnya pajak terutang adalah sebagai berikut:

28% x Rp 1.200.000.000 = Rp 336.000.000

Batas maksimum yang diperkenankan untuk masing-masing negara adalah sebagai


berikut:

1. Singapura

PPh terutang di Singapura:


= Rp 300.000.000 x 25% = Rp 75.000.000

Batas maksimal kredit pajak:


𝑅𝑝. 300.000.000
1.200.000.000 𝑥 336.000.000 = 𝑅𝑝. 84.000.000

Karena pajak yang terutang di Singapura lebih kecil dari batas maksimum kredit pajak
luar negeri maka Kredit Pajak Luar Negeri (KPLN) atau PPh Pasal 24 atas
penghasilan di Singapura adalah Rp 75.000.000 yaitu sebesar PPh terutang di
Singapura.

2. Filipina

PPh terutang di Filipina:


= Rp 400.000.000 x 35% = Rp 140.000.000

Batas maksimal kredit pajak:


1.200.000.000 x 336.000.000 = Rp 112.000.000

Kredit pajak luar negeri PPh Pasal 24 atas penghasilan di Filipina adalah Rp
112.000.000 yaitu sebesar batas maksimum. Karena PPh yang terutang di Filipina
melebihi batas maksimum maka batas maksimal kredit pajak yang diperkenankan
lebih kecil dari PPh terutang di Filipina yang sebesar Rp 140.000.000

3. Malaysia

PPh terutang di Malaysia:

= Rp 100.000.000 x 20% = Rp 20.000.000

2).
Penyelesiannya:

4. Menghitung total PKP

Penghasilan dari dalam negeri Rp 1.000.000.000


Penghasilan dari luar negeri Rp 1.000.000.000
Jumlah penghasilan neto Rp 2.000.000.000

Jumlah penghasilan neto sama dengan PKP karena tidak terdapat kompensasi
kerugian atau pengurangan yang lain.
5. Menghitung total PPh terutang Tarif PPh pasal 17 ayat 1

25% x Rp 2.000.000.000 = Rp 500.000.000

6. Menghitung PPh maksimum yang bisa dikreditkan sesuai dengan perbandingan


penghasilan

= 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑛𝑒𝑔𝑒𝑟𝑖


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑥 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝑃ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑛𝑒𝑔𝑒𝑟𝑖

= 𝑅𝑝 1.000.000.000
𝑅𝑝 2.000.000.000 𝑥 𝑅𝑝 500.000.000 = 𝑅𝑝 250.000.000

7. Menghitung PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri Tarif pajak luar negeri x
penghasilan luar negeri

= Tarif Pajak luar negeri x penghasilan luar negeri


= 20% x Rp 1.000.000.000 = Rp 200.000.000

1. Menghitung total PKP

Penghasilan usaha dari Negara Singapura Rp 500.000.000


𝑅𝑝 350.000.000
Kerugian usaha di dalam negeri
𝑅𝑝 150.000.000
Jumlah penghasilan neto
Jumlah penghasilan neto sama dengan PKP karena tidak terdapat kompensasi
kerugian atau pengurangan yang lain.
3.
PT ALMAS di Malang memperoleh penghasilan neto pada tahun 2018 sebagai
berikut:
Penghasilan dari dalam negeri Rp 500.000.000
Penghasilan dari luar negeri Rp 500.000.000
(tarif pajak yang berlaku adalah 20%)

Penghitungan kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah?
8. Menghitung Total PKP
Penghasilan dari dalam negeri Rp 500.000.000
Penghasilan dari luar negeri Rp 500.000.000 (+)
Jumlah penghasilan neto Rp 1.000.000.000
Jumlah penghasilan neto sama dengan PKP karena tidak terdapat kompensasi
kerugian atau pengurangan yang lain.

9. Menghitung jumlah Total PPh Terutang adalah:


Tarif PPh Pasal 17 ayat (1)b x penghasilan kena pajak
25% x Rp 1.000.000.000 Rp 250.000.000

10. Menghitung PPh Maksimum Dikreditkan sesuai Perbandingan Penghasilan


Penghasilan luar negeri

𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑛𝑒𝑔𝑒𝑟𝑖


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑎𝑛 𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑥 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑃ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑛𝑒𝑔𝑒𝑟𝑖

𝑅𝑝
500.000.000 𝑥 𝑅𝑝 250.000.000 = 𝑅𝑝 125.000.000
𝑅𝑝
1.000.000.000

11. Menghitung PPh yang Dipotong atau Dibayar di Luar


Negeri Tarif Pajak di luar negeri x penghasilan luar negeri
20% x Rp 500.000.000 = Rp100.000.000
Kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan (PPh Pasal 24) adalah Rp1.000.000.000
atau sebesar PPh yang terutang atau dibayar di luar negeri. Jumlah ini diperoleh
dengan membandingkan perhitungan total PPh terutang. PPh maksimum dikreditkan
sesuai perbandingan penghasilan, dan PPh terutang atau dibayar di luar negeri,
kemudian dipilih nilai terendah.

4.
PT. Simpang Lima Semarang memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2018 adalah
sebagai berikut:

Rugi usaha dalam negeri Rp 200.000.000


Laba usaha luar negeri (tarif pajak 40%) Rp 1.000.000.000

Hitung kredit pajak luar negeri ?

Penghasilan luar negeri Rp 1.000.000.000


Rugi dalam negeri Rp 200.000.000
Penghasilan neto Rp 800.000.000
Pajak penghasilan terutang :

25% % x Rp 800.000.000 = Rp 200.000.000


Batas maksimum kredit pajak luar negeri :
𝑅𝑝 1.000.000.000
𝑅𝑝 𝑥 𝑅𝑝 200.000.000 𝑅𝑝 250.000.000
800.000.000
Pajak LN yang terutang Rp 1.000.000.000 x 40% Rp
400.000.000 Pajak penghasilan yang terutang Rp
200.000.000
PPh ps 24 yang diperkenankan Rp 200.000.000

Anda mungkin juga menyukai