Anda di halaman 1dari 6

Pertanyaan 1 :

PT Sido Muncul memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2007 sebagai


berikut :
Penghasilan dari luar negeri Rp 5.000.000.000,00 , dengan tarif pajak
sebesar 40%.
Penghasilan usaha di Indonesia Rp 1.000.000.000,00. Berapakah batas
maksimum kredit pajak?
Jawaban:
jumlah neto adalah :
Rp 5.000.000.000,00 + Rp 1.000.000.000,00= Rp 6.000.000.000,00
Batas maksimum kredit pajak diambil yang terendah dari 3 perhitungan
yaitu:
1.
PPh terutang atau dibayar di luar negeri adalah : 40 % x Rp
5.000.000.000,00= Rp 2.000.000.000,00
2.
(Rp 5.000.000.000,00 : Rp 6.000.000.000,00) x Rp
1.680.000.000,00 =Rp 1.400.000.000,00
3.
PPh terutang (menurut tarif pasal 17) = Rp 6.000.000.000 x 28%=
Rp 1.680.000.000
Dengan demikian kredit pajak yang diperkenankan adalah pada poin 2
sebesar Rp 1.400.000.000,00
Pertanyaan 2 :
PT Asma Barata memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2009 sebagai
berikut:


Di negara A, memperoleh penghasilan (laba) Rp 4.000.000.000,00
dengan tarif pajak 35%

Di negara B, memperoleh penghasilan (laba) Rp 2.000.000.000,00


dengan tarif pajak 20%

Penghasilan di Indonesia Rp 5.000.000.000

Hitunglah kredit pajak luar negeri dari perusahaan Asma Barata !


Jawaban:
1. Penghasilan luar negeri sebesar Rp 6.000.000.000,00 (dihitung dari
negara A dan B)
2. Penghasilan dalam negeri sebesar Rp 5.000.000.000,00
3. Jumlah penghasilan neto adalah:
Rp 6.000.000.000 + Rp 5.000.000.000 = Rp 11.000.000.000
4. PPh terutang (pasal 17)
3.080.000.000

= Rp 11.000.000.000 x 28% = Rp

5. Batas maksimum kredit pajak untuk masing-masing negara adalah :


a. Untuk negara A
(Rp 4.000.000.000 : Rp 11.000.000.000) x Rp 3.080.000.000 = Rp
1.120.000.000
Pajak terutang di negara A adalah Rp 1.400.000.000 maka maksimum
kredit pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp 1.120.000.000
b. Untuk negara B
(Rp 2.000.000.000 : Rp 11.000.000.000) x Rp 3.080.000.000 = Rp
560.000.000

Pajak terutang di negara B adalah Rp 400.000.000 maka maksimum kredit


pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp 560.000.000
c. Jumlah kredit pajak luar negeri yan diperkenankan adalah:
Rp 1.120.000.000 + Rp 560.000.000 = Rp 1.680.000.000
Pertanyaan 3 :
PT Andira memperoleh penghasilan neto dalam tahun 2009 adalah
sebagai berikut:

Di negara A, memperoleh laba Rp 2.000.000.000 dengan tarif pajak


sebesar 35% (Rp 700.000.000)

Di negara B, memperoleh laba Rp 3.000.000.000 dengan tarif pajak


20% (Rp 600.000.000)

Di negara C, menderita kerugian sebesar Rp 4.000.000.000

Penghasilan usaha di Indonesia adalah sebesar Rp 4.000.000.000

Hitunglah kredit pajak luar negeri !


Jawaban:
1. Penghasilan luar negeri sebesar Rp 5.000.000.000 (dari jumlah
penghasilan negara A dan B)
2. Penghasilan dalam negeri Rp 4.000.000.000
3. Jumlah penghasilan neto adalah: Rp 5.000.000.000 + Rp 4.000.000.000
= Rp 9.000.000.000
4. PPh terutang (pasal 17)
2.520.000.000

= Rp 9.000.000.000 x 28% = Rp

5. Batas maksimum kredit pajak untuk masing-masing negara adalah:

a. Negara A (Rp 2.000.000.000 : Rp 9.000.000.000) x Rp 2.520.000.000=


Rp 560.000.000
Pajak terutang di negara A sebesar Rp 700.000.000, maka maksimum
kredit pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp 560.000.000
b. Negara B (Rp 3.000.000.000 : Rp 9.000.000.000) x Rp 2.520.000.000=
Rp 840.000.000
pajak terutang di negar B adalah Rp 600.000.000, maka maksimum kredit
pajak yang dapat dikreditkan adalah Rp 600.000.000
c. Di negara C dimana PT Andira menderita kerugian, maka kerugian ini
tidak dapat dimasukkan dalam pengitingan PKP dan tidak pula dapat
dikompensasik sebagai kredit pajak luar negeri.
6. Jumlah kredit pajak luar negeri yang diperkenankan adalah:
Rp 560.000.000 + Rp 600.000.000 = Rp 1.160.000.000

Pertanyaan 4 :
PT Wijaya Putra memperoleh penghasilan neto tahun 2009 sebagai
berikut:
1. Penghasilan luar negeri (tarif pajak 20 %) = Rp 1.000.000.000
2. Penghasilan dalam negeri

= Rp 3.000.000.000

3. Penghasilan luar negeri setelah dikoreksi = Rp 2.000.000.000


4. PPh pasal 25
Hitunglah PPh yang masih harus dibayar !
Jawaban:

= Rp

800.000.000

Penghasilan luar negeri


Penghasilan dalam negeri

Rp 1.000.000.000
Rp 3.000.000.000 +

Penghasilan kena pajak

= Rp 4.000.000.000

Penghasilan terutang (pasal 17)

Rp 1.120.000.000

Kredit pjk luar negeri yg diperkenankan Rp (200.000.000)


Harus bayar di Indonesia
PPh pasal 25
PPh pasal 29

= Rp

920.000.000
Rp (800.000.000)

= Rp

120.000.000

Pembetulan SPT
Penghasilan luar negeri

Rp 2.000.000.000

Penghasilan luar negeri

Rp 3.000.000.000 +

Penghasilan kena pajak

=Rp 5.000.000.000

PPh terutang (pasal 17)

Rp 1.400.000.000

Kredit pajak luar negeri yg diperkenankan Rp (400.000.000)


Harus dibayar di Indonesia
PPh Pasal 25
PPh pasal 29 yang sudah disetor

= Rp 1.000.000.000
Rp (800.000.000)
Rp (120.000.000)-

Masih harus dibayar

= Rp

80.000.000

Trhdp PPh yg masih harus dibayar sebesar Rp 80.000.000 tidak ditagih


bunga

Anda mungkin juga menyukai