Anda di halaman 1dari 11

PPH Pasal 24 dan 25

MAKALAH

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Perpajakan

Dosen Pembimbing :

Haerul, S.E., Ak., M.S.A

Disusun Oleh :

RIZA SYARIPUDDIN

NIM : 2102010004

SRI WAHYUNI

NIM : 2102010017

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUD DA’WAH WAL IRSYAD

(STAI-DDI) PINRANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Akuntansi Perpajakan yang berjudul “PPH Pasal 24
dan 25”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Akuntansi Perpajakan di
STAI DDI Pinrang.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masi banyak


kekurangan. Oleh sebeb itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca dan khususnya bagi para mahasiswa sebagai penambah pengetahuan.
Kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Allah SWT yang punya dan maha
kuasa. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang telah
bersedia membaca makalah ini.

Pinrang, 25 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Definisi PPH Pasal 24 dan 25.......................................................................2
B. Contoh Penyelesaian Perhitung PPH Pasal 24..............................................3
C. Contoh Pemyelesaian Perhitungan PPH Pasal 25.........................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................8

ii
1
2

PEMBAHASAN

A. Definisi PPH Pasal 24 dan 25

PPh Pasal 24 (Pajak Penghasilan Pasal 24) adalah peraturan yang


mengatur hak wajib pajak untuk memanfaatkan kredit pajak mereka di luar
negeri, untuk mengurangi nilai pajak terhutang yang dimiliki di Indonesia.
Sehingga, jumlah pajak yang harus dibayar di Indonesia dapat dikurangi
dengan jumlah pajak yang telah mereka bayar di luar negeri, asalkan nilai
kredit pajak di luar negeri tidak melebihi hutang pajak yang ingin dibayar
di Indonesia.
Pemanfaatan kredit pajak di luar negeri ini dimaksudkan agar
wajib pajak tidak terkena pajak ganda. Ada beberapa situasi dimana
seorang wajib pajak memiliki kewajiban untuk membayar pajak, tidak
hanya di Indonesia tetapi juga di luar negeri. Oleh karena itu, jenis pajak
ini, yaitu PPh Pasal 24 (Pajak Penghasilan Pasal 24), mungkin dapat
berlaku untuk Anda.
Sumber penghasilan kena pajak yang dapat digunakan untuk
memotong hutang pajak Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan dari saham dan surat berharga lainnya, serta keuntungan
dari pengalihan saham dan surat berharga lainnya.
2. Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa yang berkaitan dengan
penggunaan harta-benda bergerak.
3. Penghasilan berupa sewa yang berkaitan dengan penggunaan
hartabenda tidak bergerak.
4. Penghasilan berupa imbalan yang berhubungan dengan jasa, pekerjaan,
dan kegiatan.
5. Pendapatan dari Bentuk Usaha Tetap (BUT) di luar negeri.
6. Penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan
atau tanda keikutsertaan dalam pembiayaan atau pemanfaatan di
sebuah perusahaan pertambangan.
7. Keuntungan dari pengalihan aset tetap.
8. Keuntungan dari pengalihan aset yang merupakan bagian dari suatu
bentuk usaha tetap (BUT).

Jika nilai pajak di luar negeri yang telah Anda gunakan sebagai
kredit pajak di Indonesia, telah berkurang atau dikembalikan kepada Anda,
sehingga nilai kredit Anda kurang untuk menutup pajak terhutang Anda di
sini, maka Anda harus membayar jumlah terhutang tersebut ke kantor
pelayanan pajak Indonesia. Apabila penghasilan luar negeri mengalami
3

perubahan, maka wajib pajak diharuskan melakukan pembetulan SPT


tahun pajak yang bersangkutan.

Pajak Penghasilan Pasal 25 (PPh Pasal 25) adalah pajak yang


dibayar secara angsuran. Tujuannya adalah untuk meringankan beban
wajib pajak, mengingat pajak yang terutang harus dilunasi dalam waktu
satu tahun. Pembayaran ini harus dilakukan sendiri dan tidak bisa
diwakilkan. Wajib Pajak (WP), baik berupa Orang Pribadi atau pun Badan
yang melakukan suatu kegiatan usaha dikenai Pajak Penghasilan (PPh)
Pasal 25 berupa angsuran PPh tiap bulannya.

Terdapat dua jenis pembayaran angsuran Pajak Penghasilan Pasal


25 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi, yaitu:

1. Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (WP – OPPT), yaitu


yang melakukan usaha penjualan barang, baik grosir maupun eceran,
serta jasa – dengan satu atau lebih tempat usaha. PPh 25 bagi OPPT =
0.75% x omzet bulanan tiap masing-masing tempat usaha.
2. Wajib Pajak Orang Pribadi Selain Pengusaha Tertentu (WP – OPSPT),
yaitu pekerja bebas atau karyawan, yang tidak memiliki usaha sendiri.
PPh 25 bagi OPSPT = Penghasilan Kena Pajak (PKP) x Tarif PPh 17
ayat (1) huruf a UU PPh (12 bulan).

Tarif PPh 17 ayat (1) huruf a UU PPh adalah:

1. Sampai Rp 50.000.000 = 5%
2. Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 = 15%
3. Rp 250.000.000 – Rp 500.000.000 = 25%
4. Di atas Rp 500.000.000 = 30%

B. Contoh Penyelesaian Perhitung PPH Pasal 24

a. Perhitungan Kredit Pajak Luar Negeri (PPh Pasal 24


PT Sinar Gemilang di Semarang memperoleh penghasilan neto
dalam tahun 2014 sebagai berikut: Penghasilan dalam negeri
Rp400.000.000 Penghasilan dari Vietnam (tarif pajak 20%)
Rp200.000.000 Hitunglah PPh Pasal 24 atau kredit pajak luar negeri
dari PT Sinar Gemilang tahun 2014?
4

Jawaban:

Penghitungan PPh Pasal 24 adalah sebagai berikut:

1. Menghitung total penghasilan kena pajak:

Penghasilan dalam negeri Rp400.000.000

Penghasilan dari Vietnam Rp200.000.000

Jumlah Penghasilan Neto Rp600.000.000

2. Menghitung total PPh terutang:

Pajak terhutang 25% x Rp 600.000.000 = Rp150.000.000

3. Menghitung PPh maksimum yang dapat


dikreditkan:
(penghasilan Luar Negeri : total
penghasilan) x total PPh terutang
(Rp200.000.000 : Rp600.000.000) x Rp50.000.000
Rp150.000.000 = Rp49.999.999 (dibulatkan)
4. Menghitung PPh yang terutan atau
dipotong di Luar Negeri:
20% x Rp200.000.000 = Rp40.000.000

Dari perhitungan di atas, kredit pajak luar negeri yang


diperbolehkan adalah sebesar Rp40.000.000 atau sebesar PPh yang
terutang atau dibayar di Luar Negeri. Jumlah ini diperoleh dengan
membandingkan penghitungan PPh maksimum yang boleh dikreditkan
dengan PPh yang terutang atau dibayar di Luar Negeri, kemudian pilih
jumlah yang terendah.

b. Penghitungan PPh Pasal 24 Jika Terjadi Kerugian Usaha di Dalam


Negeri PT Selera Rakyat berkedudukan di Indonesia memperoleh
penghasilan neto dalam tahun 2015 sebagai berikut:
Di Belanda memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar
Rp600.000.000 (tarif pajak yang berlaku 30%). Di dalam negeri
menderita kerugian sebesar Rp200.000.000
Hitunglah PPh Pasal 24 atau kredit pajak luar negeri dari PT Sinar
Gemilang tahun 2014?
5

Jawaban
Penghitungan PPh pasal 24 adalah sebagai berikut:
1. Menghitung total penghasilan kena pajak:

Penghasilan dari Belanda Rp600.000.000

Penghasilan dari dalam negeri (Rp200.000.000)

Jumlah Penghasilan Neto Rp400.000.000

2. Menghitung total PPh terutang:

Pajak terhutang 25% x Rp 400.000.000 = Rp100.000.00

3. Menghitung PPh maksimum yang dapat


dikreditkan:
(penghasilan Luar Negeri : total penghasilan) x
total PPh terutang
(Rp600.000.000 : Rp400.000.000) x Rp150.000.000
Rp100.000.000 =
4. Menghitung PPh yang terutan atau dipotong di
Luar Negeri:
30% x Rp600.000.000 = Rp180.000.000

Kredit pajak yang diperoleh (PPh pasal 24) adalah Rp150.000.000.


Jumlah ini diperoleh dengan membandingkan penghitungan PPh
maksimum yang boleh dikreditkan dengan PPh yang terutang atau
dibayar di Luar Negeri, kemudian pilih jumlah yang terendah.

c. Perhitungan PPh Pasal 24 Jika Terjadi Kerugian Usaha di Luar Negeri


PT Selaras Abadi pada tahun 2013 memperoleh penghasilan neto
sebagai berikut:
Di Thailand memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar
Rp300.000.000 (tarif pajak yang berlaku 40%). Di Jerman menderita
kerugian sebesar Rp500.000.000 (tarif pajak yang berlaku 25%). Di
dalam negeri memperoleh laba usah sebesar Rp500.000.000 Hitunglah
PPh Pasal 24 atau kredit pajak luar negeri dari PT Sinar Gemilang
tahun 2014?
6

Jawaban:
Penghitungan PPh pasal 24 adalah sebagai berikut:
1. Menghitung total penghasilan kena pajak:

Penghasilan dalam negeri Rp300.000.000

Penghasilan dari luar negeri Rp500.000.000

Jumlah Penghasilan Neto Rp800.000.000

2. Menghitung total PPh terutang:

Pajak terhutang 25% x Rp800.000.000 = Rp200.000.000

3. Menghitung PPh maksimum yang dapat


dikreditkan:
(penghasilan Luar Negeri : total penghasilan)
x total PPh terutang
(Rp300.000.000 : Rp800.000.000) x Rp75.000.000
Rp200.000.000 =
4. Menghitung PPh yang terutan atau
dipotong di Luar Negeri:
40% x Rp300.000.000 = Rp120.000.000

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa PPh pasal 24


yang dapat dikreditkan adalah Rp75.000.000.

C. Contoh Pemyelesaian Perhitungan PPH Pasal 25

a. Perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 untuk Orang Pribadi


Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Purnama yang terutang sesuai
dengan SPT Tahunan PPh 2014 sebesar Rp50.000.000. Jumlah kredit
pajak Tuan Purnama pada tahun 2014 adalah Rp21.500.000, dengan
rincian sebagai berikut:
7

 PPh Pasal 21 Rp10.000.000

 PPh Pasal 22 Rp5.000.000

 PPh Pasal 23 Rp3.000.000

 PPh Pasal 24 Rp3.000.000 Berapa besarnya angsuran PPh Pasal 25


Tuan Purnama untuk tahun 2015:

Jawaban
PPh terutang tahun 2014 Rp.50.000.000
Kredit pajak :
 PPh pasal 21 Rp.10.000.000
 PPh pasal 22 Rp. 5.000.000
 PPh pasal 23 Rp. 3.000.000
 PPh pasal 24 Rp. 3.500.000
Jumlah kredit pajak Rp.21.500.000-
Dasar perhitungan PPh pasal 25 tahun 2015 Rp.28.500.000
Besarnya PPh pasal 25 per bulan : Rp.28.500.000 : 12 =Rp.2.375.000

b. Perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 untuk Badan

PT. Jatim Asri dalam laporan tahunan 2018 menunjukkan


penghasilan neto sebesar Rp.2.400.000.000. Adapun kredit pajak yang
berasal dari PPh 22, 23, dan 24 selama tahun 2018 adalah senilai Rp.
120.000.000. Hitunglah angsuran PPh Pasal 25 tahun 2019!
Jawaban :
Penghasilan neto tahun 2018 Rp.2.400.000.000
PPh terutang tahun 2018 :
25% x Rp.2.400.000.0000 = Rp. 600.000.000
Kredit Pajak :
PPh pasal 22, 23 dan 24 Rp. 120.000.000-
Dasar perhitungan PPh pasal 25 tahun 2019 Rp. 480.000.000
Besarnya PPh pasal 25 per bulan :
Rp.480.000.000 : 12 = Rp. 40.000.000
DAFTAR PUSTAKA

PPh Pasal 24: Pengertian, Perhitungan, dan Mekanisme (5 Juli 2021).

https://ayopajak.com/pph-pasal-24/. Diakses tanggal 08 April 2022

Contoh Soal Perhitungan PPh Pasal 24 (23 Januari 2017).


https://atpetsi.or.id/contohsoal-perhitungan-pph-pasal-24. Diakes tanggal 08 April
2022

Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 (3 November 2016).


https://www.onlinepajak.com/tentang-pajak-pribadi/pph-pajak-penghasilan-pasal-
25. Diakes tanggal 08 April 2022

Anda mungkin juga menyukai