Disusun Oleh :
K7722012
SURAKARTA
2023
BAB VIII
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 tidak dikenakan pada objek pajak tertentu,
melainkan hanyalah metode pembayaran pajak yang memiliki tarif sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan perpajakan. Tujuan adanya metode
pembayaran pajak penghasilan pasal 25 ini tidak lain agar tidak membebani wajib
pajak. Sehingga WP dapat membayar pajak penghasilan terutangnya dengan cara
diangsur mengikuti mekanisme dan sesuai tarif PPh 25 badan bagi wajib pajak
badan maupun pribadi. Artinya, WP badan tidak harus membayar seluruh PPh
terutangnya secara langsung, tapi memiliki opsi dengan cara diangsur setiap bulan,
sehingga tidak membebani.
a. PPh yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 23 serta
PPh yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; dan
b. Pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh
dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, dibagi 12 bulan atau
banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
2. Cara Menghitung PPh 25
Besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh
Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar Pajak Penghasilan yang terutang
menurut Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak yang
lalu dikurangi dengan:
a. Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan
Pasal 23 UU PPh, serta Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 UU PPh.
b. Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh
dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 UU PPh. dibagi 12 (dua
belas) atau banyaknya bulan dalam bagian Tahun Pajak.
Contoh Soal 1:
Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Dias yang terutang sesuai dengan SPT Tahunan
PPh 2018 Rp30.000.000,00
Pengurangan:
Rp18.000.000,00/12 = Rp 1.500.000,00
Jadi, Tuan Dias harus membayar sendiri angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan pada
tahun 2019 mulai masa Maret sebesar Rp1.500.000,00.
3. Ph 25 untuk WP Tertentu
a. PPh Pasal 25 WP Bank
Dasar untuk penghitungan Angsuran PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak bank
adalah laporan keuangan yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan
yang terdiri dari laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi sejak awal Tahun
Pajak sampai dengan Masa Pajak yang dilaporkan. Angsuran PPh Pasal 25
dihitung berdasarkan penerapan tarif Pasal 17 Undang-Undang PPh atas
penghasilan neto berdasarkan laporan keuangan tersebut dikurangi dengan:
• PPh Pasal 22 yang dipotong dan/atau dipungut sejak awal Tahun Pajak
sampai dengan Masa Pajak yang dilaporkan.
• PPh Pasal 25 yang seharusnya dibayar sejak awal Tahun Pajak sampai
dengan Masa Pajak sebelum Masa Pajak yang dilaporkan.
Penghasilan neto untuk menghitung PPh Pasal 25 tidak termasuk:
• Penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak.
• Penghasilan dan biaya sebagai pengurang penghasilan neto yang dikenal
Pajak Penghasilan yang bersifat final dan/atau bukan objek Pajak
Penghasilan.
b. Wajib Pajak Lainnya dan Wajib Pajak Masuk Bursa Selain Wajib Pajak Bank
Wajib Pajak lainnya yang berdasarkan ketentuan diharuskan membuat
laporan keuangan berkala yang selanjutnya disebut Wajib Pajak Lainnya adalah
Wajib Pajak yang melaksanakan kegiatan di sektor perasuransian, dana pensiun,
lembaga pembiayaan dan lembaga jasa keuangan lainnya sebagaimana diatur
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan:
Dasar untuk penghitungan Angsuran PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak
lainnya dan Wajib Pajak masuk bursa selain bank adalah laporan keuangan yang
disampaikan setiap 3 (tiga) bulan kepada bursa dan/atau Otoritas Jasa Keuangan
yang terdiri dari laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi sejak awal Tahun
Pajak sampai dengan periode yang dilaporkan. Angsuran PPh Pasal 25 dihitung
berdasarkan penerapan tarif Pasal 17 Undang-Undang PPh atas penghasilan
neto berdasarkan laporan keuangan triwulanan dikurangi dengan:
• PPh Pasal 22 dan Pasal 23 yang dipotong dan/atau dipungut sejak awal
Tahun Pajak sampai dengan Masa Pajak periode yang dilaporkan.
• PPh Pasal 25 yang seharusnya dibayar sejak awal Tahun Pajak sampai
dengan Masa Pajak periode yang dilaporkan.
• Penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak:
• Penghasilan dan biaya sebagai pengurang penghasilan neto yang dikenai
Pajak Penghasilan yang bersifat final dan/atau bukan objek Pajak
Penghasilan.
Fitriya. (2023, april 23). Pajak Penghasilan 25. Retrieved from klik pajak:
https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-pph-pasal-25/
Handayani, R. (2022, Oktober 24). PPh Pasal 24: Definisi, Subjek, Objek, Hingga
Perhitungan. Retrieved from Pajak.com: https://www.pajak.com/pajak/pph-pasal-24-
definisi-subjek-objek-hingga-perhitungan/
pajak, o. (2022, Agustus 23). PPh Pasal 24 (Pajak Penghasilan Pasal 24). Retrieved from
online pajak: https://www.online-pajak.com/tentang-pph-final/pph-pajak-penghasilan-
pasal-24
Prof. Dr. Mardiasmo, M. A. (2019). Perpajakan 2019. Yogyakarta: Andi Yogya karta.