Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dibagi 12 (dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.
Contoh 1:
Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Doni yang terutang sesuai dengan SPT Tahunan PPh 2018
adalah sebagai berikut:
Total Rp 30.000.000
Pengurangan:
Contoh:
Kasus 1
Pada tahun 2016, Alex memperoleh penghasilan teratur sebesar Rp 99.000.000 sedangkan
penghasilan tidak teratur Alex tahun 2016 adalah sebesar Rp 35.000.000. Penghasilan yang
dipakai sebagai dasar penghitungan PPh 25 pada tahun 2017 Andi adalah hanya dari
penghasilan teratur saja sebesar Rp 99.000.000.
Kasus 2
PT Batam Raya yang bergerak di bidang Konveksi dalam tahun 2009 membayar angsuran
bulanan sebesar Rp. 20.000.000. pada bulan Juli 2009 pabrik milik PT Batam Raya terjadi
kebakaran. Oleh karena itu, berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak, mulai bulan Agustus 2006
dapat disesuaikan menjadi lebih kecil daripada Rp 20.000.000.
D. Angsuran PPh Pasal 25 Bagi WP Baru, Bank, BUMN, BUMD, dan WP Tertentu
Lainnya
Sesuai Pasal 25 ayat (7) UU PPh, penghitungan PPh Pasal 25 bagi WP baru. BUMN,
BUMD, dan WP tertentu lainnya ditetapkan oleh Menteri Keuangan.
a. Angsuran PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak Baru
- Wajib Pajak Baru adalah Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang baru pertama
kali memperoleh penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas dalam tahun pajak
berjalan.
- Besarnya angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan untuk WP Baru dihitung berdasarkan
penerapan tarif umum atas penghasilan neto sebulan yang disetahunkan, dibagi 12
(dua belas).
- Dalam hal WP Baru menyelenggarakn pembukuan dan dari pembukuannya dapat
dihitung besarnya penghasilan neto setiap bulan, penghasilan neto fiskal dihitung
berdasarkan pembukuannya.
- Dalam hal WP Baru menyelenggarakan pencatatan dengan menggunakan Norma
Penghitungan Neto atau menyelenggarakan pembukuan tetapi dari pembukuannya
tidak dapat dihitung besarnya penghasilan neto setiap bulan, penghasilan neto fiskal
dihitung berdasarkan Norma Penghitungan Penghasilan Neto atas peredaran atau
penerimaan bruto.
- Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi baru, jumlah penghasilan neto fiskal yang
disetahunkan dikurangi terlebih dahulu dengan PTKP.
Contoh 1 :
PT Maju, perusahaan yang baru berdiri terdaftar sebagai wajib pajak pada awal bulan
Juni 2018. Selama bulan Juni penjualan pada PT Maju sebesar Rp 200.000.000 dan
biaya-biaya yang terjadi adalah sebesar Rp 80.000.000.
Perhitungan PPh Pasal 25 untuk masa Juni 2018 adalah sebagai berikut:
Penjualan Rp 200.000.000
Biaya Rp 80.000.000 -
PPh terutang
Untuk bulan berikutnya sampai dengan penyampaian SPT Tahunan dihitung lagi PPh
25 tiap bulannya seperti perhitungan di atas.
Contoh 2 :
Bernard yang berstatus kawin dan memiliki satu orang anak adalah warga Batam yang
memulai usaha bengkel pada tanggal 3 Maret 2016, penerimaan bruto bulan Maret 2016
Rp 50.000.000. persentase Norma Penghitungan misalnya untuk usaha bengkel motor
22,5%. Setiawan kawin dan mempunyai 2 anak.
12 x Rp 11.250.000 Rp 135.000.000
Rp 5.800.000
b. Besarnya angsuran PPh 25 setiap bulan bagi WP bank atau sewa guna usaha dengan hak
opsi (financial lease), adalah sebesar jumlah Pajak Penghasilan yang dihitung
berdasarkan penerapan tarif umum atas laba rugi fiskal menurut laporan keuangan
triwulan terakhir yang disetahunkan dikurangi Pajak Penghasilan Pasal 24 yang dibayar
atau terutang di luar negeri untuk tahun pajak lalu, dibagi 12 (dua belas).
Contoh:
PT Bank Perkreditan Rakyat Sejahtera dalam laporan triwulan April s.d. Juni 2011
menunjukkan penghasilan neto Rp 300.000.000.
Perhitungan PPh Pasal 25 untuk masa Juli, Agustus, September 2011 adalah sebagai
berikut:
Penghasilan neto triwulan Rp 300.000.000
Penghasilan neto disetahunkan
4 x Rp 300.000.000 Rp 1.200.000.000
PPh Terutang:
28% x Rp 1.200.000.000 = Rp 336.000.000
PPh Pasal 25 masa Juli, Agustus, September 2011 :
Rp 336.000.000 / 12 = Rp 28.000.000
Untuk triwulan berikutnya dihitung kembali PPh Pasal 25 tiap-tiap triwulan seperti
perhiutngan di atas.
c. Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk Wajib Pajak BUMN dan BUMD dengan nama
dan dalam bentuk apa pun, kecuali Wajib Pajak Bank dan sewa guna usaha dengan hak
opsi, adalah sebesar Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif
umum atas laba rugi fiskal menurut Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP)
tahun pajak yang bersangkutan telah disahkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dikurangi dengan pemotongan dan pemungutan PPh Pasal 22 dan Pasal 23 serta PPh
Pasal 24 yang dibayar atau terutang di luar negeri tahun pajak yang lalu, dibagi 12 (dua
belas).
Contoh:
Menurut RKAP Tahun 2010 yang sudah disahkan, PT Adhi Jaya (Sebuah BUMD yang
dimiliki Pemerintah Kota Jakarta) diperkirakan mempunyai penghasilan neto sebesar
RP 2.000.000.000. Kredit Pajak (PPh Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 yang dapat
dikreditkan) Tahun 2010 berjumlah 180.000.000.
d. Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk Wajib Pajak masuk bursa dan Wajib Pajak
Lainnya yang berdasarkan ketentuan diharuskan membuat laporan keuangan berkala,
adalah sebesar Pajak Penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas
laba-rugi fiskal menurut laporan keuangan berkala terakhir yang disetahunkan dikurangi
dengan pemotongan dan pemungutan PPh Pasal 22 dan Pasal 23 serta PPh Pasal 24
yang dibayar atau terutang di luar negeri untuk tahun pajak yang lalu, dibagi 12 (dua
belas).
e. Besarnya angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 untuk Wajib Pajak orang pribadi
pengusaha tertentu, ditetapkan sebesar 0,75% (nol koma tujuh puluh lima persen) dari
jumlah peredaran bruto setiap bulan dari masing-masing tempat usaha.