Anda di halaman 1dari 81

PAJAK

PENGHASILAN
PASAL 25

PPh Pasal 25

“Angsuran PPh yang harus dibayar sendiri


oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan dalam
tahun pajak berjalan”

Pasal 25 UU No. 7 Tahun 1983 diubah menjadi


UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
2
1.
Menghitung Angsuran
Bulanan

3
Besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak untuk setiap bulan
adalah sebesar PPh yang terutang menurut SPT Tahunan PPh tahun
pajak yang lalu dikurangkan dengan :

◍ PPh yang dipotong (Pasal 21, Pasal 23)


◍ PPh yang dipungut (Pasal 22)
◍ PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh
dikreditkan (Pasal 24)
◍ Dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

4
Penghitungan Angsuran PPh Pasal 25 bagi
Wajib Pajak Orang Pribadi

Contoh 1:

PPh yang terutang untuk Tuan Hakim berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun 2016 sebesar
Rp50.000.000. Pajak yang telah dipotong atau dipungut oleh pihak ketiga serta
terutang atau dibayar di luar negeri dalam tahun 2016 sebagai berikut :

◍ Pemotongan PPh Pasal 21 melalui pemberi kerja sebesar Rp15.000.000,-

◍ Pemungutan PPh Pasal 22 oleh pihak lain sebesar Rp10.000.000,-

◍ Pemotongan PPh Pasal 23 oleh penyelenggara kegiatan sebesar Rp2.500.000,-

◍ Pembayaran pajak di luar negeri sebesar Rp7.500.000,- seluruhnya dapat


dikreditkan (sebagai PPh Pasal 24)

Angsuran bulanan PPh Pasal 25 untuk tahun 2017?


5
Penghitungan Angsuran PPh Pasal 25 bagi
Wajib Pajak Badan
Contoh 2:

PPh yang terutang untuk PT Perdana berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun 2016 sebesar
Rp125.000.000. Pajak yang telah dipotong atau dipungut oleh pihak ketiga serta
terutang atau dibayar di luar negeri dalam tahun 2016 sebagai berikut :

◍ Pemungutan PPh Pasal 22 oleh pihak lain sebesar Rp30.000.000,-

◍ Pemotongan PPh Pasal 23 oleh pihak lain sebesar Rp15.000.000,-

◍ Pembayaran pajak di luar negeri sebesar Rp42.500.000, tetapi berdasarkan ketentuan


yang dapat dikreditkan (PPh Pasal 24) sebesar Rp40.000.000,-

PPh yang telah dipotong/dipungut pihak lain dan yang dibayarkan/terutang di luar
negeri tersebut untuk bagian tahun pajak yang meliputi masa 8 bulan dalam tahun 2016.

Angsuran bulanan PPh Pasal 25 untuk tahun 2017?


6
Penyetoran dan Pelaporan

Angsuran pajak bulanan (PPh Pasal 25) tersebut dibayar/disetor


sendiri oleh Wajib Pajak paling lambat 15 hari takwim berikutnya.
Angsuran Pajak bulan Maret 2017 disetor paling lambat 15 April 2017.
Pelaporan (penyampaian SPT) masa atas angsuran pajak tersebut
dilakukan paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir. Angsuran
pajak bulan Maret 2017 dilaporkan paling lambat tanggal 20 April
2015. sarana untuk melaporkan angsuran tersebut adalah SSP lembar
ketiga.

7
2.
Menghitung Angsuran PPh untuk
Bulan-Bulan Sebelum Batas Waktu
Penyampaian SPT Tahunan PPh

8
Mengingat batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh bagi Wajib
Pajak orang pribadi adalah akhir bulan ketiga tahun pajak
berikutnya dan bagi Wajib Pajak badan adalah akhir bulan keempat
tahun pajak berikutnya, besarnya angsuran pajak yang harus dibayar
untuk bulan-bulan sebelum SPT Tahunan PPh disampaikan sebelm batas
waktu penyampaian SPT Tahunan PPh sama dengan besarnya angsuran
pajak untuk bulan terakhir tahun pajak yang lalu (Desember).

9
Contoh 3.1:

Apabila SPT Tahunan PPh pada Contoh 1 disampaikan oleh Wajib


Pajak orang pribadi pada bulan Maret 2017, besarnya angsuran
pajak yang harus dibayar Wajib Pajak tersebut untuk bulan Januari
dan Februari 2017 adalah sebesar angsuran pajak bulan Desember
2016. misalnya, besarnya angsuran pajak bulan Desember 2016
adalah Rp1.000.000,- sehingga angsuran PPh untuk bulan Januari
dan Februari 2017 masing-masing sebesar Rp1.000.000,-

10
Contoh 3.2:

Apabila SPT Tahunan PPh pada Contoh 2 disampaikan oleh Wajib Pajak
badan (PT Perdana) pada bulan April 2017, besarnya angsuran pajak
yang harus dibayar Wajib Pajak tersebut untuk bulan Januari,
Februari , dan Maret 2017 adalah sebesar angsuran pajak bulan
Desember 2016. misalnya, besarnya angsuran pajak bulan Desember
2016 adalah Rp5.500.000,- sehingga angsuran PPh untuk bulan
Januari sampai Maret 2017 masing-masing sebesar Rp5.500.000,-

11
3.
Menghitung Angsuran PPh Pasal 25
Apabila dalam Tahun Berjalan
Diterbitkan Surat Ketetapan Pajak
untuk Tahun Pajak yang Lalu.

12
Apabila dalam tahun berjalan diterbitkan Surat
Ketetapan Pajak (SKP) untuk tahun pajak lalu, besarnya
angsuran pajak dihitung kembali berdasarkan SKP tersebut.
Perubahan besarnya angsuran pajak tersebut berlaku mulai
bulan berikutnya setelah bulan diterbitkannya SKP.

13
Contoh 4:

Berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2016 yang disampaikan Wajib
Pajak dalam bulan Februari 2017, perhitungan besarnya angsuran pajak yang
harus dibayar adalah Rp1.250.000. Dalam bulan Juni 2017, telah
diterbitkan SKP tahun pajak 2016 yang menghasilkan besarnya angsuran
pajak setiap bulan sebesar Rp2.000.000.

Berdasarkan ketentuan tersebut, besarnya angsuran pajak mulai bulan


Juli 2017 adalah sebesar Rp2.000.000. Penetapan besarnya angsuran pajak
berdasarkan SKP tersebut bisa sama, lebih besar, lebih kecil dari
angsuran pajak sebelumnya berdasarkan SPT Tahunan.
14
Contoh 5:
Wajib Pajak PT Perdana pada tahun 2016 melaporkan SPT Tahunan PPh dengan
jumlah PPh terutang sebesar Rp125.000.000. Pajak-papajak yang telah
dibayarkan melalui pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga serta terutang
atau dibayar di luar negeri dalam tahun 2016 sebagai berikut :
◍ PPh Pasal 22 atas impor barang sebesar Rp50.000.000,-
◍ PPh Pasal 23 atas sewa, deviden, dan lain-lain sebesar Rp10.000.000,-
◍ Pembayaran pajak di luar negeri sebesar Rp25.750.000. Dari jumlah
tersebut yang boleh dikreditkan sebesar Rp20.000.000,-
SPT Tahunan PPh disampaikan pada tanggal 30 April 2017. Angsuran pajak
bulan Desember 2016 sebesar Rp3.000.000. Pada bulan Agustus 2017,
diterima SKP yang menyebutkan bahwa angsuran PPh tahun 2017 adalah
Rp4.000.000.
Besarnya angsuran pajak
15
pada tahun 2017?
4.
PPh Pasal 25 dalam
Hal-Hal Tertentu

16
Pada dasarnya, besarnya pembayaran angsuran pajak oleh
Wajib pajak sendiri dalam tahun berjalan sedapat mungkin di
upayakan mendekati jumlah pajak yang akan terutang pada
akhiir tahun.
Oleh karena itu dalam hal-hal tertentu Direktur Jenderal
Pajak diberikan wewenang untuk menyesuaikan perhitungan
besarnya angsuran pajak yang harus di bayar sendiri oleh
wajib Pajak.

17
Hal-hal tertentu yang maksud adalah:

1. Wajib pajak berhak atas kompetisi kerugian;


2. Wajib pajak memperoleh penghasilan tidak tertentu;
3. Surat Pemberitahuan Tahunan Penghasilam tahun yang lalu di sampaikan setelah
lewat batas waktu yang di tentukan;
4. Wajib Pajak diberikan perpanjang jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan;
5. Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Pebghasilan
yang megakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum
pembetulan; dan
6. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak.

18
Wajib Pajak Berhak atas
Kompensasi Kerugian

Jika Wajibb Pajak berhak atas kompensasi kerugian.besarnya angsuran


PPh Pasal 25 sama dengan PPh yang dihitung atas dasar penghitungan PPh
dikurangi dengan PPh yang dipotong/dipungut atau terutang di luar negeri
yang boelh dikreditkan sesuai ketentuan Pasal 21. Pasal 22. Pasal 23, dan
Pasal 24 UU PPh,kemudian dibagi 12 atau banyaknya bulan didalam bagian
tahuan pajak.

19
Contoh 6:

Penghasilan kena pajak PT Putra Jaya tahun 2016 adalah Rp700.00.000, Sisa
kerugian tahun sebelumnya yang masih dappat dikompensasikan
Rp800.000.000. Sisa kerugian yang belum dikompensasi tahun 2016 adalah
Rp100.000.000 (= sisa rugi Rp 800.000.000. dikompensasikan dengan
penghasilan kena pajak tahun 2016 sebesar Rp700.000.000).

Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 tahun 2017 adalah:

20
Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 tahun 2017 adalah:
Penghasialn kena pajak tahun 2016 Rp700.000.000
Sisa kerugian yang belum dikompensasikan tahun 2016 Rp100.000.000 (-)
Penghasian yang dipakai sebagai dasar penghitungan Rp600.000.000
angsuran Pajak Penghasilam Pasal 25

Pasal Penghasilan yang terutang

25% x Rp600.000.000 = Rp150.000.000

1/12 x Rp150.000.000 = Rp12.500.000

21
Contoh 7
Perusahaan Ananda dimiliki oleh Tuan Hakim(K/I).Surat Pemebritahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2016 diisampaikan pada bulan Januari 2017 ,Data
yang terdapat dalam SPT tersebut adalah:
Penghasilan neto Rp546.000.000
PTKP(K/I) Rp 63.000.000 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp483.000.000
Sisa kerugian fiscal tahun pajak 2010 sebesar Rp300.000.000
Rp90.750.000 + 12
Jadi,penghasilan Kena Pajak tahun 2016 sebesar Rp483.000.000 = Rp7.567.500
Pajak Penghasilan terutang
5% x Rp50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp200.000.000 Rp30.000.000
25% x Rp233.000.000 Rp58.250.000
Rp90.750.000
22
Wajib Pajak Memperoleh Penghasilan
Tidak Teratur

Penghasilan teratur adalah penghasilan yang lazimnya diterima atau di


peroleh secara berkala sekurang kurangnya sekali dalam setiap tahun
pajak. Penghasilan ini dapat bersumber dari kegiatan usaha ,pekerjaan
bebas ,pekerjaan maupun pengalihan harta dana atau modal,kecuuali
penghasilan yang telah dikenakan PPh yang bersifat final.

Jika Wajib pajak memperoleh penghasilan tidak teratuur maka besarnya


angsuran PPh Pasal 25 adalah sama dengan PPh yang dilindungi dengan dasar
penghitungan PPh di kurangi dengan PPh yang di potong di pungut atau
dibayar/terutang di luar negeri yang boleh di kreditkan sesuai kententuan
Pasal 21, Pasal 22 ,Pasal 23 dan Pasal 24 UU PPh kemudian di bagi 12 atau
banyaknya bulan dalambagian tahun pajak.

23
Contoh 8
Wajib Pajak PT A pada tahun 2016 memperoleh total peredaran bruto sebesar
Rp14.800.000.000. Penghhasilan neto yang bersifat teratur dari usha
dagang sebesar Rp148.000.000 dan penghasilan tidak teratur dari menywakan
kendaraan dengan konntrak selama 3 (tiga) tahun yang di bayar sekaligus
oada tahun 2016 sebessar Rp72.000.000. Mengingat penghasilan yang dipakai
sebagai dasar dasar penghitungan angsuran PPh Pasal 25 pada tahun 2017
adalah hanya dari penghasilan teratur tahun 2016 .Dengan catatan bahwa
dalamm tahun 2016 .Wajib Pajak A telah dipungut PPh Pasal 22 oleh pihak
lain sebesar Rp2.900.000 sehingga amgsurran PPh Pasal 25 untuk tahun 2017
dihitung sebagai berikut.

24
Penghasilan neto (teratur) Rp148.000.000
Tidak ada siisa kerugian yang bisa dikompensasikan sehingga sebbesarnya PKP adalah
Rp148.000.000
◍ Penghasilan kena pajak yang memperoleh fasilitas:
(Rp4.800.000.000 + 14.800.000.000) x Rp148.000.000 = Rp 48.000.000
◍ Penghasilan kena pajakyangg tidak memperoleh fasilitas:
Rp148.000.000 – Rp48.000.000 = Rp100.000.000 = Rp100.000.000
◍ PPh yang teruttang
50% x 25% x Rp48.000.000 Rp 6.000.000
25% x Rp 100.000.000 Rp 25.000.000
Rp 31.000.000
◍ Kredit pajak/pengurangan
- PPh Pasal 22 Rp 2.900.000 (-)
◍ Dasar penghitungan angsuran Rp 28.100.000
◍ Angsuran bulanan PPh asaal 25 tahun 2017.
Rp28.100.000 + 12 = Rp2.341.667
25
SPT Tahunan PPh Tahun yang Lalu Disampaikan
setelah Lewat Batas Waktu yang Ditentukan

Apabila SPT Tahunan PPh tahun yang lalu disampaikan setelah


lewat batas waktu yang ditentukan yaitu selambat-lambatnya tiga
bulan setelah akhir tahun pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi
dan empat bulan setelah akhir tahun untuk Wajib Pajak bulan
besarnya PPh Pasal 25 dihitung sebagai berikut:

26
a. Untuk bulan-bulan mulai batas waktu penyampaian SPT sampai dengan bulan
sebelun disampaikannya SPT tersebut, besarnya angsuran pph pasal 25 sama
dengan besranya angsuran pph pasal 25 bulan terakhir tahun pajak yang lalu dan
bersifat sementara
b. Untuk bulan-bulan setelah wajib pajak penyampaikan SPT tahunan pph, besarnya
angsuran pph pasal 25 dihitung kembali berdasarkan ketentuan yang telah
dibahas sebelumnya dan berlaku surut.

Apabila besarnya pph pasal 25 pada huruf a lebih besar dari pada besarnya pph
pasal 25 pada huruf b, atas kekurangan tersebut terutang bunga 2% sebulan untuk
jangka waktu yang dihitung sejak jatuh tempo penyetoran pph pasal 25 dari masing-
masing bulan sampai dengan tanggal penyetoran.
Apabila besarnya pph pasal 25 pada huruf a lebih kecil dari pada besarnya pph
pasal 25 pada huruf b, atas kelebihan setoran tersebut dapat dipindahbukukan ke pph
pasal 25 bulan-bulan berikutnya setelah penyampaian SPT tahun pph.

27
Contoh 9

PT putra jaya menyampaikan SPT tahunan pph tahun pajak 2016 pada
tanggal 25 mei 2017, dengan data sebagai berikut:
PPh yang terutang Rp150.000.000
PPh Pasal 22,Pasal 23, dan Pasal 24 Tahun Rp 42.500.000
Pajak 2016 yang dapat dikreikan
PPh pasal 25 bulan Desember 2016 Rp 8.000.000

Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun 2017 adalah:

28
 Angsuran PPh Pasal 25 bulan januari sampai dengan Maret 2017 masing-masing
sebesar R8.000.00 ( sama dengan angsuran pph pasal 25 desember 2016)
 Angsura pph pasal 25 bulan april sampai dengan mei 2017 sama dengan Rp
8000.000
 Angsuran pph pasal 25 bulan april sampai dengan desember 2017 dihitung kembali
berdasarkan SPT tahunan pph tahun pajak 2016, yaitu:

Pph yang terutang Rp 150.000.000


Kredit pajak diperbolehkan (pasal 22, 23 dan 24) Rp 42.500.000 (-)
Dasar penghitungan angsuran Rp 107.500.000

Angsuran pph pasal 25 untuk bulan april sampai dengan desember 2017:

Rp 107.500.000 : 12 = Rp 8.958.333

29
• Pph pasal 25 bulan april sampai dengan mei 2017 yang telah disetor sebesar
Rp 8.000.000 sebulan, padahal yanhs eharusnya sebesar Rp 8.958.333 sehingga
terdapat kekurangan sebesar Rp 958.333 setiap bulan untuk bulan april sampai
dengan mei 2017. Jumlah tersebut harus disetor dan terutang bunga sebagai
berikut:
 Untuk masa pril 2017, terutang bunga 2% pebulan dihitung sejak 16 mei
2017 sampai dengan tanggal penyetoran.

 Untuk masa mei 2017, terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16 mei
2017 sampai dengan tanggal penyetoran

30
Wajib Pajak Diberikan Perpanjangan Jangka
Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh
Jika wajib pajak diberikan perpanjangan waktu penyampaian SPT Tahunan PPh, besarnya PPh
Pasal 25 dihitung sebagai berikut :

◍ Untuk bulan-bulan mulai batas waktu penyampaian SPT tahunan sampai dengan bulan
sebelum disampaikannya SPT Tahunan, besarnya angsuran PPh Pasal 25 sama dengan
besarnya PPh Pasal 25 yang dihitung berdasarkan SPT Tahunan sementara yang
disampaikan Wajib Pajak pada saat mengajukan permohonan izin perpanjangan.

◍ Untuk bulan-bulan setelah wajib pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh, besarnya
angsuran PPh Pasal 25 dihitung kembali berdasarkan SPT Tahunan tersebut (sama
dengan ketentuan pada huruf b ”SPT Tahunan PPh Tahun yang lalu Disampaikan Setelah
lewat Batas Waktu yang ditentukan”) dan berlaku surut mulai bulan batas penyampaian
SPT Tahunan.
31
◍ Apabila besarnya PPh Pasal 25 pada huruf a lebih besar daripada besarnya PPh Pasal
25 pada huruf b, atas kekurangan tersebut terutang bunga 2% (dua persen) sebulan
untuk jangka waktu yang dihitung sejak jatuh tempo penyetoran PPh Pasal 25 dari
masing-masing bulan sampai dengan tanggal penyetoran.

◍ Apabila besarnya PPh Pasal 25 pda huruf a lebih kecil daripada besarnya PPh Pasal
25 pada huruf b maka atas kelebihan setoran tersebut dapat dipindahbukukan ke PPh
Pasal 25 pada bulan-bulan berikutnya setelah penyampain SPT Tahunan PPh.

32
Contoh 10

PT Ananda menyampaikan permohonan perpanjangan waktu penyampaian SPT Tahunan PPh tahun
pajak 2016 pada tanggal 10 Januari 2017, dengan melampirkan penghitungan sementara
sebagai berikut :
◍ PPh yang terutang tahun 2016 sebesar Rp 100.000.000
◍ PPh Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 Tahun Pajak 2016 yang dapat dikreditkan
sebesar Rp 42.500.000
◍ Izin perpanjangan waktu penyampaian SPT Tahunan PPh diberikan sampai dengan 30 Juni
2017
◍ PPh Pasal 25 Masa Desember 2016 sebesar Rp 4.000.000
SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2016 disampaikan pada 10 Juni 2017, dengan data sesungguhnya
sebagai berikut :
◍ PPh yang terutang tahun 2016 Rp 125.000.000
◍ PPh pasal 22, Pasal 23 dan Pasal 24 Tahun pajak 2016 yang dapat dikreditkan
Rp42.500.000
33
Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam
tahun 2017 adalah :

◍ Angsuran PPh Pasal 25 bulan Januari sampai dengan Maret 2017 masing-masing sebesar
Rp 4.000.000

◍ Angsuran PPh Pasal 25 bulan April sampai Mei 2017 dihitung berdasarkan SPT Tahunan
PPh tahun pajak 2016 (penghitungan sementara), yaitu :
PPh yang terutang Rp 100.000.000
Kredit pajak (Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24) Rp 42.500.000 (-)
Dasar penghitungan angsuran Rp 57.500.000

Angsuran PPh Pasal 25 untuk bulan April sampai dengan Mei 2017 :
Rp 57.500.000 : 12 Rp 4.791.667

34
Angsuran PPh Pasal 25 untuk bulan April sampai dengan Desember 2017 dihitung
berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2016 (penghitungan sesungguhnya), yaitu :
PPh yang terutang Rp125.000.000
Kredit pajak diperbolehkan (Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24) Rp 42.500.000(-)
Dasar penghitungan angsura Rp 82.500.000

Angsuran PPh Pasal 25 bulan April sampai dengan Desember 2017 :


Rp 82.500.000 : 12 Rp6.875.000

35
PPh Pasal 25 bulan April s/d Mei 2017 yang telah disetor Rp 4.791.667 /bln

PPh Pasal 25 bulan April s/d Mei 2017 yang seharusnya disetor Rp6.875.000/bln

Selisih (kekurangan )Rp 2.083.333/bulan untuk bulan April s/d Mei 2017.

Jumlah tersebut harus disetor dan terutang bunga sebagai berikut :

◍ Untuk masa April 2017, terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16 Mei
2017 sampai dengan tanggal penyetoran

◍ Untuk masa Mei 2017, terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16 Juni 2017
sampai dengan tanggal penyetoran

Jika penghitungan kembali PPh Pasal 25 untuk masa April-Desember 2017 lebih kecil
daripada jumlah PPh Pasal 25 untuk bulan April-Mei 2017 maka kelebihan setoran
bulan April-Mei tersebut dapat diperhitungkan dengan setoran bulan Mei 2017.

36
Wajib pajak membetulkan sendiri SPT Tahunan
yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar
daripada angsuran bulanan sebelum pembetulan

◍ Apabila besarnya PPh Pasal 25 setelah pembetulan SPT Tahunan tersebut lebih
besar daripada PPh Pasal 25 sebelum pembetulan, maka atas kekurangan setoran PPh
Pasal 25 terutang bunga sebesar 2% untuk jangka waktu yang dihitung sejak jatuh
tempo penyetoran PPh Pasal 25 dari masing-masing bulan sampai dengan tanggal
penyetoran.

◍ Apabila besarnya PPh Pasal 25 setelah pembetulan SPT Tahunan tersebut lebih
kecil daripada PPh Pasal 25 sebelum dilakukan pembetulan, atas kelebihan setoran
PPh Pasal 25 dapat dipindahbukukan ke PPh pasal 25 bulan-bulan berikutnya
setelah penyampaian SPT Tahunan Pembetulan.

37
Contoh 11

a. SPTTahunan PPh Tahun Pajak 2016 PT Perdana disampaikan pada tanggal 25 april
2017 dengan data sebagai berikut
◍ PPh terutang Rp125.000.000
◍ PPh Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 yang dapat dikreditkan Rp 42.500.000
b. Besarnya angsuran PPh Pasal 25 untuk bulan Desember 2016 adalah Rp 6.000.000
c. Wajib pajak melakukanpembetulan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2016 pada tanggal 16
agustus 2017 dengan data sebagai berikut :
◍ PPh terutang Rp 150.000.000
◍ PPh Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 yang dapat dikreditkan Rp 42.500.000
d. Besarnya angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun 2017 adalah :

38
◍ Angsuran PPh Pasal 25 bulan Januari-maret 2017 Rp 6.000.000

◍ Angsuran PPh Pasal 25 bulan April-Juli 2017 yaitu :

PPh terutang Rp125.000.000

PPh Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 yang dapat dikreditkan Rp 42.500.000 (-)

Dasar perhitungan angsuran Rp 82.500.000

Angsuran PPh Pasal 25 April - Juli 2017 :Rp 82.500.000 : 12 Rp 6.875.000

◍ Angsuran PPh Pasal 25 Agustus-Desember 2017 yaitu :

PPh terutang Rp150.000.000

PPh Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 yang dapat dikreditkan Rp 42.500.000 (-)

Dasar perhitungan angsuran Rp107.500.000

Angsuran PPh Pasal 25 April s/dDesember 2017 :

Rp 107.500.000 : 12 Rp 8.958.333

39
PPh Pasal 25 bulan April s/d Juli 2017 yang telah disetor Rp6.875.000/bln
PPh Pasal 25 bulan April s/d Juli 2017 yang seharusnya disetor Rp8.958.333/bln
Selisih Rp2.083.333/bulan untuk bulan April s/d Juli 2017.
Jumlah tersebut harus disetor dan terutang bunga sebagai berikut :

◍ Untuk masa April 2017, terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16 Mei 2017
sampai dengan tanggal penyetoran

◍ Untuk masa Mei 2017, terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16 Juni 2017
sampai dengan tanggal penyetoran

◍ Untuk masa Juni 2017, terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16 Juli 2017
sampai dengan tanggal penyetoran

◍ Untuk masa Juli 2017, terutang bunga 2% per bulan dihitung sejak 16 Agustus
2017 sampai dengan tanggal penyetoran

40
Terjadi Perubahan Usaha /
Kegiatan Wajib Pajak

Perubahan
Penghasilan Memengaruhi PPH dengan
Kegiatan
PPH Syarat 75%
Usaha

Mengajukan Permohonan pengurangan PPH Pasal 25


1.Permohonan Tertulis >>> Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak Mendaftar
2.Penyertaan perhitungan
3.Tidak adanya keputusan > 1 bulan setelah surat sampai maka permohonan dianggap
DITERIMA

Perhitungan kembali
Tahun Berjalan
Peningkatan >150% untuk bulan yang
Peningkatan Usaha
tersisa

41
5.
PPh PASAL 25 Bagi Wajib Pajak Baru; BUMN ,
BUMD, Wajib Pajak Masuk Bursa, dan Wajib
Pajak Lainnya yang Berdasarkan Pperundang-
Undangan Harus Membuat Laporan Keuangan
Berkal; dan Wajib Pajak Orang Pribadi

Pengusaha tertentu dengan Tarif Paling Tinggi


0,75% dari Peredaran Bruto

42
PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak Baru

◍ Wajib Pajak Baru adalah Wajib Pajak orang pribadi dan badan
yang baru pertama kali mendapat penghasilan usaha dalam tahun
pajak berjalan
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑙 17 𝑥 12 𝑥 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑁𝑒𝑡𝑜 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
Angsuran PPh Pasal 25 Sebulan =
12

43
Contoh Soal 13

PT Angkasa terdaftar sebagai Wajib Pajak pada KPP Jogja


pada tanggal 1 Feb 2016. Peredaran usaha bruto menurut
pembukuan bulan Feb 2016 sebesar Rp 500.000.000. Setelah
dikurangi dengan pengurangan/biaya yang diperkenankan
didapatkan penghasilan neto sebesar Rp 100.000.000
Penghitungan PPh Pasal 25 bulan Feb 2016 sebagai berikut:

44
Penghasilan neto bulan Feb 2016 Rp 100.000.000

Penghasilan neto disetahunkan: 12 x Rp 100.000.000 Rp1.200.000.000

Total Peredaran bruto setahun: 12 x Rp 500.000.000 Rp6.000.000.000

PPh yang terutang sebagai dasar perhitungan PPh Pasal 25:

𝑅𝑝 4.800.000.000
12,5% x ( 𝑅𝑝 6.000.000.000
) x Rp 1.200.000.000 Rp 120.000.000

25% x (Rp 1.200.000.000 – Rp 960.000.000) Rp 60.000.000(+)

PPh Pasal 25 Setahun Rp 180.000.000

Angsuran PPh Pasal 25 sebulan

Rp180.000.000 : 12 Rp 15.000.000

45
Contoh Soal 14

◍ Kantor notaris Maimuna dimiliki oleh Maimuna ( tidak kawin


tanpa tanggungan ) terdaftar sebagai wajib pajak pada KPP Jogja
sejak tgl 1 Maret 2016. Peredaran usaha bruto pada bulan Maret
2016 sebesar Rp 60.000.000. Norma penghitungan penghasilan neto
untuk usaha tersebut adalah 55%.

◍ Perhitungan PPh Pasal 25 bulan Maret 2016 sebagai berikut:

46
Penghasilan neto bulan Maret 2016:
55% x Rp 60.000.000 Rp 33.000.000
Penghasilan neto disetahunkan:
12 x Rp 33.000.000 Rp396.000.000
PTKP (TK/0) Rp 54.000.000
Penghasilan kena pajak Rp342.000.000
PPh yang terutang sebagai dasar penghitungan
PPh pasal 25:
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 200.000.000 Rp 30.000.000
25% x Rp 92.000.000 Rp 23.000.000
Rp 55.500.000
Angsuran PPh Pasal 25 bulan Maret 2016:
Rp 55.500.000 : 12 Rp 4.625.000

47
PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak Baru

◍ Besar angsuran PPh 25 yang harus dibayarkan adalah Pajak


Penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas
laba rugi menurut laporan keuangan triwulan terakhir yang
disetahunkan dikurangi PPh 24 yang dibayar diluar negeri untuk
tahun pajak yang lalu dibagi 12
[𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑙 17 𝑥 (𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑡𝑟𝑖𝑤𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑥 4)]
Angsuran PPh Pasal 25 Sebulan =
12

48
PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak
BUMN dan BUMD

◍ Dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba dan rugi


fiscal menurut RKAP yang telah disahkan dikurangi dengan PPh
pasal 22-24

◍ Bila RKAP belum disahkan maka angsuran pajaknya sebesar PPh 25


bulan terakhir tahun pajak sebelumnya

◍ Bila masih memiliki kerugian maka sejumlah tersebut dapat


dikurangkan pada neto menurut RKAP

49
Wajib Pajak Masuk Bursa dan Wajib Pajak
Lainnya yang Berdasarkan Ketentuan
Peraturan Perundang-undangan Harus
Membuat Laporan Keuangan Berkala

Angsuran PPh 25 dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas


laba rugi fiscal menurut LK berkala terakhir yang disetahunkan
dikurangi dengan PPh 22-24 lalu di bagi 12

50
PPh Pasal 25 bagi Wajib Pajak orang
Pribadi Pengusaha Tertentu

◍ Wajib Pajak yang dimaksud di sini adalah orang pribadi


1. Yang melakukan usaha dalam perdagangan
2. Memiliki usaha lebih dari 1
3. Atau memiliki tempat usaha yang berbeda dari domisili
Besarnya angsuran PPh 25 ditetapkan sebesar 0.75% dari
jumlah peredaran bruto setiap bulan dari masing-masing
tempat usaha

51
6.
Penyetoran dan Pelaporan
PPh Pasal 25

52
1. PPh Pasal 25 harus dibayar/disetorkan selambat-lambatnya pada
tanggal 15 bulan takwim berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

2. Wajib Pajak diwajibkan untuk menyampaikan SPT Masa selambat-


lambatnya 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.

3. Bagi Wajib Pajak pengusaha tertentu, berlaku ketentuan sebagai


berikut :

◍ Jika Wajib Pajak memiliki beberapa tempat usaha dalam satu


wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak, harus mendaftarkan masing-
masing tempat usahanya di Kantor Pelayanan Pajak yang
bersangkutan dan menyampaikan SPT Tahunan PPh dengan batas waktu
pada ketentuan nomer 2

53
7.
PPh Pasal 25 bagi Wajib
Pajak Orang Pribadi yang
Berpergian ke Luar Negeri

54
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang tidak memiliki NPWP dan telah
berusia 21 tahun yang bertolak ke luar negeri wajib membayar pajak.

Termasuk wajib pajak orang pribadi dalam negeri adalah istri, anggota
keluarga sedarah, dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak
angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya Wajib Pajak yang bersangkutan.
Besarnya fiskal luar negeri (FLN) yang wajib dibayar oleh Wajib Pajak
orang pribadi adalah:
1. Rp2.500.000 untuk setiap orang setiap kali bertolak ke luar negeri dengan
menggunakan pesawat udara;
2. Rp1.000.000 untuk setiap orang setiap kali bertolak ke luar negeri dengan
menggunakan angkutan laut.

55
Pengecualian Pembayaran Pajak Penghasilan bagi
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri yang akan
Bertolak ke Luar Negeri

1. Orang asing yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, dengan
menunjukkan visa kunjungan atas visa singgah.

2. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain


dari negara asing, termasuk anggota keluarganya dan orang orang yang
diperbantukan kepada mereka, yang bekerja dan bertempat tinggal bersama mereka,
sepanjang bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau
memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara
bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik, dengan menunjukkan paspor
Diplomatik.

56
3. Pejabat-pejabat dari perwakilan organisasi internasional yang tidak termasuk Subjek
Pajak Penghasilan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan, termasuk anggota
keluarganya, sepanjang bukan warna negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha,
kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia, dengan
menunjukkan paspor Diplomatik.

4. Warga Negara Indonesia yang bertempat tinggal tetap di luar negeri yang memiliki
dokumen resmi sebagai penduduk negeri tersebut, dengan menunjukkan salah satu dari
tanda pengenal resmi yang masih berlaku sebagai penduduk luar negeri berikut ini.

5. Jamaah haji yang penyelenggaraannya dilakukan oleh instansi yang berwenang, dengan
menunjukkan daftar para jamaah haji oleh pimpinan rombongan dan petugas pelaksana
pemberangkatan haji yang pembiayaannya dibebankan pada Biaya Perjalanan Ibadah Haji
(BPIH) dengan menyerahkan surat dari Departemen Agama. Pengecualian tersebut tidak
berlaku bagi Jemaah Haji Khusus yang penyelenggaraanya dibebankan pada BPIH Khusus.

57
6. Orang pribadi yang melakukan perjalanan lintas batas wilayah Republik Indonesia
melalui darat.

7. Para pekerja Warga Negara Indonesia yang akan bekerja d luar negeri dalam rangka
program pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dengan menunjukkan Kartu Tenaga Kerja
Luar Negeri (KTKLN) atau menyerahkan persetujuan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi.

8. Mahasiswa dari negara asing yang berada di Indonesia dalam rangka belajar dengan
rekomendasi dari perguruan tinggi tempat mereka belajar dan tidak menerima atau
memperleh penghasilan dari Indonesia, dengan menyertakan surat pernyataan dan tidak
menerima atau memperleh penghasilan dari Indonesia dan surat rekomendasi sebagai
mahasiswa atau pelajar dari pimpinan perguruan tinggi sekolah yang bersangkutan.
Pembebasan tersebut tidak berlaku bagi istri dan anak-anaknya maupun anggota keluarga
lainnya.

58
9. Orang asing yang berada di Indonesia dan tidak menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia yang melaksanakan
• Penelitian di bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan dibawah koordinasi
lembaga pemerintah terkait;
• Program kerja sama teknik dengan mendapat persetujuan Sekertariat
Negara;
• Tugas sebagai misi keagamaan dan misi kemanusiaan dibawah koordinasi
instansi terkait.
10.Tenaga kerja warga negara asing , pendatang yang bekerja di Pulau Batam,
Pulau Bintan, dan Pulau Karimun. Sepanjang mereka telah dipotong Pajak
Penghasilan oleh pemberi kerja, dengan menyerahkan tanda bukti pemotongan
Pajak Penghasilan Pasal 21 atau pasl 26 yang telah dilegalisir oleh Kepala
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batam atau Kepala Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Tanjung Pinang atau Pejabat yang ditunjuk.
59
11.Penyeandang cacat atau orang sakit yang akan berobat ke luar negeri atas
baiaya organisasi sosial termasuk 1 orang pendamping, dengan menyerahkan
surat persetujuan dari Menteri Kesehatan atau yang mewakilinya.

12.Anggota misi kesenian, misi kebudayaan, misi olahraga, atau misi


keagamaan, yang mewakili Pemerintah Republik Indonesia ke luar negeri,
dengan menyerahkan surat persetujuan dari menteri terkait atau yang
mewakilinya.

13.Mahasiswa atau pelajar yang telah berusia 21 tahun yang akan belajar ke
luar negeri dalam rangka program resmi pertukaran maasiswa atau pelajar
yang diselenggarakan pemerintah atau badan asing dengan persetujuan
menteri terkait

60
Tata Cara Pengecualian Pembayaran Fiskal Luar
Negeri bagi Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
yang akan Bertolak ke Luar Negeri

Pengecualian dari kewajiban pembayatran FLN adalah orang pribadi yang akan
bertolak ke luar negeri dilakukan dengan cara sebagai berikut

a. Untuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang memiliki NPWP dan
telah berusia 21 tahun atau lebih diberikan melalui pengecekan
validari NPWP oleh UPFLN Direktorat Jendral Pajak yng bertugas di
bandar udara atau pelabuhan laut keberangkatan ke luar negeri
sepanjang NPWP tersebut telah terdaftar sekurang-kurangnya 3 hari
sebelum keberangkatan

61
b. Untuk Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP sendiri (istri atau suami, anggota
keluarga sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang
menjadi tanggungan sepenuhnya Wajib Pajak yang bersangkutan), diberikan melalui
pengecekan validasi NPWP Wajib Pajak yang memberikan tanggungan sepenuhnya oleh
unit pembayaran fiskal luar negeri (UPFLN) Direktorat Jendral Pajak yang bertugas
di bandar udara atau pelabuhan lautkeberangkatan ke luar negeri sepanjang NPWP
tersebut telah terdaftar sekurang-kurangnya 3 hari sebelum hari keberangkatan,
dengan ketentuan bahwa Wajib Pajak (istri atau suami, anggota keluarga
sedarahatau semenda) yang tidak memiliki NPWP sendriri dari:

62
◍ Wajib Pajak yang memberikan tanggungan sepenuhnya yang bersetatus sebagai Warga
Negara Indonesia (WNI) atau berstatus sebagai Warga Negara Asing (WNA) dan memiliki
Kartu Keluarga harus melampirkan fotokopi Kartu Keluarga dan/atau Surat Pernyataan
Menanggung Sepenuhnya Orang Tua yang tidak terdaftar dalam Kartu Keluarga oleh
orang pribadi yang memiliki NPWP.

◍ Wajib Pajak yang membrikan tanggungan sepenuhnya berstatus sebagai Warga Negara
Asing (WNA) yang

 Tidak memiliki Kartu Keluarga harus melampirkan fotokopi Surat Keterangan Susunan
Keluarga Pendatang (SKSKP) atau dokumen lain yang dipersamakan sengan SKSKP yang
menunjukkan hubungan status keluarga yang dikeluarkan oleh instansi berwenang.

 Namanya tidak tercantum dalam susunan Kartu Keluarga atau memiliki Kartu Keluarga
yang terpisah dengan anggota keluarganya yang disebabkan perbedaan
kewarganegaraan harus melampirkan fotokopi dokumen lain yang menunjukkan hubungan
status keluarga yang dikeluarkan oleh instansi berwenang.

63
c. Untuk pengecualian angka 1 s.d 7 diberikan secara langsung oleh UPFLN Direktorat
Jendral Pajak yang bertugas di bandar uadar atau pelabuhan laut keberangkatan ke
luar negeri, termasuk Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang berusia kurang
dari 21 tahun.

d. Untuk pengecualian angka 7 s.d 13 diberikan melalui penerbitan SKBFLN oleh UPFLN
Direktorat Jendral Pajak di bandar udara atau pelabuhan laut keberangkatan ke
luar negeri atau KPP yang melakukan pengelolaan FLN atau tempat lain yang
ditentukan oleh Direktur Jendral Pajak.

64
PAJAK
PENGHASILAN
PASAL 28
Pajak Penghasilan Pasal 28

◍ Sebagaimana diketahui bahwa adanya persamaan antara PPh


Pasal 28 dan PPh Pasal 29, yaitu sama-sama digunakan
untuk perhitungan akhir tahun
◍ Jika PPh Pasal 28 itu adalah kelebihan bayar dan PPh
Pasal 29 itu adalah kekurangan bayar.

Pajak Penghasilan Pasal 28 (PPh Pasal 28) itu


adalah kelebihan pembayaran pajak pada akhir
tahun.
66
Pelaporan PPh Pasal 28 yang lebih bayar maka kelebihan bayar
dari pajak tersebut haruslah dikembalikan kepada Wajib Pajak
atau dapat juga diakumulasikan pada tahun pajak berilkutnya.

Sedangkan jika sampai akhir tahun pajak masih adanya kekurangan


dalam pembayaran pajak tahunan (PPh Pasal 29), maka Wajib Pajak
diwajibkan untuk membayarkan kekurangannya tersebut.

67
Macam-macam pengurangan kredit pajak
untuk wajib pajak dalam negeri berupa :

1. Pemotongan Pajak atas penghasilan dari pekerjaan sebagaimana


dimaksud dalam PPh pasal 21.
2. Pemungutan pajak atas penghasilan dari usaha sebagaimana
dimaksud dalam pasal 22.
3. Pemotongan pajak atas penghasilan berupa dividen, royalti,
sewa, dan imbalan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23.
4. Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24.
5. Pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri untuk tahun
pajak yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.

68
Contoh PPh Pasal 28

Penghasilan Kena Pajak Ibu Nunu di tahun 2016


dianggap Rp200.000.000. Selain itu, dia juga memiliki
kredit pajak PPh pasal 22 sebesar Rp7.000.000 dan PPh Pasal
23 sebesar Rp9.500.000.

Ibu Nunu juga terdapat penyerahan Barang Kena Pajak


(BKP) terhadap Kementerian sebesar Rp1.000.000.000.

69
Mari Bahas Perhitungan

PPh Terutang Ibu Nunu = (5% x Rp50.000.000) + (Rp150.000.000 x 15%) = Rp25.000.000

Kredit Pajak:

◍ PPh 22 = Rp 7.000.000

◍ PPh 23 = Rp 9.500.000

◍ PPh 22 = 1,5% x Rp1.000.000.000 = Rp15.000.000

Jumlah Kredit Pajak = Rp31.500.000

PPh Pasal 28 = PPh Terhutang – Kredit Pajak

Rp25.000.000 – Rp31.500.000 = – Rp6.500.000

70
Pada perhitungan diatas diketahui Pajak Penghasilan
Pasal 28 (PPh Pasal 28) yaitu adanya kelebihan pembayaran
pajak sebesar Rp6.500.000. Inilah yang dinamakan PPh Pasal
28.

Namun, jika akhir tahun adanya kekurangan pembayaran


PPh maka disebut dengan Pajak Penghasilan Pasal 29 (PPh
Pasal 29).

71
PAJAK
PENGHASILAN
PASAL 29

Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008, PPh Pasal
29 adalah PPh Kurang Bayar (KB) yang telah
tercantum dalam SPT Tahunan PPh, yakni sisa
dari PPh yang terutang dalam tahun pajak yang
bersangkutan dikurangi dengan kredit PPh (PPh
Pasal 21, 22, 23, dan 24) dan juga PPh Pasal 25.

73
PPh Kurang Bayar Harus Sudah
Dilunasi Sebelum Dikeluarkannya SPT

Jika terdapat PPh kurang bayar, Wajib Pajak (WP)


berkewajiban untuk melunasi kekurangan dari pembayaran pajak yang
terutang sebelum dikeluarkannya SPT Pajak Penghasilan. Jika tahun
buku sama dengan tahun kalender, kekurangan dari pajak tersebut
harus sudah dilunasi paling lambat 31 Maret untuk Wajib Pajak
Orang Pribadi atau 30 April untuk Wajib Pajak Badan (WPB) sesudah
tahun pajak berakhir.

74
PPh Pasal 29 wajib disetor dengan menggunakan Surat Setoran
Pajak (SSP), yakni paling lambat sebelum SPT Tahunan dilaporkan
pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) ataupun pada akhir bulan ke-3
tahun pajak berikutnya bagi Wajib Pajak Orang Pribadi. Sementara
bagi Wajib Pajak Badan (WPB), penyetorannya dilakukan paling
lambat pada akhir bulan ke-4 tahun pajak berikutnya.

75
Ilustrasi Contoh Perhitungan
Pajak Penghasilan Pasal 29
Perhitungan PPh Pasal 29 Orang Pribadi

Pak Rudi adalah pengusaha restoran (UMKM) di Bandung yang termasuk ke dalam Wajib Pajak
Orang Pribadi Pengusaha Tertentu dan memakai pencatatan di dalam penghitungan besarnya PPh.
Berikut adalah perhitungan pajak tersebut:

Jumlah peredaran usaha/omzet dalam setahun adalah Rp200.000.000

PPh Pasal 25 (WPOPPT) yang telah dilunasi adalah (0,75% x Rp200.000.000) = Rp1.500.000.

Setelah dihitung kembali, pajak yang seharusnya dibayar Pak Rudi yang terutang selama
setahun ialah Rp2.000.000

PPh Pasal 29 yang wajib dilunasi Pak Rudi adalah Rp2.000.000 – Rp1.500.000 = Rp500.000

76
PPh Pasal 25 (WPOPPT) yang telah dilunasi adalah

(0,75% x Rp200.000.000) = Rp1.500.000.

Setelah dihitung kembali, pajak yang seharusnya dibayar


Pak Rudi yang terutang selama setahun ialah Rp2.000.000

PPh Pasal 29 yang wajib dilunasi Pak Rudi adalah

Rp2.000.000 – Rp1.500.000 = Rp500.000

77
Perhitungan PPh Pasal 29 Badan

Koperasi Unit Desa Maju Jaya setelah menghitung jumlah PPh terutang tahun pajak 2011,
diketahui PPh terutangnya dalam setahun sebesar Rp12.000.000. Pada 2012, koperasi
memperoleh laba yang lebih banyak. Sesudah dihitung kembali, pajak terutang pada 2012
adalah Rp15.000.000.

Angsuran dari PPh Pasal 25 selama tahun 2012 (12 bulan) adalah

Rp1.000.000 x 12 = Rp12.000.000 (asumsi pembayaran tahun berjalan).

PPh Pasal 29 tahun 2012 yang wajib dilunasi KUD Maju Jaya adalah:

PPh yang terutang – Angsuran PPh Pasal 25 atau Rp15.000.000 – Rp12.000.000 = Rp3.000.000

78
Cermati Lebih Dahulu agar Memudahkan Dalam Perhitungannya

Secara garis besar, pajak penghasilan (PPh) Pasal 29 ini berlaku bagi Wajib Pajak (WP)
yang memiliki kekurangan pembayaran pajak yang dikategorikan sebagai utang. Wajib Pajak
yang dimaksud dalam aturan penerapan PPh Pasal 29 ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi
Pengusaha Tertentu (WPOPPT) dan Wajib Pajak Badan (WPB). Dan perhitungan PPh Pasal 29
yang berlaku atas kedua WP tersebut berbeda satu sama lain. Sebelum memenuhi kewajiban
yang telah diatur ketentuannya, ada baiknya Anda mencermati lebih dulu berada di
kategori WP manakah Anda agar jelas perhitungan PPh Pasal 29-nya.

79
SOAL

Koperasi Lancar Jaya setelah menghitung jumlah


PPh terutang tahun pajak 2012, diketahui PPh
terutangnya dalam setahun sebesar Rp 15.000.000.
Pada 2013, koperasi memperoleh laba yang lebih
banyak. Sesudah dihitung kembali, pajak terutang
pada 2013 adalah Rp 20.000.000.hitunglah Pph 29?

80
👍
Thanks!
Any questions?

81

Anda mungkin juga menyukai