Tahun 2019 Rp50.000.000,00
Dikurangi:
1. PPh yang dipotong pemberi Kerja (Pasal 21) Rp15.000.000,00
2. PPh yang dipungut oleh pihak lain (Pasal 22) Rp10.000.000,00
3. PPh yang dipotong oleh pihak lain (Pasal 23) Rp2.500.000,00
4. Kredit PPh luar negeri (Pasal 24) Rp7.500.000,00 (+)
Jumlah kredit pajak Rp35.000.000,00 (-)
Selisih Rp15.000.000,00
Dengan demikian, besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri setiap bulan
untuk tahun 2020 adalah sebesar Rp 1.250.000,00 (Rp 15.000.000,00 dibagi 12).
Contoh 2
Apabila PPh sebagaimana dimaksud pada contoh di atas berkenaan dengan
penghasilan yang diterima atau diperoleh meliputi masa 6 bulan dalam tahun 2019,
besarnya angsuran bulanan yang harus dibayar di tahun 2020 adalah sebesar
Rp2.500.000,00 (Rp15.000.000,00 dibagi 6).
2. Perhitungan PPh Pasal 25 Ayat (2)
Berdasarkan PPh Pasal 25 Ayat (2), mengingat batas waktu penyampaian SPT
Tahunan PPh bagi Wajib Pajak Badan adalah akhir bulan keempat tahun pajak
berikutnya, besarnya angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh Wajib Pajak
untuk bulan-bulan sebelum SPT Tahunan PPh disampaikan belum dapat dihitung
sesuai dengan perhitungan di atas.
Berdasarkan ketentuan ini, besarnya angsuran pajak untuk bulan-bulan
sebelum SPT Tahunan PPh disampaikan sebelum batas waktu penyampaian SPT
Tahunan adalah sama dengan angsuran pajak untuk bulan terakhir dari tahun pajak
yang lalu.
Contoh
Apabila SPT Tahunan PPh disampaikan oleh Wajib Pajak pada bulan Februari
2020, besarnya angsuran pajak yang harus dibayar Wajib Pajak tersebut untuk bulan
Januari 2020 adalah sebesar angsuran pajak bulan Desember 2019, misalnya sebesar
Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Apabila dalam bulan September 2019 diterbitkan keputusan pengurangan
angsuran pajak menjadi nihil, sehingga angsuran pajak sejak bulan Oktober sampai
dengan Desember 2019 juga menjadi nihil, besarnya angsuran pajak yang harus
dibayar Wajib Pajak untuk bulan Januari 2020 tetap sama dengan angsuran bulan
Desember 2019, yaitu nihil.