Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bank sebaiknya tidak kekurangan maupun tidak kelebihan likuiditas. Investasi jangka
pendek merupakan alternatif untuk menempatkan dana sekiranya bank kelebihan Likuiditas,
Dengan investasi jangka pendek, bank disamping dapat memperoleh penghasilan yang
memberikan kontribusi pada tingkat rentabilitas, juga dapat dijual sewaktu-waktu ketika
membutuhkan dana untuk membiayai Likuiditas. Ketika kepentingan likuditas amat tinggi, maka
bank harus memilih instrumen yang memiliki likuiditas pasar tinggi. Bank harus memilih
sekuritas yang rnudah dijual maupun mudah dibeli. Sekuritas seperti ini dikenal dengan sekuritas
unggulan. Sebaliknya bila bank amat berkepentingan untuk memprioritaskan pendapatan dari
investasi sekuritas, maka sekuritas jangka panjang umumnya akan menjadi pilihan.
Instrumen investasi dalam bentuk sekuritas dapat dilakukan dalam bentuk commercial
paper, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Utang Negara/SUN (berupa obligasi pemerintah),
Obligasi Perusahaan, Saham dan sebagainya. Pada bab ini hanya akan disajikan investasi pada
Surat Utang Negara (SUN). SUN adalah yang paling populer saat ini, sebagai sarana untuk
memarkir dana perbankan selain ke sektor kredit. Sedangkan obligasi perusahaan dan saham
juga bisa dijadikan instrumen bank untuk berinvestasi, tapi ini relatif berisiko.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat menulis rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa Jenis Surat Utang Negara ?

2. Bagaimana Cara Pembelian SUN?

3. Bagaimana Penentuan Pemenang SUN?

4. Apa saja prinsip-prinsip dasar audit lingkungan?

5. Bagaimana Perlakuan Akuntansi dan Perhitungan Harga Setelmen Hasil Lelang

SUN
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mengetahui Jenis Surat Utang Negara

2. Mengetahui Cara Pembelian SUN

3. Mengetahui Penentuan Pemenang SUN

4. Mengetahui prinsip-prinsip dasar audit lingkungan

5. Mengetahui Perlakuan Akuntansi dan Perhitungan Harga Setelmen Hasil Lelang

SUN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis Surat Hutang Negara
Surat Utang Negara yang selanjutnya disebut SUN yang diterbitkan dan dijual dengan cara
lelang di Pasar Perdana terdiri dari:
a. Surat Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disebut SPN yaitu SUN dalam mata uang
Rupiah yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas bulan) dengan pembayaran bunga
secara diskonto; dan
b. Obligasi Negara yang selanjutnya disebut ON yaitu SUN dalam mata uang Rupiah yang
berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan atau dengan pembayaran
bunga secara diskonto.
SUN dapat diperoleh melalui lelang di pasar perdana di Bank Indonesia. Pihak yang dapat
membeli SUN di Pasar Perdana yaitu individu, perusahaan, usaha bersama, asosiasi atau
kelompok yang terorganisasi. Sedangkan pihak yang dapat mengikuti lelang SUN di Pasar
Perdana yang selanjutnya disebut peserta lelang terdiri dari Bank, Perusahaan Pialang Pasar
Uang dan Perusahaan Efek yang telah ditunjuk oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Pembeli yang bukan peserta lelang mengajukan penawaran pembelian SUN melalui peserta
lelang.

2.2 Cara Pembelian Surat Utang Negara

a. Pembelian Kompetitif, yaitu pembelian Kompetitif (competitive bidding) adalah pengajuan


penawaran pembelian dengan mencantumkan volume dan tingkat imbal hasil (yield) yang
diinginkan penawar.
b. Pembelian Non-kompetitif (non-competitive bidding) adalah pengajuan penawaran pembelian
dengan mencantumkan volume tanpa tingkat imbal hasil (yield) yang diinginkan penawar.

Persentase untuk penawaran pembelian kompetitif dan penawaran pembelian non-kompetitif


ditentukan sebelum lelang SUN. Dalam hal penawaran pembelian kompetitif melebihi target yang
ditetapkan, sedangkan penawaran non-kompetitif lebih kecil dari target yang ditetapkan, atau
sebaliknya, alokasi persentase penawaran pembelian kompetitif dan penawaran pembelian non-
kompetitif, dapat disesuaikan untuk menyerap kelebihan atau kekurangan pada salah satu jenis
penawaran lelang. Sedangkan setelmen hasil lelang SUN di pasar perdana dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. SPN dilakukan pada satu hari kerja berikutnya setelah hari pelaksanaan lelang SPN (T+1);
b. ON selambat-lambatnya dilakukan pada 5 hari kerja berikutnya setelah pengumuman hasil
pengumuman pemenang lelang ON (T+5).
2.2.1 Ketentuan dan Persyaratan Lelang SUN
1. Lelang SUN dilakukan berdasarkan target kuantitas dengan memperhatikan tingkat diskonto
atau yield dari penawaran yang diterima.
2. Bank dan Perusahaan Efek dapat mengajukan penawaran Lelang SUN untuk dan atas nama
diri sendiri dan pihak lain yaitu orang perorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi atau
kelompok yang terorganisasi.
3. Perusahaan Pialang Pasar Uang hanya dapat mengajukan penawaran Lelang SUN untuk
kepentingan pihak lain yaitu orang perorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi atau
kelompok yang terorganisasi.
4. Dalam hal Peserta Lelang mengajukan penawaran pembelian SUN untuk dan atas nama diri
sendiri maka penawaran pembelian hanya dapat dilakukan dengan cara Penawaran Pembelian
Kompetitif.
5. Dalam hal Peserta Letang mengajukan penawaran pembelian SUN untuk dan atas nama pihak
lain yaitu orang perorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi atau ketompok yang
terorganisasi, maka pengajuan penawaran dapat dilakukan dengan cara Penawaran Pembelian
Kompetitif dan atau Penawaran Pembelian Non-kompetitf.
6. Bank Indonesia mengumumkan rencana target kuantitas lelang berupa target indikatif
selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja sebelum hari pelaksanaan Lelang SUN melaiui Pusat
Informasi Pasar Uang (PIPU) dan atau sarana lain yang ditetapkan Bank Indonesia.

2.2.2 Tatacara Pelaksanaan Lelang SUN


1. Bank Indonesia mengumumkan target indikatif dan tanggal pelaksanaan Lelang SUN melalui
PIPU dan atau sarana lain yang ditetapkan Bank Indonesia.
2. Pengumuman rencana Lelang SUN antara lain memuat:
a. waktu pelaksanaan lelang;
b. target indikatif yang ditawarkan;
c. jangka waktu SUN;
d. tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo;
e. mata uang;
f. waktu pembukaan dan penutupan penawaran pembelian (bid);
g. waktu pengumuman hasil lelang;
h. tanggal setelmen;
i. alokasi untuk Penawaran Pembelian Non-kompetitif dalam hal dilakukan kombinasi
lelang kompetitif dan non-kompetitif;
j. sarana pengajuan penawaran lelang.
3. Pada hari pelaksanaan Lelang SUN, Peserta Lelang mengajukan penawaran kuantitas dan
tingkat diskonto atau yield menurut jangka waktu untuk Penawaran Pembelian Kompetitif
atau penawaran kuantitas untuk Penawaran Pembelian Non-kompetitif.
4. Pengajuan lelang SUN dilakukan oleh Kantor pusat suatu bank atau kantor cabang bank yang
ditunjuk kantor pusat suatu bank. Penunjukan kantor cabang Bank dimaksud wajib
disampaikan kepada Bank Indonesia cq. Bagian OPU-DPM, selambat-lambatnya 1 hari kerja
sebelum transaksi Lelang SUN dan tetap berlaku sampai dengan ada surat pencabutan
penunjukkan dimaksud.
5. Pengajuan penawaran dilakukan oleh kantor pusat Perusahaan Pialang Pasar Uang &
Perusahaan Efek.
6. Penawaran Lelang SUN yang mencakup penawaran kuantitas dan tingkat diskonto atau yield
menurut jangka waktu diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
a. pengajuan penawaran kuantitas dari masing-masing Peserta Lelang sekurang-kurangnya
1.000 unit atau Rp1.000.000.000,000,00 dan selebihnya dengan kelipatan 100 unit atau
Rp100.000.000,00
b. penawaran yang diajukan oleh Perusahaan Pialang Pasar Uang atau Perusahaan Efek, wajib
disertai konfirmasi langsung dari Bank yang ditunjuk sebagai Bank pembayar untuk
melakukan setelmen dana.
c. penawaran diskonto atau yield diajukan dengan kelipatan 0,01%.

2.3 Penentuan Pemenang Lelang SUN


Menteri Keuangan Republik Indonesia menetapkan hasil dan pemenang Lelang SUN di Pasar
Perdana. Metode penentuan pemenang Lelang SUN dilakukan dengan sistem Stop-out Rate yaitu
penjualan SUN berdasarkan target indikatif SUN yang akan dijual Pemerintah. Stop-out Rate yang
selanjutnya disebut SOR, adalah tingkat diskonto atau yield tertinggi yang dihasilkan dari
penawaran Lelang SUN di Pasar Perdana dalam rangka mencapai target indikatif SUN yang akan
dijual Pemerintah. SOR ditetapkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Penentuan harga dan kuantitas bagi masing-masing pemenang lelang dilakukan sebagai
berikut:
2.3.1 Penawaran Pembelian Kompetitif
i. Dalam hal penawaran tingkat diskonto atau yield lebih rendah dari SOR, Peserta Lelang
memperoleh seluruh penawaran kuantitas SUN yang diajukan dengan tingkat diskonto atau yield
yang diajukan.
ii. Dalam hal penawaran tingkat diskonto atau yield sama dengan SOR, Peserta Lelang dapat
memperoleh seluruh atau sebagian penawaran kuantitas SUN yang diajukan berdasarkan
perhitungan secara proporsional, dengan tingkat diskonto atau yield yang diajukan. Perhitungan
penetapan pemenang Lelang SUN seperti contoh berikut:
Contoh Perhitungan Hasil Lelang SUN untuk pembelian kompetitif
Target indikatif: Rp10 Triliun
Stop out rate = 14% dengan multiple price
Dengan alokasi penawaran pembelian kompetitif 60% dan untuk penawaran
pembelian non-kompetitif 40%
Rincian Penawaran Pembelian Kompetitif:

Penawaran Hasil
Rata rata Nominal
No. Nominal Kumulaif Kumulatif Diskonto Kumulatif
Tertimbang Dimenangkan
(Rp M) (Rp M) (%) (%) (%) (Rp M) (Rp M)
1 50 50 0,69 13,625 13,625 50 50
2 450 500 6,9 13,75 13,738 450 500
3 250 750 10,3 13,75 13,742 250 750
4 1.250 2.000 27,6 14 13,903 1.193 1.945
5 500 2.500 34,5 14 13,923 477 2.420
6 2.000 4.500 62,1 14 13,957 1.909 4.330
7 250 4.750 65,5 14 13,959 239 4.568
8 1.500 6.250 66,2 14 13,969 1.432 6.000
9 750 6.000 96,6 14,25 13,999 0 6.000
10 250 6.250 100 14,375 14,012 0 6.000

Pada tabel diatas terdapat tingkat diskonto rata-rata tertimbang. Bagaimana menghitungnya?
Untuk menentukan rata-rata tertimbang diskonto dapat rnengalikan bobot masing-masing
nominal penawaran bank peserta dengan tingkat diskonto yang ditawarkan bank peserta. Kemudian
kita jumlahkan seperti penghitungan berikut pada kumulatif Rp4.500.000.000.000 menghasilkan
13,956%.
Secara rinci perhitungannya adalah:
No Nominal Bobot Diskonto Rata-Rata
Peserta (RpMiyar) (%) Tertimbang (%}.
1 50 0.011111 13.625 0.151388889
2 450 0.100000 13.75 1.375000000
3 250 0.055556 13.75 0.763888889
4 1.250 0.277778 14 3.888888889
5 500 0.111111 14 1.555555556
6 2.000 0.444444 14 6.222222222
4.500 1.000000 13.956944444
Untuk kumulatif Rp4.750.000.000.000 akan menghasilkan rata-rata tertimbang diskonto sebesar
13,959% seperti penghitungan berikut:

No Nominal Bobot Diskonto Rata-Rata


Peserta (Rp Miliar) (%) Tertimbang (%) .
1 50 0.0105263 13.625 0.143421053
2 450 0.0947368 13.75 1.302631579
3 250 0.0526316 13.75 0.723684211
4 1250 0.2631579 14 3.684210526
5 500 0.1052632 14 1.473684211
6 2000 0.4210526 14 5.894736842
7 250 0.0526316 14 0.736842105
4750 1.000000 13.95921053
Untuk penghitungan tingkat bunga rata-rata tertimbang yang lain dapat menggunakan cara yang
sama.

Siapa Pemenang lelang SUN secara kompetitif?


Berdasarkan penawaran yang masuk, Menteri Keuangan Republik Indonesia menetapkan SOR
pada tingkat 14%. Jumlah penawaran yang masuk melebihi target indikatif sebesar Rp10 triliun,
dimana untuk Penawaran Pembelian Kompetitif sebesar 60% atau Rp6 triliun dan untuk
Penawaran Pembelian Non-Kompetitif sebesar 40% atau Rp4 triliun. Bila jumlah penawaran yang
masuk melebihi target indikatif baik pada Penawaran Pembelian Kompetitif maupun Penawaran
Pembelian Non-kompetitif, maka tidak semua peserta memenangkan lelang. Pemenang lelang untuk
penawaran kompetitif adalah Peserta Lelang yang mengajukan penawaran dengan tingkat
diskonto atau yield yang sama atau lebih kecil dari SOR (stop-out rate) yaitu 14%. Dengan demikian
pemenang lelang, adalah Peserta Lelang yang mengajukan penawaran tingkat diskonto atau yield sama
atau lebih kecil dari 14%, yaitu peserta 1 s.d. peserta 8. Peserta 4 s.d. peserta 8 memenangkan
lelang secara proposional sesuai bobot jumlah penawaran masing-masing dibandingkan jumlah
penawaran untuk tingkat diskonto atau yield 14%, Rincian jumlah yang dimenangkan
peserta lelang kompetitif secara proporsional dapat dilihat pada tabel di atas. Contoh penghitungan
untuk nilai nominal yang dimenangkan peserta 4 adalah sebagai berikut:
Peserta 4 = (1.250 ÷ 5.500) x (6.000 - 750) = Rp1.193 miliar
2.3.2 Penawaran Pembelian Non-kompetitif
i. Penetapan harga SUN bagi pemenang leiang SUN dihitung berdasarkan harga rata-rata tertimbang
(weighted average price) dari hasil lelang penawara pembelian kompetitif.
ii. Penetapan kuantitas SUN bagi pemenang lelang dilakukan sebagai berikut:
(1) Dalam hal jumlah penawaran lebih kecil dari alokasi maksimum untuk lelang non-
kompetitif, peserta lelang memperoleh seluruh kuantitas yang diajukan.
(2) Dalam hal jumtah penawaran Lebih besar dari alokasi maksimum untuk lelang non-
kompetitif, peserta lelang memperoieh sebagian penawaran kuantitasyangdiajukan,
berdasarkan perhitungan secara proporsional.
Dengan menggunakan contoh penawaran SUN di atas, maka dapat ditentukan yield atau rata-
rata tertimbang diskonto yang disepakati sebesar 13,967% dengan penghitungan sebagai berikut:

No Nominal Diskonto Rata-Rata


Bobot
Peserta (Rp M) (%) Tertimbang (%}
1 50 0.008333 13.625 0,113541667
2 450 0.075000 13.75 1,031250000
3 250 0.041667 13.75 0,572916667
4 1.250 0.208333 14 2,916666667
5 500 0.083333 14 1,166666667
6 2.000 0.333333 14 4,666666667
7 250 0.041667 14 0,583333333
8 1.250 0.208333 14 2,916666667
6.000 1.000000 13,.967708333

Dalam hal ini maka seluruh peserta leiang non-kompetitif memperoieh yield sebesar 13,9673%
atau sebesar rata-rata tertimbang (weighted average) yang diperoleh dari pemenang Lelang
kompetitif. Kuantitas SUN yang diperoleh berdasarkan perhitungan secara proporsional.
Sedangkan rincian jumlah yang dimenangkan untuk peserta lelang non-kompetitif secara
proporsional dapat dilihat pada tabel berikut:

Nomor PENAWARAN HASIL


Nominal Proporsi Kumulatif Kumulatif Nominal Kumulatif
(RpMilia {Rp (%) Dimenangkan (Rp
r) Miliar}
(Rp Miliar) Miliar)

1 375 0.07 375 7.14 286 286


2 400 0.08 775 14.76 305 590
3 450 0.09 1.225 23.33 343 933
4 500 0.10 1.725 32.86 381 1314
5 525 0.10 2.250 42.86 400 1714
6 550 0.10 2.800 53.33 419 2133
7 575 0.11 3.375 64.29 438 2571
8/ 600 0.11 3.975 75.71 457 3029
9 625 0.12 4.600 87.62 476 3505
10 650 0.12 5.250 100 495 4000
5.250 1.00
Keterangan:
Proporsi dihitung dan nominal ditawarkan dibagi jumlah nominal untuk semua penawaran.
Misalnya peserta 1 proporsinya adalah 375/5250=0,07. Nominal Dimenangkan, = proporsi x
target Indikatif Non Kompetitif. Misalnya untuk peserta 1 akan memenangkan 0,07 x
Rp4.000.000.000.000,- = Rp 286.000.000.000,-
Cara perhitungan harga setelmen per unit Surat Perbendaharaan Negara (SPN) adatah
sebagai berikut:
N
PSPN =
1+ {ix(D/365)}

Keterangan:
PSPN = Harga setelmen per unit SPN; N = Nilai nominal SPN per unit;
i = Yield dalam persentase, sampai dengan 4 (empat) desimal;
D = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal
Setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo.

2.4 Perlakuan Akuntansi dan Perhitungan Harga Setelmen Hasil Lelang SUN
2.4.1 Perlakuan Akuntansi SUN
Investasi pada SUN dicatat sebesar harga perolehan saat setelmen. Harga perolehan
adalah harga beli/setelmen ditambah semua biaya pembelian.
2.4.2 Perhitungan Harga Setelmen Hasil Lelang SUN
1. Jangka waktu SUN dinyatakan dalam jumlah hari dan dihitung dari tanggal setelmen dengan
tanggal jatuh tempo
2. Jumlah hari bunga untuk perhitungan accrued interest menggunakan basis actual peractual
(A/A)
3. Perhitungan harga setelmen dana sebagai berikut :
a. Untuk SPN:
Harga setelmen = (harga bersih perunit SPN yang sudah dibulatkan) x (Jumlah unit SPN
yang dimenangkan)
b. Untuk ON dengan system kupon :
Harga Setelmen = (Harga bersih perunit ON yang sudah dibulatkan ditambah accrued
interest perunit ON yang sudah dibulatkan) x (Jumlah unit ON yang dimenangkan)
c. Untuk ON dengan system diskonto (zero coupon bonds) :
Harga Stelemen = (Harga bersih perunit ON yang sudah dibulatkan) x (Jumlah unit ON
yang dimenangkan)
Rumus harga per unit SPN dan ON seperti dibawah ini.
Cara perhitungan harga setelmen per unit Surat Pembendaharaan Negara (SPN) adalah
sebagai berikut :
𝑃𝑆𝑃𝑁= 𝑁
𝐷
1+( )
365
Keterangan :
𝑃𝑝𝑠𝑛 = harga setelmen per unit SPN
𝑁 = nilai nominal SPN per unit
𝑖 = Yeild dalam presentase, sampai dengan 4 desimal
𝐷 = jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 hari sesudah tanggal
setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo.
Harga setelmen dibulatkan kedalam rupiah penuh, dengan ketentuan apabila dibawah dan sama
dengan 50 sen dibulatkan menjadi nol sedangkan 50 sen dibulatkan menjadi Rp 1.00 (satu
rupiah).

Contoh Penghitungan Harga Setelmen SPN


Pada tanggal 19 Februari 2003, Bank A mengikuti Lelang SPN di Bank Indonesia. SPN yang
diterbitkan pemerintah dengan nilai nominal per unit Rp1.000.000.00. SPN ini jatuh tempo
pada tanggai 19 Maret 2003. Jlka yield yang disepakati sebesar 12% dan setelmen
dilakukan pada tanggal 19 Februari 2003, Dalam transaksi ini secara otomatis Bank A harus
mempunyai rekening di BI {Giro BI). Sedangkan Harga Setelmen per unit SPN dihitung
sebagai berikut:
N= Rp1.000.000,00
I = 12,00%
D = 28 hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 {satu) hari sesudah
tanggal setelmen (20 Februari 2003) sampai dengan tanggal jatuh tempo {19 Maret
2003)
PSPN = Rp1.000.000,00 / ( 1 + (12% x (28/365))) = Rp 990.878,49 atau Rp 990.878,00
Dengan demikian Harga Setelmen per unit SPN (dibulatkan) adalah Rp990.878,00
Pencatatan dalam Jurnal adalah:

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

19/2-05 D Investasi Pada SPN 990.878,00


K Giro Bl 990.878,00

19/3-05 D Investasi Pada SPN 9.122,00


K Pendapatan Bunga SPN 9.122,00

D Giro BI 1.000.000,00
K Investasi Pada SPN 1.000.000,00
2.4.3 Perhitungan Harga Setelmen Obligasi Negara
2.4.3.1 Harga Setelmen Obligasi Negara Dengan Kupon
Cara perhitungan harga setelmen per unit obligasi Negara dengan kupon adalah sebagai
berikut :

Langkah 1 : Harga bersih (clean price) per unit dihitung sebagai berikut :

c
N Nx( ) c a
P= [ d ] + [∑𝐹𝐾=1 n
d ] − [N x (n) x (E)]
𝑖 (f−1+(E)) i (k−1+(E))
(1+( ) (1+ )
𝑛 n

Di mana bunga berjalan (accrued interest) per unit dihitung sebagai berikut :

AI = N x (c/n) x (a/E)

Langkah 2 : Harga Setelmen per unit dihitung sebagai berikut :

Pk = P + A!

2.4.3.2 Harga Setelmen Obligasi Negara Dengan Kupon

Cara perhitungan harga setelmen per unit obligasi Negara tanpa kupon adalah sebagai
berikut :
N
Pz = (1+i)(d/365)

Harga bersih (clean price) dan bunga berjalan (accured interest) masing-masing dibulatkan
kedalam rupiah penuh, dengan ketentuan apabila dibawah dan sama dengan 50 (lima puluh)
sen dibulatkan menjadi nol, sedangkan di atas 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi
Rp1,00 (satu rupiah).
Contoh Perhitungan Harga Setelmen Obligasi Negara Dengan Kupon

Pada tanggal 19 Februari 2003, Pemerintah menerbitkan obligasi negara dengan nilai
nominal per unit Rp. 1.000.000 dan dengan kupon sebesar 12% per tahun. Obligasi negara ini
jatuhtempo pada tanggal 15 Februari 2005 dan kupon dibayarkan di belakang pada tanggal 15
Februari dan 15 Agustus setiap tahunnya. Jika yield to maturity yang disepakati sebesar 12,5%
dan setelmen dilakukan pada tanggal 19 Februari 2003, maka harga setelmen per unit obligasi
negara dihitung dengan langkah-langkah berikut:

N = Rp. 1.000.000
i = 12,5%
c = 12%
a = 4 hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 hari sesudah tanggal dimulainya
periode kupon (16 Februari 2003) sampai dengan tanggal setelmen (19 Februari 2003)
d = 177 hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 hari sesudah tanggal setelmen
(20 Februari 2003) sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya (15 Agustus
2003)
E = 181 hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 hari sesudah tanggal
dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana
pelaksanaan setelmen terjadi (16 Februari 2003 sampai dengan 15 Agustus 2003)
n = 2 kali dalam satu tahun, yaitu tanggal 15 Februari dan 15 Agustus
F = 4 kali, yaitu jumlah pembayaran kupon yang terjadi dari tanggal setelmen sampai dengan
tanggal jatuh tempo (19 Februari 2003 sampai dengan 15 Februari 2009)

Harga bersih (clean price) per unit dihitung sebagai berikut:


12%
1.000.000 1.000.000 𝑥 ( )
P = [ 12,5% (4−1+(
177 ]+ [∑𝐹𝐾=1 12,5% (1−1+(
2
177 ]+
)) ))
(1+( ) 181 (1+ ) 181
2 2
12% 12%
1.000.000𝑥( ) 1.000.000 𝑥 ( )
𝐹
[∑ 𝐾=1 12,5% (2−1+(
2
177 ] + [∑𝐹𝐾=1 12,5% (3−1+(
2
177 ]+
)) ))
(1+ ) 181 (1+ ) 181
2 2
12%
1.000.000 𝑥 ( ) 12% 4
𝐹 2
[∑ 𝐾=1 177 ] − [1.000.000 𝑥 ( ) 𝑥 (181)]
12,5% 4−1+( )) 2
(1+ ) 181
2

= 785.716,91 + 206.998,81 – 1.325,97


= Rp 991.389,75
= Rp 991.390,00
Jadi harga bersih perunit Obligasi Negara setelah dibulatkan adalah Rp 991.390,00.
Dimana bunga berjalan (accrued interest) per unit dihitung sebagai berikut :

A! = Rp 1.000.000,00 x (12%/2) x (4/181)


= Rp 1.325,97atau dibulatkan menjadi 1.326,00
Harga setelmen perunit dihitung sebagai berikut :
Pk = Rp 991.390,00 + Rp 1.326,00
= Rp 992.271,00
Jadi harga setelmen perunit Obligasi Negara setelah dibulatkan adalah Rp 992.716,00
Jurnal pencatatannya adalah :
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
19/2-03 D Investasi pada SPN 991.390,00
Pembelian SPN Biaya Bunga SPN 1.326,00
K Giro BI 992.716,00

19/8-03 D Giro BI 60.000,00


Penerimaan Bunga K Pend. Bunga 60.000,00

31/12-03 D Piutang Bunga 45.000,00


penyesuaian K Pend. Bunga 45.000,00

Akumulasi D Investasi pada SPN 3.767,00


K Pend. Bunga 3.767,00

1/1-04 D Pend. Bunga 45.000,00


Reversing K Piutang Bunga 45.000,00

15/2-04 D Giro BI 60.000,00 60.000,00


Penerimaan Bunga K Pend. Bunga

15/8-04 D Giro BI 60.000,00


Penerimaan Bunga K Pend. Bunga 60.000,00

31/12-04 D Piutang Bunga 45.000,00


Penyesuaian Bunga K Pend. Bunga 45.000,00

Akumulasi Disagio D Investasi pada SPN 4.305,00


K Pend. Bunga 4.305,00

Reversing D Pend. Bunga 45.000,00


K Piutang Bunga 45.000,00

15/12-05 D Giro BI 60.000,00


Penerimaan bunga K Pend. Bunga 60.000,00

Akumulasi Disagio D Investasi pada SPN 538,00


K Pend. Bunga 538,00

Pelunasan SPN D Giro BI 1.000.000


K Investasi pada SPN 1.000.000
Contoh Perhitungan Harga Setelmen Obligasi Negara Tanpa Kupon
Pada tanggal 19 Februari 2003, Pemerintah menerbitkan Obligasi Negara dengan nilai
nominal Rp 1.000.000,00. Obligasi Negara ini jatuh tempo pada tanggal 15 Februari 2005. Bank
A mengikuti lelang dan memenangkannya. Jika yield to maturity yang disepakati sebesar 12,50%
dan setelmen dilakukan pada tanggal 19 Februari 2003, Harga Setelmen perunit Obligasi Negara
dihitung sebagai berikut :
N = Rp 1.000.000,00
I = 12,50%
D =727 hari, yaitu jumlah hari sebelumnya yang dihitung sejak
1 (satu) hari sesudah tanggal Setelmen (20 Februari 2003) sampai dengan tanggal
jatuh tempo (15 Februari 2005);
Pz = Rp 1.000.000,00 / (1/ 12,5%)727/365
= Rp 790.888,73 atau dibulatkan menjadi Rp 790.889,00,
Dengan demikian harga setelmen perunit Obligasi Negara setelah dibulatkan adalah
Rp 790.889,00

Pencatatan dalam jurnal adalah :


Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
19/2-03 D Investasi Pada SPN 790.889,00
K Giro BI 790.889,00

31/12-03 D Investasi Pada SPN 91.486,00


K Pendapatan Bunga SPN 91.486,00

31/12-04 D Investasi Pada SPN 104.556,00


K Pendapatan Bunga SPN 104.556,00

15/02-05 D Investasi Pada SPN 13.069,00


K Pendapatan Bunga SPN 13.069,00

D Giro BI 1.000.000,00
K Investasi Pada SPN 1.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai