PENDAHULUAN
SUN
1.3 Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
SUN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis Surat Hutang Negara
Surat Utang Negara yang selanjutnya disebut SUN yang diterbitkan dan dijual dengan cara
lelang di Pasar Perdana terdiri dari:
a. Surat Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disebut SPN yaitu SUN dalam mata uang
Rupiah yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas bulan) dengan pembayaran bunga
secara diskonto; dan
b. Obligasi Negara yang selanjutnya disebut ON yaitu SUN dalam mata uang Rupiah yang
berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan atau dengan pembayaran
bunga secara diskonto.
SUN dapat diperoleh melalui lelang di pasar perdana di Bank Indonesia. Pihak yang dapat
membeli SUN di Pasar Perdana yaitu individu, perusahaan, usaha bersama, asosiasi atau
kelompok yang terorganisasi. Sedangkan pihak yang dapat mengikuti lelang SUN di Pasar
Perdana yang selanjutnya disebut peserta lelang terdiri dari Bank, Perusahaan Pialang Pasar
Uang dan Perusahaan Efek yang telah ditunjuk oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Pembeli yang bukan peserta lelang mengajukan penawaran pembelian SUN melalui peserta
lelang.
Penawaran Hasil
Rata rata Nominal
No. Nominal Kumulaif Kumulatif Diskonto Kumulatif
Tertimbang Dimenangkan
(Rp M) (Rp M) (%) (%) (%) (Rp M) (Rp M)
1 50 50 0,69 13,625 13,625 50 50
2 450 500 6,9 13,75 13,738 450 500
3 250 750 10,3 13,75 13,742 250 750
4 1.250 2.000 27,6 14 13,903 1.193 1.945
5 500 2.500 34,5 14 13,923 477 2.420
6 2.000 4.500 62,1 14 13,957 1.909 4.330
7 250 4.750 65,5 14 13,959 239 4.568
8 1.500 6.250 66,2 14 13,969 1.432 6.000
9 750 6.000 96,6 14,25 13,999 0 6.000
10 250 6.250 100 14,375 14,012 0 6.000
Pada tabel diatas terdapat tingkat diskonto rata-rata tertimbang. Bagaimana menghitungnya?
Untuk menentukan rata-rata tertimbang diskonto dapat rnengalikan bobot masing-masing
nominal penawaran bank peserta dengan tingkat diskonto yang ditawarkan bank peserta. Kemudian
kita jumlahkan seperti penghitungan berikut pada kumulatif Rp4.500.000.000.000 menghasilkan
13,956%.
Secara rinci perhitungannya adalah:
No Nominal Bobot Diskonto Rata-Rata
Peserta (RpMiyar) (%) Tertimbang (%}.
1 50 0.011111 13.625 0.151388889
2 450 0.100000 13.75 1.375000000
3 250 0.055556 13.75 0.763888889
4 1.250 0.277778 14 3.888888889
5 500 0.111111 14 1.555555556
6 2.000 0.444444 14 6.222222222
4.500 1.000000 13.956944444
Untuk kumulatif Rp4.750.000.000.000 akan menghasilkan rata-rata tertimbang diskonto sebesar
13,959% seperti penghitungan berikut:
Dalam hal ini maka seluruh peserta leiang non-kompetitif memperoieh yield sebesar 13,9673%
atau sebesar rata-rata tertimbang (weighted average) yang diperoleh dari pemenang Lelang
kompetitif. Kuantitas SUN yang diperoleh berdasarkan perhitungan secara proporsional.
Sedangkan rincian jumlah yang dimenangkan untuk peserta lelang non-kompetitif secara
proporsional dapat dilihat pada tabel berikut:
Keterangan:
PSPN = Harga setelmen per unit SPN; N = Nilai nominal SPN per unit;
i = Yield dalam persentase, sampai dengan 4 (empat) desimal;
D = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal
Setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo.
2.4 Perlakuan Akuntansi dan Perhitungan Harga Setelmen Hasil Lelang SUN
2.4.1 Perlakuan Akuntansi SUN
Investasi pada SUN dicatat sebesar harga perolehan saat setelmen. Harga perolehan
adalah harga beli/setelmen ditambah semua biaya pembelian.
2.4.2 Perhitungan Harga Setelmen Hasil Lelang SUN
1. Jangka waktu SUN dinyatakan dalam jumlah hari dan dihitung dari tanggal setelmen dengan
tanggal jatuh tempo
2. Jumlah hari bunga untuk perhitungan accrued interest menggunakan basis actual peractual
(A/A)
3. Perhitungan harga setelmen dana sebagai berikut :
a. Untuk SPN:
Harga setelmen = (harga bersih perunit SPN yang sudah dibulatkan) x (Jumlah unit SPN
yang dimenangkan)
b. Untuk ON dengan system kupon :
Harga Setelmen = (Harga bersih perunit ON yang sudah dibulatkan ditambah accrued
interest perunit ON yang sudah dibulatkan) x (Jumlah unit ON yang dimenangkan)
c. Untuk ON dengan system diskonto (zero coupon bonds) :
Harga Stelemen = (Harga bersih perunit ON yang sudah dibulatkan) x (Jumlah unit ON
yang dimenangkan)
Rumus harga per unit SPN dan ON seperti dibawah ini.
Cara perhitungan harga setelmen per unit Surat Pembendaharaan Negara (SPN) adalah
sebagai berikut :
𝑃𝑆𝑃𝑁= 𝑁
𝐷
1+( )
365
Keterangan :
𝑃𝑝𝑠𝑛 = harga setelmen per unit SPN
𝑁 = nilai nominal SPN per unit
𝑖 = Yeild dalam presentase, sampai dengan 4 desimal
𝐷 = jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 hari sesudah tanggal
setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo.
Harga setelmen dibulatkan kedalam rupiah penuh, dengan ketentuan apabila dibawah dan sama
dengan 50 sen dibulatkan menjadi nol sedangkan 50 sen dibulatkan menjadi Rp 1.00 (satu
rupiah).
D Giro BI 1.000.000,00
K Investasi Pada SPN 1.000.000,00
2.4.3 Perhitungan Harga Setelmen Obligasi Negara
2.4.3.1 Harga Setelmen Obligasi Negara Dengan Kupon
Cara perhitungan harga setelmen per unit obligasi Negara dengan kupon adalah sebagai
berikut :
Langkah 1 : Harga bersih (clean price) per unit dihitung sebagai berikut :
c
N Nx( ) c a
P= [ d ] + [∑𝐹𝐾=1 n
d ] − [N x (n) x (E)]
𝑖 (f−1+(E)) i (k−1+(E))
(1+( ) (1+ )
𝑛 n
Di mana bunga berjalan (accrued interest) per unit dihitung sebagai berikut :
AI = N x (c/n) x (a/E)
Pk = P + A!
Cara perhitungan harga setelmen per unit obligasi Negara tanpa kupon adalah sebagai
berikut :
N
Pz = (1+i)(d/365)
Harga bersih (clean price) dan bunga berjalan (accured interest) masing-masing dibulatkan
kedalam rupiah penuh, dengan ketentuan apabila dibawah dan sama dengan 50 (lima puluh)
sen dibulatkan menjadi nol, sedangkan di atas 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi
Rp1,00 (satu rupiah).
Contoh Perhitungan Harga Setelmen Obligasi Negara Dengan Kupon
Pada tanggal 19 Februari 2003, Pemerintah menerbitkan obligasi negara dengan nilai
nominal per unit Rp. 1.000.000 dan dengan kupon sebesar 12% per tahun. Obligasi negara ini
jatuhtempo pada tanggal 15 Februari 2005 dan kupon dibayarkan di belakang pada tanggal 15
Februari dan 15 Agustus setiap tahunnya. Jika yield to maturity yang disepakati sebesar 12,5%
dan setelmen dilakukan pada tanggal 19 Februari 2003, maka harga setelmen per unit obligasi
negara dihitung dengan langkah-langkah berikut:
N = Rp. 1.000.000
i = 12,5%
c = 12%
a = 4 hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 hari sesudah tanggal dimulainya
periode kupon (16 Februari 2003) sampai dengan tanggal setelmen (19 Februari 2003)
d = 177 hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 hari sesudah tanggal setelmen
(20 Februari 2003) sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya (15 Agustus
2003)
E = 181 hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 hari sesudah tanggal
dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana
pelaksanaan setelmen terjadi (16 Februari 2003 sampai dengan 15 Agustus 2003)
n = 2 kali dalam satu tahun, yaitu tanggal 15 Februari dan 15 Agustus
F = 4 kali, yaitu jumlah pembayaran kupon yang terjadi dari tanggal setelmen sampai dengan
tanggal jatuh tempo (19 Februari 2003 sampai dengan 15 Februari 2009)
D Giro BI 1.000.000,00
K Investasi Pada SPN 1.000.000,00