PENDAHULUAN
Lelang SUN
Lelang SUN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis Surat Hutang Negara
Surat Utang Negara yang selanjutnya disebut SUN yang diterbitkan dan dijual dengan cara
lelang di Pasar Perdana terdiri dari:
a. Surat Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disebut SPN yaitu SUN dalam mata uang
Rupiah yang berjangka waktu sampai dengan 12 (dua belas bulan) dengan pembayaran bunga
secara diskonto; dan
b. Obligasi Negara yang selanjutnya disebut ON yaitu SUN dalam mata uang Rupiah yang
berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dengan kupon dan atau dengan pembayaran
bunga secara diskonto.
SUN dapat diperoleh melalui lelang di pasar perdana di Bank Indonesia. Pihak yang dapat
membeli SUN di Pasar Perdana yaitu individu, perusahaan, usaha bersama, asosiasi atau
kelompok yang terorganisasi. Sedangkan pihak yang dapat mengikuti lelang SUN di Pasar
Perdana yang selanjutnya disebut peserta lelang terdiri dari Bank, Perusahaan Pialang Pasar
Uang dan Perusahaan Efek yang telah ditunjuk oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Pembeli yang bukan peserta lelang mengajukan penawaran pembelian SUN melalui peserta
lelang.
3. Pada hari pelaksanaan Lelang SUN, Peserta Lelang mengajukan penawaran kuantitas dan
tingkat diskonto atau yield menurut jangka waktu untuk Penawaran Pembelian Kompetitif
atau penawaran kuantitas untuk Penawaran Pembelian Non-kompetitif.
4. Pengajuan lelang SUN dilakukan oleh Kantor pusat suatu bank atau kantor cabang bank yang
ditunjuk kantor pusat suatu bank. Penunjukan kantor cabang Bank dimaksud wajib
disampaikan kepada Bank Indonesia cq. Bagian OPU-DPM, selambat-lambatnya 1 hari kerja
sebelum transaksi Lelang SUN dan tetap berlaku sampai dengan ada surat pencabutan
penunjukkan dimaksud.
5. Pengajuan penawaran dilakukan oleh kantor pusat Perusahaan Pialang Pasar Uang &
Perusahaan Efek.
6. Penawaran Lelang SUN yang mencakup penawaran kuantitas dan tingkat diskonto atau yield
menurut jangka waktu diatur dengan ketentuan sebagai berikut :
a. pengajuan penawaran kuantitas dari masing-masing Peserta Lelang sekurang-kurangnya
1.000 unit atau Rp1.000.000.000,000,00 dan selebihnya dengan kelipatan 100 unit atau
Rp100.000.000,00
b. penawaran yang diajukan oleh Perusahaan Pialang Pasar Uang atau Perusahaan Efek, wajib
disertai konfirmasi langsung dari Bank yang ditunjuk sebagai Bank pembayar untuk
melakukan setelmen dana.
c. penawaran diskonto atau yield diajukan dengan kelipatan 0,01%.
Pada tabel diatas terdapat tingkat diskonto rata-rata tertimbang. Bagaimana menghitungnya?
Untuk menentukan rata-rata tertimbang diskonto dapat rnengalikan bobot masing-masing
nominal penawaran bank peserta dengan tingkat diskonto yang ditawarkan bank peserta. Kemudian
kita jumlahkan seperti penghitungan berikut pada kumulatif Rp4.500.000.000.000 menghasilkan
13,956%.
Secara rinci perhitungannya adalah:
No Nominal Bobot Diskonto Rata-Rata
Peserta (RpMiyar) (%) Tertimbang (%}.
1 50 0.011111 13.625 0.151388889
2 450 0.100000 13.75 1.375000000
3 250 0.055556 13.75 0.763888889
4 1.250 0.277778 14 3.888888889
5 500 0.111111 14 1.555555556
6 2.000 0.444444 14 6.222222222
4.500 1.000000 13.956944444
Dalam hal ini maka seluruh peserta leiang non-kompetitif memperoieh yield sebesar 13,9673%
atau sebesar rata-rata tertimbang (weighted average) yang diperoleh dari pemenang Lelang
kompetitif. Kuantitas SUN yang diperoleh berdasarkan perhitungan secara proporsional.
Sedangkan rincian jumlah yang dimenangkan untuk peserta lelang non-kompetitif secara
proporsional dapat dilihat pada tabel berikut:
Cara perhitungan harga setelmen per unit Surat Perbendaharaan Negara (SPN) adatah
sebagai berikut:
N
PSPN =
1+ {ix(D/365)}
Keterangan:
PSPN = Harga setelmen per unit SPN; N = Nilai nominal SPN per unit;
i = Yield dalam persentase, sampai dengan 4 (empat) desimal;
D = Jumlah hari sebenarnya (actual days) yang dihitung sejak 1 (satu) hari sesudah tanggal
Setelmen sampai dengan tanggal jatuh tempo.
D Giro BI 1.000.000,00
K Investasi Pada SPN 1.000.000,00
Langkah 1 : Harga bersih (clean price) per unit dihitung sebagai berikut :
i (f −1+( Ed ))
1+( )
n
[ ][ ()
c
N x( )
]
F
n c a
P = ¿+ ∑ d
− Nx
n
x( )
E
K=1 i
(1+ )
(k−1+ (E) )
n
N
¿
¿
Di mana bunga berjalan (accrued interest) per unit dihitung sebagai berikut :
AI = N x (c/n) x (a/E)
Pk = P + A!
Cara perhitungan harga setelmen per unit obligasi Negara tanpa kupon adalah sebagai
berikut :
i
1+¿
Pz = ¿
¿
N
¿
Harga bersih (clean price) dan bunga berjalan (accured interest) masing-masing dibulatkan
kedalam rupiah penuh, dengan ketentuan apabila dibawah dan sama dengan 50 (lima puluh)
sen dibulatkan menjadi nol, sedangkan di atas 50 (lima puluh) sen dibulatkan menjadi
Rp1,00 (satu rupiah).
Contoh Perhitungan Harga Setelmen Obligasi Negara Dengan Kupon
Pada tanggal 19 Februari 2003, Pemerintah menerbitkan obligasi negara dengan nilai
nominal per unit Rp. 1.000.000 dan dengan kupon sebesar 12% per tahun. Obligasi negara ini
jatuhtempo pada tanggal 15 Februari 2005 dan kupon dibayarkan di belakang pada tanggal 15
Februari dan 15 Agustus setiap tahunnya. Jika yield to maturity yang disepakati sebesar 12,5%
dan setelmen dilakukan pada tanggal 19 Februari 2003, maka harga setelmen per unit obligasi
negara dihitung dengan langkah-langkah berikut:
N = Rp. 1.000.000
i = 12,5%
c = 12%
a = 4 hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 hari sesudah tanggal dimulainya
periode kupon (16 Februari 2003) sampai dengan tanggal setelmen (19 Februari 2003)
d = 177 hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 hari sesudah tanggal setelmen
(20 Februari 2003) sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya (15 Agustus
2003)
E = 181 hari, yaitu jumlah hari sebenarnya yang dihitung sejak 1 hari sesudah tanggal
dimulainya periode kupon sampai dengan tanggal pembayaran kupon berikutnya, dimana
pelaksanaan setelmen terjadi (16 Februari 2003 sampai dengan 15 Agustus 2003)
n = 2 kali dalam satu tahun, yaitu tanggal 15 Februari dan 15 Agustus
F = 4 kali, yaitu jumlah pembayaran kupon yang terjadi dari tanggal setelmen sampai dengan
tanggal jatuh tempo (19 Februari 2003 sampai dengan 15 Februari 2009)
[ ][ ][ ]
12 12 12
1.000 .000 x ( ) 1.000.000 x ( ) 1.000.000 x ( )
[
F F F
2 2 2
¿+ ∑ 177
+ ∑ 177
+ ∑ 177
+ [ ¿ ]− 1.000 .
K=1 12,5 (1−1+( 181 ) ) K=1 12,5 (2−1+( 181 ) ) K =1 12,5 (3−1+( 181 ) )
(1+ ) (1+ ) (1+ )
2 2 2
1.000.000
¿
P=¿