Anda di halaman 1dari 3

Cara menghitung besarnya PPh pasal 25

• Besarnya angsuran pajak dalam tahun berjalan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak untuk
setiap bulan adalah sebesar pajak penghasilan yang terutang menurut surat pemberitahuan pajak
tahunan pajak penghasilan tahun yang lalu dikurangi dengan:

1. Pajak penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 dan pasal 23, serta pajak
penghasilan yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam pasal 22

2. Pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negri yang boleh dikreditkan sebagaimana
dimaksudkan dalam pasal 24.

dibagi 12(dua belas) atau banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak.

Contoh 1:

Jumlah Pajak Penghasilan Tuan Dias yang

Terutang sesuai dengan SPT Tahunan PPh 2014 Rp 30.000.000,00

Pada tahun 2014, telah dibayar dan dipotong atau dipungut:

PPh Ps 21 Rp 8.000.000,00

PPh Ps 22 Rp 2.000.000,00

PPh Ps 23 Rp 2.000.000,00

PPh Ps 25 Rp 12.000.000,00 +

Rp 24.000.000,00 -

Kurang bayar (pasal 29) tahun 2014 Rp 6.000.000,00

 Besarnya angsuran PPh Pasal 25 tahun 2015:

PPh yang terutang tahun 2014

Pengurangan:

PPh Ps 21 Rp 8.000.000,00

PPh Ps 22 Rp 2.000.000,00

PPh Ps 23 Rp 2.000.000,00 +

Rp 12.000.000,00 –

Dasar perhitungan PPh Pasal 25 tahun 2015 Rp 18.000.000,00

Besarnya PPh pasal 25 per bulan :

Rp. 18.000.000,00 / 12 = Rp 1.500.000,00

Jadi Tuan Dias harus membayar sendiri angsuran PPh Pasal 25 setiap bulan pada tahun 2015 mulai
masa Maret sebesar Rp 1.500.000,00.
BEBERAPA MASALAH/KASUS UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PPh PASAL 25

1. Angsuraan bulanan untuk bulan sebelum batas waktu penyampaian SPT Tahunan PPh

Contoh 2:

Tuan Dias menyampaikan SPT Tahunan PPh 2014 pada bulan Maret 2015. Angsuran PPh Pasal 25
pada bulan Desember 2014 adalah RP 1.000.000,00. Maka besarnya angsuran PPh pasal 25 untuk
bulan Januari dan Februari 2015 masing-masing adalah: Rp 1.000.000,00

Jadi Tuan Dias harus membayar sendiri angsuran PPh Pasal 25 pada bulan Januari dan Februari 2015
masing-masing adalah: Rp 1.000.000,00

2. Apabila dalam te=ahun berjalan, di terbitkan SKP untuk tahun pajak yang lalu

Contoh 3:

Berdasarkan Surat Pemberitahuan tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak 2013 yang disampaikan
Wajib pajak dalam bulan Maret 2014, perhitungan besarnya angsuran pajak yang harus dibayar
adalah sebesar Rp 1.250.00,00. Dalam bulan Juli 2014 diterbitkan surat Ketetapan Pajak tahun pajak
2013 yang meghasilkan besarnya angsuran pajak setiap bulan sebesar Rp. 2.000.000,00. Berdasarkan
ketentuan yang berlaku, maka besarnya angsuran pajak mulai bulan Agustus 2014 adalah sebesar
Rp. 2.000.000,00. Penetapan besarnya angsuran pajak berdasarkan surat ketetapan pajak tersebut
bisa sama, lebih besar atau lebih kecil dari angsuran pajak sebelumnya berdasarkan Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT).

HAL-HAL TERTENTU UNTUK PERHITUNGAN BESARNYA ANGSURAN PPh PASAL 25

Direktur Jendral Pajak diberi wewenang untuk menyesuaikan besarnya angsuran pajak yang harus
dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam Tahun berjalan, apabila:

1. WP berhak atas kompensasi kerugian.


2. WP memperoleh penghasilan tidak teratur.
3. SPT Tahunan PPh yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan.
4. WP diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh.
5. WP membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih
besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan.
6. Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan WP.

Contoh 4:

Penghasilan Pt Dira tahun 2014 adalah Rp 250.000.000,00. Sisa kerugian tahun 2012 yang masih
dapat dikompensasikan adalah sebesar Rp 300.000.000,00. Sisa kerugian yang belum
dikompensasikan sebesar Rp 50.000.000,00.

Pada tahun 2014 PPh yang dipotong atau dipungut pihak lain adalah sebesar RP 8.000.000,00, dan
tidak ada pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri.

Perhitungan PPh pasal 25 tahun 2015:

Penghasilan yang dipakai sebagai dasar perhitungan angsuran PPh Pasal 25 adalah sebesar Rp
250.000.000,00 - Rp 50.000.000,00 = Rp 200.000.000,00.

PPh Terhutang
25% X Rp 200.000.000,00 = Rp 50.000.000,00

PPh dipotong atau dipungut = Rp 8.000.000,00 -

Rp 42.000.000,00

Besarnya angsuran pajak bulanan PT Dira tahun 2015

=1/2 x Rp 42.000.000,00 = Rp 3.500.000,00

Contoh 5:

Pada tahun 2014, Abas memperoleh penghasilan teratur sebesar Rp 52.000.000,00. Sedangkan
penghasilan tidak teratur Abas tahun 2014 adalah sebesar Rp 18.000.000,00.

Penghasilan yang di pakai sebagai dasar perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 pada tahun 2015
Abas adalah hanya dari penghasilan tertentu saja sebesar Rp 52.000.000,00

Contoh 6:

PT Luwes yang bergerak di bidang konveksi dalam tahun 2014 membayar angsuran bulanan sebesar
Rp 18.000.000,00. Pada bulan Juli 2014 pabrik milik PT Luwes terbakar. Oleh karena itu, berdasarkan
keputusan Dirjen Pajak, mulai bulan Agustus 2014 dapat disesuaikan menjadi lebih kecil daripada Rp
18.000.000,00.

Contoh 7:

PT Trendy yang bergerak di bidang konveksi dalam tahun 2014 membayar angsuran bulanan sebesar
Rp. 27.000.000,0. Mulai bulan Mei 2014 PT Trendy mengalami peningkatam penjualan yang sangat
besar dan diperkirakan penghasilan kena pajaknya akan lebih besar dibandingkan tahun
sebelumnya. Oleh karena itu, berdasarkan keputusan Dirjen Pajak mulai bulan Agustus 2014 dapat
disesuaikan menjadi lebih besar daripada Rp. 27.000.000,00.

Anda mungkin juga menyukai