gizi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino atau
bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai gizi dan atau
efek fisiologis dalam jumlah terkonsentrasi. Suplemen makanan yang diproduksi dan atau
diedarkan di wilayah Indonesia harus memiliki izin edar dari Kepala Badan. Suplemen makanan
harus memiliki kriteria sebagai berikut: a. Menggunakan bahan yang memenuhi standar mutu
dan persyaratan keamanan serta standar dan persyaratan lain yang ditetapkan; b. Kemanfaatan
yang dinilai dari komposisi dan atau didukung oleh data pembuktian; c. Diproduksi dengan
menerapkan cara pembuatan yang baik;d. Penandaan yang harus mencantumkan informasi yang
lengkap, obyektif, benar dan tidak menyesatkan; e. Dalam bentuk sediaan pil, tablet, kapsul,
serbuk, granul, setengah padat dan cairan yang tidak dimaksud untuk pangan.
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan
membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan
dan atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Kosmetika yang beredar harus memenuhi persyaratan mutu, keamanan, dan kemanfaatan.
Industri kosmetika yang akan membuat kosmetika harus memiliki izin produksi. Izin
produksi kosmetika diberikan sesuai bentuk dan jenis sediaan kosmetika yang akan dibuat. Izin
produksi sebagaimana dimaksud dibedakan atas 2 (dua) golongan sebagai berikut: a. golongan A
yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang dapat membuat semua bentuk dan jenis
sediaan kosmetika; b. golongan B yaitu izin produksi untuk industri kosmetika yang dapat
membuat bentuk dan jenis sediaan kosmetika tertentu dengan menggunakan teknologi sederhana.
Mengingat hal tersebut dan menyadari bahwa Indonesia sebagai mega-center tanaman
obat di dunia, maka perlu disusun suatu kebijakan obat tradisional nasional yang dapat menjadi
acuan semua pihak yang terkait didalamnya. Upaya pengembangan obat tradisional merupakan
rangkaian kegiatan panjang, bidang yang luas dengan permasalahan yang kompleks serta
melibatkan banyak pihak. Sementera itu sumber daya untuk itu sangat terbatas. Agar dapat
mencapai hasil yang diharapkan, upaya pengembangan harus dilakukan dengan langkah –
langkah terpadu dan komprehensif, mulai dari hulu sampai ke hilir dengan melibatkan semua
sektor dan program terkait, peneliti, pelaku usaha, kalangan profesi dan masyarakat, dengan tetap
berlandaskan pada kewenangan dan tugas, keahlian dan kemampuan masing-masing,
berdasarkan prioritas yang rasional dan disepakati bersama.
Suplemen :
Kosmetik :
Herbal
10 VERMINT CAP@12
Kesimpulan :
1.
Daftar Pustaka
Badan POM RI, 2004, Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan, Jakarta