Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

RESUME MATERI BAB VII

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 (PPH 23)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perpajakan

Dosen Pengampu : Dr. Sohidin, S.E., M.Si., Akt.

Disusun Oleh :

Azahra Nur Alivia

K7722012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2023
BAB VII
PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 (PPH 23)

A. Subjek PPh 23
a) Subjek pemotong PPh pasal 23 berarti subjek tersebut wajib menerbitkan bukti
pemotongan PPh Pasal 23 kepada lawan transaksi. Berikut yang termasuk subjek
pemotong PPh 23
• Badan pemerintah
• Subjek pajak badan dalam negeri
• Bentuk Usaha Tetap (BUT)
• Penyelenggaraan kegiatan
• Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
• Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri yang ditunjuk Direktur Jenderal Pajak
sesuai KEP-50/PJ/1994
• Orang pribadi yang menjalankan usaha dan menyelenggarakan pembukuan atas
pembayaran sewa
b) Subjek yang dipotong PPh pasal 23 berarti subjek tersebut wajib menerbitkan bukti
pemotongan PPh Pasal 23 kepada lawan transaksi. Berikut yang termasuk subjek
yang di potong PPh 23:
• Wajib pajak dalam negeri
• Bentuk Usaha Tetap (BUT)

B. Objek dan Tarif PPh Pasal 23


a) Objek PPh 23
➢ Bunga, termasuk diskonto, premium, dan imbalan terkait jaminan
pengembalian utang : Pasal 4 Ayat (1) huruf f UU PPh
➢ Dividen : Pasal 4 Ayat (1) huruf g UU PPh
➢ Royalti : Pasal 4 Ayat (1) huruf h UU PPh
➢ Hadiah, bonus, penghargaan, dan sejenisnya selain yang telah dipotong PPh
Pasal 21
➢ Penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain/rekanan berupa imbalan
sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan, dan jasa lain
kecuali sewa dari penghasilan yang telah dikenai PPh Pasal 4 ayat 2
➢ Penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain/rekanan berupa imbalan
sehubungan dengan jasa teknik, manajemen, konstruksi, konsultan, dan lainnya
(seperti jasa perbaikan, jasa kebersihan, jasa katering, dsb), selain yang telah
dipotong PPh Pasal 21.
b) Tarif PPh Pasal 23
1) Tarif 15% dari jumlah bruto atas :

• Dividen, kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi dikenakan final,


bunga dan royalti;
• Hadiah dan penghargaan, selain yang telah dipotong PPh pasal 21;
2) Tarif 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain yang berkaitan
dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah dan/atau bangunan.
3) Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi dan jasa konsultan.
4) Tarif 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya adalah yang diuraikan
dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 141/PMK.03/2015 dan efektif mulai
berlaku pada tanggal 24 Agustus 2015.
5) Bagi Wajib Pajak yang tidak ber-NPWP akan dipotong 100% lebih tinggi dari
tarif PPh Pasal 23.
6) Jumlah bruto adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan
untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan
pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha
tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam
negeri atau bentuk usaha tetap, tidak termasuk:
• Pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh
Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan
pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa;
• Pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material (dibuktikan
dengan faktur pembelian);
• Pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya
dibayarkan kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan pihak
ketiga disertai dengan perjanjian tertulis);
• Pembayaran penggantian biaya (reimbursement) yaitu penggantian
pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak
kedua kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan atau bukti
pembayaran yang telah dibayarkan kepada pihak ketiga).
Jumlah bruto tersebut tidak berlaku atas:
• Penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa katering;
• Penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan jasa, telah dikenakan
pajak yang bersifat final;
• Pembayaran gaji, upah, tunjangan, honorarium, dan pembayaran lain yang
merupakan imbalan atas pekerjaan yang dilakukan wajib pajak penyedia
tenaga kerja kepada tenaga kerja. Hal ini harus dibuktikan oleh kontrak
kerja dengan pengguna jasa dan daftar pembayaran gaji, tunjangan, upah,
atau honorarium;
• Pembayaran kepada penyedia jasa yang merupakan hasil pengadaan
barang atau material terkait jasa yang diberikan. Hal ini harus dibuktikan
oleh faktur pembelian atas pengadaan barang atau material;
• Pembayaran melalui penyedia jasa kepada pihak ketiga. Hal ini harus
dibuktikan oleh faktur tagihan dari pihak ketiga dan disertai dengan
perjanjian tertulis;
• Pembayaran kepada penyedia jasa yang berupa penggantian
atau reimbursement. Ini berlaku untuk biaya yang telah dibayarkan oleh
penyedia jasa kepada pihak ketiga. Hal ini harus dibuktikan oleh faktur
tagihan dan bukti pembayaran.

C. Cara Menghitung PPh 23


1) Cara Menghitung PPh Pasal 23 Atas Dividen Atas Penghasilan berupa dividen akan
dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto.

PPh Pasal 23 = 15% x Bruto


❖ Contoh 1:
PT Solusindo membayarkan dividen kepada CV Perkasa sebesar
Rp200.000.000,00.

PPh Pasal 23 dipotong PT Solusindo adalah:


15% x Rp200.000.000,00 Rp30.000.000,00
2) Cara Menghitung PPh Pasal 23 Atas Bunga, Termasuk Premium. Diskonto, dan
Imbalan Karena Jaminan Pengembalian Utang Atas Penghasilan berupa bunga
dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto,

PPh Pasal 23-15% x Bruto

❖ Contoh 2:
PT Karya Utama membayar bunga atas pinjaman kepada PT Indo Jaya sebesar
Rp80.000.000,00.

PPh Pasal 23 yang dipotong PT Karya Utama adalah:


15% x Rp80.000.000,00-Rp12.000.000,00
3) Cara Menghitung PPh Pasal 23 Atas Royalti Atas penghasilan yang berupa royalti
akan dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto.

PPh Pasal 23-15% x Bruto

❖ Contoh 3:
CV Selera Makan membayar royalti kepada Ny. Sulastri atas pemakaian merek
Ayam Goreng "Bu Lastri" sebesar Rp30.000.000,00.

PPh Pasal 23 yang dipotong CV Selera Makan adalah:


15% x Rp30.000.000,00 = Rp4.500.000,00
Apabila Ny. Sulastri belum memiliki NPWP maka PPh Pasal 23 yang dipotong
CV Selera Makan adalah:
30% x Rp30.000.000,00 Rp9.000.000,00
4) Cara Menghitung PPh Pasal 23 Atas Hadiah, Penghargaan, Bonus, dan Sejenisnya
Atas hadiah sehubungan kegiatan dan penghargaan oleh Wajib Pajak badan
termasuk BUT dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto.

PPh Pasal 23 = 15% x Bruto

❖ Contoh 4:
CV Perdana mendapat hadiah sebuah mobil senilai Rp200.000.000,00 sebagai
distributor terbaik dari PT Artha Raya.
PPh Pasal 23 yang dipotong PT Artha Raya adalah:
15% x Rp200.000.000,00 Rp30.000.000,00
5) Cara Menghitung PPh Pasal 23 Atas Sewa dan Penghasilan Lain Sehubungan
dengan Penggunaan Harta Atas penghasilan sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta (kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan
persewaan tanah dan/atau bangunan) dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar
2% dari jumlah bruto tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai.

PPh Pasal 23-2% x Bruto

❖ Contoh 5:
PT Sejahtera Raya menyewa sebuah traktor milik Susanto dengan nilai sewa
sebesar Rp10.000.000,00.

PPh Pasal 23 yang dipotong PT Sejahtera Raya adalah:


2% x Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00
Apabila Susanto belum memiliki NPWP maka PPh Pasal 23 yang dipotong PT
Sejahtera Raya adalah:
4% x Rp10.000.000,00 = Rp400.000,00
6) Cara Menghitung PPh Pasal 23 Atas Imbalan Sehubungan dengan Jasa Teknik, Jasa
Manajemen, Jasa Konstruksi, Jasa Konsultan, dan Jasa Lain Atas penghasilan
berupa imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi,
jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal
21 dikenakan pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 2% dari jumlah bruto tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai.
PPh Pasal 232% x Bruto

❖ Contoh 6:

1) PT Pilar Utama yang baru berdiri meminta jasa dari CV Konsultindo untuk
membuat sistem akuntansi perusahaan dengan imbalan sebesar
Rp11.000.000,00 (termasuk PPN Rp1.000.000,00).

PPh Pasal 23 yang dipotong oleh PT Pilar Utama adalah:


2% x Rp10.000.000,00 = Rp200.000,00
2) CV Duta Bangsa membayarkan jasa cleaning service kepada PT Mitra Makmur
sebesar Rp15.000.000,00.

PPh Pasal 23 yang dipotong oleh CV Duta Bangsa adalah sebesar:


2% x Rp15.000.000,00 Rp300.000,000
Apabila PT Mitra Makmur belum memiliki NPWP maka PPh Pasal 23 yang
dipotong CV Duta Bangsa adalah:
4% x Rp15.000.000,00 = Rp600.000,00

3) CV Terang Abadi mengikat kontrak dengan PT Indah yang merupakan


perusahaan katering makanan untuk menyediakan makan siang bagi karyawan
perusahaan tersebut selama satu tahun dengan nilai kontrak sebesar
Rp100.000.000,00

PPh Pasal 23 yang dipotong adalah sebesar:


2% x Rp100.000.000,00 Rp1.500.000,00
DAFTAR PUSTAKA

DJPB. (2021, Agustus 12). Pajak Penghasilan Pasal 23. Retrieved from
djpb.kemenkeu.go.id:
https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/kotabumi/id/informasi/perpajakan/pph-pasal-
23.html
ebupot. (2020, Agustus 18). Subjek dan Objek Pajak Penghasilan Pasal 23. Retrieved from
e-BUPOT Self Learning: https://ebupotlearning.com/pph-pasal-23/
Kumparan. (2021, Oktober 16). Pph Pasal 23: Subjek, Objek, dan Wajib Pajaknya. Retrieved
from Kumparan.com: https://kumparan.com/berita-terkini/pph-pasal-23-subjek-objek-
dan-wajib-pajaknya-1wj9zkusbzO/full
Onlinepajak. (2022, Oktober 20). Pajak Penghasilan Pasal 23 (PPh Pasal 23). Retrieved from
OnlinePajak.com: https://www.online-pajak.com/tentang-bukti-potong/pph-pajak-
penghasilan-pasal-23
Prof. Dr. Mardiasmo, M. A. (2019). Perpajakan Edisi 2019. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai