Anda di halaman 1dari 23

PPH PASAL 23

Chapter 2
Definisi PPh 23

PPh 23 merupakan pajak pemotongan


yang dikenakan pada penghasilan
sehubungan dengan penyertaan modal,
sewa dan penggunaan harta selain
tanah dan bangunan, penyerahan jasa,
atau hadiah dan penghargaan, selain
yang telah dipotong PPh 21.
Umumnya, PPh ini terjadi saat adanya transaksi
antara dua pihak, yaitu :

Pihak pemberi
penghasilan
Pihak penerima
(penerima jasa)
penghasilan
akan memotong,
(pemberi jasa)
membayar dan
akan dikenakan
melaporkan PPh
PPh 23 dan
23 tersebut ke
kantor pajak.
PPh 23 Sesuai Per-70/PJ/2007
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR PER-70/PJ/2007
TENTANG
JENIS JASA LAIN DAN PERKIRAAN PENGHASILAN NETO
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 23 AYAT (1) HURUF C
UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN
SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH
TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2000
1. Atas penghasilan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta serta imbalan jasa yang dibayarkan oleh badan peme
rintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya ata
u oleh orang pribadi yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk memotong pajak kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha
tetap dipotong Pajak Penghasilan sebesar 15% (lima belas persen) dari perkiraan penghasilan neto oleh pihak yang wajib membayar.
2. Imbalan jasa yang atas pembayarannya dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah imbalan jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultansi dan jasa-jasa sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini,
kecuali jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21.

Pasal 2
Atas penghasilan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat fin
al berdasarkan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku tidak dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pas
al 1 ayat (1).
Pasal 3
Besarnya Perkiraan Penghasilan Neto atas penghasilan sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta adalah sebagaima
na tercantum dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
Pasal 4
Besarnya Perkiraan Penghasilan Neto atas imbalan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
Pasal 5
(1)Perkiraan Penghasilan Neto adalah sebesar persentase sebagaimana tercantum dalam lampiran I atau lampiran II kolom (3) dikalikan denga
n nilai sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta atau nilai imbalan jasa, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN

(2)Khusus untuk jasa konstruksi dan jasa catering, Perkiraan Penghasilan Neto adalah sebesar persentase sebagaimana tercantum dalam lam
piran II kolom (3) dikalikan dengan jumlah nilai imbalan jasa dan nilai pengadaan material/barang, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PP
N).
Pemotong
PPh 23
1. Badan Pemerintah, Wajib Pajak Badan Dalam
Negeri, Penyelenggara Kegiatan, Bentuk Usaha
Tetap (BUT) atau Perwakilan Perusahaan Luar
Negeri lainnya.

2. Wajib Pajak Orang pribadi Dalam Negeri tertentu


yang ditunjuk sebagai pemotong PPh 23 oleh
Direktur Jenderal Pajak melalui SE-08/PJ.4/1995.
Objek & Tarif PPh 23
1. Penghasilan sehubungan 2. Penghasilan sehubungan de
dengan Penyertaan Modal : ngan sewa dan penggunaan
harta
a) Dividen (Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan pen
Yang diterima oleh PT/BUMN/BUMD dengan ggunaan harta, kecuali sewa tanah dan/atau bangun
syarat kepemilikan saham kurang dari 25%, an)
kecuali pembagian dividen kepada orang 3. Penghasilan sehubungan de
pribadi yang dikenakan PPh Final;
ngan Imbalan Jasa
b) Bunga Imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi
Termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena , jasa konsultan, dan jasa lain yang diatur atau berda
jaminan pengembalian utang; sarkan Peraturan Menteri Keuangan, selain jasa yan
Tarif 15%

g telah dipotong PPh 21.


c) Royalti

Tarif 2%
d) Hadiah 4. Penghasilan atas Imbalan Ja
Penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang sa Lainnya (PMK No. 141/PM
telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21.
K.03/2015) sebanyak 62 jasa.
Perhitungan PPh 23
Perhitungan PPh 23 dilakukan Dalam hal Wajib Pajak Badan yang
dengan mengalikan tarif pajak menerima atau memperoleh
dengan dasar pengenaan pajak penghasilan tidak memiliki Nomor
(DPP) atau jumlah bruto dari Pokok Wajib Pajak (NPWP), besarnya
penghasilan yang ditetapkan. tarif pemotongan adalah lebih tinggi
Proses perhitungan tersebut dapat 100% sebagai denda dari tarif yang
diilustrasikan sebagai berikut: telah ditentukan diatas. Perhitungan
dilakukan dengan mengalikan 200%
dengan total pajak yang terutang.
PPh 23 =
Tarif Pajak x Penghasilan PPh 23 yang harus dibayar =
200% x PPh 23 Terutang
Penentuan Jumlah Bruto
Sesuai dengan SE.53/PJ./2009, yang dimaksud dengan jumlah bruto
adalah seluruh jumlah penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk
dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan
pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan,
bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya
kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, tidak
termasuk :
(Lanjutan)

1. pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain


sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dibayarkan oleh
Wajib Pajak penyedia tenaga kerja kepada tenaga kerja yang melakukan
pekerjaan, berdasarkan kontrak dengan pengguna jasa (dibuktikan dengan
kontrak kerja dan daftar pembayaran gaji, upah, honorarium, tunjangan
dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan);
2. pembayaran atas pengadaan/pembelian barang atau material (dibuktikan
dengan faktur pembelian);
3. pembayaran kepada pihak kedua (sebagai perantara) untuk selanjutnya
dibayarkan kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan pihak
ketiga disertai dengan perjanjian tertulis);
4. pembayaran penggantian biaya (reimbursement) yaitu penggantian
pembayaran sebesar jumlah yang nyata-nyata telah dibayarkan oleh pihak
kedua kepada pihak ketiga (dibuktikan dengan faktur tagihan atau bukti
pembayaran yang telah dibayarkan oleh pihak kedua kepada pihak ketiga).
Non Objek Pemotongan PPh 23
1. Sewa yang dibayar atau terutang
sehubungan dengan sewa guna
usaha dengan hak opsi. 3. Dividen atau bagian laba
yang diterima atau
diperoleh perseroan terbatas
sebagai WP dalam negeri,
koperasi, dan
BUMN/BUMD dari
penyertaan modal pada
2. Penghasilan yang dibayar atau badan usaha yang didirikan
terutang kepada bank. dan berkedudukan di
Indonesia dengan syarat
tertentu.
Ketentuan Saat Terutang, Penyetoran
Dan Pelaporan Pph Pasal 23
PPh 23 terutang pada bulan dilakukannya
Saat Terutang pembayaran atau pada bulan terutangnya
penghasilan yang bersangkutan

PPh 23 harus disetorkan oleh pemotong pajak


Saat
selambat-lambatnya tanggal sepuluh bulan
Penyetoran
berikutnya setelah bulan saat terutang pajak

Selambat-lambatnya 20 hari setelah masa pajak


Saat Pelaporan
berakhir.
Contoh Soal PPh 23 atas jasa
1. PT. ABC membayar jasa service kepada CV. Service sebesar Rp. 3.000.000,-
Jawab :
Jika CV. Service mempunyai NPWP maka besarnya PPh pasal 23 :
PPh Pasal 23 = 2% x Rp. 3.000.000
= Rp. 60.000
Jika CV. Service mempunyai NPWP maka besarnya PPh pasal 23 :
PPh Pasal 23 = 100% x 2% x Rp. 3.000.000
= Rp. 120.000
2. PT Indoraya membayarkan jasa konsultan dari PT Nuansaraya sebesar Rp120.000.000
(sudah termasuk PPN). PT Nuansaraya tidak mempunyai NPWP. yang harus dipotong
oleh PT Indoraya adalah :
PPh Pasal 23 = 200% x 2% x Rp120.000.000
= Rp4.800.000
Contoh Soal PPh 23 atas Dividen
Pada 10 Mei 2015, PT Dahlia mengumumkan akan membagikan
dividen melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dan
melakukan pembayaran dividen tunai kepada PT Melati sebesar
Rp30.000.000 yang melakukan penyertaan modal sebesal 15%.
Jawab:
PPh Pasal 23 = 15% x Rp30.000.000 = Rp4.500.000
Contoh Soal PPh 23 atas Sewa
PT Karya Makmur membayar sewa kendaraaan bus pariwisata
dengan nilai sewa sebesar Rp35.000.000 kepada Sugianto Haris.
PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT Karya Makmur adalah:
Jawab:
PPh Pasal 23 = 2% x Rp35.000.000
= Rp700.000
Contoh Soal PPh 23 atas Hadiah

Pada 20 Maret 2012, PT Abadi memberikan hadiah perlombaan


kepada PT Makmur sebagai juara umum lomba senam sehat
sebesar Rp150.000.000. PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh
PT Abadi adalah:
Jawab:
PPh Pasal 23 = 15% x Rp150.000.000
= Rp22.500.000
THANK YOU

Tetap Semangat
Jaga Selalu Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai