AKA230
Visi
Menjadi salah satu lembaga pendidikan
tinggi ekonomi dan bisnis yang unggul dan
bermatabat di ASEAN pada tahun 2030
Misi
Menyelenggarakan pendidikan tinggi
dibidang ekonomi dan bisnis secara
profesional dan kompetitif untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas
dan berdaya saing internasional
dengan menjunjung tinggi integritas,
moral, imtaq dan berbudaya
Desy Amaliati Setiawan, SE, M.Ak
PPh Pasal-23/26
PPh Pasal-23
DASAR HUKUM PPh 23
1.PP 94 tahun 2010 tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak
dan Pelunasan PPh Dalam tahun Berjalan
1.Badan Pemerintah
2.Subjek Pajak badan dalam negeri
3.Penyelenggara kegiatan
4.BUT
5.Orang pribadi sebagai WP dalam negeri
tertentu yang ditunjuk sebagai pemotong
pajak (contoh: akuntan, arsitek, dokter,
notaris)
Objek PPh Pasal 23 :
1.Dividen
2.Bunga
3.Royalti
4.Hadiah, penghargaan, bonus dan sejenisnya selain yang
telah dipotong PPh Ps 21
5.Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta, kecuali sewa tanah dan/atau bangunan; dan
6.Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen,
jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lain selain
jasa yang telah dipotong PPh Ps 21
TARIF PPh PASAL 23
Objek PPh Pasal 23
Tarif Tarif
15% 15%
Hadiah/
Dipotong
Imbalan
Penghargaan
Selain PPh 21
PPh Modal
Pasal 23
Sewa
Selain
Tarif Tanah/ Jasa Tarif
Bangunan 2%
2%
Tarif Pajak Hadiah :
① Atas hadiah undian dikenakan PPh sebesar 25% (duapuluh lima persen) dari
jumlah bruto hadiah atau nilai pasar hadiah berupa natura dan bersifat
final.
② Atas hadiah atau penghargaan, perlombaan, penghargaan dan hadiah
sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan lainnya, dikenakan PPh
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. dikenakan PPh pasal 21 sebesar tarif PPh pasal 17 Undang-undang PPh,
bila penerima Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.
b. dikenakan PPh pasal 26 sebesar 20% (duapuluh persen) dan bersifat
final dari jumlah bruto dengan memperhatikan ketentuan dalam
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku, bila penerima
Wajib Pajak Luar Negeri selain BUT.
c. dikenakan PPh pasal 23 sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah
penghasilan bruto, bila penerima Wajib Pajak badan.
PENGERTIAN JASA LAIN DALAM PPh PASAL 23
Jasa lain yang dimaksud dalam PPh pasal 23 ayat (1) huruf c angka 2
UU PPh dirinci dalam PMK 244/PMK.03/2008, sebagai berikut :
a.Jasa penilai (appraisal);
b.Jasa Aktuaris;
c.Jasa Akuntansi,pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
d.Jasa Perancang (design);
e.Jasa Pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas
bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk Usaha tetap (BUT);
f.Jasa penunjang di bidang penambangan migas;
g.Jasa Penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain
migas;
PENGERTIAN JASA LAIN DALAM PPh PASAL 23
h.Jasa Penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
i.Jasa Penebangan hutan;
j.Jasa Pengolahan limbah;
k.Jasa Penyedia tenaga kerja (Outsourcing Services)
l.Jasa perantara dan/atau keagenan;
m.Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang
dilakukan oleh Bursa efek, KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia]
dan KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia) ;
n.Jasa Kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh
KSEI;
o.Jasa Pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
p.Jasa Mixing film;
PENGERTIAN JASA LAIN DALAM PPh PASAL 23
q.Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan,
pemeliharaan dan perbaikan;
r.Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon,
air,gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai
izin dan/atau sertifikasi sebagai konstruksi;
s.Jasa perawatan/perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan,
listrik, telepon, air, gas, AC, TV kabel, alat
transportasi/kendaraan dan/atau bangunan, selain yang dilakukan
oleh Wajib Pajakyang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
t.Jasa Maklon;
PENGERTIAN JASA LAIN DALAM PPh PASAL 23
PPh pasal 23 atas Bunga, Termasuk Premium, Diskonto, dan Imbalan Sehubungan
Dengan Jaminan Pengembalian Utang :
a. Atas penghasilan berupa bunga dikenakan pemotongan PPh pasal 23 sebesar 15%
dari jumlah bruto
PPh pasal 23 = 15% x Bruto
b. Atas penghasilan berupa bunga simpanan Koperasi yang jumlahnya melebihi Rp.
240.000,- dikenakan pemotongan PPh pasal 23 bersifat final sebesar 15% dari
jumlah bruto
PPh pasal 23 (final) = 15% x Bruto
Cara Menghitung PPh Pasal 23
Cara menghitung PPh pasal 23 atas Royalti
PPh pasal 23 = 15% x Bruto
Contoh :
Apabila penghasilan bruto sebesar Rp.350.000, maka PPh Pasal 23 terutang
sebesar
2% Rp 25.000.000,- = Rp 500.00,-
PPh Pasal-26
PAJAK PENGHASILAN PASAL 26