3. BUMN/BUMD yang melakukan pembelian barang dengan dana yang bersumber dari
APBN/APBD;
4. Bank Indonesia (BI), BPPN, BULOG, PT Telkom, PT PLN, PT Garuda Indonesia, PT Indosat, PT
Krakatau Steel, Pertamina dan bank-bank BUMN yang melakukan pembelian barang yang
dananya bersumber baik dari APBN maupun non-APBN;
Pemungut PPh Pasal 22 :
5. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas,
industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh kepala kantor pelayanan pajak
atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri;
6. Pertamina serta badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan baker
minyak jenis premix, super TT dan gas atas penjualan hasil produksinya;
Aktivitas Impor
• Bank Devisa
• Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Pemungut, Penyetor, dan Pelapor (2)
Saat terutangnya PPh Pasal 22
• Impor barang terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk.
• Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau dibebaskan dan tidak termasuk dalam pengecualian dari
pemungutan PPh Pasal 22 atas impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/atau Pajak
Pertambahan Nilai, PPh Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean
atas impor.
• Ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam terutang dan disetorkan bersamaan
dengan saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean atas ekspor.
• Pembelian barang oleh bendahara pemerintah, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), bendahara pengeluaran, pejabat
penerbit SPM, dan pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usaha oleh badan usaha
tertentu yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e terutang dan dipungut pada saat pembayaran.
• Penjualan hasil produksi oleh badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas,
industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi terutang dan dipungut pada saat penjualan.
• Penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas oleh produsen atau importir terutang dan dipungut
pada saat penerbitan surat perintah pengeluaran barang (delivery order).
• pembelian bahan-bahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf i dan pembelian batubara, mineral
logam, dan mineral bukan logam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf j, terutang dan dipungut pada
saat pembelian.
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN MENYETORAN PPH PASAL 22
1. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor barang dilaksanakan dengan cara penyetoran
oleh importir yang bersangkutan atau Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, ke kas negara melalui
Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
2. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam
dan mineral bukan logam dilaksanakan dengan cara penyetoran oleh eksportir yang bersangkutan
ke kas negara melakui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
3. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang oleh pemungut pajak (bendahara
pemerintah, Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), bendahara pengeluaran, pejabat penerbit SPM)
wajib disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan, dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang telah diisi atas
nama rekanan serta ditandatangani oleh pemungut pajak.
4. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 1 ayat (1) huruf e, huruf f, huruf g, huruf h, huruf i, huruf j , dan huruf k PMK 16/2016 wajib
disetor oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak.
Contoh soal
PT Abadi Jaya adalah perusahaan yang bergerakan di bidang perdagangan
Textil. Beberapa transaksi pada PT Abadi Jaya sebagai berikut:
1. Impor lukisan untuk pameran tidak menggunakan API CIF Rp.75.000.000,
Bea Masuk. Rp.50.000.000 dan Pungutan pabean lainnya Rp. 11.500.000
BUKAN OBJEK PAJAK PS 22
2. Menjual Barang Ke Dinas Kebersihan Jakarta Timur Rp. 65.000.000
1,5% X 65.000.000 Rp 975.000
Diminta: Hitung PPh atas trasaksi di atas dan dikenakan pasal berapa?
Contoh 2
1. PT AAA mengimpor barang dari Kanada dengan harga faktur
senilai US$500.000. Barang yang diimpor adalah jenis barang
yang tidak termasuk dalam barang-barang tertentu yang
ditentukan dalam PMK No. 16/PMK.010/2016. Biaya asuransi
yang dibayar di luar negeri sebesar 3% dari harga faktur dan biaya
angkut sebesar 5% dari harga faktur. Bea Masuk (BM) sebesar
10% dan Bea Masuk Tambahan sebesar 6%. Kurs pajak saat itu
sebesar Rp14.550 per dolar Amerika Serikat.
perhitungan PPh Pasal 22 yang dipungut Ditjen Bea Cukai
NI = CIF + BM + PL
2. PT AAA berkedudukan di Kota Jakarta, menjadi pemasok alat-alat tulis kantor
untuk Dinas Pendidikan Kota Bogor. Pada tanggal 1 Agustus 2022, PT AAA
melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dengan nilai kontrak
sebesar Rp20.000.000 (nilai sudah termasuk PPN).
3. PT AAA merupakan perusahaan kertas yang menjual hasil produksinya
kepada PT BBB senilai Rp1.100.000.000. Harga ini sudah termasuk PPN
sebesar 11%.
4. PT CCC menjual hasil produksinya berupa semen kepada PT DDD senilai
Rp2.200.000.000. Harga tersebut sudah termasuk PPN sebesar 11%.
5. PT EEE adalah perusahaan baja dan menjual hasil produksinya ke PT FFF
senilai Rp3.300.000.000. Harga ini sudah termasuk PPN sebesar 11%.
7. PT GGG merupakan perusahaan otomotif dan menjual
hasil produksinya ke PT HHH senilai Rp5.500.000.000.
Harga ini sudah termasuk PPN sebesar 11%.
8. PT AAA selaku produsen bahan bakar minyak, gas, dan
pelumas, menyerahkan bahan bakar minyak senilai
Rp900.000.000 (tidak termasuk PPN) kepada PT BBB yang
merupakan bukan perusahaan SPBU.
9. PT AAA merupakan perusahaan tekstil dan membeli bahan
untuk tekstil untuk produksinya yang akan diekspor dari
pedagang pengepul CV BBB senilai Rp300.000.000.
10. PT BBB mengimpor gandum dari Australia dengan harga faktur
US$250.000. Biaya asuransi sebesar 2% dari nilai faktur dan biaya
angkut sebesar 8% dari nilai faktur. Bea Masuk yang dibebankan
dari impor gandum ini adalah 7,5% dan Bea Masuk Tambahan 2,5%.
Kurs pajak saat itu sebesar Rp14.220 per dolar AS.
11. PT AAA merupakan perusahaan pengembang properti yang menjual
apartemen dengan nilai Rp.50.000.000.000 kepada CCC. Harga jual
ini tidak termasuk PPN dan PPnBM. Maka, PPh Pasal atas penjualan
12. PT BBB menjual kapal pesiar dengan nilai Rp.800.000.000.000
kepada PT DDD. Nilai ini tidak termasuk PPN dan PPnBM. Dengan
demikian perhitungan PPh Pasal 22 atas penjualan kapal pesiar ini
adalah:arang mewah berupa apartemen ini sebesar:
TERIMA KASIH
EMOGA SUKSES SEMUA