Definisi Pajak penghasilan pasal 22 atau PPh 22, merupakan pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah; instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga- lembaga negara lain yang berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang; dan badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta, berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain. Pemungut Pajak Bank devisa dan Dirjen Bea dan Cukai atas impor barang dan ekspor komoditas tambang Batubara, mineral logam yang dilakukan oleh eksportir, kecuali yang dilakukan oleh WP yang terkait dalam perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan dan Kontrak Karya. Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Bendahara pengeluaran atas pembelian barang yang dilakukan dengan mekanisme uang persediaan (UP). KPA atau penjabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA atas pembelian barang kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS). Con`t Badan Usaha tertentu. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, kertas, baja, otomotif, farmasi atas penjualan hasil produksi kepada distributor di dalam negeri. Agen tunggal pemegang merek (ATPM), agen pemegang merek (APM), dan importir umum kendaraan bermotor atas penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh ATPM, APM, dan importir umum kendaraan bermotor. Produsenatas importir BBM, bahan bakar gas, dan pelumas atas penjualan hasil produksinya kepada distributor dalam negeri. Con`t Industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan atas pembelian ahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspornya. Industri atau badan usaha yang melakukan pembelian komoditas tamabng batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, dari badan atau orang pribadi pemegng ijin usaha pertambangan atas pembelian komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, dari badan atau orang pribadi pemegang ijin usaha pertambangan. Badan usaha yang memproduksi emas batangan atas penjualan emas batangan oleh produsen emas batangan. WP badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Barang yang tergolong sangat mewah (Dirjen Pajak Nomor 19/PJ/2015) Pesawat terbang pribadi dan helikopter pribadi. Kapal pesiar, yacht, da sejenisnya. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari 500M rupiah atau luas bangunan lebih dari 400m2. Apartemen, kondominium, dan sejenisnya yang harga jual atau pengalihannya lebih dari Rp 5M atau luas bangunan lebih dari 150m2 Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, SUV, MPV, minibus, dan sejenisnya yang harga jualnya lebih dari Rp 2M atau dengan kapasitas selinder lebih dari 3.000cc. Kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga dengan harga jual lebih dari Rp 300 juta atau dengan kapasitas selinder lebih dari 250cc. Objek PPh Pasal 22 Impor barang dan ekspor komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam yang dilakukan oleh eksportir, kecuali yang dilakukan oleh WP yang terikat dalam perjanjian kerja sama pengusahaan pertambangan dan kontrak karya. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh bendahara pemerintah dan KPA sebagai pemungut pajak pada pemerintah pusat, daerah, instansi atau lembaga pemerintah, dan lembaga-lembaga negara lainnya. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan dengan mekanisme UP oleh bendahara pengeluaran. Pembayaran atas pembelian barang kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme LS oleh KPA atau pejabat penerbit SPM yang diberi delegasi oleh KPA. Con`t Pembayaran atas pembelian barang dan/atau bahan- bahan untuk keperluan kegiatan usaha oleh badan usaha tertentu. Penjualan hasil produksikepada distributor di dalam negeri oleh badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha indutri semen, kertas, baja, otomotif dan farmasi. Penjualan kendaraan bermotor didalam negeri oleh ATPM, APM dan importir umum kendaraan bermotor ATPM, APM, dan importir umum kendaraan bermotor. Penjualan hasil produksinya kepada distributor dalam negeri oleh produsen atau importir BBM, gas, dan pelumas. Con`t Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspornya oleh industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan. Pembelian komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam dari badan atau OP pemegang izin usaha pertambangan. Penjualan emas batangan oleh badan usaha yang memproduksi emas batangan. Penjualan barang yang tergolong mewah oleh WP badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong mewah. Kegiatan yang tidak dikenakan PPh 22 Impor barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terutang pajak penghasilan. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan bea masuk dan/atau PPN (lihat Hal 277) Impor sementara, jika pada waktu impor nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali. Impor kembali. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak (lihat Hal 278) Con`t Impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana BOS. Penjualan emas batangan oleh badan usaha kepada BI. Pembelian gabah dan/atau beras oleh bendahara pemerintah. Pembelian gabah dan/atau beras oleh perum BULOG. Saat terutangnya PPh Pasal 22 PPh 22 atas impor barang (terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran bea masuk) PPh 22 atas pembelian barang oleh pemungut pajak yaitu bendahara pemerintah, KPA, bendahara pengeluaran, pejabat penerbit SPM, BUMN tertentu, dan bank-bank BUMN (terutang dan dipungut pada saat pembayaran). PPh 22 atas penjualan hasil produksi industri semen, kertas, baja, otomotif, farmasi, dan penjualan kendaraan bermotor oleh ATPM, APM, dan importirnya (terutang dan dipungut pada saat penjualan). Con`t PPh 22 atas penjualan BBM, bahan bakar gas dan pelumas (terutang dan dipungut padaat saat penerbitan surat perintah pengeluaran barang (delivery order)). PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan dari pedangang pengumpul (terutang dan dipungut pada saat pembelian). Tata cara pemungutan dan penyetoran PPh 22 No Pemungutan Penyetoran 1 Pemungutan PPh 22 atas Dilaksanakan dengan cara penyetoran oleh impor barang importir yang bersangkutan atau ke Dirjen Bea dan Cukai ke kas negara melalui Kantor pos, bank Devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menkeu. 2. Pemungutan PPh 22oleh Wajib disetor oleh pemungut ke kas negara pemungut pajak melalui kantor pos, bank devisa, atau bank bendahara pemerintah, yang ditunjuk oleh Menkeu menggunkan SSP KPA, bendahara yang telah diisi nama rekanan serta pengeluaran, pejabat ditandatangani oleh pemungut pajak. SSP penerbit SPM atas berlaku sebagai bukti pemungutan pajak. ddelegasi KPA 3. Pemungutan PPh 22 oleh Wajib disetor oleh pemungut pajak ke kas pemungut pajak : negara melalui kantor pos, bank devsisa, BUMN, industri, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri produsen BBM, keuangan menggunakan SSP. peternakan/perkebunan Sifat Pemungutan – Tidak Final Impor barang Pembelian barang oleh pemungut pajak meliputi bendahara pemerintah, KPA, bendahara pengeluaran, pejabat penerbit SPM. Pembelian barang oleh pemungut pajak meliputi BUMN tertentu dan bank-bank BUMN. Penjualan hasil produksi oleh industri. Penjualan produsen atas importir BBM, gas dan pelumas kepada penyalur/agen. Penjualan kendaraan bermotor oleh ATPM, APM, atau importir. Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor oleh industri atau eksportir dalam sektor kehutanan, pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Menghitung PPh Pasal 22