Dosen Pengajar :
Kelompok 1:
TAHUN 2020/2021
A. Pengertian PPh Pasal 22
Menurut UU Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 tahun 2008, Pajak Penghasilan
Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah bentuk pemotongan atau pemungutan pajak yang
dilakukan satu pihak terhadap wajib pajak dan berkaitan dengan kegiatan perdagangan
barang. Mengingat sangat bervariasinya obyek, pemungut, dan bahkan tarifnya,
ketentuan PPh Pasal 22 relatif lebih rumit dibandingkan dengan PPh lainnya, seperti
PPh 21 atau pun PPh 23. Pada umumnya, PPh Pasal 22 dikenakan terhadap
perdagangan barang yang dianggap “menguntungkan”, sehingga baik penjual maupun
pembelinya dapat menerima keuntungan dari perdagangan tersebut. Oleh karena itu
yang dikenakan pemungutan PPh pasal 22 adalah pemasok barang kepada pemerintah,
importer, dan pemasok / pembeli barang dari badan – badan tertentu.
Wajib pajak badan atau perusahaan swasta yang wajib memungut PPh Pasal 22 saat
penjualan adalah:
1. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas,
industri baja, industri otomotif, dan industri farmasi, atas penjualan hasil
produksinya kepada distributor di dalam negeri;
2. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan
importir umum kendaraan bermotor, atas penjualan kendaraan bermotor di
dalam negeri;
3. Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas, atas
penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas;
4. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri baja yang merupakan
industri hulu, termasuk industri hulu yang terintegrasi dengan industri antara dan
industri hilir.
5. Pedagang pengumpul berupa badan atau orang pribadi yang kegiatan usahanya:
a. Mengumpulkan hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan; dan
b. Menjual hasil tersebut kepada badan usaha industri dan eksp ortir yang
bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan.
6. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 90/PMK.03/2015, pemerintah
menambahkan pemungut PPh Pasal 22 dengan wajib pajak badan yang
melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah.
• Yang tidak dikuasai,tarif pemungutannya sebesar 7,5% dari harga jual lelang.
Catatan :
Yang dimaksud dengan nilai impor adalah nilai berupa uang yang digunakan
sebagai dasar perhitungan bea masuk. Nilai impor dihitung sebesar Cost Insurance
Freight (CIF) +Bea Masuk+ Pungutan pabean lainnya.
Contoh 1:
Pungutan :
Contoh 2:
Seperti soal nomor diatas, tetapi PT ANGGARA tidak memiliki API, maka
perhitungan PPh Pasal 22 adalah :
b. Cara Menghitung PPh Pasal 22 Atas Pembelian Barang Yang Dibiayai dengan
APBN/ APBD
₋ Atas pembelian barang yang dananya dari belanja Negara atau belanja daerah
dikenakan pemungutan PPh Pasal 22 sebesar 1,5% dari harga pembelian.
Pembayaran yang dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 adalah:
₋ Pembayaran atas penyerahan barang (bukan merupakan jumlah yang dipecah-
pecah) yang meliputi jumlah kurang dari Rp 1.000.000,00.
₋ Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak,listrik,gas,air
minum/PDAM, dan benda-benda pos.
₋ Pembayaran/ pencairan dana Jaring Pengaman Sosial (JPS) oleh kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara.
Contoh 3 :
PT Jayadi Maju melakukan penjualan lemari arsip kepada Departemen Dalam Negri
senilai Rp 220 juta. Pembayaran dilakukan oleh Bendaharawan Depdagri. Dalam
kontrak penjualan dengan pemerintah yang didanai dari APBN/APBD, biasanya harga
jual sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai sebesar 10%. Hitunglah PPh Pasal 22
PT Jayadi Maju
Besarnya PPh Pasal 22 atas penjualan semua jenis kendaraan bermotor beroda
dua atau lebih di dalam negeri adalah 0,45% dari dasar pengenaan pajak (DPP)
Pajak Pertambahan Nilai.
₋ Instansi pemerintah
₋ Korps diplomatic
₋ Bukan subjek pajak
d. Cara Menghitung PPh Pasal 22 Atas Penjualan Hasil Produksi industri Rokok
di dalam negeri
Besarnya PPh Pasal 22 yang wajib dipungut oleh industri rokok pada saat
penjualan rokok di dalam negeri adalah 0,15% dari harga bandrol (pita cukai), dan
bersifat final.
e. Cara Menghitun PPh Pasal 22 Atas Penjualan Hasil Produksi Industri Kertas
di Dalam Negeri
Besarnya PPh Pasal 22 yang wajib dipungut oleh industri kertas pada saat
penjualan kertas di dalam negeri adalah 0,1% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Pajak Pertambahan Nilai.
f. Cara Menhitung PPh Pasal 22 Atas Penjualan Hasil Produksi Industri Semen
di Dalam Negeri
Besarnya PPh Pasal 22 yang wajib dipungut oleh industri semen pada saat
penjualan semen di dalam negeri adalah 0,25% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
Pajak Pertambahan Nilai.
g. Cara Menghitung PPh Pasal 22 Atas Penjualan Hasil Produksi Industri Baja
di Dalam Negeri.
Besarnya PPh Pasal 22 yang wajib dipungut oleh industry baja pada saat
penjualan hasil produksinya di dalam negeri adalah 0.3% dari Dasar Pengenaan
Pajak (DPP) Pajak Pertambahan Nilai
h. Cara Menghitung PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Pertamina dan Badan
Usaha Selain Pertamina
Besarnya PPh Pasal 22 yang wajib dipungut oleh Pertamina dan badan usaha
lainnya yang bergerak dibidang bahan bakar minyak jenis premix, super TT dan gas
atas penjualan hasil produksinya adalah sbb:
• Atas penebusan premium, solar, premix/super TT oleh SPBU swastanisasi
adalah 0,3% dari penjualan
• Atas penjualan minyak tanah, gas LPG, dan pelumas adalah 0,3% dari
penjualan.
KESIMPULAN
PPh pasal 22 merupakan pembayaran PPh dalam tahun berjalan yang dipungut oleh:
a. Bendaharawan pemerintah baik pusat atau daerah, instansi atau lembaga
pemerintah dan lembaga-lembaga Negara lainnya sehubungan dengan pembayaran
atas penyerahan barang.
b. Badan-badan tertentu, baik badan pemrintah maupun swasta berkenaan dengan
kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lainnya.
c. Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat
mewah.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=13585
http://armuhammad.wordpress.com/2012/06/19/pph-pasal-22-barang-mewah/
http://septikomariyah.blogspot.com/2012/11/makalah-perpajakan-tarif-pajak.html
http://populerkan.blogspot.com/2010/11/makalah-pajak-penghasilan.html
http://indahjewel.blogspot.com/2012/05/makalah-pph-pasal-22.html
http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-pajak-penghasilan-pasal-22
http://dedijayadiborneo.wordpress.com/2013/01/14/pajak-penghasilan-pasal-22/
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/pph-pajak-penghasilan-pasal-22