PASAL 22-23
Kelompok 4:
Pemungut PPh pasal 22: Bank Devisa dan Dirjen Bea dan Cukai
1. Atas impor barang terutang dan di lunasi bersamaan dengan saat pembayaran
bea masuk.dalam hal pembayaran bea masuk di tunda atau dibebaskan maka pph
pasal 22terutang dan dilunasi pada saat penyelesayan dokumen pemberitahuan
impor barang (PIB)
2. Atas pembelan barang (lihat pemungut dan objek pph pasal 22 butir 3,2 dan 4)
terutang dan dipungut pada saat pembayaran .
3. Atas penjuaan hasil produksi ( lihat pemungut dan objek pph pasal 22
4. butir 5) terutang dan di pungutpada saat penjualan.
5. Atas penjuaan hasil produksi ( lihat pemungut dan objek pph pasal 22 butir 6) di
pungut pada saat pemberitahuan surat perintah pengeluaranbarang ( delvery
order).
6. Atas pembelian bahan-bahan ( lihat pemungut dan objek pph pasal 22 butir 7)
terutang dan dipungut pada saat pembelian.
OBJEK DAN PEMUNGUT PPH PASAL 22
Berikut Merupakan objek Dan Pemungut Pph Pasal 22 :
NO OBJEK PEMUNGUT
8.
Penjualan Hasil Industry Tertentu : Industry Tertentu Yang
- Kertas Menjual
- Baja
- Otomotif
- Semen
- Rokok
NO OBJEK TARIF
1. 1,5%
Pembelian Barang Di Lakukan Oleh DPBJ, Bendahara
Pemerintah, BUMN/D Dan Badan Tertentu
2.
Impor Barang :
-Yang Menggunaka API 2,5%
-Yang Tidak Menggunakan API 7,5%
-Yang Tidak Dikuasai (Lelang) 7,5%
3. 2,5%
Pembelian Bahan Bahan Untuk Industry / Ekspor Dari
Pedagang Penjual
4.
Penjualan Oleh Pertamina :
-Premium, Solar, Premix, Super TT 0,25%
-Minyak Tanah , LPG, Pelumas 0,3%
5.
Penjualan Oleh Selain Pertamina :
-Premium, Solar, Premix, Super TT 0,3%
-Minyak Tanah , LPG, Pelumas 0,3%
NO. OBJEK TARIF
6.
Penjualan Hasil Industry Tertentu :
0,1%
-Kertas
0,3%
-Baja
0,45%
-Otomotif
0,25%
-Semen
0,15%
-Rokok
Selain Tarif di atas, peraturan Mentri Keuangan nomor 253/PMK.03/2008 Tanggal 1
Desember 2008 Juga Mengatur Tentang Wajib Badan Tertentu Sebagai Pemungut Pph Pasal 22
Atas Penjualan Barang Yang Tergolong Sangat Mewah Yaitu Wajib Pajak Badan Yang Melakukan
Penjualan Barang Yang Tergolong Sangat Mewah, Diantaranya :
Pesawat Udara Pribadi Dengan Harga Jual Lebih Dari Rp.20.000.000.000,00
Kabel Pesiar Dan Sejenisnya Dengan Harga Jual Lebih Dari Rp.10.000.000.000,00
Rumah Berserta Tanahnya Dengan Harga Jual Atau Harga Penggalihannya Lebih Dari
10.000.000.000,00 Dan Luas Bangunan Lebih Dari 500 M2
ApartemenNdengan harga jauh atau pengalihannya lebih dari Rp. 10.000.000.000,00 dan/bangunan
lebih dari 400 m2.
Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep,
sport utilty vehicle (SUV), Multi purpose vehicle (MPV), minibus dan sejenisnya dengan harga
jual lebih dari Rp. 5.000.000.000,00.
SIFAT PEMUNGUTAN
Pada dasarnya pemungutan Pajak Penghasilan pasal 22 bersifat tidak final dan dapat
diperhitungkan sebagai pembayaran Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan bagi Wajib
pajak yang dipungut. Khusus untuk prmungutan Pajak Penghasilan pasal 22 atas penjualan
bahan bakar minyak dan bahan bakar gas kepada penyalur/agen, bersifat final. Besarnya Pph
pasal 22 yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidakj memiliki nomor Pokok Wajib
Pajak lebih tinggi 100% daripada tariff yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat
menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.
TATACARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PPH PASAL 22
Pph pasal 22 atas impor barang (lihat pemungut dan objek pph pasal 22 butir 1) di
setor oleh importer dengan menggunakan formulir surat setoran pajak, cukai dan pabean . pph
pasal 22 atas Impor barang yang di pungut oleh DJBC harus di setor ke Bank Devisa atau
bendahara direktorat jendral bea dan cukai, dalam jangka waktu 1hari setelah pemungutan
pajak di laporkan ke :
1. KPP secara mingguan paling lambat 7 hari setelah batas waktu penyetoran
pajak terahkir
2. Pph pasal 22 atas impor harus di lunasi bersamaan dengan saat pembayaran
bea masuk dan dalam hal bea ditunda atau dibebaskan, pph pasal 22 atas
impor harus di lunasi saat penyelesayan dokumen pemberitahuan pabean
impor. dilaporkan ke KPP paling lambat tanggal 20 setelah masa pajak
terahkir.
3. Pph pasal 22 atas pembelian barang ( lihat pemungut dan objek pph pasal 22
butir 2) disetor oleh pemungut atas nama dan NPWP wajip pajak rekanan ke
bank persepasi atau kantor pos pada hari yang sama dengan
pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang
4. Pajak pph 22 atas pembelian barang ( lihat pemungut dan objek pph pasal 22 butir 3) di
setor oleh pemungut atas nama dan NPWP ke bank persepsi atau kantor pos paling lama
tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berahkir. Di laporkan ke KPP paling
lambat tanggal 20 setelah masa pajak berahkir.
5. Pph pasal 22 pembelian barang ( lihat pemungut pajak dan objek pph pasal 22 butir 4) di
setor oleh pemungut atas nama dan NPWP wjib pajak penjual kebank persepasi atauu
kantor pos paling lambat tanggal 10 bulan takwin berikutnya dengan menggunakan
formulir ssp dan menyampaikan spt masa ke saling lambat 20 hari setelah masa pajak
berakhir.
Tarif pemotongan
1. Sebesar 15% dari jumlah bruto atas :
A. Deviden
B. Bunga termasuk premium, diskonto. Dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
C. Royalti
D. Hadiah. Penghargaan. Bonus
2. Sebesar 2% dari jumlah bruto tidak termasuk pajak pertambahan nilai atas :
A. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa tanah
B. Imbalan sehubungan sengan jasa teknik. Jasa manajemen jasa konstruksi jasa konsultan dan jasa lain
yang telah dipotong pph pasal 21.