Anda di halaman 1dari 15

PENELAAHAN LAPORAN

AUDIT
PENGAUDITAN
INTERNAL
Anggota Kelompok :

Komang Ani Tri Cahyanti


(04 / 2002622010152)

Ni Wayan Yusniar Eka Putri


(12 / 2002622010160)
Siapa Yang Menelaah dan Menentukan
Waktu Penelaahan Laporan Audit

Penelaahan Laporan Audit Secara Bersama


dan Rapat Penelaahan

PEMBAHASAN Penyelesaian Konflik

Bagaimana Mendapatkan Penerimaan


untuk Rekomendasi yang Diajukan

Tanggapan Untuk Laporan Audit


Siapa Yang Menelaah dan Menentukan
Waktu Penelaahan Laporan Audit

A. Penelaahan Laporan

Ada empat jenis penelaahan audit yang dapat dilakukan. Tiap


penelaahan memiliki tujuan spesifik dan karakter uniknya masing-
masing. Empat jenis penelaahan tersebut adalah penelaahan atas
segmen-segmen pelaporan audit, draf laporan audit, laporan audit
yang telah selesai dan diterbitkan, serta rekomendasi-rekomendasi
yang belum dilaksanakan.
Penelaahan awal draf laporan bersifat konstruktif dimana auditor dan
klien bertemu untuk menetapkan fakta-fakta serta mengevaluasi
rekomendasi. Siapa yang menelaah laporan akan tergantung pada sifat dari
laporan itu sendiri dan pada kepentingan dari tiap-tiap manajer dan
eksektutif.
Setelah sebuah laporan selesai dibuat drafnya, penelaahan oleh klien A. Penelaahan Laporan
akan menjadi sebuah langkah tepat karena akan menjadi jaminan bahwa
laporan yang dibuat tidak melewatkan aspek-aspek penting dari operasi yang
diaudit. Penelaahan draf bisa mengungkapkan adanya kebutuhan untuk
melakukakan perubahan penekanan audit yang mungkin tidak disadari oleh
auditor itu sendiri.

Penelaahan laporan yang menjelaskan kondisi yang mengalami


penyimpangan memerlukan pendekatan yang berbeda. Penelaahan
semacam ini hendaknya ditelaah bersama dengan setiap pihak yang mungkin
keberatan dengan validitas isi laporan, atau ditelaah oleh pihak yang akan
mengambil keputusan nantinya, atau ditelaah bersama dengan pihak-pihak
yang memiliki tanggung jawab atas area atau kondisi yang dilaporkan dan
membutuhkan tindakan perbaikan.
B. Menentukan Waktu
Penelaahan

Jika jumlah penelaahan yang dilakukan semakin banyak, maka akan


semakin lama penundaan yang terjadi dalam penerbitan laporan final.
Kenyataan ini menempatkan auditor pada suatu dilema. Di satu sisi, mereka
ingin memberikan kesempatan kepada seluruh pihak yang memiliki
kepentingan untuk melakukan penelaahan atas draf laporan, namun di sisi
lain mereka menyadari perlunya dilakukan pelaporan secara tepat waktu.
Untuk mengatasi masalah ini, sebaiknya dibuat suatu prosedur yang pasti.
Setelah membuat draf laporan, auditor hendaknya menyiapkan daftar
penerima distribusi laporan keuangan, lalu bersama dengan supervisor audit,
mereka hendaknya memutuskan pihak-pihak mana yang sebaiknya menelaah
draf laporan dan bagaimana urutan penelaahan tersebut.
Penelaahan Laporan Audit Secara Bersama
dan Rapat Penelaahan
A. Penelaahan Laporan
Audit Secara Bersama

Dalam mempercepat penelaahan dari draf laporan, beberapa organisasi


menggunakan teknik laporan - laporan interim dengan kliennya. Dimana
nantinya klien akan diberikan cukup waktu didalam memberikan respon
terhadap aspek - aspek factual di dalam temuan. Unsur – unsur dari temuan
seperti penyebab dan dampak akan diuraikan serta nantinya klien akan
diminta untuk menyetujui atau memberikan tambahan dukungan yang
substantive jika nantinya tidak menyetujuinya.
A. Penelaahan Laporan
Audit Secara Bersama

Unsur - unsur dari permintaan penelaahan audit secara bersamaan yaitu :

• Operasi yang sedang diaudit.


• Pejabat - pejabat yang bertanggung jawab.
• Penghubung audit
• Tanggal audit dimulai.
• Tanggal permintaan dilakukannya penelaahan.
• Rincian temuan seperti kriteria yang digunakan, kondisi yang ditemukan ,
penyebab,dampak dan rekomendasi.
• Auditor ketua (kepada siapa jawaban sebaiknya dialamatkan).
B.Rapat Penelaahan

Beberapa hal yang mungkin dapat dipertimbangkan dalam


menyiapkan suasana secara lisan meliputi:
1. Lingkup pemeriksaan.
2. Tingkat Signifikansi permasalahan yang ditelaah.
Rapat ini adalah rapat milik
3. Pemahaman atas kesulitan yang dihadapi klien dalam
auditor, auditor dapat
melaksanakan tanggung jawabnya.
menentukan arah dari
4. Kemauan untuk membahas semua permasalahan serinci
rapat. Rapat penelaahan
apapun jika dibutuhkan.
laporan audit sebaiknya
5. Fakta bahwa laporan tidak mengandung kejutan apapun
tidak dilaksanakan secara
(bahwa semua aspek dari temuan telah didiskusikan pada
tiba-tiba. Semakin penting
tahapan fieldwork).
laporan tersebut, maka
6. Komentar mengenai berapa banyak permasalahan yang telah
semakin banyak perhatian
diperbaiki, berapa banyak yang masih dalam proses perbaikan,
yang dibutukan untuk
dan berapa banyak yang masih harus diperbaiki.
melakukan persiapan yang
7. Kerjasama yang diterima selama audit dilaksanakan.
baik.
8. Keyakinan bahwa klien akan diberikan kredit di dalam laporan
untuk semua tindakan perbaikan yang disarankan, diterapkan,
dan diselesaikan.
Penyelesaian Konflik

Auditor sebaiknya melakukan persiapan secara menyeluruh untuk


menghadapi kemungkinan terjadinya konflik. Mereka harus mampu
menyajikan informasi, mendukung fakta, dan memperkuat temuannya tanpa
kesulitan atau penundaan. Laporan yang telah direferensikan dengan baik ke
kertas kerjanya akan memberikan dukungan dengan cepat. Di dalam salinan
draf laporan yang mereka miliki sebaiknya ditulis pada pinggir halamannya
referensi ke rincian pendukung. Antisipasi yang lebih bagus dapat
dikembangkan melalui sebuah daftar yang memuat hal-hal yang mungkin
memiliki potensi untuk diperdebatkan beserta responnya, termasuk salinan
kertas kerja dan dokumen pendukung lainnya.
Penyelesaian Konflik

Terdapat alasan mengapa dapat terjadi konflik. Alasan-alasan ini


berhubungan dengan aspek perubahan. Klien dapat :

1. Merasa khawatir akan dampak negatif yang mungkin timbul akibat


rekomendasi yang diberikan.
2. Merasa khawatir akan terjadinya dislokasi dan kekacauan birokrasi yang
akan disebabkan oleh kepatuhan terhadap rekomendasi.
3. Kecewa akan adanya rekomendasi yang menyatakan secara tidak
langsung bahwa metode yang digunakan sekarang adalah tidak memadai.
Bagaimana Mendapatkan Penerimaan untuk
Rekomendasi yang Diajukan

Kendig (1983:45-47) dalam naskah publikasinya yang berjudul


“Findings Without Recommendations” menyarankan sebuah metode
menarik yang dapat meringankan konflik-konflik yang sering menyertai
rekomendasi auditor untuk melakukan tindakan perbaikan. Bukannya
auditor yang membuat rekomendasi kepada klien namun sebaliknya
klien yang diminta membuat rekomendasi bagi auditor. Dalam surat
pengantar laporan, klien akan diminta untuk mengajukan paling sedikit
dua alternative guna mengatasi setiap temuan atau kelompok temuan.
Klien kemudian diminta memilih salah satu yang dianggap merupakan
alternative terbaik beserta alasannya.
Bagaimana Mendapatkan Penerimaan untuk
Rekomendasi yang Diajukan

Disisi lain, Campfield (1983:49-52) dalam naskah publikasinya yang berjudul “ A Look at
Responses to Audit Findings” menyatakan bahwa terdapat beberapa saran yang digunakan
untuk meningkatkan respon yang diberikan oleh manajemen atas temuan audit dan
rekomendasinya adalah :

1. Rekomendasi harus spesifik terhadap masalahnya dan tindakan perbaikan harus dapat
diukur.
2. Tindakan yang direkomendasikan sebaiknya tergantung pada implementasinya di garis
depan tingkat operasional.
3. Auditor dan manajemen klien harus memiliki rasa toleransi satu sama lain.
4. Pelaksanaan audit harus menjadi sebuah aktivitas yang mampu memberikan
bantuankepada manajemen operasional secara tepat waktu dan terus berlangsung.
5. Auditor harus menulis laporan yang dapat dipahami dan berorientasi pada tindakan.
Aktivitas - aktivitas audit internal tidak memiliki wewenang
dalam meminta diberikannya tanggapan untuk temuan - temuan
yang dilaporkan atau untuk melakukan evaluasi atas kecukupan
tindakan perbaikan berarti telah kehilangan efektivitasnya. Arahan -
arahan atau kebijakan manajemen menyatakan laporan audit
memerlukan tindakan perbaikan yang harus ditanggapi secara
Tanggapan Untuk Laporan Audit
tertulis. Lembar distribusi audit dari manajemen senior di sebuah
perusahaan memuat pernyataan sehubungan dengan pemberian
jawaban.

Jika tanggapan yang diberikan kurang memuaskan, dan tidak dapat


dicapai kesepakatan secara lisan dengan klien, tanggapan tersebut
hendaknya secara formal ditolak melalui sebuah memorandum.
Memorandum hendaknya secara spesifik menjelaskan mengapa dan
atas dasa rapa tanggapan dianggap kurang memadai. Salinan dari
tanggapan sebaiknya ditunjukkan kepada manajemen yang memerlukan
kepastian bahwa masalah telah dipecahkan dengan memuaskan.
Thank You
Any Q
uestio
n?

Anda mungkin juga menyukai