Anda di halaman 1dari 10

TEMUAN AUDIT

OLEH KELOMPOK 14:

1. I GEDE ANDRE PRATAMA 25/2002622010115

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2022/2023
1.1 Sifat Temuan Audit

Temuan audit adalah himpunan data dan informasi yang dikumpulkan, diolah dan
diuji selama melaksanakan tugas audit atas kegiatan instansi tertentu yang disajikan
secara analitis menurut unsur- unsurnya yang dianggap bermanfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.

Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran. Misalnya, temuan-
temuan tersebut dapat menggambarkan:

 Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan, seperti


pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
 Tindakan-tindakan yang dilarang,seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari
perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingan
pribadi.
 Tindakan-tindakann tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif
yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih
menguntungkan.
 Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam
untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi
dalam jumlah dan signifikansinya.
 Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.

1.2 Standar For The Profesional Practice Of Internal Auditing

a. Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam


satandar 2310 menyatakan:
b. Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang cukup (sufficient), andal
(reliable), relevan (relevance) dan berguna (usefulness) untuk mencapai tujuan
penugasan.

Practice advisory 2410-1 dari Standar: “kriteria komunikasi” memperluas arahan


menjadi:
 Komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang dan
ringkasan. Informasi latar belakang: identifikasi unit-unit organisasional,
menelaah aktivitas-aktivitas, memberikan informasi yang relevan seperti
pengamatan, kesimpulan dan rekomendasi dari laporan-laporan
sebelumnya.
 Ringkasan: mencakup representasi penyeimbang dari isi komunikasi
penugasan.

c. Hasil harus mencakup obsercasi, kesimpulan (opini), rekomendasi, dan


rencana-rencana tindakan.

d. Observasi: pernyataan fakta yang berkaitan.

e. Observasi dan rekomendasi harus didasarkan pada atribut : kriteria,, kondisi,


penyebab & dampak.

Kriteria : Standar, ukuran, atau ekspektasi yang digukan dalam melakukan


evaluasi dan/atau verifikasi (apa yang seharusnya ada).

Kondisi : Bukti faktual yang ditemukan auditor internal pada saat pengujian
(apa yang ada).

Penyebab : Alasan perbedaan antara apa yang diharapkan dan kondisi aktual
(mengapa ada perbedaan).

Dampak : Resiko atau eksposur yang dihadapi organisasi dan/atau yang


lainnya karena kondisi tidak sama dengan kriteria (dampak perbedaan). Dalam
menentukan tingkat resiko atau eksposur, audit internal harus mempertimbangkan
dampak observasi dan rekomendasi penugasan mereka terhadap laporan keuangan
organisasi.

f. Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien,


hal-hal terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan mana
pun.
g. Practice advisory 2420-1 dari Standar : “kualitas kriteria komunikasi” adalah
obyektif, jelas, ringkas, konstruktif & tepat waktu.

 Komunikasi objektif bersifat faktual, tidak bias, dan bebas dari distorsi.
Observasi, kesimpulan, dan rekomendasi harus dimasukkan tanpa prasangka.
 Komunikasi yang jelas mudah dipahami dan bersifat logis. Kejelasan bisa
ditingkatkan dengan menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan
memberikan informasi pendukung yang memadai.
 Komunikasi ringkas langsung ke sasaran dan menghidari rincian yang tidak
perlu. Komunikasi seperti ini mengemukakan piikiran secara lengkap dalam
kata-kata yang sesedikit mungkin.
 Komunikasi konstruktif adalah komunikasi yang isi dan nadanya membantu
klien dan organisasi menuju perbaikan jika diperlukan.
 Komunikasi tepat waktu adalah komunikasi yang dikeluarkan tanpa
penundaan dan memungkinkan tindakan efektif segera.

Elemen-elemen Temuan Audit

Fakta-fakta yang ditemukan auditor internal haruslah meyakinkan, kriterianya harus dapat
diterima, dan logika yang digunakan juga harus meyakinkan. Kebanyakan temuan audit harus
mencakup elemen-elemen tertentu, termasuk latar belakang, kriteria, kondisi, penyebab, dampak,
kesimpulan, dan rekomendasi. Setiap temuan audit yang mencakup elemen-elemen ini baik
eksplisit maupun implisit akan menjadi argumen yang kuat untuk dilakukannya tindak perbaikan.

1. Latar belakang (background): Identifikasi orang-orang yang berperan, hubungan


organisasi, dan memperhatikan tujuan serta sasaran. Hal tersebut harus bisa menjelaskan
secara umum lingkungan yang melingkupi operasi dan gravitasi situasi yang
menyebabkan auditor melaporkan temuan tersebut.
2. Kriteria (criteria) : tujuan & sasaran, dimana harus bisa mencakup standar-standar
operasi, yang mencerminkan apa yang diinginkan manajemen untuk dicapai oleh operasi
yang di audit. Serta kualitas pencapaian. Dimana auditor internal harus dengan jelas
melihat dan memahami gambaran keseluruhan, dan juga bagian-bagiannya.Untuk
menentukan seberapa layak, efisien, ekonomis, dan efektifnya suatu operasi , audit
internal harus memiliki tolak ukur-standar pengukuran secara valid.
3. Kondisi (condition) : merupakan jantungnya temuan. Kondisi mengacu pada fakta-fakta
yang dikumpulkan melalui observasi, pengajuan, pertanyaan, analisis, verifikasi, dan
investigasi yang dilakukan auditor internal dan informasiharus memadai, kompeten dan
relevan.
4. Penyebab (cause) : memerlukan latihan pemecahan masalah (problem solving). Penyebab
menjelaskan mengapa terjadi deviasi dari kriteria yang ada, mengapa sasaran tidak
tercapai, dan mengapa tujuan tiidak terpenuhi.
5. Menentukan penyebab merupakan latihan pemecahan masalah, dan prosesnya mengikuti
langkah-langkah klasik berikut ini :
 Kumpulkan fakta-fakta.
 Identifikasi masalah, cari penyimpangan yang terjadi.
 Jelaskan hal-hal utama dari masalah.
 Uji penyebab-penyebab yang mungkin terjadi.
 Tetapkan tujuan-tujuan potensi tindakan perbaikan.
 Bandingkan tindakan-tindakan alternatif dengan tujuan-tujuan
 Pikirkan keadaan-keadaan buruk yang dipicu oleh tindakan perbaikan yang telah
dipilih.
 Pertimbangkan “bagaimana seandainya”
 Apakah terdapat kondisi-kondisi mitigasi?
 Rekomendasi kontrol untuk memastikan bahwa tindakan terbaik benar-benar telah
dilakukan.

1.3 Pendekatan Untuk Mengontruksi Temuan Dan Tingkat signifikansi Temuan Audit

Pendekatan untuk Mengonstruksi Temuan Audit

Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan dan

dapat dilaporkan membutuhkan keahlian. Hal ini membutuhkan perbedaan


berdasarkan pengalaman. Apa yang dianggap kelemahan serius bagi  orang awam

bisa jadi merupakan hal sepele bagi seorang auditor internal yang professional.

Auditor internal harus realistis dan adil dalam pertimbangan dan kesimpulan mereka.

Mereka harus memiliki naluri bisnis yang baik untuk mengembangkan temuan-

temuan mereka. Karena mereka membuat dan melaporkan temuan audit, auditor

internal harus mempertimbangkan faktor-faktor ini:

 Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis. Auditor

internal harus mempertimbangkan keadaan-keadaan yang ada pada kelemahan

terjadi. Keputusan manajemen didasarkan pada fakta- fakta yang tersedia saat

ini. Auditor internal seharusnya tidak mengkritik suatu kebijakan hanya

karena mereka tidak setuju atau karena mereka memiliki informasi baru yang

tidak tersedia bagi pengambil keputusan. Auditor internal seharusnya tidak

mengganti pertimbangan audit dengan pertimbangan manajemen.

 Auditor, harus bertanggung jawab untuk memberikan bukti. Jika sebuah

temuan audit delum dibuktikan secara mendalam untuk memuaskan seseorang

yang objektif dan wajar maka temuan ini tidak bisa dilaporkan.

 Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus

memeriksa dengan teliti untuk menemukan alasan-alasan yang mengandung

kesalahan. Auditor internal, seperti halnya pendukung pernyataan lainnya,

akan tergoda untuk merasionalkan interpretasi untuk mendukung temuan

mereka. Setelah menghabiskan banyak waktudan tenaga, auditor cendrung

melindungi dan mempertahankan temuan mereka menghadapi pertanyaan-

pertanyaan sempurna yang logis. Akan tetapi, temuan-temuan tersebut


mungkin tidak dapat dipertahankan dengan berjalannya waktu atau bila

diharapkan pada pertanyaan-pertanyaan yang lengkap.

Tingkat Signifikansi Temuan Audit

Tidak ada dua temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan mencerminkan

tingkat kerugian risiko aktual atau potensialnya masing-masing. Jadi auditor harus

mempertimbangkan tingkat kerusakan yang bisa atau telah disebabkan oleh suatu

kelemahan sebelum mengomunikasikannya dengan manajemen. Untuk kebanyakan

tujuan, temuan-temuan audit bisa diklasifikasikan menjadi tidak signifikan, menjadi

tidak signifikan, kecil, atau besar.

Temuan yang tidak signifikan ( insignificant findings ) tidak memerlukan

tindakan formal.dalam kenyataannya, memasukkan temuan seperti ini ke dalam

laporan audit formal akan menjadi tidak produktif karena akan mengaburkan temuan

signifikan yang sebenarnya pada laporan, yang mengimplikasikan bahwa auditor

internal dapat melihat perbedaan antara setitik noda dengan noda yang menyebar. Hal

ini juga akan semakin mengukuhkan citra auditor internal sebagai seorang yang

hanya memerhatikan hal-hal kecil. Masalah-masalah yang tidak signifikan seharusnya

tidak disembunyikan atau dilewatkan. Tindakan yang dapat dilakukan adalah:

1. Mendiskusikan masalah tersebut dengan orang yang bertanggung jawab.

2. Melihat apakah situasi tersebut telah diperbaiki.

3. Mencatat hal tersebut dalam kertas kerja.

4. Tidak memasukan penyimpanan kecil tersebut kedalam laporan audit internal

resmi. Tidak diambilnya beberapa diskon pembeli acak oleh pegawai utang

usaha dapat dianggap kesalahan tidak signifikan.


Tetapi bukan berarti kesalahan klerikal yang bersifat acak tidak pernah

dilaporkan. Jika kesalahan-kesalahan tersebut merupakan gejala-gejala dari masalah

yang lebih besar, mungkin harus ada pelaporan. Kesalahan tersebut mungkin

mengindikasikan pelatihan karyawan yang kurang , pengawasan yang lemah, atau

instruksi tertulis yang tidak jelas. Pada kasus-kasus ini kelemahan kontrollah yang

menjadi temuan audit, kesalahan acak adalah murni membuktikan adannya

kelemahan dan membutuhkan perhatian manajemen.

Temuan-temuan kecil ( minor findings )

Temuan-temuan kecil (minor findings) perlu dilaporkan karena bukan semata-

mata kesalahan manusiawi yang bersifat acak. Jika tidak diperbaiki, maka akan

berlanjut sehingga merugikan; dan walaupun tidak mengganggu tujuan operasi

organisasi, namun cukup signifikan untuk diperhatikan oleh manajemen. Beberapa

temuan kecil lebih baik dilaporkan dalam surat kepada manajemen (management

letter).

Seorang pegawai yang telah mencampur adukkan kas kecil prbadi dengan milik

organisasi melanggar aturan organisasi dan praktik bisnis yang baik. Tentu hal ini

harus dilaporkan dan diperbaiki; kalau tidak,maka akan terus berlanjut atau

menyebar.

Temuan-temuan Besar

Temuan-temuan besar (major findings) adalah temuan yang akan menghalangi

pencapaian tujuan utama suatu organisasi atau suatu unit dalam organisasi. Misalnya,
salah satu tujuan utama departemen utang usaha adalah hanya membayar utang-utang

yang benar-benar sah. Sistem kontrol yang lemah yang bisa atau akan mengakibatkan

kesalahan pembayaran sebesar $500.000 mencerminkan kelemahan yang bisa

menghalangi departemen mencapai tujuan utamanya. Oleh karena itu, hal ini

merupakan temuan audit yang besar dan harus dilaporkan.

Catatan Aktivitas Auidt Internal Tentang Temuan Audit

Auditor internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah sepenuhnya

mempertimbangkan elemen-elemen temuan audit bisa mengandalkan pada suatu bentuk laporan

atau sarana agar mereka teteap bisa menelusurinya. Laporan tersebut juga bisa menjadi sarana

bagi penyedia guna menentukan apakah semua Langkah yang diperlukan untuk menghasilkan

temuan audit dikembangkan dengan baik telah diambil. 

Aktivitas Pencatatan Temuan Audit Internal (Internal Audit Activity Record of Audit

Findings) ditunjukkan pada form catatan audit internal sebagai suatu contoh laporan tersebut.

Laporan tersebut dengan tujuan yang telah dijelaskan dan memberi ruang untuk :

 Mengidentifikasi organisasi yang bertanggungjawab.

 Memberi nomor identifikasi untuk temuan tertentu dan suatu rujukan untuk kerja

pendukung.

 Memberi pernyataan singkat mengenai kondisi

 Mengidentifikasi kriteria standar yang ditetapkan untuk menilai kondisi.

 Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan dari sesuatu yang

ditemukan audit sebelumnya.

 Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan dengan temuan tersebut.

 Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan.


 Menunjukkan penyebab mengapa penyimpangan terjadi.

 Menjelaskan dampak, actual maupun potensial dari kondisi tersebut.

 Menaytakan tindakan perbaikan yang diusulkan dan/atau yang diambil.

 Mencatat pembahasan dengan karyawan klien dan mencatat tanggapan-tanggapan

 Mereka (setuju, tidak setuju), dan sifat tindakan, jika ada, yang mereka usulkan untuk

diambil. 

Laporan Pencatatan Temuan Audit (Record of Audit Findings-RAF) memberikan

fleksibilitas RAF bisa diurutkan atau diurut ulang untuk memfasilitasi pelaporan formal. Laporan

tersebut memberikan acuan untuk pembahasan, karena mencakup kebanyakan informasi yang di

dalam satu lembar untuk menjelaskan masalah.

Laporan tersebut juga berfungsi sebagai alat untuk mengingatkan auditor semua yang

diperlukan untuk memperoleh informasi untuk tern dibuat secara mendalam. RAF juga harus

diselesaikan di lapangan sehingga setiap elemen ya atau tidak lengkap bisa diperbaiki tanpa

membutuhkan kunjungan ulang ke tempat yang diaudit.

Anda mungkin juga menyukai