Anda di halaman 1dari 22

RMK PENGAUDITAN INTERNAL

TEMUAN AUDIT

OLEH:
KELOMPOK 1

1. I Made Wira Darma Yuda (2002622010044 / 14)


2. I Wayan Dudik Ardina Putra (2002622010046 / 16)
3. Kadek Vrada Aricha Dwinita Diputri (2002622010049 / 19)
4. Ni Kadek Ika Budiari (2002622010052 / 22)
5. I Wayan Irgi Aditya Putra (2002622010053 / 23)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2023
1.1 Sifat Temuan Audit

1) Temuan audit dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran misalnya:


a. Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan,
seperti pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
b. Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai mengalihkan sewa
dari perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk
kepentingannya sendiri.
c. Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan
perlengkapan pada tarif yang telah diganti dengan tarif yang lebih
rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan.
d. Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang
seragam untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim
tersebut bervariasi dalam jumlah dan signifikansinya.
e. Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.
f. Temuan audit sering disebut kekurangan (deficiencies), banyak
organisasi audit internal merada bahwa istilah tersebut terlalu negatif
dan standar awal kelihatannya setuju dengan hal tersebut.
2) Istilah “temuan” cenderung terlalu negatif, sedang “kondisi” relatif lebih
tepat dan dianggap lebih nyaman, tidak memberi ancaman, dan tidak
menimbulkan tanggapan defensif bagi auditee.
3) Walaupun sebutannya bisa bervariasi dari satu organisasi ke organisasi
lain, konsep dasarnya bersifat universal. Apapun nama yang diberikan,
suatu temuan audit menjelaskan bahwa sesuatu yang baik saat sekarang
(current) atau masa lalu (histories) serta yang mungkin terjadi di masa
yang akan datang (future) terdapat kesalahan.
1.2 Standar For The Profesional Practice Of Internal Auditing (SPPIA)

Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam


standar 2310 menyatakan:

1. Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang cukup (sufficient),


andal (reliabel), relevan (relevance) dan berguna (usefulness) untuk
mencapai tujuan penugasan.
2. Practice advisory 2410-1 dari Standar: “kriteria komunitas” memperluas
arahan menjadi:
a. Komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang
dan ringkasan, informasi latar belakang, identifikasi unit-unit
organisasional, menelaah aktivitas-aktivitas, memberikan informasi
yang relevan seperti pengamatan, kesimpulan dan rekomendasi dari
laporan-laporan sebelumnya.
b. Ringkasan: mencakup representasi penyeimbang dari isi komunikasi
penugasan.
3. Hasil harus mencakup observasi, kesimpulan (opini), rekomendasi, dan
rencana-rencana tindakan.
4. Observasi: pernyataan fakta yang berkaitan.
5. Observasi dan rekomendasi harus didasarkan pada atribut: kriteria,
kondisi, penyebab dan dampak.
a) Kriteria (criteria): standar, ukuran atau ekspektasi yang dipakai
untuk evaluasi/verifikasi (apa yang harusnya ada/harapan).
b) Kondisi (condition): bukti aktual yang ditemukan saat pengujian
(apa yang ada/kenyataan).
c) Penyebab (causes): alasan perbedaan antara harapan dengan
kondisi aktual (mengapa ada perbedaan).
d) Dampak (effect): risiko/eksposur yang dihadapi organisasi karena
kondisi tidak sama dengan kriteria (akibat perbedaan).
6. Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan
klien, hal-hal terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di
laporan manapun.
7. Practice advisory 2420-1 dari Standar: “kualitas kriteria komunikasi”a.1:
obyektif, jelas, ringkas, konstruktif & tepat waktu.
1.3 Pendekatan Untuk Mengonstruksi Temuan Dan Tingkat Signifikansi
Temuan Audit
1) Pendekatan untuk Mengonstruksi Temuan Audit

Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan


dan dapat dilaporkan memerlukan keahlian. Hal ini memerlukan perbedaan
berdasarkan pengalaman. Apa yang dianggap kelemahan serius bagi orang awam
bisa jadi adalah hal sepele bagi seorang auditor internal professional. Menemukan
penyimpangan-penyimpangan kecil pada proses yang sedang berjalan relatif
mudah. Kesempurnaan jarang diusahakan dan harga yang harus dibayar untuk itu
juga terlalu mahal. Usaha yang diperlukan untuk mencapai lima persen terakhir
kemungkinan bisa melebihi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai 95 persen
yang pertama. Auditor internal harus realistis serta adil dalam pertimbangan dan
kesimpulan mereka. Mereka harus memiliki naluri bisnis yang baik untuk
mengembangkan temuan-temuan sebab membuat dan melaporkan temuan-temua
audit, auditor internal harus mempertimbangkan faktor-faktor ini:
a. Meninjau keputusan manajemen yang mungkin tidak adil dan realistis
dimana internal auditor harus mempertimbangkan keadaan-keadaan yang
ada pada saat kelemahan terjadi. Keputusan manajemen harus berdasarkan
fakta-fakta yang tersedia saat ini. Internal auditor seharusnya tidak
mengkritik suatu kebijakan hanya karena tidak setuju atau mereka
memiliki informasi baru yang tidak tersedia bagi pengambil keputusan.
Internal auditor seharusnya tidak mengganti pertimbangan audit dengan
pertimbangan manajemen.
b. Auditor bertanggung jawab untuk memberikan bukti. Jika sebuah temuan
audit belum ditemukan secara mendalam untuk memuaskan seseorang
secara objektif dan wajar, maka temuan tersebut tidak bisa dilaporkan.
c. Internal auditor harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi tidak mutlak
harus dikritik hanya karena kurang dari 100 persen.
d. Internal auditor harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus
memeriksa dengan teliti untuk menemukan alasan-alasan yang
mengandung kesalahan. Internal auditor seperti halnya pendukung
pernyataan lainnya, akan tergoda untuk merasionalkan interpretasi guna
mendukung temuan mereka. Setelah menghabiskan banyak waktu dan
tenaga, auditor cenderung melindungi dan mempertahankan temuan
mereka menghadapi pernyataan-pernyataan sempurna yang logis. Akan
tetapi, temuan-temuan tersebut mungkin tidak bisa dipertahankan dengan
berjalannya waktu atau jika dihadapkan pada pertanyaan- pertanyaan
lengkap.
2) Signifikansi Temuan Audit

Auditor internal harus mempertimbangkan tingkat kerusakan yang bisa atau


telah disebabkan oleh suatu kondisi kelemahan sebelum mengkomunikasikannya
dengan manajemen. Tidak ada dua temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan
menggambarkan tingkat kerugian atau risiko aktual potensialnya masing-masing.
Untuk kebanyakan tujuan, temuan-temuan audit dapat dikelompokkan menjadi
tidak signifikan, kecil, atau besar.
a. Temuan tidak signifikan (Insignificant Findings)

Merupakan semacam kesalahan klerikal yang dialami semua organisasi


yang tidak memerlukan tindakan formal. Dalam kenyataannya, memasukkan
temuan seperti ini kedalam laporan audit formal akan menjadi tidak produktif
karena akan mengaburkan temuan signifikan yang sebenarnya pada laporan,
mengimplikasikan bahwa auditor internal tidak bisa melihat perbedaan antara
setitik noda dengan noda yang menyebar. Hal tersebut juga akan semakin
mengukuhkan citra auditor internal sebagai seorang yang hanya memerhatikan
hal-hal kecil. Masalah- masalah yang tidak signifikan sebaiknya tidak
disembunyikan atau dilewatkan. Tindakan yang dapat dilakukan adalah:
1. Mendiskusikan masalah tersebut dengan orang yang bertanggung
jawab.
2. Melihat situasi tersebut sudah dilakukan perbaikan atau belum.
3. Mencatat hal tersebut dalam kertas kerja.
4. Tidak memasukkan penyimpangan kecil tersebut kedalam laporan
internal audit resmi.
Misalnya, tidak diambilnya beberapa diskon pembelian acak oleh pegawai utang
usaha dapat dianggap kesalahan yang tidak signifikan. Tetapi tidak berarti
kesalahan yang klerikal bersifat acak tidak pernah dilaporkan. Jika kesalahan-
kesalahan tersebut merupakan gejala-gejala dari masalah yang lebih besar,
mungkin harus ada pelaporan. Kesalahan tersebut mungkin mengidentifikasikan
pelatihan karyawan yang kurang, pengawasan yang lemah, atau instruksi tertulis
yang tidak jelas. Pada kasus-kasus tersebut kelemahan kontrol lah yang menjadi
temuan audit. Kesalah acak ialah murni membuktikan adanya kelemahan dan
memerlukan perhatian manajemen.
b. Temuan-temuan kecil (Minor Findings)
Temuan-temuan kecil perlu dilaporkan karena bukan semata-mata
kesalahan manusiawi yang bersifat acak. Jika tidak diperbaiki, maka akan
berlanjut sehingga merugikan dan walaupun tidak menggangu tujuan operasi
organisasi, namun cukup signifikan untuk diperhatikan oleh manajemen.
Beberapa temuan kecil lebih baik dilaporkan dalam surat kepada manajemen
(Management Letter). Contoh dari temuan audit yang bersifat minor findings
yaitu seorang pegawai yang telah mencampuradukkan kas kecil pribadi dengan
milik perusahaan, melanggar aturan organisasi dan pratik bisnis yang baik. Hal ini
harus dilaporkan dan diperbaiki. Jika tidak akan terus berlanjut atau menyebar.
c. Temuan-temuan besar (Major Findings)

Temuan-temuan besar bisa menghalangi tujuan utama suatu organisasi


atau suatu unit dalam organisasi. Contoh dari major findings yaitu salah satu
tujuan utama departemen utang usaha adalah hanya membayar utang usaha yang
benar-benar sah. Sistem kontrol yang lemah dapat atau akan menyebabkan
kesalahan pembayaran. Hal ini mencerminkan kelemahan yang dapat
menghalangi departemen mencapai tujuan utamanya. Oleh sebab itu, hal tersebut
merupakan temuan audit yang besar dan harus dilaporkan. Memisahkan temuan
audit yang besar dan kecil tidaklah mudah. Dibutuhkan pertimbangan audit yang
baik untuk mebedakan keduanya. Tetapi bila tolak ukur yang sudah dijelaskan
dapat diterapkan secara wajar maka auditor internal harus mampu
mengelompokkan temuan-temuannya. Dan karena melibatkan pertimbangan
audit, keputusan akhir terkait apakah sebuah temuan harus dikelompokkan
sebagai temuan besar atau kecil adalah tanggung jawab auditor internal bukan
manajemen.

1.4 Elemen-Elemen Temuan Audit


Kebanyakan temuan audit harus mencakup elemen-elemen tertentu termasuk
didalamnya latar belakang, kriteria, kondisi, penyebab, dampak, kesimpulan, dan
rekomendasi. Setiap temuan audit yang mencakup elemen-elemen tersebut baik
eksplisit maupun implisit akan menjadi argument kuat untuk dilakukannya
tindakan perbaikan. Temuan tersebut akan menunjukkan bahwa tidak ada
rintangan yang dibiarkan dalam menyajikan masalah dan solusinya. Di beberapa
kasus yang unik, elemen penyebab mungkin tidak tepat. Suatu masalah mungkin
tidak disebabkan oleh kondisi tertentu. Pembaca laporan harus diberikan
informasi umum yang memadai agar bisa memahami sepenuhnya alasan-alasan
mengapa auditor yakin bahwa temuan-temuan tersebut harus dilaporkan. Latar
belakang juga bisa mengidentifikasi orang-orang yang berperan, hubungan
organisasi, bahkan tujuan serta sasaran yang menjadi perhatian. Hal tersebut harus
dapat menjelaskan secara umum lingkungan yang melingkupi operasi dan situasi
yang mengakibatkan auditor melaporkan temuan tersebut. Elemen-elemen temuan
adalah sebagai berikut:
1. Latar belakang (Background)

Identifikasi orang-orang yang berperan, hubungan organisasi, dan


memperhatikan tujuan serta sasaran. Hal tersebut harus bisa menjelaskan secara
umum lingkungan yang melingkupi operasi dan gravitasi situasi yang
menyebabkan auditor melaporkan temuan tersebut.
2. Kriteria (Criteria)

Pengembangan temuan audit harus mencakup dua elemen penting dalam


konsep kriteria yaitu:
1. Tujuan dan sasaran, dapat mencakup standar-standar operasi yang
mencerminkan keinginan manajemen untuk dicapai oleh operasi yang
diaudit.
2. Kualitas pencapaian.

Tidak memahami saran atau tujuan operasi bagaikan menilai patung dengan
mata tertutup. Mungkin saja dilakukan penilaian atas bagian yang dipegang
namun konteksnya tidak tepat. Dalam mengembangkan temuan audit, auditor
internal harus dengan jelas melihat dan memahami gambaran keseluruhan serta
bagian lainnya. Dalam setiap audit atas kegiatan, sasaran-sasaran kelayakan,
efisiensi, ekonomis, dan efektivitas harus tercakup. Semua sumber daya
digunakan tanpa terbuang percuma. Untuk menentukan seberapa layak, efisien,
ekonomis, dan efektifnya suatu operasi, auditor internal perlu memiliki tolak ukur.
Mereka mengidentifikasi standar atau kriteria kinerja yang valid. Sebelum
mengkritik apa yang terjadi, mereka harus tahu apa yang seharusnya. Standar-
standar operasi mungkin sudah ada di beberapa bidang organsisasi. Contohnya
manajemen dapat menyatakan bahwa tingkat penolakan produk-produk tertentu
tidak boleh melebihi 2%. Tetapi sebelum menerima standar ini, auditor internal
perlu menilai validitasnya. Dasar penentuan standar mungkin harus diteliti ulang
dan auditor mungkin ingin membandingkan standar dengan organsiasi-organisasi
serupa serta memeriksa kewajarannya dalam memenuhi sasaran-sasaran
perusahaan.

3. Kondisi (Condition)

Istilah kondisi mengacu pada fakta-fakta yang dikumpulkan melalui


observasi, pengajuan pertanyaan, analisis, verifikasi, dan investigasi yang
dilakukan auditor internal. Kondisi merupakan keadaan yang diharuskan mampu
menghadapi serangan apapun. Kondisi juga harus menggambarkan total populasi
atau sistem yang ditelaah, atau dalam kasus terpisah merupakan kelemahan yang
signifikan. Klien harus menyepakati fakta-fakta yang disajikan meskipun mereka
bisa saja memperselisihkan signifikasi yang dilekatkan auditor pada temuan-
temuan tersebut.
Klien bisa saja tidak menyetujui kesimpulan dan interpretasi audit namun
jangan pernah ada perbedaan dengan fakta-fakta yang mendasari kesimpulan.
Suatu temuan dapat dianggap tidak layak jika klien dengan valid menyatakan
bahwa auditor internal tidak mendapatkan fakta dengan benar. Hal tersebut
menjadi tidak relevan. Jadi, kondisi-kondisi ini harus dibahas di awal dengan
orang-orang yang mengetahui fakta-fakta tersebut. Setiap pertentangan mengenai
fakta-fakta harus dipecahkan sebelum temuan-temuan dilaporkan. Auditor internal
harus mempertahankan reputasinya dalam hal akurasi dan berbuat sesuai
pengamatannya sehingga apabila auditor berpendapat seperti ini atau itu maka hal
tersebut pasti benar. Sebagai contoh penggambaran kondisi yang dilaporkan,
auditor internal menggunakan pengambilan sampel secara acak dalam memilih
meteran untuk pengujian. Meteran yang dipilih dilepas kemudia diperiksa di
laboratorium. Pengujian menunjukkan bahwa 17% dari meteran yang diuji tidak
berfungsi sama sekali dan tambahan 2% berjalan lebih lambat dibandingkan
standar yang ditentukan dalam ketentuan hukum.
4. Penyebab (Cause)
Penyebab menjelaskan hal yang menyebabkan terjadi deviasi dari kriteria
yang ada, mengapa sasaran tercapai, dan mengapa tujuan tidak terpenuhi.
Identifikasi penyebab adalah hal penting untuk diperbaiki. Setiap temuan audit
bisa ditelusuri penyimpangannya dari apa yang diharapkan. Masalah dapat diatasi
hanya jika penyimpangan ini diidentifikasi dan penyebabnya diketahui.
Menentukan penyebab merupakan latihan pemecahan masalah dan prosesnya
mengikuti langkah-langkah klasik berikut:
1. Kumpulkan fakta-fakta.
2. Identifikasi masalah.
3. Jelaskan hal-hal utama dari masalah.
4. Uji penyebab-penyebab yang mungkin.
5. Tetapkan tujuan-tujuan potensi tindakan perbaikan.
6. Bandingkan tindakan-tindakan alternatif dengan tujuan dan secara
tentatif pilih yang terbaik.
7. Pikirkan keadaan-keadaan buruk yang dipicu oleh tindakan perbaikan yang
telah dipilih.
8. Pertimbangan “bagaimana seandainya”.
9. Apakah terdapat kondisi-kondisi mitigasi.
10. Rekomendasikan kontrol untuk memastikan bahwa tindakan terbaik
benar-benar telah dilakukan.
5. Dampak
Dampak menjawab pertanyaan “lalu mengapa”. Anggaplah semua fakta
sudah disajikan, lalu mengapa? Siapa atau apa yang dirugikan? Seberapa buruk?
Apa konsekuensinya? Akibat-akibat yang merugikan haruslah signifikan, bukan
hanya penyimpangan dari prosedur. Dampak ialah elemen yang diperlukan untuk
meyakinkan klien dan manajemen pada tingkat lebih tinggi bahwa kondisi yang
tidak diinginkan bila dibiarkan terus terjadi akan berakibat buruk dan memakan
biaya lebih besar daripada tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki masalah
tersebut. Untuk temuan-temuan keekonomisan dan efisien, dampak biasanya dikur
dalam Dollar atau Rupiah. Dalam temuan-temuan efektivitas, dampak adalah
ketidakmampuan untuk menyelesaikan hasil akhir yang diinginkan atau
diwajibkan. Dampak merupakan hal yang membuat yakin dan sangat dibutuhkan
untuk suatu temuan audit. Bila tidak disajikan ke manajemen dengan memadai
maka kecil kemungkinannya akan diambil tindak perbaikan. Sebagai contoh
dampak yang signifikan, auditor internal dapat menunjukkan melalui sampel
mereka bahwa telah terjadi kehilangan pendapatan sebesar $2 juta per tahun.
Mereka juga menunjukkan bahwa tarif air sangat tinggi secara tidak beralasan
sehingga terjadi kelebihan pendapatam setidaknya $1.5 setiap tahun.
6. Kesimpulan (Conclusion)

Kesimpulan (conclusion) harus ditunjang oleh fakta-fakta, namun harus juga


pertimbangan professional, bukan berisi rincian yang tidak perlu. Dalam membuat
kesimpulan, auditor internal jelas memiliki peluang untuk memberikan kontribusi
kepada organisasi. Jika auditor internal secara konsisten menyajikan kesimpulan
yang dapat menghasilkan kinerja baru dan tingkatan kinerja lebih tinggi,
mengurangi biaya, meningkatkan kualitas produksi, menghilangkan pekerjaan
yang tidak dibutuhkan, mendayagunakan kekuatan teknologi, meningkatkan
kepuasan pelanggan, meningkatkan jasa, dan meningkatkan posisi kompetitif
organisasi maka audit internal bernilai. Kesimpulan dapat menekankan
pemahaman auditor atas usaha organisasi dan hubungan fungsi yang diaudit
terhadap perusahaan secara keseluruhan.
Kesimpulan bisa dan seharusnya menyajikan tindakan potensial serta
menunjukkan bahwa manfaat memperbaiki kesalahan akan melebihi biayanya.
Besarnya kerugian yang ditunjukkan pada bagian dampak adalah dasar
diperlukannya tindakan perbaikan. Contohnya temuan membawa auditor untuk
menyimpulkan bahwa prosedur-prosedur harus diperbaiki. Meteran di atas usia
tertentu harus diawasi dan yang tidak memenuhi standar diganti. Instruksi dan
pengawasan harus diberikan kepada pengawas sehingga kinerja mereka dapat
ditingkatkan.
7. Rekomendasi (Recommendation)
Rekomendasi (recommendation) mencerminkan tindakan bisa
dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang salah dan
untuk memperkuat sistem pengendalian kontrol. Rekomendasi harus positif dan
bersifat spesifik. Rekomendasi juga harus mengidentifikasi siapa yang akan
terbaik. Akan tetapi rekomendasi audit membawa bibit-bibit bahaya. Jika
manajemen diberi tahu mengenai tindakan yang direkomendasikan auditor, maka
tindakan tersebut bisa berbalik merugikan auditor. Mengidentifikasi kondisi yang
tidak memuaskan merupakan tanggung jawab audit. Memperbaikinya merupakan
tanggung jawab dari manajemen.
Lebih disukai jika auditor internal mengusulkan metode tindakan
perbaikan untuk pertimbangan manajemen. Rekomendasi audit seharusnya tidak
dilakukan secara membabi buta, tetapi dipertimbangkan bersama-sama dengan
tindakan- tindakan lain yang mungkin dilakukan. Auditor internal tidak mendikte
manajemen dan pada akhirnya manajemenlah, bukan auditor internal yang harus
melakukan tindakan perbaikan. Saran yang paling memuaskan untuk
menyelesaikan temuan audit ialah membahasnya dengan manajemen operasional
sebelum laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan
terkait fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki
kekurangan. Kemudian, laporan formal bisa berisi pernyataan berikut: “kami
membahas temuan-temuan dengan manajemen dan sebagai hasilnya tindakan
sudah diambil yang diyakini diperhitungkan untuk memperbaiki kondisi yang
telah dijelaskan”. Pendekatan tersebut mengambil apapun dari auditor serta
membangun hubungan dalam pemecahan masalah antara auditor dan klien.
1.5 Catatan Aktivitas Audit Internal Tentang Temuan Audit

Tidak setiap kelemahan yang ditemukan auditor internal harus dilaporkan.


Beberapa kelemahan bersifat kecil dan tidak membutuhkan perhatian manajemen.
Semua temuan audit yang bisa dilaporkan haruslah:
1. Cukup signifikan agar dapat dilaporkan ke manajemen.

2. Didokumentasikan dengan fakta bukan opini dan dengan bukti yang


memadai, kompeten, dan relevan.
3. Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka.

4. Relevan dengan masalah-masalah yang ada.

5. Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk


memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.
Karakteristik ini akan diinterpretasikan secara subjektif. Apa yang dianggap
sebagai kelemahan signifikan bagi satu individu bisa jadi tidak dianggap
signifikan bagi yang lain. Kata-kata seperti objektif, meyakinkan, wajar, dan logis
mempunyai kondisi yang berbeda bagi orang berbeda. Pengujiannya adalah untuk
memproyeksikan bagaimana kelemahan-kelemahan tersebut akan diperhatikan
oleh orang yang memiliki sifat wajar dan berhati-hati pada kondisi-kondisi serupa.
Saat auditor menyusun temuan audit dan merenungkan rekomendasi, mereka
harus mewaspadai kekeliruan mereka sendiri. Mereka mungkin salah
menginterpretasi atau tidak membaca prosedur dengan layak. Untuk mengecek
pemahaman atas hal-hal yang ditemukan, maka auditor internal harus berbicara
dengan orang yang paling mengetahui fakta tersebut. Mereka harus mengetahui
interpretasi klien dan mencatatnya dalam kertas kerja.

Auditor internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah sepenuhnya


mempertimbangkan elemen-elemen temuan audit dapat mengandalkan pada suatu
bentuk laporan atau sarana lainnya agar tetap dapat menelusurinya. Laporan
tersebut juga dapat menjadi sarana bagi penyelia audit untuk menentukan apakah
semua langkah dibutuhkan guna menghasilkan temuan audit yang dikembangkan
dengan baik telah diambil. Aktivitas pencatatan temuan audit internal (internal
audit record of audit findings) yang ditunjukkan pada Tampilan 8-1 ialah satu
contoh laporan tersebut. Laporan tersebut sesuai dengan tujuan yang sudah
dijelaskan dan memberi ruang untuk:

1. Mengidentifikasi organisasi yang bertanggungjawab.

2. Memberi nomor identifikasi untuk temuan tertentu dan suatu rujukan


untuk kertas kerja pendukung.
3. Memberi pernyataan singkat terkait kondisi.

4. Mengidentifikasi kriteria standar yang diterapkan guna menilai kondisi.

5. Menunjukkan apakah temuan tersebut adalah pengulangan dari sesuatu


ditemukan pada audit sebelumnya.
6. Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan
dengan temuan tersebut.
7. Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan.

8. Menunjukkan penyebab-mengapa terjadi penyimpangan.


9. Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial dari kondisi tersebut.
10. Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan dan/atau diambil.
11. Mencatat pembahasan dengan karyawan klien dan mencatat tanggapan-
tanggapan mereka (setuju, tidak setuju) dan sifat tindakan, jika ada
ditambahkan dengan yang mereka usulkan untuk diambil.
Laporan Pencatatan Temuan Audit (Record of Audit Findings-RAF)
memberikan fleksibilitas sebab RAF dapat durutkan atau diurut ulang guna
memfasilitasi pelaporan formal. Laporan tersebut juga memberikan referensi
untuk pembahasan karena mencakup kebanyakan informasi yang diperlukan
dalam satu lembar untuk menjelaskan masalah. Laporan tersebut juga berfungsi
sebagai panduan guna mengingatkan auditor semua yang dibutuhkan demi
memperoleh informasi untuk temuan yang dibuat secara mendalam. RAF juga
harus diselesaikan di lapangan sehingga setiap elemen hilang atau tidak lengkap
dapat diperbaiki tanpa memerlukan kunjungan ulang ke tempat yang diaudit.
Beberapa organisasi sudah memperluas penggunaan RAF melampaui
dokumen kertas kerja. Mereka menggunakannya untuk mengkomunikasikan
temuan dengan segera ke klien dan mendapatkan tanggapan tertulis. Dengan cara
ini, ketidaksepakatan bisa dipecahkan dengan segera dan janji tindakan perbaikan
dapat dibuat dalam catatan. Tanggapan klien dan catatan tindakan yang diambil
atau dijanjikan tercantum dalam lampiran RAF (Tampilan 8-2).
Beberapa organisasi mengeluarkan suatu memorandum untuk setiap temuan
audit yang signifikan guna melaporkan kondisi, kriteria, sebab, dampak, dan
tanggapan manajemen. “Abstraksi Temuan” yang disajikan di Tampilan 8-3
misalnya, diadaptasi dari laporan badan pemerintah atau audit kontraktor.
Memorandum ini didistribusikan secara luas di badan tersebut. Para pendukung
laporan menyebutkan bahwa laporan tersebut memberikan banyak fungsi.

1. Manajer senior diberikan sarana pembelajaran yang cepat terhadap


masalah saat ini dan tindakan yang diambil atau dibutuhkan untuk
memecahkannnya.
2. Manajer lapangan tetap menerima informasi mengenai masalah-masalah
yang kemungkinan mempengaruhi mereka; jadi audit internal dapat
mencapai beberapa daerah dengan mengeluarkan sumber daya sama.
3. Laporan abstraksi dianalisis secara periodik untuk menemukan trennya.
Saat dibawa ke manajemen senior, keseluruhan tindakan dapat diambil
untuk memulihkan tren yang merugikan. Masalah yang relatif kecil di satu
bagian dapat menjadi serius jika menyebar di banyak bagian.
4. Kedisplinan menyiapkan laporan abstraksi sebelum ditulis membantu
auditor internal lebih memperhatikan setiap kekurangan dalam
pengembangan temuan audit mereka. Kehati-hatian dalam menyiapkan
abstraksi memudahkan penyiapan laporan audit final.
5. Penelahaan terpusat untuk abstraksi membantu dalam menjaga program
jaminan mutu yang dirancang guna meningkatkan audit internal.

RAF dan abstraksi sudah digunakan lebih dari sekedar sebagai pencatatan
temuan atau pengkomunikasian klien. Nyatanya, beberapa organisasi audit sudah
membuat ringkasan sebagai dasar utama bagi laporan audit internal. Laporan
tersebut sudah diakumulasikan berurutan secara logis berdasarkan
pengelompokkan menurut subjek, lokasi, atau unit yang diaudit, lalu diserahkan
ke manajemen melalui ringkasan eksekutif satu halaman. Ringkasan ini
menjelaskan lingkup audit, menyajikan opini secara keseluruhan, dan menyajikan
penilaian auditor atas operasi yang diaudit. Ringkasan ekesekutif juga
menyebutkan temuan-temuan yang dapat dilaporkan. Temuan-temuan yang
didokumentasikan tercermin dalam RAF atau abstraksi. Format pelaporan tersebut
menekankan pada kelemahan-kelemahan. Pelaporan tersebut menawarkan
manfaat dari pelaporan segera sesudah pekerjaan lapangan diselesaikan, tetapi
apa yang didapat dari pelaporan yang cepat bisa jadi sia-sia jika hubungan
auditor-klien tidak menguntungkan. Auditor dapat berada pada posisi memberikan
kritik atau celaan, bukan sebagai pengamat objektif yang memerhatikan sisi baik
maupun sisi buruk. Dampak yang tidak menguntungkan tersebut dapat
diseimbangkan oleh keseluruhan tanggapan yang objektif pada ringkasan
eksekutif. Hal ini juga dapat dinetralkan dengan pembahasan interim terkait
RAF dengan klien.
KESIMPULAN

Pada sifat temuan audit, temuan audit dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran
misalnya:

a) Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan, seperti


pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
b) Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai mengalihkan sewa dari
perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk
kepentingannya sendiri.
c) Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada
tarif yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang
lebih menguntungkan.
d) Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang
seragam untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut
bervariasi dalam jumlah dan signifikansinya.
e) Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.
f) Temuan audit sering disebut kekurangan (deficiencies), banyak organisasi
audit internal merada bahwa istilah tersebut terlalu negatif dan standar awal
kelihatannya setuju dengan hal tersebut.

Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam


standar 2310 menyatakan:
1. Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang cukup (sufficient),
andal (reliabel), relevan (relevance) dan berguna (usefulness) untuk mencapai
tujuan penugasan.
2. Practice advisory 2410-1 dari Standar: “kriteria komunitas”
3. Hasil harus mencakup observasi, kesimpulan (opini), rekomendasi, dan
rencana-rencana tindakan.
4. Observasi: pernyataan fakta yang berkaitan.
5. Observasi dan rekomendasi harus didasarkan pada atribut: kriteria, kondisi,
penyebab dan dampak.
6. Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan
klien, hal-hal terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di
laporan manapun.
7. Practice advisory 2420-1 dari Standar: “kualitas kriteria komunikasi”a.1:
obyektif, jelas, ringkas, konstruktif & tepat waktu.
Pada pendekatan untuk mengonstruksi Temuan Audit, auditor internal harus
mempertimbangkan faktor-faktor ini:
a) Meninjau keputusan manajemen yang mungkin tidak adil dan realistis.
b) Auditor bertanggung jawab untuk memberikan bukti.
c) Internal auditor harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi tidak mutlak
harus dikritik hanya karena kurang dari 100 persen.
d) Internal auditor harus meninjau temuan-temuan audit.
Pada Signifikansi Temuan Audit, temuan-temuan audit dapat dikelompokkan
menjadi tidak signifikan, kecil, atau besar.
Adapun Elemen-elemen temuan adalah sebagai berikut:
1. Latar belakang (Background).
2. Kriteria (Criteria).
3. Kondisi (Condition).
4. Penyebab (Cause).
5. Dampak.
6. Kesimpulan (Conclusion).
7. Rekomendasi (Recommendation)

Pada Catatan aktivitas, semua temuan audit yang bisa dilaporkan haruslah:
1. Cukup signifikan agar dapat dilaporkan ke manajemen.

2. Didokumentasikan dengan fakta bukan opini dan dengan bukti yang


memadai, kompeten, dan relevan.
3. Secara objektif dibuat tanpa bias atau prasangka.

4. Relevan dengan masalah-masalah yang ada.

5. Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan untuk


memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan.
DAFTAR PUSTAKA

Scribd. “ Sifat Temuan Audit”. URL:


https://www.scribd.com/document_downloads/direct/542027612?
extension=pdf&ft=1680662132&lt=1680665742&user_id=494454529&uahk
=iA2FDKROSOWDyNqucv4eh5BeXd0 (diakses pada tanggal 04 April
2023).
Scribd. “ SPPIA”. URL:
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/542027612?
extension=pdf&ft=1680662132&lt=1680665742&user_id=494454529&uahk
=iA2FDKROSOWDyNqucv4eh5BeXd0 (diakses pada tanggal 04 April
2023).
Scribd. “ Pendekatan Mengontruksi Temuan dan tingkat signifikansi Temuan
Audit”. URL:
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/542027612?
extension=pdf&ft=1680662132&lt=1680665742&user_id=494454529&uahk
=iA2FDKROSOWDyNqucv4eh5BeXd0 (diakses pada tanggal 04 April
2023).
Sharedsains. “ Elemen-Elemen Temuan Audit”. URL:
https://sharedsains.blogspot.com/2017/12/temuan-audit-elemen-elemen-
temuan-audit.html (diakses pada tanggal 04 April 2023).
Scribd. “ Elemen-Elemen Temuan Audit”. URL:
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/542027612?
extension=pdf&ft=1680662132&lt=1680665742&user_id=494454529&uahk
=iA2FDKROSOWDyNqucv4eh5BeXd0 (diakses pada tanggal 04 April
2023).
Scribd. “ Catatan Aktivitas Audit Internal tentang Temuan Audit ”. URL:
https://www.scribd.com/document_downloads/direct/542027612?
extension=pdf&ft=1680662132&lt=1680665742&user_id=494454529&uahk
=iA2FDKROSOWDyNqucv4eh5BeXd0 (diakses pada tanggal 04 April
2023).

Anda mungkin juga menyukai