TEMUAN AUDIT
OLEH:
KELOMPOK 1
Tidak memahami saran atau tujuan operasi bagaikan menilai patung dengan
mata tertutup. Mungkin saja dilakukan penilaian atas bagian yang dipegang
namun konteksnya tidak tepat. Dalam mengembangkan temuan audit, auditor
internal harus dengan jelas melihat dan memahami gambaran keseluruhan serta
bagian lainnya. Dalam setiap audit atas kegiatan, sasaran-sasaran kelayakan,
efisiensi, ekonomis, dan efektivitas harus tercakup. Semua sumber daya
digunakan tanpa terbuang percuma. Untuk menentukan seberapa layak, efisien,
ekonomis, dan efektifnya suatu operasi, auditor internal perlu memiliki tolak ukur.
Mereka mengidentifikasi standar atau kriteria kinerja yang valid. Sebelum
mengkritik apa yang terjadi, mereka harus tahu apa yang seharusnya. Standar-
standar operasi mungkin sudah ada di beberapa bidang organsisasi. Contohnya
manajemen dapat menyatakan bahwa tingkat penolakan produk-produk tertentu
tidak boleh melebihi 2%. Tetapi sebelum menerima standar ini, auditor internal
perlu menilai validitasnya. Dasar penentuan standar mungkin harus diteliti ulang
dan auditor mungkin ingin membandingkan standar dengan organsiasi-organisasi
serupa serta memeriksa kewajarannya dalam memenuhi sasaran-sasaran
perusahaan.
3. Kondisi (Condition)
RAF dan abstraksi sudah digunakan lebih dari sekedar sebagai pencatatan
temuan atau pengkomunikasian klien. Nyatanya, beberapa organisasi audit sudah
membuat ringkasan sebagai dasar utama bagi laporan audit internal. Laporan
tersebut sudah diakumulasikan berurutan secara logis berdasarkan
pengelompokkan menurut subjek, lokasi, atau unit yang diaudit, lalu diserahkan
ke manajemen melalui ringkasan eksekutif satu halaman. Ringkasan ini
menjelaskan lingkup audit, menyajikan opini secara keseluruhan, dan menyajikan
penilaian auditor atas operasi yang diaudit. Ringkasan ekesekutif juga
menyebutkan temuan-temuan yang dapat dilaporkan. Temuan-temuan yang
didokumentasikan tercermin dalam RAF atau abstraksi. Format pelaporan tersebut
menekankan pada kelemahan-kelemahan. Pelaporan tersebut menawarkan
manfaat dari pelaporan segera sesudah pekerjaan lapangan diselesaikan, tetapi
apa yang didapat dari pelaporan yang cepat bisa jadi sia-sia jika hubungan
auditor-klien tidak menguntungkan. Auditor dapat berada pada posisi memberikan
kritik atau celaan, bukan sebagai pengamat objektif yang memerhatikan sisi baik
maupun sisi buruk. Dampak yang tidak menguntungkan tersebut dapat
diseimbangkan oleh keseluruhan tanggapan yang objektif pada ringkasan
eksekutif. Hal ini juga dapat dinetralkan dengan pembahasan interim terkait
RAF dengan klien.
KESIMPULAN
Pada sifat temuan audit, temuan audit dapat memiliki berbagai bentuk dan ukuran
misalnya:
Pada Catatan aktivitas, semua temuan audit yang bisa dilaporkan haruslah:
1. Cukup signifikan agar dapat dilaporkan ke manajemen.