Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN IV

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

A. Pengertian

Pajak penghasilan pasal 22, selanjutnya disingkat menjadi PPh Pasal 22 merupakan
pajak penghasilan dalam tahun berjalan yang dipungut oleh :

1. Bendaharawan pemerintah baik pusat maupun daerah, instansi atau lembaga


pemerintah danlembaga-lembaga Negara lainnya sehubungan dengan
pembayaran atas penyerahan barang.
2. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan
kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lain.

B. Pemungut Pajak

Pemungut PPh Pasal 22 menurut KMK RI No 254/KMK/.03/2001 adalah :


1. Bank Devisa dan Direktorat Bea dan Cukai, atas impor barang
2. Direktorat Jenderal Anggaran, Bendaharawan pemerintah baik ditingkat Pusat
maupun Pemerintah Daerah, yang melakukan pembayaran atas pembelian
barang.
3. BUMN dan BUMD yang melakukan pembayaran atas pembelian barang yang
dananya dari belanja negara dan atau belanja daerah, kecuali badan-badan
tertentu pada angka 4 berikut.
4. BI, Badan Penyehatan Perbankan Nsional(BPPN), BULOG, Telkom, PLN, PT.
Garuda Indonesia, PT. Indosat, PT, Krakatau Steel, Pertamina,dan bank-bank
umum yang melakukan pembelian barang yang dananya bersumber baik dari
APBN maupun non-APBN.
5. Badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, industri rokok, industri
kertas, industri baja dan industri otomotif yang ditunjuk oleh kepala KPP, atas
penjualan hasil produksinya didalam negeri.
6. Pertamina serta badan usaha selain pertamina yang bergerak dibidang bahan
bakar minyak jenis premix, super TT dan gas, atas penjualan hasil produksinya.
7. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan,
pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh kepala KPP, atas pembelian bahan-
bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.

C. Kegiatan yang dikenakan PPh Pasal 22

Kegiatan yang dikenakan PPh Pasal 22 atau yang merupakan objek pemungutan PPh
pasal 22 adalah :
1. Impor barang
2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktur Jenderal
Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik ditingkat Pusat maupun Pemerintah
Daerah.
3. Pembayaran atas Pembelian yang dilakukan BUMN dan BUMD yang dananya
berasal dari belanja negara dan atau belanja daerah.
4. Penjualan hasil produksi didalam negeri yang dilakukan oleh badan usaha
yang bergerak dibidang industri semen, industri rokok, industri kertas, industri
baja dan industri otomotif.
5. Penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh Pertamina dan badan usaha selain
Pertamina yang bergerak dibidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas.
6. Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor industri dan
eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan
perikanan dari pedagang pengumpul.

D. Dasar pemungutan

1. Nilai Impor, nilai berupa uang yang menjadi dasar peghitungan bea masuk yang
terdiri atas cost insurance and freight (CIF) ditambah dengan bea masuk dan
pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan peratuaran perundang-undangan
pabean di bidang impor.
2. Harga jual lelang
3. Harga Pembelian
4. Harga penjualan

E. Tarif Pemungutan

Tarif pemungutan PPh Pasal 22 diatur sebagai berikut :


1. Impor barang yang
a) Menggunakan Angka Pengenal Impor (API) tarif pemungutannya sebesar
2,5% dari nilai impor
b) Tidak Menggunakan Angka Pengenal Impor (API) tarif pemungutannya
sebesar 7,5% dari nilai impor
c) Yang tidak dikuasai, tarif pemungutannya sebesar 7,5% dari harga jual
lelang
Catatan : nilai impor adalah sebesar CIF + bea masuk + pungutan pabean
lainnya.

2. Pembayaran atas Pembelian yang dilakukan BUMN dan BUMD yang dananya
berasal dari belanja negara dan atau belanja daerah, tarif pungutannya sebesar
1,5% dari harga pembelian.
3. Pembelian rang yang dilakukan oleh instansi tertentu seperti BI, BULOG, PPA,
Telkom, PLN, Indosat, Garuda, Karatkatau Steel, Pertamina, maka tarif
pemungutannya sebesar 1,5% dari harga pembelian.

4. Penjualan hasil produksi didalam negeri yang dilakukan oleh badan usaha yang
bergerak dibidang industri semen, industri rokok, industri kertas, industri baja
dan industri otomotif

a. Industri semen, tarif pemungutannya sebesar 0.25% dari DPP PPN


b. Industri kertas, tarif pemungutannya sebesar 0.10% dari DPP PPN
c. Industri otomotif, tarif pemungutannya sebesar 0.45% dari DPP PPN
d. Industri baja, tarif pemungutannya sebesar 0.3% dari DPP PPN
e. Industri rokok, tarif pemungutannya sebesar 0.15% dari harga banderol

5. Penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh Pertamina dan badan usaha selain
Pertamina yang bergerak dibidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas.

SPBU Swastanisasi SPBU Pertamina


Premiun 0,3% x penjualan 0,25% x penjualan
Solar 0,3% x penjualan 0,25% x penjualan
Premix/super TT 0,3% x penjualan 0,25% x penjualan
Minyak tanah 0,3% x penjualan
Gas/LPG 0,3% x penjualan
Pelumas 0,3% x penjualan

6. Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor industri dan


eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan
perikanan; tarif pemungutannya sebesar 0,25% dari harga pembelian tidak
termasuk PPN.
7. Atas pembelian barang-barang yang tergolong sangat mewah: tarif
pemungutannya sebesar 5% dari penjualan.

F. Pembayaran yang dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22

Pembayaran yang dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 adalah :

1. Pembayaran atas penyerahan barang (bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah)


yang meliputi jumlah kurang dari Rp. 1.000.000,-
2. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak. Listrik. Gas, air minum/PDAM,
dan benda-benda pos.
3. Pembayaran/pencairan dana jaring pengaman sosial oleh Kantor Perbendaharaan dan
Kas Negara
Soal latihan :

Soal 1

PT. Utama memiliki nomor API yang melakukan impor barang dari Jepang senilai
$100.000,- dan asuransi yang dibayar diluar negeri adalah 2 % dari harga faktur, biaya
angkut 5% dari harga faktur. Tarif bea masuk dan bea masuk tambahan adalah 20% dan
10% dari CIF.Kurs yang ditetapkan Menteri Keuangan pada saar itu adalah US$ 1 = Rp.
15.000,-

Pertanyaan :
Hitung PPh Pasal 22

Jawab :

Harga barang (Cost) US$ 100.000


Asuransi(Insurance) US$ 2.000
Biaya Angkut(Freight) US$ 5.000
Harga Pabean/CIF US$ 107.000
CIF dalam rupiah (107.000 x 15.000,-) Rp. 1.605.000.000,-
Pungutan :
- Bea masuk 20% x 1.605.000.000,- Rp. 321.000.000,-
- Bea masuk tambahan 10% x 1.605.000.000,- Rp. 160.500.000,-

NILAI IMPOR Rp. 1.917.000.000,-

Menghitung PPh pasal 22

2,5% x Rp. 1.917.000.000,- Rp. 47.925.000,-

bila tidak mempunyai API


7,5% x Rp. 1.917.000.000,-,- Rp. 143.775.000,-

Soal 2

PT. Multi Guna melakukan barang kena pajak untuk keperluan kantor Telkom Wilayah
Riau Daratan. Harga barang tersebut adalah RP. 500.000.000,- . Harga ini termasuk PPN
10% dan PPnBM sebesar 15%.

Pertanyaan :
Hitung PPh Pasal 22 untuk pembelian Barang Kena Pajak diatas.
Jawab :

DPP harga BKP diluar PPN dan PPnBM adalah :

100% x Rp. 500.000.000,- = Rp. 400.000.000,-


100% + 10% + 15 %

maka PPh Pasal 22 yang dipungut oleh PT Telkom Kanwil Riau Daratan aalah :

1,5% X Rp. 400.000.000,- = Rp. 6.000.000,-

Soal latihan :

1. Pengertian PPh Pasal 22 adalah


2. Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 menurut KMK RI No 254/KMK.03/2001
adalah ?
3. Kegiatan yang dikenakan PPh Pasal 22 adalah ?
4. Dasar pemungutan PPh Pasal 22 adalah ?
5. CIF adalah ?
6. Nilai Impor adalah ?
7. API adalah ?
8. Tarif pungutan untuk impor barang yang menggunakan API adalah ?
9. Tarif pungutan untuk impor barang yang tidak menggunakan API adalah ?
10. Tarif Pembayaran atas Pembelian yang dilakukan BUMN dan BUMD yang dananya
berasal dari belanja negara dan atau belanja daerah adalah ?
11. Tarif PPh Pasal 22 untuk Industri Semen adalah ?
12. Tarif PPh Pasal 22 untuk Industri Kertas adalah ?
13. Tarif PPh Pasal 22 untuk Industri Otomotif adalah ?
14. Tarif PPh Pasal 22 untuk Industri Baja adalah ?
15. Tarif PPh Pasal 22 untuk Industri Rokok adalah ?
16. Pembayaran yang dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 adalah

Latihan :

PT. Surya menjual trafo ke PLN dengan harga 340.000.000 Include PPnBM 25% dan
PPN dengan tarif terbaru.
Hitung PPh pasal 22 ?

Said : 122.400.000
Rizki Fatmawati : 3.750.000
Nadia Elvina

100% x 340.000.000
100% + 25% + 11 %

= Rp. 250.000.000

Rp. 250.000.000 x 1,5% = 3.750.000 (PPh 22)

PPnBM = 62.500.000
PPN = 27.500.000
Harga pokok = 250.000.000

250.000.000 x 11 % = 27.500.000
250.000.000 x 25% = 62.500.000
Harga pokok = 250.000.000
Harga beli 340.000.000

Harga barang Rp.151.000.000.include PPN dan PPnBM


PPnBM 15% dan PPN tarif terbaru.

Hitung PPN ?
Hitung PPnBM ?
Hitung Harga Pokok ?

Yang di kampung
1. Yulia Kurnia Putri (Duri)
2. Lutfinda damayanti (kampar kiri)
3. Pida Puspita (Duri)
4. Riski Fatmawati (Duri)
5. Annisa Zahra ( Dumai)
6. Elda Aridayani ( Ujungbatu )

Anda mungkin juga menyukai