UNMAS DENPASAR
Oleh Kelompok 3 :
I Putu Bayu Semara Putra (2002612010532)
Ni Komang Wahyuni (2002612010544)
Gusti Ayu Tiara Vianita (2002612010577)
Ni Komang Ayu Wdiyani (2002612010587)
I Komang Verdy Anantha Putra (2002612010498)
2023
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Pph Pasal 22
Pajak penghasilan pasal 22 adalah salah satu kredit pajak yang ada dalam
Undang - Undang pajak penghasilan 2000. Pajak Penghasilan pasal 22 ini
merupakan pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah baik pusat
maupun daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga - lembaga
negara lainnya, berkaitan dengan pembayaran atas penyerahan barang, dan
badan - badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta, berkenaan
dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.
Tujuan pengenaan PPh pasal 22 ini adalah untuk menjaring pajak penghasilan,
untuk memperluas daya jangkau dari kebijaksanaan pajak penghasilan, untuk
mencegah atau mengurangi keinginan Wajib Pajak untuk melakukan manipulasi
atas nilai peredaran usaha yang pada akhirnya akan mendorong Wajib Pajak
untuk melaksanakan kewajiban pajaknya dengan lebih baik.
1. Objek PPh Pasal 22 Impor
Objek Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah Kegiatan Impor Barang.
2. Pemungutan PPh Pasal 22 Impor
Pemungut PPh Pasal 22 Impor Menurut UU No. 17 Tahun 2000 adalah Bank
Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
3. Dasar Pemungutan/Perhitungan
Wajib Pajak yng dikenakan PPh Pasal 22 adalah importir yaitu para
pengusaha yang dalam usahanya memasukkan barang-barang dari luar
negeri dalam wilayah pabean Indonesia. Dasar pemungutan/perhitungannya
adalah Nilai Impor Barang dan Harga Jual Lelang. Yang dimaksud dengan
Nilai Impor Barang yakni nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan
bea masuk yaitu Cost, Insurance and freight (CIF)atau Cost and Freight
(CIF) jika asuransi dibayar dalam negeri ditambah dengan bea masuk dan
pungutan lainnya dikenakan berdasarkan ketentuan peraturan
perundangundangan pabean dibidang impor.
1.10 PPH Pasal 22 Atas Penjualan Hasil Produksi atau Penyerahan Barang
Untuk Badan Usaha Yang Bergerak Dibidang Tertentu Pertamina Dan
Badan Usaha Lainnya Yang Bergerak Dibidang Bahan Bakar Minyak Jenis
Premix dan Gas, Indukstri dan Eksportir Yang Bergerak Dalam Sektor
Kehutanan Perkebunan, Pertanian Dan Perikanan.
Berikut ini diuraikan besarnya tarif Pajak Penghasilan Pasal 22 dan dasar
Penghasilan Pasal 22 untuk Badan-Badan tertentu tersebut di atas. Badan-badan
tertentu tersebut adalah sebagai berikut:
• Badan Usaha yang bergerak di bidang industri semen, industri rokok,
industri kertas, industri baja dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh
Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam
negeri;
• Pertamina dan badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan
bakar minyak jenis premix, super TT, dan gas atas penjualan hasil
produksinya;
• Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan,
pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak atas
pembelian bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari
pedagang pengumpul.
1. PPH Pasal 22 Badan Usaha yang Bergerak Dibidang Industri Semen
• Objek Pajak Penghasilan Pasal 22
Objek pajak Penghasilan Pasal 22 ini adalah penjualan hasil produksi
industry semen di Dalam Negeri.
• Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22
Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 ini adalah Badan Usaha yang
bergerak dibidang Industri Semen atas penjualan Industri Semen di
Dalam Negeri.
• Dasar Pemungutan/Penghitungan
Dasar Pemungutan adalah Dasar Penggunaan Pajak (DPP) Pajak
Pertambahan Nilai (PPN).
• Tarif PPH Pasal 22
Tarif Pajak atas penjualan semen di dalam negeri ditetapkan, sebesar
0,25% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN dan bersifat tidak final.
• Penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 22
Penghitungan besarnya PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi atau
penyerahan barang yang dilakukan oleh industry semen adalah sebagai
berikut :
PPhPasal 22 = 0,25% X Dasar PegenaanPajak (DPP) PPN
• Saat Terutang Pajak Penghasilan Pasal 22
PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi industry semen terutang pada
saat pembayaran.
• Tata Cara Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 22
Pemungut pajak PPh Pasal 22 wajib menyetorkan Pajak Penghasilan
Pasal 22 yang dipungut paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan takwim
berikutnya dengan menggunakan Surat Setoran Pajak ke Bank Persepsi
atau Kantor Pos dan Giro.
Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 wajib menyampaikan laporan
mengenai Pajak Penghasilan Pasal 22 yang telah dipungut dan telah disetor
setiap bulan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat kedudukan Pemungut
Pajak, paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir dengan
menggunakan surat pemberitahuan Masa PPh Pasal 22 yang dilampiri Bukti
Pemungutan PPh Pasal 22 dan lembar ketiga Surat Setoran Pajak.
6. PPH Pasal 22 Untuk Pertamina dan Badan Usaha selain Pertamina yang
Bergerak Dibidang Bahan Bakar Minyak Jenis Premix, Super TT dan Gas
yang ditunjuk sebagai Pemungut PPH Pasal 22
• Tarif Pajak Penghasilan Pasal 22
Besarnya Pungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 yang harus dipotong oleh
Pertamina, dan badan usaha selain Pertamina yang bergerak dibidang
bahan bakar minyak jenis premix, Super TT dan gas adalah sebagai
berikut
TYPE SPBU SWASTA SPU PERTAMINA
Solar 0,3% dari penjualan 0,25% dari penjualan
Premix/SuperTT 0,3% dari penjualan 0,25% dari penjualan
Minyak tanah - 0,3% dari penjualan
Gas LPG - 0,3% dari penjualan
Pelumas - 0,3% dari penjualan
Tarif PPh Pasal 22 atas Penjualan Barang Mewah Kapal Pesiar x Nilai
Jual
5% x Rp 348.000.000.000 = Rp 17.400.000.000
b. Contoh Perhitungan PPh Pasal 22 atas Penjualan Hasil Produksi
Tertentu
• PT Maju adalah perusahaan semen yang menjual hasil produksinya
kepada PT Mundur senilai Rp 9.800.000.000 pada bulan Mei 2021.
Harga ini sudah termasuk PPN sebesar 10%.
Maka Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan semen
adalah :
Sebelum mencari PPh Pasal 22nya, ketahui terlebih dahulu besar DPP
PPN yang dikenakan dengan menggunakan rumus :
Diketahui Perhitungan Nilai
DPP PPN
(100/110) x Nilai Jual (Rp 9.900.000.000)
Rp 9.000.000.000
PPh Pasal 22 atas penjualan semen
(0,25% x DPP PPN)
Rp 22.500.000
• Pada bulan April 2021, perusahaan kertas PT Merdeka melakukan
penjualan atas hasil produksinya kepada PT Mulia senilai Rp
3.300.000.000. Harga ini sudah termasuk PPN sebesar 10%. Maka
perhitungan PPh Pasal 22 atas penjualan kertas adalah :