Anda di halaman 1dari 13

PAJAK PENGHASILAN PASAL

22

KELOMPOK 6:
1. Anisah (11170150000056)
2. Riska Yulianti (11170150000066)
Pajak yang dipungut oleh
bendaharawan pemerintah
baik pusat mapun daerah
sehubungan dengan
pembayaran atas
penyerahan barang dan
Pengertian badan-badan tertentu
memungut pajak dari Wajib
Pajak yang melakukan
kegiatan di bidang impor
atau kegiatan usaha di
bidang lain.
Pemungut PPh Pasal 22

1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas


impor barang.
2. Bendahara pemerintah dan Kuasa Penggunaan Anggaran
(KPA)
3. Bendahara pengeluaran
4. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit
Surat Perintah
5. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri
semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif
6. Produsen atau importir bahan bakar
7. Industri dan eksportir
Kegiatan yang Dikenakan PPh Pasal 22

1. Impor barang
2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh
bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
3. Pembayaran yang dilakukan oleh bendahara pengeluaran
4. Pembayaran pada pihak ketiga yang dilakukan dengan
mekanisme pembayaran langsung (LS)
5. Penjualan hasil produksi di dalam negeri oleh Badan Usaha
yang bergerak industri semen, kertas, baja dan otomotif
6. Penjualan bahan bakar minyak, gas dan pelumas oleh
produsen
7. Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau
ekspor dari pedagang pengumpul oleh industri dan eksportir
Saat Terutangnya PPh Pasal 22
• Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Impor barang, terutang dan
dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk.
• Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang oleh pemungut
pajak pada poin 2,3, dan 4 terutang dan dipungut pada saat
pembayaran
• Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produksi oleh
badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen,
industri kertas, industri otomotif, terutang dan dipungut pada saat
penjualan
• Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan bahan bakar minyak,
gas, dan pelumas oleh produsen atau importir terutang dan
dipungut pada saat penerbitan surat perintah pengeluaran barang
• Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan dari
pedagang pengumpul terutang dan dipungut pada saat pembelian
Dasar dan Tarif Pemungutan PPh Pasal 22
1. Nilai Impor
Dasar 2. Harga Jual Lelang
pemungutan 3. Harga Pembelian

Besarnya 1. Atas impor :


pungutan a. yang menggunakan Angka
Pengenal Importir (API) = 2,5% x
nilai impor.
b. yang tidak menggunakan Angka
Pengenal Impor (API), sebesar
7,5% dari nilai impor.
c. yang tidak dikuasai, sebesar
7,5% dari harga jual lelang.
Besarnya
pungutan
2. Atas pembelian barang dimaksud sebesar 1,5% dari harga pembelian
3. Atas penjualan bahan bakar :
a. Bahan Bakar Minyak:
o Sebesar 0,25%
o Sebesar 0,3%
b. Bahan Bakar Gas sebesar 0,3%
c. Pelumas sebesar 0,3%
4. Atas penjualan hasil produksi di dalam negeri oleh badan usaha yang
bergerak dalam bidang usaha industri.
• Kertas = 0.1% dari Dasar Pengenaan Pajak PPN (Tidak Final)
• Semen = 0.25% x DPP PPN (Tidak Final)
• Baja = 0.3% dari DPP PPN (Tidak Final)
• Otomotif = 0.45% dari DPP PPN (Tidak Final)
5. Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari
pedagang pengumpul ditetapkan = 0,25 % dari harga pembelian
Sifat Pemungutan PPh Pasal 22

Pemungutan pajak bersifat


Pemungutan pajak bersifat final
tidak final

artinya bahwa pajak yang


Artinya pajak yang sudah
telah dibayar oleh Wajib
dipungut oleh pemungut atau
Pajak melalui pemungutan
dibayarkan dapat di
oleh pihak dalam tahun
kreditkan/diperhitungkan
berjalan tersebut tidak dapat
sebagai pembayaran pajak
dikreditkan pada total PPh
penghasilan dalam tahun
yang terutang pada akhir
berjalan oleh Wajib Pajak
suatu tahun pada saat
yang dipungut
pengisian SPT Tahun PPh
Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran Pajak
Penghasilan Pasal 22

1. Atas impor barang dilaksanakan dengan cara penyetoran


oleh importir yang bersangkutan atau DJBC, ke kas negara
melalui Kantor Pos yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
2. Atas pembelian barang oleh pemungut pajak wajib disetor
oleh pemungut ke kas negara melalui Kantor Posyang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan, dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak yang telah diisi atas nama rekanan serta
ditandatangani oleh pemungut pajak.
3. Atas penjualan bahan bakar hasil produksi industri, wajib
disetor oleh pemungut ke kas negara Kantor Pos yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat
Setoran Pajak.
4. Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri
atau ekspor badan usaha industri atau eksportir yang
bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian,
dan perikanan wajib disetor oleh pemungut ke kas negara
melalui Kantor Pos yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak.
5. Penyetoran PPh Pasal 22 oleh importir, DJBC dan
Pemungut Pajak sebagaimana pada nomor 2,3, dan 4 bagian
“Pemungut Pajak menggunakan formulir Surat Setoran Pajak
yang berlaku sebagai Bukti Pemungutan Pajak.
6. wajib menerbitkan Bukti Pemungutan PPh Pasal 22
dalam rangkap 3, yaitu:
a) lembar kesatu untuk wajib pajak
b) lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan
kepada Kantor Pelayanan Pajak
c) lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang
bersangkutan.
7. Pemungut pajak wajib melaporkan hasil
pemungutannya dengan menggunakan Surat
Pemberitahuan Masa ke Kantor Pelayan Pajak.
Penghitungan PPh Pasal 22

1. Penghitungan PPh Pasal 22 atas impor yang


menggunakan Angka Pengenal Impor (API).

PPh Pasal 22 = 2,5% × nilai impor

2. Penghitungan PPh Pasal 22 atas impor yang


menggunakan Angka Pengenal Impor (API).

PPh Pasal 22 = 7,5% × nilai impor


Contoh penghitungan
Penghitungn PPh Pasal 22 atas Impor Barang
Pada tanggal 4 Januari 2016, PT ABC mengimpor barang dari
Jerman dengan harga faktur US$100.000. Barang yang diimpor
adalah jenis barang yang tidak termasuk dalam barang-barang
tertentu yang ditentukan dalam Peraturan Menteri Keuangan
No. 16/PMK.010/2016. Biaya asuransi yang dibayar di luar
negeri sebesar 5% dari harga faktur dan biaya angkut sebesar
10% dari harga faktur. Bea masuk dan bea masuk tambahan
masing-masing sebesar 20% dan 10%. Kurs yang ditetapkan
Menteri Keuangan pada saat itu sebesar US$1 = 10.000.
Hitunglah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika
PT. ABC memiliki API (Angka Pengenal Impor) dan jika tidak
memiliki API?

Anda mungkin juga menyukai