Anda di halaman 1dari 11

PPh Pasal 22

KELOMPOK 5
KELOMPOK 5

NADIA PUTRI DESIANA RAHMAWATI


C1C021194 C1C021204

SHERLY SARLINA SHERLY WAHYUNA


C1C021209 C1C021222
PEMBAHASAN

Impor Bendaharawan Industri tertentu

Batubara dan emas


BBM, Gas, Pelumas Eksportir tertentu
batangan
IMPOR

Yang dimaksud dengan nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan Bea Masuk
yaitu Cost Insurance and Freight (CIF) ditambah dengan Bea Masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundangan dangan kepabeanan di bidang impor. Atas ekspor komoditas
tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, sesuai uraian barang dan pos tarif/Harmonized
System (lihat lampiran IV PMK Nomor 34/PMK.010/2017) oleh eksportir dikenakan PPh Pasal 22 sebesar
1,5% (satu koma lima persen) dari nilai ekspor sebagaimana tercantum dalam Pemberitahuan Ekspor
Barang. Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 adalah ekspor dilakukan oleh Wajib Pajak yang terikat
dalam perjanjian kerjasama pengusahaan pertambangan dan Kontrak Karya. Nilai ekspor sebagaimana
tercantum dalam Pemberitahuan Pabean Ekspor adalah nilai Free on Board (FOB) yang tercantum pada
Pemberitahuan Pabean Ekspor, termasuk Pemberitahuan Pabean Ekspor yang nilai eksporya telah
dibetulkan
Bendaharawan

Berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh bendahara
pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga Pemerintah dan lembaga-lembaga negara
lainnya. bendahara pengeluaran dengan mekanisme uang persediaan (UP). KPA atau pejabat
penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh KPA, berkenaan pembayaran kepada
pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS). Akan dikenakan PPh
Pasal 22 sebesar 1,5% (satu koma lima persen) dari harga pembelian tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut pajak
ke kas ne gara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan,
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak yang telah diisi atas nama rekanan serta di
tandatangani oleh pemungut pajak. Surat Setoran Pajak tersebut berlaku sebagai bukti
pemungutan pajak.
Industri tertentu

PENJUALAN HASIL PRODUKSI INDUSTRI TERTENTU


Objek dan Tarif PPh Pasal 22: Atas penjualan hasil produksi kepada distributor di dalam negeri oleh badan
usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, industri oto motif, dan
industri farmasi. Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan hasil produksi bidang usaha tersebut terutang dan
dipungut pada saat penjualan. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut ke kas
negara melalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak. Pemungut pajak wajib menerbitkan Bukti Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dalam
rangkap 3 (tiga), yaitu:
1. lembar kesatu untuk Wajib Pajak yang dipungut;
2. lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor Pelayanan Pajak (dilampirkan pada Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 22); dan
3. lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan.
BBM, Gas, Pelumas

PENJUALAN BAHAN BAKAR MINYAK, BAHAN BAKAR GAS, DAN PELUMAS


Atas penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas oleh produsen atau importir bahan bakar
minyak, bahan bakar gas, dan pelumas. Pajak Penghasilan Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat penerbitan surat
perintah pengeluaran barang (delivery order). Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut
ke kas negara lalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan
Surat Setoran Pajak. Pemungut pajak wajib menerbitkan Bukti Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dalam
rangkap 3 (tiga), yaitu:
1. lembar kesatu untuk Wajib Pajak yang dipungut;
2. lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor Pelayanan Pajak (dilampirkan pada Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 22); dan
3. lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan.
Eksportir tertentu

PEMBELIAN BAHAN-BAHAN UNTUK KEPERLUAN INDUSTRI ATAU EKSPOR


Atas pembelian bahan-bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peter nakan, dan perikanan yang belum
melalui proses industri manufaktur, dikenakan PPh pasal 22 sebesar 0,25% (nol koma dua puluh lima persen) dari harga
pembelian tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Badan usaha industri atau eksportir yang melakukan pembelian bahan-
bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan yang belum melalui proses industri
manufaktur, untuk keperluan industrinya atau ekspornya. Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk
keperluan industri atau ekspor, terutang dan dipungut pada saat pembelian. Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 wajib
disetor oleh pemungut ke kas negara me lalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan
dengan menggunakan Surat Setoran Pajak. Pemungut pajak wajib menerbitkan Bukti Pemu ngutan Pajak Penghasilan Pasal
22 dalam rangkap 3 (tiga), yaitu:
1. lembar kesatu untuk Wajib Pajak yang dipungut;
2. lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor Pelayanan Pajak (dilampirkan pada Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Penghasilan Pasal 22); dan
3. lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan.rutang dan dipungut pada saat pembelian.
BATU BARA DAN EMAS
BATANGAN

● 1. Pembelian Komoditas Tambang


● Atas pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, dari badan atau orang pribadi pemegang izin
usaha pertambangan oleh industri atau badan usaha dike nakan PPh pasal 22 sebesar 1,5% (satu setengah persen)
dari harga pembelian tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai. Badan usaha yang melakukan pembelian komoditas
tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, dari badan atau orang pribadi pemegang izin usaha
pertambangan. Pajak Penghasilan Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat pembelian. Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut ke kas negara me lalui Kantor Pos, devisa, atau bank yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak. Pemungut pajak wajib menerbitkan
Bukti Pemu ngutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dalam rangkap 3 (tiga), yaitu:
● 1. lembar kesatu untuk Wajib Pajak yang dipungut;
● 2. lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor Pelayanan Pajak (dilampirkan pada Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 22); dan
● 3. lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan.
BATU BARA DAN EMAS
BATANGAN

● 2. Penjualan Emas
● Atas penjualan emas batangan oleh badan usaha yang melakukan penjualan, dikenakan PPh pasal 22 sebesar 0,45% (nol
koma empat puluh lima persen) dari harga jual emas batangan. Badan usaha yang yang melakukan penjualan emas
batangan di dalam negeri. Pajak Penghasilan Pasal 22 terutang dan dipungut pada saat penjualan. Pemungutan Pajak
Penghasilan Pasal 22 wajib disetor oleh pemungut ke kas negara me lalui Kantor Pos, bank devisa, atau bank yang
ditunjuk oleh Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak. Pemungut pajak wajib menerbitkan Bukti
Pemu ngutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dalam rangkap 3 (tiga), yaitu:
● 1. lembar kesatu untuk Wajib Pajak yang dipungut;
● 2. lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor Pelayanan Pajak (dilampirkan pada Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 22); dan
● 3. lembar ketiga sebagai arsip pemungut pajak yang bersangkutan.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai