Anda di halaman 1dari 67

KREDIT PAJAK

PENGHASILAN

Riri Rumaizha S.E.,M.Ak


2021
TOPIC
PEMBAHASAN

MAHASISWA MAMPU • PPH PASAL 22


MEMAHAMI • PPH PASAL 23
PERHITUNGAN KREDIT • PPH PASAL 24
PAJAK PENGHASILAN • PPH PASAL 25

2
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
KREDIT PAJAK
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

• Kredit pajak adalah jumlah Jenis-jenis kredit pajak adalah sebagi berikut :
pembayaran pajak yang sudah • Pemotongan pajak atas penghasilan dari pekerjaan
dibayar oleh wajib pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 21;
sendiri, setelah ditambah • Pemungutan pajak atas penghasilan dari usaha sebagaimana
dengan pajak yang dipotong dimaksud dalam pasal 22;
atau dipungut oleh pihak lain • Pemotongan pajak atas penghasilan berupa bunga, dividen,
dan dikurangkan dari seluruh
pajak yang terhutang royalti, sewa, dan imbalan lain sebagaimana dimaksud dalam
termasuk apabila ada jumlah Pasal 23;
pajak atas penghasilan yang • Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri sebagaimana
terhutang di luar negeri dimaksud dalam Pasal 24;
• Pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri untuk
tahun pajak yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam
3 pasal 25.
Insert Image

PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM


KREDIT PAJAK
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

4
Insert Image

PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM


KREDIT PAJAK
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

Untuk memahami perbedaan di atas, berikut contoh kasus pemotongan dan pemungutan pajak:

• Pemotongan
PT A membayar jasa konsultasi (jasa kena pajak) kepada PT B sebesar Rp10.000.000. Atas pembayaran tersebut,
PT A wajib memotong PPh Pasal 23 sebesar 2% x Rp10.000.000 = Rp200.000. Dengan demikian,
pembayaransebesar Rp1.000.000 dari PT A ke PT B telah dipotong PPh sebesar Rp200.000 sehingga jumlah
pembayaran yang diterima oleh PT B adalah Rp9.800.000.
• Pemungutan
Dalam kasus soal yang sama, PT A dan PT B merupakan perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha
kena pajak (PKP). Oleh sebab itu, PT B harus memungut PPN sebesar 10% X 10.000.000 = Rp1.000.000. Dengan
demikian, pembayaran Rp10.000.000 dari PT A ke PT B telah dipungut PPN sebesar Rp1.000.000 sehingga jumlah
pembayaran yang diterima oleh PT B adalah Rp1.100.000.
Secara keseluruhan jumlah pembayaran yang dilakukan PT A kepada PT B adalah Rp10.000.000 + Rp1.000.000
(PPN) – Rp200.000 (PPh Pasal 23) = Rp10.800.000.*
5
PPH PASAL 22
PENGERTIAN DAN PEMUNGUT PPH PASAL
22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

• PPh Pasal 22 merupakan pajak yang PEMUNGUT PPH PASAL 22 :


dipungut oleh bendaharawan pemerintah,
baik Pemerintah Pusat maupun 1. Bendahara pemerintah untuk memungut pajak
Pemerintah Daerah; instansi atau lembaga sehubungan dengan pembayaran atas
pemerintah dan lembaga-lembaga negara penyerahan barang
lain yang berkenaan dengan pembayaran 2. Badan-badan tertentu yang memungut pajak dari
atas penyerahan barang dan badan-badan Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang
tertentu, baik badan pemerintah maupun impor atau kegiatan usaha di bidang lain
swasta, berkenaan dengan kegiatan di 3. Wajib pajak badan tertentu untuk memungut
bidang impor atau kegiatan usaha di pajak dari pembeli atas pembelian barang yang
bidang lain. tergolong sangat mewah
https://www.pajak.go.id/id/pph-pasal-22
7
PENGERTIAN DAN PEMUNGUT PPH PASAL
22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

• Berdasarkan Pasal 1 PMK 34/2017, Pemungut PPh Pasal 22 adalah:


• Bank Devisa
• Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
• Bendahara Pemerintah
• Kuasa Pengguna Anggaran
• Bendahara pengeluaran
• Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
• Industri dan eksportir
• Industri ataupun suatu badan usaha yang melakukan kegiatan pembelian komoditas. Yang mana komoditas
tersebut seperti tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam

• Pasal 5 ayat (1) PER-18/PJ/2021 menyebutkan hanya distributor pulsa tingkat kedua berbentuk wajib
pajak badan yang wajib memungut PPh Pasal 22 atas penjualan pulsa.
8
OBJEK PAJAK PPH PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

• Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 (PMK 34/2017)


• Impor barang dan ekspor barang komoditas tambang batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam
yang dilakukan oleh eksportir
• Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Instansi atau
lembaga Pemerintah, dan lembaga-lembaga negara lainnya.
• Pembayaran atas pembelian barang dengan mekanisme uang persediaan (UP) yang dilakukan oleh
bendahara pengeluaran.
• Pembayaran atas pembelian barang kepada pihak ketiga dengan mekanisme pembayaran langsung (LS)
oleh KPA atau pejabat penerbit surat perintah membayar yang diberi delegasi oleh KPA.
• Pembayaran atas pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk keperluan kegiatan usahanya Badan
Usaha Milik Negara.

9
OBJEK PAJAK PPH PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

• Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 34/PMK.010/2017 (PMK 34/2017)


• Penjualan hasil produksi kepada distributor di dalam negeri oleh badan usaha yang bergerak dalam
bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, yang merupakan industri hulu, industri
otomotif, dan industri farmasi.
• Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen
Pemegang Merek (APM), dan importir umum kendaraan bermotor.
• Penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas oleh produsen atau importir .
• Pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul untuk keperluan industrinya atau ekspornya oleh
industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan; dan
• Penjualan barang yang tergolong sangat mewah yang dilakukan oleh wajib pajak badan

10
PENGECUALIAN PPH PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
 Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terutang PPh,
dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas (SKB).
 Impor barang yang dibebaskan dari Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nilai; dilaksanakan oleh DJBC.
 Impor sementara jika waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali, dan dilaksanakan oleh Dirjen BC.
 Pembayaran atas pembelian barang oleh pemerintah atau yang lainnya yang jumlahnya paling banyak Rp. 2.000.000,- (dua
juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.
 Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM, benda-benda pos.
 Emas batangan yang akan di proses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor, dinyatakan dengan
SKB.
 Pembayaran/pencairan dana Jaring Pengaman Sosial oleh Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.
 Impor kembali (re-impor) dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan,
pengerjaan dan pengujian yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
 Pembayaran untuk pembelian gabah dan atau beras oleh Bulog

11
Insert Image

12
Insert Image

13
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN PPH
PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
No Jenis Kegiatan Saat Terutang
1 Impor Barang terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran
Bea Masuk. Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda
atau dibebaskan, maka PPh Pasal 22 terutang dan
dilunasi pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan
Impor Barang (PIB)
2 Atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan terutang dan dipungut pada saat pembayaran
Objek PPh Pasal 22 butir 2,3, dan 4 )
3 Atas penjualan hasil produksi (Lihat Pemungut terutang dan dipungut pada saat penjualan
dan Objek PPh Pasal 22 butir 5)
4 Atas penjualan hasil produksi (Lihat Pemungut dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
dan Objek PPh Pasal 22 butir 6) Barang (Delivery Order)
5 Atas pembelian bahan-bahan (Lihat Pemungut dan terutang dan dipungut pada saat pembelian
Objek PPh Pasal 22 butir 7)
14
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN PPH
PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
No Jenis Kegiatan Saat Terutang
1 Atas impor barang (Lihat Pemungut dan Objek disetor oleh importir dengan menggunakan formulir
PPh Pasal 22 butir 1) Surat Setoran Pajak, Cukai dan Pabean (SSPCP).
PPh Pasal 22 atas impor barang yang dipungut oleh
DJBC harus disetor ke bank devisa, atau bank persepsi,
atau bendahara Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dalam
jangka waktu 1 (satu) hari setelah pemungutan pajak dan
dilaporkan ke KPP secara mingguan paling lambat 7
(tujuh) hari setelah batas waktu penyetoran pajak
berakhir.
2 Atas impor yang harus dilunasi bersamaan dengan dilunasi saat penyelesaian dokumen pemberitahuan
saat pembayaran Bea Masuk dan dalam hal Bea pabean impor. Dilaporkan ke KPP paling lambat tanggal
Masuk ditunda atau dibebaskan 20 setelah masa pajak berakhir.

15
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN PPH
PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

No Jenis Kegiatan Saat Terutang


3 Atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan disetor oleh pemungut atas nama dan NPWP Wajib Pajak
Objek PPh Pasal 22 butir 2) rekanan ke bank persepsi atau Kantor Pos pada hari yang
sama dengan pelaksanaan pembayaran atas penyerahan
barang.
Pemungut menerbitkan bukti pungutan rangkap tiga,
yaitu lembar pertama untuk pembeli; lembar kedua
sebagai lampiran laporan bulanan ke Kantor Pelayanan
Pajak; lembar ketiga untuk arsip Pemungut Pajak yang
bersangkutan
Dilaporkan ke KPP paling lambat 14 (empat belas ) hari
setelah masa pajak berakhir

16
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN PPH
PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
No Jenis Kegiatan Saat Terutang
4 Atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan disetor oleh pemungut atas nama dan NPWP Wajib Pajak
Objek PPh Pasal 22 butir 3) penjual ke bank persepsi atau Kantor Pos paling lama
tanggal 10 sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir.
Dilaporkan ke KPP paling lambat tanggal 20 setelah
masa pajak berakhir
5 Atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan disetor oleh pemungut atas nama dan NPWP Wajib Pajak
Objek PPh Pasal 22 butir 4 ) penjual ke bank persepsi atau Kantor Pos paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) bulan takwim berikutnya dengan
menggunakan formulir SSP dan menyampaikan SPT
Masa ke KPP paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
masa pajak berakhir

17
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN PPH
PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
No Jenis Kegiatan Saat Terutang
6 Atas penjualan hasil produksi (Lihat Pemungut disetor oleh pemungut atas nama wajib pajak ke bank
dan Objek PPh Pasal 22 butir 5, dan 7 ) dan hasil persepsi atau Kantor Pos paling lambat tanggal 10
penjualan barang sangat mewah (Lihat Pemungut (sepuluh) bulan takwim berikutnya dengan menggunakan
dan Objek PPh Pasal 22 butir 8) formulir SSP.
Pemungut menyampaikan SPT Masa ke KPP paling
lambat 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak berakhir
7 Atas penjualan hasil produksi (Lihat Pemungut disetor oleh pemungut ke bank persepsi atau Kantor Pos
dan Objek PPh Pasal 22 butir 6) paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir. Pemungut wajib
menerbitkan bukti pemungutan PPh Pasal 22 rangkap 3
yaitu:lembar pertama untuk pembeli; lembar kedua
sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor
Pelayanan Pajak; lembar ketiga untuk arsip Pemungut
Pajak yang bersangkutan
18
Insert Image

19
TATA CARA PELAPORAN E-SPT PPH PASAL
22

20
PPH PASAL 23
PENGERTIAN DAN PEMUNGUT PPH PASAL
23
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

• PPh Pasal 23 merupakan pajak yang PEMOTONG PPH PASAL 23 :


dipotong atas penghasilan yang diterima
atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri • Badan pemerintah
(orang pribadi dan badan) dan bentuk • Subjek Pajak badan dalam negeri
usaha tetap yang berasal dari modal, • Penyelenggara kegiatan
penyerahan jasa, atau penyelenggaraan • Bentuk usaha tetap
kegiatan selain yang telah dipotong PPh
• Perwakilan perusahaan di luar negeri
Pasal 21
lainnya
• Orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam
https://www.pajak.go.id/id/pemotongan-pajak-penghasilan- negeri tertentu
pasal-23

22
PENGERTIAN DAN PEMUNGUT PPH PASAL
22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

• Berdasarkan KEP-50/PJ/1994, Pemungut PPh Pasal 23 orang pribadi tertentu yang ditunjuk oleh
Kepala KPP adalah:
• Akuntan, artsitek, dokter, notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), kecuali camat, pengacara, dan
konsultan yang melakukan pekerjaan bebas;
• Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan atas pembayaran berupa
sewa

23
OBJEK PAJAK PPH PASAL 23
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

Tarif 15% dari jumlah bruto Tarif 2% dari jumlah bruto

• Dividen, dengan nama dan dalam bentuk • Sewa dan penghasilan lain sehubungan
apapun, termasuk dividen dari perusahaan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan
asuransi kepada pemegang polis, dan penghasilan lain sehubungan dengan
pembagian sisa hasil usaha koperasi penggunaan harta yang telah dikenai PPh
• Bunga termasuk premium, diskonto, dan Pasal 4 ayat 2
imbalan karena jaminan pengembalian utang • Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa
• Royalti manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan,
• Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya dan jasa lain selain yang telah dipotong oleh
selain yang telah dipotong PPh Pasal 21 PPh Pasal 21
• Jasa lainnya seperti yang tercantum dalam
PMK No 141/PMK.03/2015

24 https://www.pajak.go.id/id/pemotongan-pajak-penghasilan-pasal-23
PENGECUALIAN PPH PASAL 23
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
1. Penghasilan yang dibayar atau berulang kepada bank;
2. Sewa yang dibayar atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi;
3. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak
dalam negeri, koperasi, BUMN/BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan
dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
• Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;
• Bagi perseroan terbatas, BUMN/BUMB, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah
25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor;
• Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-
saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif.
• SHU koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
• Penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur
pinjaman dan/atau pembiayaan

25
26
27
PERBEDAAN PPH ATAS DIVIDEN, BUNGA,
SEWA & HADIAH
Jenis
Penghasilan
Jenis PPh Perhitungan PPh Penerima

Dividen PPh Pasal 26 (Final) 20% × jumlah bruto WPLN

PPh Pasal 17(2) huruf c 10% × jumlah bruto WPOP

Bukan Objek Pajak • Koperasi dengan syarat tertentu*)


• PT,BUMN/BUMD dengan syarat tertentu**)
PPh Pasal 23 (Tidak Final) 15% × jumlah bruto Selain penerima diatas

Bunga PPh Pasal 26 (Final) 20% × jumlah bruto WPLN

PPh Pasal 4(2) (Final) 15% × jumlah bruto WPDN atas bunga obligasi dan/atau diskonto obligasi

20% × jumlah bruto WPDN atas bunga deposito,tabungan, dan simpanan lain di bank

10% × jumlah bruto Anggota koperasi penerima bunga simpanan ( > 240.000/bln)

Bukan Objek Pajak Anggota koperasi penerima bunga simpanan ( < 240.000/bln)

Bank penerima bunga dari nasabah

28
PERBEDAAN PPH ATAS DIVIDEN, BUNGA,
SEWA & HADIAH
Jenis
Penghasilan
Jenis PPh Perhitungan PPh Penerima

Sewa PPh Pasal 26 (Final) 20% × jumlah bruto WPLN

PPh Pasal 4(2) (Final) 10% × jumlah bruto WPDN (atas sewa tanah/bangunan)

PPh Pasal 23 (Tidak Final) 2% × jumlah bruto WPDN (atas sewa selain tanah dan bangunan)

Hadiah PPh Pasal 26 (Final) 20% × jumlah bruto WPLN selain BUT

PPh Pasal 4(2) (Final) 25% × jumlah bruto WPDN penerima hadiah undian

PPh Pasal 21 (Tidak Final) Tarif pasal 17 × WPOP dalam negeri penerima hadiah penghargaan
Penghasilan Kena Pajak
PPh Pasal 23 (Tidak Final) 15% × jumlah bruto WP Badan dalam negeri penerima hadiah penghargaan

29
Insert Image

30
Insert Image

BUKTI PEMOTONGAN PPH PASAL 23


Tata Cara Penerbitan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23/26

31
Insert Image

BUKTI PEMOTONGAN PPH PASAL 23


Tata Cara Penerbitan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23/26

• Mencantumkan NPWP atau NIK (jika tidak memiliki NPWP)


• Mencantumkannomor dan tanggal Surat Keterangan Bebas
• Mencantumkan tanggal pengesahan Surat Keterangan Domisili
• Menandatangani Bukti Pemotongan (dalam hal menggunakan Aplikasi e-Bupot 23/26 berupa
Tanda Tangan Elektronik yang melekat pada Sertifikat Digital)
• Satu Bukti Pemotongan untuk satu Wajib Pajak, satu kode objek
pajak, dan satu Masa Pajak

32
Atas penetapan melalui
Keputusan Direktur Jenderal
Pajak No. KEP-269/PJ/2020
 tersebut, PKP yang terdaftar di
KPP Pratama seluruh Indonesia
wajib membuat bukti Insert Image
pemotongan dan menyampaikan
SPT masa PPh Pasal 23 dan/atau
Pasal 26. Kewajiban terhitung
mulai masa pajak Agustus 2020.

33
Insert Image

34
Insert Image

35
Insert Image

36
PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 23/26 ONLINE

Insert Image

37
PPH PASAL 24
PENGERTIAN DAN PEMUNGUT PPH PASAL
24
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

• PPh Pasal 24 merupakan pajak yang PEMOTONG PPH PASAL 24 :


dibayar atau terutang di luar negeri atas Pihak atau subjek yang memotong pajak
penghasilan dari luar negeri yang diterima penghasilan jenis PPh Pasal 24 adalah wajib pajak
atau diperoleh Wajib Pajak Dalam Negeri badan maupun orang pribadi pemberi penghasilan
atau dari pengalihan harta/aset di luar negeri.
• Penghasilan yang diperoleh dari LN, jika
dikenakan pajak oleh negara sumber,
maka pajak yang terutang di LN dapat DASAR HUKUM
dikreditkan terhadap total pajak terutang • Pasal 24 UU No 36 Tahun 2008
atas seluruh penghasilan WPDN • Pasal 4 UU No 36 Tahun 2008
• KMK No 164/KMK.03/2002 tentang Kredit
Pajak Luar Negeri
• PMK No.192/PMK.03/2018
39
Insert Image

SUMBER PENGHASILAN PPH PASAL 24


Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

Penghasilan dari Saham dan Sekuritas

Penghasilan berupa bunga, royalty, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta bergerak

Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak bergerak

Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan

Penghasilan berupa BUT

40
Insert Image

SUMBER PENGHASILAN PPH PASAL 24


PMK No.192/PMK.03/2018
penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan dari pengalihan saham dan sekuritas lainnya adalah negara tempat
badan yang menerbitkan saham atau sekuritas tersebut didirikan atau bertempat kedudukan
penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak adalah negara tempat pihak yang
membayar atau dibebani bunga, royalti, atau sewa tersebut bertempat kedudukan atau berada
penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak gerak adalah negara tempat harta tersebut terletak

penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah negara tempat pihak yang membayar atau
dibebani imbalan tersebut
penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan

penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan
dalam perusahaan pertambangan adalah negara tempat lokasi penambangan berada
keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap berada

keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap
berada
41
PMK 192/PMK.03/2018
tentang Pelaksanaan
Pengkreditan Pajak atas
Penghasilan dari Luar
Negeri
Peraturan ini mulai
berlaku pada 31
Desember 2018 dan
menggantikan peraturan
sebelumnya yaitu
Keputusan Menteri
Keuangan Nomor
164/KMK.03/2002

42
PMK 192/PMK.03/2018
tentang Pelaksanaan
Pengkreditan Pajak atas
Penghasilan dari Luar
Negeri
Peraturan ini mulai
berlaku pada 31
Desember 2018 dan
menggantikan peraturan
sebelumnya yaitu
Keputusan Menteri
Keuangan Nomor
164/KMK.03/2002

43
Insert Image

TATA CARA PERMOHONAN KREDIT PAJAK


LUAR NEGERI
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

Wajib Pajak menyampaikan surat permohonan kepada DJP

Melampirkan :
Laporan Keuangan ttg penghasilan yang berasal dari LN
Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri
Dokumen pembayaran pajak di LN

Permohonan disampaikan bersamaan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh

44
Insert Image

KETENTUAN KREDIT PAJAK LUAR NEGERI


Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

• Pajak LN yang dapat dikreditkan terhadap total PPh terutang


Direct Foreign di Indonesia hanya pajak langsung dikenakan atas
penghasilan yang diterima atau diperoleh WP LN

Tax Credit

Ordinary • Jumlah kredit pajak luar negeri diperkenankan untuk


dikreditkan adalah sebatas jumlah yang lebih rendah antara
Foreign Tax pajak Indonesia yang dialokasikan kepada penghasilan LN
(batas maksimal teoritis) dengan jumlah pajak LN yang

Credit sebenarnya dibayar atau terutang (Batasan factual) di sana

45
46
47
MEKANISME PENGKREDITAN PPH PASAL
24
PERMENKEU No. 192/PMK.03/2018

• Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang dari penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri
yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang di Indonesia ditentukan berdasarkan jumlah
yang paling sedikit antara:
o Hasil dari pajak penghasilan yang pada seharusnya terutang, dipotong, atau dibayar di luar negeri dengan cara
memperhatikan ketentuan yang ada di dalam P3B, dalam hal terdapat P3B yang telah berlaku secara efektif
o Jumlah PPh Luar Negeri
o Jumlah tertentu yang dihitung menurut perbandingan sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑃𝑒𝑛𝑔h𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑛𝑒𝑔𝑎𝑟𝑎 𝐴


× 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎h 𝑃𝑃h 𝑇𝑒𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑔h𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛(𝐷𝑁 𝑑𝑎𝑛 𝐿𝑁 )
• Apabila penghasilan dari luar negeri berasal dari beberpa negara, maka perhitungan PPh pasal 24 dilakukan
untuk masing-masing negara
48
Insert Image

MEKANISME PENGKREDITAN PPH PASAL


24
PERMENKEU No. 192/PMK.03/2018

• Dalam hal pasangan suami-istri sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) menghendaki dengan
secara tertulis perjanjian pemisahan harta dan penghasilan, atau istri mengambil pilihan untuk
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri dengan dasar kehendaknya sendiri, besarnya
jumlah dari PPh Luar Negeri yang dapat dikreditkan oleh masing-masing suami atau istri ditentukan
berdasarkan jumlah yang paling sedikit di antara:
o Jumlah pajak penghasilan yang seharusnya terutang, dibayar, atau dipotong di luar negeri atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dari sumber penghasilan di luar negeri untuk masing-masing suami atau istri dengan
memperhatikan ketentuan dalam P3B, dalam hal terdapat P3B yang telah berlaku efektif;
o Jumlah PPh Luar Negeri atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari sumber penghasilan di luar negeri
untuk masing-masing suami atau istri; dan
o Jumlah tertentu yang dihitung menurut perbandingan antara penghasilan yang diterima atau diperoleh dari sumber
penghasilan di luar negeri oleh masing-masing suami atau istri terhadap Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan
Pajak Penghasilan yang keadaannya terutang atas Penghasilan Kena Pajak, paling tinggi sebesar Pajak Penghasilan
yang terutang yang ditanggung secara individual untuk masing – masing suami atau istri.
49
Insert Image

MEKANISME PENGKREDITAN PPH PASAL


24
PERMENKEU No. 192/PMK.03/2018

• Dalam hal penghasilan yang diterima atau diperoleh dari sumber penghasilan di luar negeri
berasal dari Trust, besarnya PPh Luar Negeri ditentukan sebagai berikut:
o Sebesar pajak penghasilan atau bagian pajak penghasilan atas penghasilan yang diperoleh WPDN, dalam
hal Trust di luar negeri dikenai pajak penghasilan di tingkat Trust; dan
o Sejumlah pajak penghasilan atas penerimaan penghasilan yang diterima oleh WPDN, dalam hal Trust di
luar negeri tidak dikenai pajak penghasilan di tingkat Trust.

• Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dikenakan PPh Final (UU PPh Pasal 4 ayat 2) dan/atau
penghasilan yang dikenakan pajak tersendiri (UU PPh Pasal 8 ayat (1 dan 4)) tidak bisa
digabungkan Bersama dengan penghasilan yang lain, baik penghasilan diperoleh dari Dalam
Negeri, maupun penghasilan yang telah diperoleh dari Luar Negeri.

50
Insert Image

MEKANISME PENGKREDITAN PPH PASAL


24
PERMENKEU No. 192/PMK.03/2018

• Untuk melaksanakan pengkreditan PPh Luar Negeri, wajib pajak wajib menyampaikan Bukti
pemenuhan pembayaran PPh Luar Negeri bagi WPDN yang mengkreditkan PPh Luar Negeri
berupa;
o Salinan bukti pembayaran atau bukti pemotongan PPh Luar Negeri; atau
o Salinan bukti lainnya yang dapat menunjukkan adanya pembayaran atau pemotongan PPh Luar Negeri.
o Bukti pemenuhan pembayaran PPh Luar Negeri sekurang-kurangnya memuat data atau informasi berupa
nama WPDN dan jumlah PPh Luar Negeri.
o Dalam hal WPDN mendapatkan pemasukan dari usaha dan/atau pemasukan dari Trust di luar negeri yang
dikenai pajak penghasilan di tingkat Trust, bukti dari pemenuhan pembayaran PPh Luar Negeri dapat
digantikan dengan menggunakan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan yang disampaikan di
luar negeri oleh cabang atau perwakilan dari WPDN yang berada di luar negeri dan/atau surat
pemberitahuan tahunan pajak penghasilan atau bukti pembayaran PPh Luar Negeri yang dilakukan oleh
Trust.
51
Insert Image

MEKANISME PENGKREDITAN PPH PASAL


24
PERMENKEU No. 192/PMK.03/2018

• Dalam hal terjadinya perubahan jumlah dari pemasukan yang berasal dari luar negeri, wajib
pajak diwajibkan untuk melakukan pembetulan SPT Tahunan yang bersangkutan dengan cara
melakukan pelampiran dokumen-dokumen yang berkenaan dengan perubahan yang terjadi.
• Apabila karena pembetulan SPT tersebut menyebabkan PPh kurang dibayar, maka atas
kekurangan bayar tersebut tidak dikenakan sanksi bunga.
• Apabila karena pembetulan SPT tersebut menyebabkan lebih bayar, maka atas kelebihan
tersebut dapat dikembalikan kepada wajib pajak setelah diperhitungkan dengan utang pajak
lainnya.

52
PPH PASAL 25
PENGERTIAN DAN PEMUNGUT PPH PASAL
25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

• PPh Pasal 25 adalah pembayaran • Pajak penghasilan pasal 25 dihitung


angsuran pajak dalam tahun pajak dengan mengurangi Pajak Penghasilan
berjalan yang harus dibayar sendiri oleh terutang pada tahun pajak lalu dikurangi
WP yang bersangkutan untuk setiap bulan dengan PPh yang dipotong sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 dimaksud dalam pasal 21 dan pasal 23,
UU PPh Nomor 36 Tahun 2008. PPh yang dipungut sebagaimana
dimaksud dalam pasal 22, PPh yang
dibayar atau terutang di luar negeri yang
boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 24 dibagi 12 atau banyaknya
bulan dalam tahun pajak.

54
SUBJEK PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

Wajib pajak orang pribadi Wajib pajak badan yang


yang memiliki kegiatan melakukan kegiatan usaha
usaha • pedagang
• pedagang • atau penyedia jasa
• atau penyedia jasa

55
TARIF PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

PPh Pasal 25 ialah angsuran pembayaran pajak penghasilan terutang

Rumusnya ialah besar PPh Terutang (PPh 29) dibagi dengan 12 bulan, sehingga
menghasilkan Angsuran Pembayaran Pajak.

Tarif jenis PPh Pasal 25 wajib pajak pribadi, pengusaha, atau badan tertentu ialah
0,75% dari jumlah peredaran bruto per bulan dari masing-masing tempat usaha.
Pajak ini sifatnya final dan dapat dikreditkan pada akhir tahun pajak.

56
PERHITUNGAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

57
PERHITUNGAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

• Pajak Penghasilan terutang berdasarkan SPT PPh terutang 70.000.000


Tahunan wajib pajak badan tahun 2017 Kredit pajak :
adalah sebesar Rp 70.000.000.
- PPh 21 10.000.000
• Maka, besarnya angsuran PPh Pasal 25 yang
harus dibayar sendiri setiap bulannya adalah - PPh 22 15.000.000
sebesar Rp 20.000.000 : 12 bulan = Rp - PPh 23 5.000.000
1.600.000
- PPh 24 20.000.000
Jumlah kredit pajak 50.000.000
PPh dibayar sendiri 20.000.000
PPh Pasal 25 1.600.000
58
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

Untuk melakukan pembayaran PPh Pasal 25, tahapannya adalah:


1. Membuat Kode Billing (ID Billing)
2. Pada proses pembuatan Kode Billing, isi Surat Setoran Elektronik (SSE) ini dengan jenis
pajak 411125 untuk PPh Pasal 25, sedangkan untuk jenis setoran pajak pilih 100 untuk setoran
Masa/Bulanan, pilih 200 untuk setoran 1 tahun. Sementara itu, untuk SPT Tahunan dapat
mengisi sesuai Tahun Pajak, misal 2022.
3. Batas Waktu Pembayaran PPh Pasal 25 : Pembayaran pajak dan pelaporan SPT Masa memiliki
batas waktu paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
4. Sanksi apabila Wajib Pajak terlambat melakukan pembayaran PPh Pasal 25 yaitu akan dikenai
tarif sanksi pajak per bulan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo hingga tanggal pembayaran.
59
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

Berikut langkah-langkah cara


membayar PPh Pasal 25 di e-
Billing Klikpajak:
1. Masuk/login ke akun
Klikpajak Anda. Belum punya
akun? Daftar Akun  Klikpajak
di sini.
2. Setelah masuk ke akun
Klikpajak Anda, klik
menu “e-Billing”, kemudian
pilih “Buat ID Billing”, lalu
pilih “Jenis Pajak Lainnya”.
60
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

3. Kemudian isi setiap


kolom sesuai jenis
pembayaran yang
dipilih beserta
nominal angsuran PPh
Pasal 25 yang harus
dibayarkan. Setelah
semua kolom terisi
dengan benar,
klik “Buat ID
Billing”.

61
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

4. Berikutnya akan
muncul Kode
Billing dan
sejumlah nominal
angsuran PPh Pasal
25 yang harus
dibayarkan.
Kemudian
klik “Bayar
Pajak”.

62
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

5. Berikutnya muncul
pilihan metode
pembayara PPh
Pasal 25, Anda bisa
pilih
melalui Virtual
Account, OVO atau
QRIS.

63
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

6. Jika pilih pembayaran


pajak melalui virtual
account, tentukan bank
yang digunakan, apakah
BNI, Bank Mandiri,
maupun BRI. Kemudian
pilih metode
pembayarannya, apakah
melalui ATM (Anjungan
Tunai Mesin), internet
banking, atau mobile
banking. Lalu
klik “Konfirmasi
Pembayaran”.
64
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

7. Apabila Anda memilih


metode pembayaran
melalui OVO,
klik button “OVO”,
kemudian isikan nomor
ponsel yang terdaftar
pada aplikasi OVO
pada kolom yang
tertera. Berikutnya
klik “Konfirmasi
Pembayaran”

65
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

8. Jika memilih metode


pembayaran lewat
QRIS, scan QR Code
yang tertera dan
konfirmasi pembayaran.

66
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan

9. Setelah pembayaran
PPh Pasal 25 berhasil,
maka Anda akan
mendapatkan
pembayaran
pajak “Lunas”

67

Anda mungkin juga menyukai