PENGHASILAN
2
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
KREDIT PAJAK
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
• Kredit pajak adalah jumlah Jenis-jenis kredit pajak adalah sebagi berikut :
pembayaran pajak yang sudah • Pemotongan pajak atas penghasilan dari pekerjaan
dibayar oleh wajib pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 21;
sendiri, setelah ditambah • Pemungutan pajak atas penghasilan dari usaha sebagaimana
dengan pajak yang dipotong dimaksud dalam pasal 22;
atau dipungut oleh pihak lain • Pemotongan pajak atas penghasilan berupa bunga, dividen,
dan dikurangkan dari seluruh
pajak yang terhutang royalti, sewa, dan imbalan lain sebagaimana dimaksud dalam
termasuk apabila ada jumlah Pasal 23;
pajak atas penghasilan yang • Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri sebagaimana
terhutang di luar negeri dimaksud dalam Pasal 24;
• Pembayaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri untuk
tahun pajak yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam
3 pasal 25.
Insert Image
4
Insert Image
Untuk memahami perbedaan di atas, berikut contoh kasus pemotongan dan pemungutan pajak:
• Pemotongan
PT A membayar jasa konsultasi (jasa kena pajak) kepada PT B sebesar Rp10.000.000. Atas pembayaran tersebut,
PT A wajib memotong PPh Pasal 23 sebesar 2% x Rp10.000.000 = Rp200.000. Dengan demikian,
pembayaransebesar Rp1.000.000 dari PT A ke PT B telah dipotong PPh sebesar Rp200.000 sehingga jumlah
pembayaran yang diterima oleh PT B adalah Rp9.800.000.
• Pemungutan
Dalam kasus soal yang sama, PT A dan PT B merupakan perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha
kena pajak (PKP). Oleh sebab itu, PT B harus memungut PPN sebesar 10% X 10.000.000 = Rp1.000.000. Dengan
demikian, pembayaran Rp10.000.000 dari PT A ke PT B telah dipungut PPN sebesar Rp1.000.000 sehingga jumlah
pembayaran yang diterima oleh PT B adalah Rp1.100.000.
Secara keseluruhan jumlah pembayaran yang dilakukan PT A kepada PT B adalah Rp10.000.000 + Rp1.000.000
(PPN) – Rp200.000 (PPh Pasal 23) = Rp10.800.000.*
5
PPH PASAL 22
PENGERTIAN DAN PEMUNGUT PPH PASAL
22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
• Pasal 5 ayat (1) PER-18/PJ/2021 menyebutkan hanya distributor pulsa tingkat kedua berbentuk wajib
pajak badan yang wajib memungut PPh Pasal 22 atas penjualan pulsa.
8
OBJEK PAJAK PPH PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
9
OBJEK PAJAK PPH PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
10
PENGECUALIAN PPH PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan tidak terutang PPh,
dinyatakan dengan Surat Keterangan Bebas (SKB).
Impor barang yang dibebaskan dari Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nilai; dilaksanakan oleh DJBC.
Impor sementara jika waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali, dan dilaksanakan oleh Dirjen BC.
Pembayaran atas pembelian barang oleh pemerintah atau yang lainnya yang jumlahnya paling banyak Rp. 2.000.000,- (dua
juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.
Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air minum/PDAM, benda-benda pos.
Emas batangan yang akan di proses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor, dinyatakan dengan
SKB.
Pembayaran/pencairan dana Jaring Pengaman Sosial oleh Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara.
Impor kembali (re-impor) dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan,
pengerjaan dan pengujian yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Pembayaran untuk pembelian gabah dan atau beras oleh Bulog
11
Insert Image
12
Insert Image
13
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN PPH
PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
No Jenis Kegiatan Saat Terutang
1 Impor Barang terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran
Bea Masuk. Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda
atau dibebaskan, maka PPh Pasal 22 terutang dan
dilunasi pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan
Impor Barang (PIB)
2 Atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan terutang dan dipungut pada saat pembayaran
Objek PPh Pasal 22 butir 2,3, dan 4 )
3 Atas penjualan hasil produksi (Lihat Pemungut terutang dan dipungut pada saat penjualan
dan Objek PPh Pasal 22 butir 5)
4 Atas penjualan hasil produksi (Lihat Pemungut dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
dan Objek PPh Pasal 22 butir 6) Barang (Delivery Order)
5 Atas pembelian bahan-bahan (Lihat Pemungut dan terutang dan dipungut pada saat pembelian
Objek PPh Pasal 22 butir 7)
14
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN PPH
PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
No Jenis Kegiatan Saat Terutang
1 Atas impor barang (Lihat Pemungut dan Objek disetor oleh importir dengan menggunakan formulir
PPh Pasal 22 butir 1) Surat Setoran Pajak, Cukai dan Pabean (SSPCP).
PPh Pasal 22 atas impor barang yang dipungut oleh
DJBC harus disetor ke bank devisa, atau bank persepsi,
atau bendahara Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dalam
jangka waktu 1 (satu) hari setelah pemungutan pajak dan
dilaporkan ke KPP secara mingguan paling lambat 7
(tujuh) hari setelah batas waktu penyetoran pajak
berakhir.
2 Atas impor yang harus dilunasi bersamaan dengan dilunasi saat penyelesaian dokumen pemberitahuan
saat pembayaran Bea Masuk dan dalam hal Bea pabean impor. Dilaporkan ke KPP paling lambat tanggal
Masuk ditunda atau dibebaskan 20 setelah masa pajak berakhir.
15
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN PPH
PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
16
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN PPH
PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
No Jenis Kegiatan Saat Terutang
4 Atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan disetor oleh pemungut atas nama dan NPWP Wajib Pajak
Objek PPh Pasal 22 butir 3) penjual ke bank persepsi atau Kantor Pos paling lama
tanggal 10 sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir.
Dilaporkan ke KPP paling lambat tanggal 20 setelah
masa pajak berakhir
5 Atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan disetor oleh pemungut atas nama dan NPWP Wajib Pajak
Objek PPh Pasal 22 butir 4 ) penjual ke bank persepsi atau Kantor Pos paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) bulan takwim berikutnya dengan
menggunakan formulir SSP dan menyampaikan SPT
Masa ke KPP paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
masa pajak berakhir
17
SAAT TERUTANG DAN PEMUNGUTAN PPH
PASAL 22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
No Jenis Kegiatan Saat Terutang
6 Atas penjualan hasil produksi (Lihat Pemungut disetor oleh pemungut atas nama wajib pajak ke bank
dan Objek PPh Pasal 22 butir 5, dan 7 ) dan hasil persepsi atau Kantor Pos paling lambat tanggal 10
penjualan barang sangat mewah (Lihat Pemungut (sepuluh) bulan takwim berikutnya dengan menggunakan
dan Objek PPh Pasal 22 butir 8) formulir SSP.
Pemungut menyampaikan SPT Masa ke KPP paling
lambat 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak berakhir
7 Atas penjualan hasil produksi (Lihat Pemungut disetor oleh pemungut ke bank persepsi atau Kantor Pos
dan Objek PPh Pasal 22 butir 6) paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
setelah Masa Pajak berakhir. Pemungut wajib
menerbitkan bukti pemungutan PPh Pasal 22 rangkap 3
yaitu:lembar pertama untuk pembeli; lembar kedua
sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor
Pelayanan Pajak; lembar ketiga untuk arsip Pemungut
Pajak yang bersangkutan
18
Insert Image
19
TATA CARA PELAPORAN E-SPT PPH PASAL
22
20
PPH PASAL 23
PENGERTIAN DAN PEMUNGUT PPH PASAL
23
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
22
PENGERTIAN DAN PEMUNGUT PPH PASAL
22
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
• Berdasarkan KEP-50/PJ/1994, Pemungut PPh Pasal 23 orang pribadi tertentu yang ditunjuk oleh
Kepala KPP adalah:
• Akuntan, artsitek, dokter, notaris, Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), kecuali camat, pengacara, dan
konsultan yang melakukan pekerjaan bebas;
• Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan atas pembayaran berupa
sewa
23
OBJEK PAJAK PPH PASAL 23
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
• Dividen, dengan nama dan dalam bentuk • Sewa dan penghasilan lain sehubungan
apapun, termasuk dividen dari perusahaan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan
asuransi kepada pemegang polis, dan penghasilan lain sehubungan dengan
pembagian sisa hasil usaha koperasi penggunaan harta yang telah dikenai PPh
• Bunga termasuk premium, diskonto, dan Pasal 4 ayat 2
imbalan karena jaminan pengembalian utang • Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa
• Royalti manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan,
• Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya dan jasa lain selain yang telah dipotong oleh
selain yang telah dipotong PPh Pasal 21 PPh Pasal 21
• Jasa lainnya seperti yang tercantum dalam
PMK No 141/PMK.03/2015
24 https://www.pajak.go.id/id/pemotongan-pajak-penghasilan-pasal-23
PENGECUALIAN PPH PASAL 23
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
1. Penghasilan yang dibayar atau berulang kepada bank;
2. Sewa yang dibayar atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi;
3. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak
dalam negeri, koperasi, BUMN/BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan
dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
• Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan;
• Bagi perseroan terbatas, BUMN/BUMB, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah
25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor;
• Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-
saham, persekutuan, perkumpulan, firma dan kongsi termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif.
• SHU koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya;
• Penghasilan yang dibayarkan atau terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan yang berfungsi sebagai penyalur
pinjaman dan/atau pembiayaan
25
26
27
PERBEDAAN PPH ATAS DIVIDEN, BUNGA,
SEWA & HADIAH
Jenis
Penghasilan
Jenis PPh Perhitungan PPh Penerima
PPh Pasal 4(2) (Final) 15% × jumlah bruto WPDN atas bunga obligasi dan/atau diskonto obligasi
20% × jumlah bruto WPDN atas bunga deposito,tabungan, dan simpanan lain di bank
10% × jumlah bruto Anggota koperasi penerima bunga simpanan ( > 240.000/bln)
Bukan Objek Pajak Anggota koperasi penerima bunga simpanan ( < 240.000/bln)
28
PERBEDAAN PPH ATAS DIVIDEN, BUNGA,
SEWA & HADIAH
Jenis
Penghasilan
Jenis PPh Perhitungan PPh Penerima
PPh Pasal 4(2) (Final) 10% × jumlah bruto WPDN (atas sewa tanah/bangunan)
PPh Pasal 23 (Tidak Final) 2% × jumlah bruto WPDN (atas sewa selain tanah dan bangunan)
Hadiah PPh Pasal 26 (Final) 20% × jumlah bruto WPLN selain BUT
PPh Pasal 4(2) (Final) 25% × jumlah bruto WPDN penerima hadiah undian
PPh Pasal 21 (Tidak Final) Tarif pasal 17 × WPOP dalam negeri penerima hadiah penghargaan
Penghasilan Kena Pajak
PPh Pasal 23 (Tidak Final) 15% × jumlah bruto WP Badan dalam negeri penerima hadiah penghargaan
29
Insert Image
30
Insert Image
31
Insert Image
32
Atas penetapan melalui
Keputusan Direktur Jenderal
Pajak No. KEP-269/PJ/2020
tersebut, PKP yang terdaftar di
KPP Pratama seluruh Indonesia
wajib membuat bukti Insert Image
pemotongan dan menyampaikan
SPT masa PPh Pasal 23 dan/atau
Pasal 26. Kewajiban terhitung
mulai masa pajak Agustus 2020.
33
Insert Image
34
Insert Image
35
Insert Image
36
PELAPORAN SPT MASA PPH PASAL 23/26 ONLINE
Insert Image
37
PPH PASAL 24
PENGERTIAN DAN PEMUNGUT PPH PASAL
24
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
Penghasilan berupa bunga, royalty, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta bergerak
40
Insert Image
penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah negara tempat pihak yang membayar atau
dibebani imbalan tersebut
penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan
dalam perusahaan pertambangan adalah negara tempat lokasi penambangan berada
keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap berada
keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap
berada
41
PMK 192/PMK.03/2018
tentang Pelaksanaan
Pengkreditan Pajak atas
Penghasilan dari Luar
Negeri
Peraturan ini mulai
berlaku pada 31
Desember 2018 dan
menggantikan peraturan
sebelumnya yaitu
Keputusan Menteri
Keuangan Nomor
164/KMK.03/2002
42
PMK 192/PMK.03/2018
tentang Pelaksanaan
Pengkreditan Pajak atas
Penghasilan dari Luar
Negeri
Peraturan ini mulai
berlaku pada 31
Desember 2018 dan
menggantikan peraturan
sebelumnya yaitu
Keputusan Menteri
Keuangan Nomor
164/KMK.03/2002
43
Insert Image
Melampirkan :
Laporan Keuangan ttg penghasilan yang berasal dari LN
Fotokopi Surat Pemberitahuan Pajak yang disampaikan di luar negeri
Dokumen pembayaran pajak di LN
44
Insert Image
Tax Credit
45
46
47
MEKANISME PENGKREDITAN PPH PASAL
24
PERMENKEU No. 192/PMK.03/2018
• Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang dari penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri
yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang di Indonesia ditentukan berdasarkan jumlah
yang paling sedikit antara:
o Hasil dari pajak penghasilan yang pada seharusnya terutang, dipotong, atau dibayar di luar negeri dengan cara
memperhatikan ketentuan yang ada di dalam P3B, dalam hal terdapat P3B yang telah berlaku secara efektif
o Jumlah PPh Luar Negeri
o Jumlah tertentu yang dihitung menurut perbandingan sebagai berikut:
• Dalam hal pasangan suami-istri sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN) menghendaki dengan
secara tertulis perjanjian pemisahan harta dan penghasilan, atau istri mengambil pilihan untuk
menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri dengan dasar kehendaknya sendiri, besarnya
jumlah dari PPh Luar Negeri yang dapat dikreditkan oleh masing-masing suami atau istri ditentukan
berdasarkan jumlah yang paling sedikit di antara:
o Jumlah pajak penghasilan yang seharusnya terutang, dibayar, atau dipotong di luar negeri atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh dari sumber penghasilan di luar negeri untuk masing-masing suami atau istri dengan
memperhatikan ketentuan dalam P3B, dalam hal terdapat P3B yang telah berlaku efektif;
o Jumlah PPh Luar Negeri atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari sumber penghasilan di luar negeri
untuk masing-masing suami atau istri; dan
o Jumlah tertentu yang dihitung menurut perbandingan antara penghasilan yang diterima atau diperoleh dari sumber
penghasilan di luar negeri oleh masing-masing suami atau istri terhadap Penghasilan Kena Pajak dikalikan dengan
Pajak Penghasilan yang keadaannya terutang atas Penghasilan Kena Pajak, paling tinggi sebesar Pajak Penghasilan
yang terutang yang ditanggung secara individual untuk masing – masing suami atau istri.
49
Insert Image
• Dalam hal penghasilan yang diterima atau diperoleh dari sumber penghasilan di luar negeri
berasal dari Trust, besarnya PPh Luar Negeri ditentukan sebagai berikut:
o Sebesar pajak penghasilan atau bagian pajak penghasilan atas penghasilan yang diperoleh WPDN, dalam
hal Trust di luar negeri dikenai pajak penghasilan di tingkat Trust; dan
o Sejumlah pajak penghasilan atas penerimaan penghasilan yang diterima oleh WPDN, dalam hal Trust di
luar negeri tidak dikenai pajak penghasilan di tingkat Trust.
• Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dikenakan PPh Final (UU PPh Pasal 4 ayat 2) dan/atau
penghasilan yang dikenakan pajak tersendiri (UU PPh Pasal 8 ayat (1 dan 4)) tidak bisa
digabungkan Bersama dengan penghasilan yang lain, baik penghasilan diperoleh dari Dalam
Negeri, maupun penghasilan yang telah diperoleh dari Luar Negeri.
50
Insert Image
• Untuk melaksanakan pengkreditan PPh Luar Negeri, wajib pajak wajib menyampaikan Bukti
pemenuhan pembayaran PPh Luar Negeri bagi WPDN yang mengkreditkan PPh Luar Negeri
berupa;
o Salinan bukti pembayaran atau bukti pemotongan PPh Luar Negeri; atau
o Salinan bukti lainnya yang dapat menunjukkan adanya pembayaran atau pemotongan PPh Luar Negeri.
o Bukti pemenuhan pembayaran PPh Luar Negeri sekurang-kurangnya memuat data atau informasi berupa
nama WPDN dan jumlah PPh Luar Negeri.
o Dalam hal WPDN mendapatkan pemasukan dari usaha dan/atau pemasukan dari Trust di luar negeri yang
dikenai pajak penghasilan di tingkat Trust, bukti dari pemenuhan pembayaran PPh Luar Negeri dapat
digantikan dengan menggunakan surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan yang disampaikan di
luar negeri oleh cabang atau perwakilan dari WPDN yang berada di luar negeri dan/atau surat
pemberitahuan tahunan pajak penghasilan atau bukti pembayaran PPh Luar Negeri yang dilakukan oleh
Trust.
51
Insert Image
• Dalam hal terjadinya perubahan jumlah dari pemasukan yang berasal dari luar negeri, wajib
pajak diwajibkan untuk melakukan pembetulan SPT Tahunan yang bersangkutan dengan cara
melakukan pelampiran dokumen-dokumen yang berkenaan dengan perubahan yang terjadi.
• Apabila karena pembetulan SPT tersebut menyebabkan PPh kurang dibayar, maka atas
kekurangan bayar tersebut tidak dikenakan sanksi bunga.
• Apabila karena pembetulan SPT tersebut menyebabkan lebih bayar, maka atas kelebihan
tersebut dapat dikembalikan kepada wajib pajak setelah diperhitungkan dengan utang pajak
lainnya.
52
PPH PASAL 25
PENGERTIAN DAN PEMUNGUT PPH PASAL
25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
54
SUBJEK PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
55
TARIF PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
Rumusnya ialah besar PPh Terutang (PPh 29) dibagi dengan 12 bulan, sehingga
menghasilkan Angsuran Pembayaran Pajak.
Tarif jenis PPh Pasal 25 wajib pajak pribadi, pengusaha, atau badan tertentu ialah
0,75% dari jumlah peredaran bruto per bulan dari masing-masing tempat usaha.
Pajak ini sifatnya final dan dapat dikreditkan pada akhir tahun pajak.
56
PERHITUNGAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
57
PERHITUNGAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
61
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
4. Berikutnya akan
muncul Kode
Billing dan
sejumlah nominal
angsuran PPh Pasal
25 yang harus
dibayarkan.
Kemudian
klik “Bayar
Pajak”.
62
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
5. Berikutnya muncul
pilihan metode
pembayara PPh
Pasal 25, Anda bisa
pilih
melalui Virtual
Account, OVO atau
QRIS.
63
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
65
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
66
TATA CARA PEMBAYARAN PPH PASAL 25
Undang-undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan
9. Setelah pembayaran
PPh Pasal 25 berhasil,
maka Anda akan
mendapatkan
pembayaran
pajak “Lunas”
67