Anda di halaman 1dari 51

KETENTUAN UMUM

PERPAJAKAN 1
OLEH Riri rumaizha se m.ak
Politeknik lp3i bandung
2020
GAMBARAN UMUM
Konsep Dasar Penetapan dan
Perpajakan Ketetapan Pajak

NPWP dan UU
KUP Penagihan Pajak
Pengukuhan PKP

Pembukuan dan
Administrasi Pajak Pencatatan

Keberatan & Banding


DEFENISI PAJAK
Pajak Retribusi Sumbangan
Dasar Hukum Undang-undang Peraturan Pemerintah, Pemerintah Daerah
PerMen, atau pejabat
Negara yang lebih
rendah
Balas Jasa Tidak Langsung Langsung dan nyata Langsung kepada
kepada individu golongan tertentu
tersebut
Objek Umum (seperti: Orang-orang tertentu Golongan tertentu
penghasilan, harta, yang menggunakan
laba perusahaan) jasa pemerintah
Pajak Retribusi Sumbangan
Sifat Dapat dipaksakan, jika Dapat dipaksakan Dapat dipaksakan
tidak mendapatkan tetapi bersifat tetapi kepada
sanksi ekonomis dan hanya golongan tertentu
berlaku kepada orang-
orang yang
menggunakan jasa
pemerintah
Lembaga Pemungut Pemerintah pusat Pemerintah daerah Lembaga-lembaga
maupun daerah tertentu
(Negara)
Tujuan Kesejahteraan umum Kesejahteraan individu Kesejahteraan hanya
yang menggunakan untuk golongan
jasa pemerintah tertentu
FUNGSI PAJAK
Fungsi Pajak

Fungsi Anggaran Fungsi Mengatur


(Budgetair) (Regulerend)

Sebagai alat untuk


Sebagai salah satu
mengatur atau
sumber dana bagi
melaksanakan
pemerintah untuk
kebijaksanaan
membiayai
pemerintah dalam
pengeluaran-
bidang social
pengeluarannya
ekonomi
HUKUM PAJAK
• Hukum Pajak Materiil
Memuat norma-norma yang menerangkan keadaan perbuatan
• Objek pajak
• Subjek pajak
• Tarif pajak
• Timbul dan hapusnya utang pajak
• Hubungan hokum pemerintah dengan wajib pajak

Contoh : Undang-undang Pajak Penghasilan


HUKUM PAJAK
• Hukum Pajak Formil
Memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan (cara
melaksanakan hukum pajak materiil)
• Tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak
• Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para Wajib Pajak mengenai
keadaan, perbuatan, dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak
• Kewajiban Wajib Pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan/pencatatan, dan hak-
hak Wajib pajak misalnya mengajukan keberatan dan banding
ASAS PEMUNGUTAN PAJAK
• Asas Domisili (tempat tinggal)
Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan Wajib Pajak yang bertempat tinggal
di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri
*)asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri
• Asas Sumber
Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa
memerhatikan tempat tinggal wajib pajak
• Asas Kebangsaan
Pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
• Official Assesment System
Suatu system pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk
menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak
• Self Assesment System
Suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk
menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang
• Withholding System
Suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus
dan bukan wajib pajak yang bersangkutan) untuk memotong atau memungut pajak yang
terutang oleh wajib pajak
TARIF PAJAK
• Tarif Proporsional
Tarif berupa presentase yang tetap terhadap berapa pun jumlah yang dikenai pajak,
sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai
pajak. Contoh : PPN 10%
• Tarif Tetap
Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapa pun jumlahnya yang dikenai pajak,
sehingga besarnya pajak yang terutang tetap, contoh : Bea Materai Rp.3.000 atau Rp.6.000
TARIF PAJAK
• Tarif Progresif
Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin
besar, contoh : tariff PPh orang pribadi (UU no.36 /2008 Ps.17)
• Tarif Degresif
Persentase tariff yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin
besar, contoh : Bea Masuk dan Bea keluar
TAHUN PAJAK
Cara menentukan suatu tahun pajak sebagai berikut :
1. Tahun Pajak Sama dengan Tahun Takwim
o Pembukuan dimulai 1 Januari 2019 dan berakhir 31 Desember 2019  Tahun Pajak 2019

2. Tahun Pajak Tidak Sama dengan Tahun Takwim


o Pembukuan dimulai 1 Juli 2018 dan berakhir 30 Juni 2019  Tahun Pajak 2018 (karena 6
bulan pertama jatuh pada tahun 2018)
o Pembukuan dimulai 1 April 2018 dan berakhir 31 Maret 2019  Tahun pajak 2018 (karena
lebih dari 6 bulan jatuh pada tahun 2018)
TAHUN PAJAK
Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk
menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang dalam suatu
jangka waktu tertentu sebagaimana ditentukan dalam Undang-undang KUP
Tahun Pajak adalah jangka waktu 1(satu) tahun kalender kecuali bila wajib
pajak menggunakan tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Berdasarkan UU No.28 Tahun 2007 Tentang Ketetuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1
 Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pemungut
pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan

 Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, BUMN atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pension,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan BUT
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
 Berdasarkan UU No.28 Tahun 2007 Tentang KUP Pasal 1
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam
administrtasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya

 Berdasarkan UU No.28 Tahun 2007 Tentang KUP Pasal 2(1)


“Setiap wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan WAJIB mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha, dan tempat kegiatan usaha
dilakukan untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
 Fungsi NPWP
1. Sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak
2. Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi pajak

 Persayaratan NPWP
 Persyaratan Subjektif : persyaratan sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam UU PPh
1984 dan perubahannya
 Persyaratan Objektif : persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan
atau diwajibkan untuk melakukan pemomtongan/pemungutan sesuai dengan ketentuan UU PPh 1984
dan perubahannya
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
 Berdasarkan PER-20/PJ/2013, yang wajib mendaftarkan diri sebagai berikut:
1. WPOP, termasuk wanita kawin yang tidak melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas dan memperoleh
penghasilan di atas PTKP, yang dikenai pajak secara terpisah
2. WPOP, termasuk wanita kawin yang melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas, yang dikenai pajak secara
terpisah
3. WP Badan yang memiliki kewajiban perpajakan sebagai pembayar pajak, pemotong dan/atau pemungut pajak
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk BUT dan kontraktor dan/atau
operator di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi
4. Wajib pajak badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan sebagai pemotongan dan/atau pemungut pajak
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk kerja sama operasi (joint
venture)
5. Bendahara yang ditunjuk sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
 Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
• Wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal wajib pajak
• Dan juga mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha Wajib Pajak
 Wajib Pajak Lainnya
• Selain yang disebutkan diatas wajib pajak orang pribadi dapat memilih untuk mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
 Warisan yang Belum Terbagi
• Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak dalam kedudukannya sebagai subjek pajak
menggunakan NPWP dari orang pribadi yang meninggalkan warisan tersebut dan diwakili oleh:
• Salah seorang ahli waris
• Pelaksana wasiat
• Pihak yang mengurus harta peninggalan
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Batas Waktu Pendaftaran NPWP
 WPOP yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas  paling
lama akhir bulan berikutnya setelah Wajib Pajak memperoleh penghasilan pada suatu
bulan yang disetahunkan tidak melebihi PTKP
 WPOP yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas  paling lambat 1
(satu) bulan setelah saat usaha, atau nyata-nyata dimulainya pekerjaan bebas
 Wajib pajak badan  paling lambat 1 (satu) bulan setelah saat pendiriaan
 Bendahara yang ditunjuk sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak  paling
lammbat sebelum melakukan pemotongan dan/atau pemungutan pajak
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
 Tempat Pendaftaran NPWP
 Bagi WPOP  Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan Wajib Pajak
 Bagi WP Badan  tempat kedudukan/kegiatan usaha Wajib Pajak

 Penerbitan NPWP Secara Jabatan


 DJP dapat menerbitkan NPWP secara jabatan apabila WP yang memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP
 Kewajiban perpajakan bagi WP tersebut dimulai sejak saat WP memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, paling lama 5 tahun
sebelum diterbitkannya NPWP
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
 E – Registration
Langkah-langkah pendaftaran NPWP melalui internet (electronic registration)
1. Cari situs Direktorat Jenderal Pajak  www.pajak.go.id
2. Pilih menu e-reg (electronic registration)
3. Buat account baru dan isilah kolom sesuai dengan yang diminta
4. Kemudian masuk ke menu “Formulir Registrasi Wajib Pajak Orang Pribadi” lalu isi sesuai dengan Kartu Tanda penduduk
(KTP)
5. Setelah itu anda akan memperoleh Surat Keterangan Terdaftar (SKT) sementara yang berlaku selama 30 (tiga puluh) hari
sejak pendaftaran dilakukan. Cetak SKT sementara beserta Formulir Registrasi WPOP sebagai bukti sudah terdaftar sebagai
WP
6. Tanda tangani formulir registrasi kemudian kirimkan/sampaikan langsung bersama SKT sementara serta persyaratan lainnya
ke KPP seperti tertera pada SKT sementara tadi
7. Menerima kartu NPWP dan SKT asli
Format NPWP
NPWP terdiri dari 15 digit, sebagai berikut:
•2 digit awal merupakan identitas wajib pajak
Kode Wajib Pajak

01 - 03 Wajib Pajak Badan


04, 06 Wajib Pajak Pengusaha

05 Wajib Pajak Pegawai


07,08,09 Wajib Pajak Orang Pribadi
• 6 digit berikutnya merupakan nomor urut pendaftaran dari DJP ke KPP
Contoh : 234.567
• 1 digit berikutnya merupakan kode keamanan (check digit) dari KPP untuk menghindari kesalahan nomor
NPWP
Contoh : 8
• 3 digit selanjutnya merupakan kode KPP tempat WP terdaftar
Contoh : 411
• 3 digit terakhir adalah kode status Wajib Pajak
• 000  individu atau kantor pusat
• 001,002…dst  kantor cabang ke-1, kantor cabang ke-2,…dst
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Sanksi
setiap orang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak NPWP, sehinggak menimbulkan kerugian
pada pendapatan Negara
 Pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun
 Denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
PENGUSAHA KENA PAJAK
PENGUSAHA KENA PAJAK
 Pengukuhan PKP secara online
Berdasarkan peraturan No.20/PJ/2013 Pasal 16
1. Permohonan pengukuhan oleh Wajib Pajak melalui e-Registration
2. Menyampaikan Formulir Pengukuhan PKP melalui aplikasi e-Registration dilampiri dokumen yang disyaratkan KPP yang
wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha wajib pajak, yang dapat
dilakukan dengan cara mengunggah (upload) salinan digital (softcopy) dokumen atau
3. Mengirimkan lampiran dokumen dengan menggunakan Surat Pengiriman Dokumen yang telah ditandatangani
4. Apabila dalam jangka waktu 14 hari kerja setelah penyampaian permohonan pengukuhan secara elektronik, dokumen yang
disyaratkan belum diterima maka permohonan tersebut dianggap tidak diajukan
5. Apabila dokumen yang disyaratkan diterima secara lengkap, KPP menerbitkan Bukti Penerimaan Surat secara elektronik
6. Terhadap permohonan pengukuhan PKP yang telah diberikan BPS, KPP atau KP2KP harus memberikan keputusan dalam
jangka waktu 5(lima) hari kerja setelah BPS diterbitkan
Sanksi
Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP
atau menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak Pengukuhan PKP, sehingga dapat
menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara
• Dipidana  paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun
• Denda  paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Menurut Undang-undang KUP No.28 Tahun 2007
Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau
bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
SPT Jenis SPT
Masa • SPT Masa PPh Pasal 21/26
• SPT Masa PPh Pasal 22
• SPT Masa PPh Pasal 23/26
• SPT Masa PPh Pasal 4(2)
• SPT Masa PPh Pasal 15
• SPT Masa PPN dan PPnBM
• SPT Masa PPN dan PPnBM Pemungut
Tahunan • SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan (1771 Rupiah)
• SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan (1771 US) bagi yang diizinkan
menyelenggarakan pembukuan dalam Bahasa Inggris dan mata uang dollar Amerika
serikat
• SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi (1770)
• SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi (1770S)
• SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi (1770SS)
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Berdasarkan UU KUP No.28 Tahun 2007 Pasal 3
 Setiap wajib pajak WAJIB mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas,
dalam Bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan mata uang
Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke Kantor Direktorat Jenderal Pajak
tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh DJP
 Benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
 Lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek pajak dan unsur-unsur lain
yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
 Jelas adalah melaporkan asal usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus
dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk


menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata
uang selain Rupiah, WAJIB menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam
Bahasa Indonesia dengan menggunakan satuan mata uang selain Rupiah yang
diizinkan, yang pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan
KPP/KP2KP

Langsung Pojok Pajak

Tempat Lain Drop Box

Media Kantor POS Mobil Pajak


Penyampaian Dengan bukti pengiriman
SPT Tahunan surat ke KPP tempat WP
Perusahaan terdaftar
Ekspedisi/Kurir

Melalui website DJP (www.pajak.go.id)


E-Filing
khusus formulir 1770S & 1770SS
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Batas Waktu Penyampaian SPT
 SPT Masa  paling lama 20 hari setelah akhir Masa Pajak
 SPT Tahunan WPOP  paling lama 3 bulan setelah akhir Tahun Pajak
 SPT Tahunan Badan  paling lama 4 bulan setelah akhir Tahun Pajak

 Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPH paling lama 2
bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada
DJP yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan PMK
 Apabila sampai dengan batas perpanjangan ini SPT belum disampaikan, maka dapat diterbitkan
Surat Teguran
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
SPT dianggap tidak disampaikan :
1. Surat Pemberitahuan tidak ditanda tangani
2. Surat Pemberitahuan tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen
yang ditetapkan
3. Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 tahun
sesudah berakhir Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib
Pajak telah ditegur secara tertulis
4. Surat Pemberitahuan disampaikan setelah DJP melakukan pemeriksaan atau
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Bukti Bukti yang Dilampirkan pada SPT
 Wajib Pajak yang mengadakan Pembukuan
 Laporan keuangan (Neraca dan Laporan rugi Laba)
 Keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak
 SPT Masa PPN
 Jumlah dasar pengenaan pajak
 Jumlah pajak keluaran
 Jumlah pajak masukan yang dapat dikreditkan
 Jumlah kekurangan dan kelebihan pajak
 Wajib Pajak yang menggunakan Norma Perhitungan
 Perhitungan jumlah peredaran yang terjadi dalam tahun pajak yang bersangkutan
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Berdasarkan PER-02/PJ/2019, Pasal 12(5), SPT Tidak Lengkap jika:
1. Terdapat elemen SPT induk yang diisi tidak lengkap
2. Lampiran “Daftar Pemotongan/Pemungutan yang dipotong pihak lain atau ditanggung Negara,
Daftar Harta dan kewajiban akhir tahun dan Daftar Susunan anggota Keluarga” dalam SPT
Tahunan Orang Pribadi dilampirkan tetapi diisi tidak lengkap
3. Lampiran “Daftar Pemegang Saham/Pemilik Modal dan Daftar Susunan Pengurus dan
Komisaris” dalam SPT Tahunan Badan dilampirkan tetapi diisi tidak lengkap
4. Lampiran Khusus dalam SPT Tahunan Badan dilampirkan tetapi diisi tidak lengkap
5. SPT yang ditandatangani oleh Kuasa Wajib Pajak tetapi tidak dilampirkan Surat Kuasa Khusus
dan dokumen yang harus dilampirkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
6. SPT Tahunan Orang Pribadi yang ditandatangani oleh ahli waris tetapi tidak
dilampirkan dengan Surat Keterangan Kematian dari instansi yang berwenang
7. SPT dengan status Kurang Bayar tetapi tidak dilampirkan Surat Setoran Pajak
(SSP) atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP
8. Keterangan dan/atau dokumen yang dipersyaratkan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini belum sepenuhnya dilampirkan pada penyampaian SPT Tahunan atau
SPT Masa
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT
 Terlambat, Sanksi Administrasi berupa denda :
a. SPT Masa PPN  Rp.500.000
b. SPT Masa Lainnya  Rp.100.000
c. SPT Tahunan PPh WP Badan  Rp.1.000.000
d. SPT Tahunan PPh WPOP  Rp.100.000
 Tidak Menyampaikan
 Kealpaan denda paling sedikit 1 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, paling banyak 2 kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. Atau dipidana kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1 tahun
 Kesengajaan  pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun. Serta denda paling sedikit 2 ali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar, dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Pembetulan SPT
Berdasarkan UU No.28 Tahun 2007 Tentang KUP, Pasal 8
Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang
telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis dengan syarat DJP
belum melakukan tindakan pemeriksaan
Apabila pembetulan Surat Pemberitahuan menyatakan rugi atau lebih bayar,
pembetulan Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lama 2 tahun sebelum
daluwarsa penetapan. Daluwarsa penetapan adalah jangka waktu 5 tahun setelah saat
terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Dalam hal wajib pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan atas jumlah pajak yang kurang
bayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan berakhir
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung 1 bulan penuh
Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan
penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud dalam pasal 38, apabila wajib pajak dengan kemauan sendiri
mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan
kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi
administrasi berupa denda sebesar 150% dari jumlah pajak yang kurang bayar
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
 E Filling adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan PPh secara elektronik yang dilakukan
secara online dan real time melalui internet pada website DJP Online
(https://djponline.pajak.go.id) atau website penyalur SPT Elektronik
 Website penyalur SPT Elektronik :
 www.pajakku.com
 www.laporpajak.com
 www.spt.co.id
 www.online-pajak.com
 E-FIN adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh DJP kepada Wajib Pajak yang
melakukan transaksi elektronik dengan DJP
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
3 Langkah Mudah E Filing :
1. Mengajukan permohonan aktivasi EFIN ke KPP atau KP2KP
2. Setelah memperoleh nomor EFIN, anda dapat mendaftarkan diri pada Layanan
Online Pajak pada website DJP Online atau website penyedia layanan SPT
Elektronik
3. Setelah memiliki akun DJP Online/ akun penyedia layanan SPT elektronik, anda
sudah dapat menyampaikan SPT anda melalui menu e-filling
Tata Cara Penyampaian SPT elektronik diatur dalam SE-03/PJ/2019
SURAT SETORAN PAJAK
Surat Setoran Pajak (SSP)
Berdasarkan UU No.28 Tahun 2007 Tentang KUP Pasal 1:
 SSP adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas Negara melalui
tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri keuangan
Fungsi SSP
 SSP berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat
kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi
SURAT SETORAN PAJAK
SSP dibuat dalam rangkap 4 (empat):
 Lembar ke-1 : untuk arsip Wajib Pajak
 Lembar ke-2 : untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
 Lembar ke-3 : untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke KPP
 Lembar ke-4 : untuk arsip Kantor Penerima Pembayaran
Jika diperlukan, SSP dapat dibuat dalam rangkap 5 dengan peruntukan lembar ke-5 untuk
arsip Wajib Pungut atau Pihak lain sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku
SURAT SETORAN PAJAK
Pengisian Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran dalam formulir SSP
dilakukan berdasarkan table Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan DJP
Satu Formulir SSP hanya dapat digunakan untuk pembayaran satu jenis pajak
dan untuk satu Masa Pajak atau satu Tahun Pajak/Surat Ketetapan
Pajak/Surat Tagihan Pajak dengan menggunakan satu kode Akun Pajak dan
satu kode Jenis Setoran kecuali Wajib Pajak dengan kriteria Khusus
SURAT SETORAN PAJAK
Pembayaran pajak dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Membayar sendiri pajak yang terutang : PPh 25 dan PPh 29
2. Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain : PPh Pasal 4(2), PPh Pasal 15,
PPh Pasal 21,22,23 dan PPh Pasal 26
3. Melalui pembayaran pajak di luar negeri : PPh Pasal 24
4. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk pemerintah
5. Pembayaran pajak lainnya melalui ATM, benda materai berupa materai temple atau
kertas bermaterai, atau menggunakan mesin teraan : PBB, BPHTB dan Bea Materai
SURAT SETORAN PAJAK
Melakukan pembayaran kode billing, caranya:
1. Melalui Teller Bank dan Kantor POS
2. Melalui ATM
3. Melalui Mini ATM yang terdapat di seluruh KPP dan KP2KP (untuk saat ini sudah dapat
dilayani untuk nasabah Bank BRI, BNI, dan Mandiri)
4. Internet Banking
5. Mobile Banking (untuk saat ini sudah dapat dilayani untuk nasabah Bank BPD Bali)
6. Melalui Agen Branchless Banking (untuk saat ini sudah dapat dilayani melalui BRILink)
NO Jenis SPT Batas Waktu Pembayaran Batas Waktu Pelaporan
1 PPh Pasal 21/26 Tanggal 10 bulan berikutnya 20 hari setelah akhir masa pajak
2 PPh Pasal 23/26 Tanggal 10 bulan berikutnya 20 hari setelah akhir masa pajak
3 PPh Pasal 25 Tanggal 15 bulan berikutnya 20 hari setelah akhir masa pajak
4 PPh Pasal 22, PPN, 1 hari setelah dipungut 7 hari setelah pembayaran
dan PPnBM oleh Bea
Cukai
5 PPh Pasal 22 – Pada hari yang sama saat Tanggal 14 bulan berikutnya
bendaharawan penyerahan barang
pemerintah
6 PPh Pasal 22 - Sebelum delivery order dibayar Paling lambat tanggal 20 setelah masa
Pertamina pajak berakhir
7 PPh Pasal 22 – Tanggal 10 bulan berikutnya 20 hari setelah masa pajak
Pemungut Tertentu
NO Jenis SPT Batas Waktu Pembayaran Batas Waktu Pelaporan
8 PPh Pasal 4(2) Tanggal 10 bulan berikutnya 20 hari setelah masa pajak
9 PPN dan PPnBM - Akhir bulan berikutnya sebelum Akhir masa pajak berikutnya
PKP penyampaian SPT
10 PPN dan PPnBM - Tanggal 17 bulan berikutnya 20 hari setelah akhir masa pajak
Bendaharawan
11 PPN dan PPnBM – Tanggal 15 bulan berikutnya 20 hari setelah akhir masa pajak
Pemungut non-
Bendaharawan
12 • PPh WPOP • Tanggal 25 bulan ketiga • Paling lambat 3 bulan setelah akhir
setelah berakhirnya tahun atau tahun pajak atau bagian tahun pajak
bagian tahun pajak • Paling lambat 4 bulan setelah akhir
• PPh WP Badan • Tanggal 25 bulan keempat tahun pajak atau bagian tahun pajak
setelah berakhirnya tahun atau
bagian tahun pajak
Uraian Dasar Sanksi Pokok Pajak Mulai Penghitungan
Hukum Bunga Denda

Terlambat setor SPT Masa 9 (2a) 2% × Jumlah pajak yang Tanggal jatuh tempo
Pokok terlambat disetor pembayaran
Pajak ×
Terlambat setor SPT Tahunan 9 (2b) Bulan Jumlah pajak yang Batas akhir penyampaian
terlambat disetor SPT

PPh tahun berjalan tidak atau 14 (3) Jumlah Sejak terutang pajak,
kurang dibayar kekurangan pajak berakhirnya masa pajak,
*)Dari hasil penelitian terdapat yang terutang bagian tahun pajak atau
pajak yang kurang dibayar karena tahun pajak
salah tulis/salah hitung
Kekurangan pembayaran karena 19(3) Jumlah Berakhirnya batas waktu
perpanjangan penyampaian SPT kekurangan pajak penyampaian SPT
Tahunan yang terutang Tahunan
Uraian Dasar Sanksi Pokok Pajak Mulai Penghitungan
Hukum Bunga Denda

Kekurangan pembayaran karena 8(2a) 2% × Jumlah pajak yang Sejak jatuh tempo
melakukan Pembetulan SPT Masa Pokok kurang dibayar pembayaran
Pajak ×
Kekurangan pembayaran karena 8(2) Bulan Jumlah pajak yang Sejak saat penyampaian
melakukan pembetulan SPT kurang dibayar SPT berakhir
Tahunan
STP Bunga Penagihan karena 19(1) Jumlah pajak yang Tanggal jatuh tempo
terlambat atau belum setor atas tidak/kurang pembayaran
STP, SKP dan Skep dibayar

Mengangsur atau menunda 19(2) Pajak yang Tanggal jatuh tempo


diangsur/ditunda pembayaran

Anda mungkin juga menyukai