PERPAJAKAN 1
OLEH Riri rumaizha se m.ak
Politeknik lp3i bandung
2020
GAMBARAN UMUM
Konsep Dasar Penetapan dan
Perpajakan Ketetapan Pajak
NPWP dan UU
KUP Penagihan Pajak
Pengukuhan PKP
Pembukuan dan
Administrasi Pajak Pencatatan
Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, BUMN atau BUMD dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pension,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan BUT
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Berdasarkan UU No.28 Tahun 2007 Tentang KUP Pasal 1
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam
administrtasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya
Persayaratan NPWP
Persyaratan Subjektif : persyaratan sesuai dengan ketentuan mengenai subjek pajak dalam UU PPh
1984 dan perubahannya
Persyaratan Objektif : persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan
atau diwajibkan untuk melakukan pemomtongan/pemungutan sesuai dengan ketentuan UU PPh 1984
dan perubahannya
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Berdasarkan PER-20/PJ/2013, yang wajib mendaftarkan diri sebagai berikut:
1. WPOP, termasuk wanita kawin yang tidak melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas dan memperoleh
penghasilan di atas PTKP, yang dikenai pajak secara terpisah
2. WPOP, termasuk wanita kawin yang melaksanakan usaha atau pekerjaan bebas, yang dikenai pajak secara
terpisah
3. WP Badan yang memiliki kewajiban perpajakan sebagai pembayar pajak, pemotong dan/atau pemungut pajak
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk BUT dan kontraktor dan/atau
operator di bidang usaha hulu minyak dan gas bumi
4. Wajib pajak badan yang hanya memiliki kewajiban perpajakan sebagai pemotongan dan/atau pemungut pajak
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, termasuk bentuk kerja sama operasi (joint
venture)
5. Bendahara yang ditunjuk sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu
• Wajib mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal wajib pajak
• Dan juga mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha Wajib Pajak
Wajib Pajak Lainnya
• Selain yang disebutkan diatas wajib pajak orang pribadi dapat memilih untuk mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP
Warisan yang Belum Terbagi
• Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak dalam kedudukannya sebagai subjek pajak
menggunakan NPWP dari orang pribadi yang meninggalkan warisan tersebut dan diwakili oleh:
• Salah seorang ahli waris
• Pelaksana wasiat
• Pihak yang mengurus harta peninggalan
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Batas Waktu Pendaftaran NPWP
WPOP yang tidak menjalankan usaha atau tidak melakukan pekerjaan bebas paling
lama akhir bulan berikutnya setelah Wajib Pajak memperoleh penghasilan pada suatu
bulan yang disetahunkan tidak melebihi PTKP
WPOP yang menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas paling lambat 1
(satu) bulan setelah saat usaha, atau nyata-nyata dimulainya pekerjaan bebas
Wajib pajak badan paling lambat 1 (satu) bulan setelah saat pendiriaan
Bendahara yang ditunjuk sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak paling
lammbat sebelum melakukan pemotongan dan/atau pemungutan pajak
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
Tempat Pendaftaran NPWP
Bagi WPOP Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan Wajib Pajak
Bagi WP Badan tempat kedudukan/kegiatan usaha Wajib Pajak
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPH paling lama 2
bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain kepada
DJP yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan PMK
Apabila sampai dengan batas perpanjangan ini SPT belum disampaikan, maka dapat diterbitkan
Surat Teguran
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
SPT dianggap tidak disampaikan :
1. Surat Pemberitahuan tidak ditanda tangani
2. Surat Pemberitahuan tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen
yang ditetapkan
3. Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 tahun
sesudah berakhir Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib
Pajak telah ditegur secara tertulis
4. Surat Pemberitahuan disampaikan setelah DJP melakukan pemeriksaan atau
menerbitkan Surat Ketetapan Pajak
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Bukti Bukti yang Dilampirkan pada SPT
Wajib Pajak yang mengadakan Pembukuan
Laporan keuangan (Neraca dan Laporan rugi Laba)
Keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya penghasilan kena pajak
SPT Masa PPN
Jumlah dasar pengenaan pajak
Jumlah pajak keluaran
Jumlah pajak masukan yang dapat dikreditkan
Jumlah kekurangan dan kelebihan pajak
Wajib Pajak yang menggunakan Norma Perhitungan
Perhitungan jumlah peredaran yang terjadi dalam tahun pajak yang bersangkutan
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Berdasarkan PER-02/PJ/2019, Pasal 12(5), SPT Tidak Lengkap jika:
1. Terdapat elemen SPT induk yang diisi tidak lengkap
2. Lampiran “Daftar Pemotongan/Pemungutan yang dipotong pihak lain atau ditanggung Negara,
Daftar Harta dan kewajiban akhir tahun dan Daftar Susunan anggota Keluarga” dalam SPT
Tahunan Orang Pribadi dilampirkan tetapi diisi tidak lengkap
3. Lampiran “Daftar Pemegang Saham/Pemilik Modal dan Daftar Susunan Pengurus dan
Komisaris” dalam SPT Tahunan Badan dilampirkan tetapi diisi tidak lengkap
4. Lampiran Khusus dalam SPT Tahunan Badan dilampirkan tetapi diisi tidak lengkap
5. SPT yang ditandatangani oleh Kuasa Wajib Pajak tetapi tidak dilampirkan Surat Kuasa Khusus
dan dokumen yang harus dilampirkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
perpajakan
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
6. SPT Tahunan Orang Pribadi yang ditandatangani oleh ahli waris tetapi tidak
dilampirkan dengan Surat Keterangan Kematian dari instansi yang berwenang
7. SPT dengan status Kurang Bayar tetapi tidak dilampirkan Surat Setoran Pajak
(SSP) atau sarana administrasi lain yang disamakan dengan SSP
8. Keterangan dan/atau dokumen yang dipersyaratkan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Direktur
Jenderal ini belum sepenuhnya dilampirkan pada penyampaian SPT Tahunan atau
SPT Masa
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Sanksi Terlambat atau Tidak Menyampaikan SPT
Terlambat, Sanksi Administrasi berupa denda :
a. SPT Masa PPN Rp.500.000
b. SPT Masa Lainnya Rp.100.000
c. SPT Tahunan PPh WP Badan Rp.1.000.000
d. SPT Tahunan PPh WPOP Rp.100.000
Tidak Menyampaikan
Kealpaan denda paling sedikit 1 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar, paling banyak 2 kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. Atau dipidana kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1 tahun
Kesengajaan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun. Serta denda paling sedikit 2 ali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar, dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Pembetulan SPT
Berdasarkan UU No.28 Tahun 2007 Tentang KUP, Pasal 8
Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan yang
telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis dengan syarat DJP
belum melakukan tindakan pemeriksaan
Apabila pembetulan Surat Pemberitahuan menyatakan rugi atau lebih bayar,
pembetulan Surat Pemberitahuan harus disampaikan paling lama 2 tahun sebelum
daluwarsa penetapan. Daluwarsa penetapan adalah jangka waktu 5 tahun setelah saat
terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak, atau tahun pajak
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
Dalam hal wajib pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan yang
mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan atas jumlah pajak yang kurang
bayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan berakhir
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung 1 bulan penuh
Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan tindakan
penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud dalam pasal 38, apabila wajib pajak dengan kemauan sendiri
mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut dengan disertai pelunasan
kekurangan pembayaran jumlah pajak yang sebenarnya terutang beserta sanksi
administrasi berupa denda sebesar 150% dari jumlah pajak yang kurang bayar
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
E Filling adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan PPh secara elektronik yang dilakukan
secara online dan real time melalui internet pada website DJP Online
(https://djponline.pajak.go.id) atau website penyalur SPT Elektronik
Website penyalur SPT Elektronik :
www.pajakku.com
www.laporpajak.com
www.spt.co.id
www.online-pajak.com
E-FIN adalah nomor identitas yang diterbitkan oleh DJP kepada Wajib Pajak yang
melakukan transaksi elektronik dengan DJP
SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)
3 Langkah Mudah E Filing :
1. Mengajukan permohonan aktivasi EFIN ke KPP atau KP2KP
2. Setelah memperoleh nomor EFIN, anda dapat mendaftarkan diri pada Layanan
Online Pajak pada website DJP Online atau website penyedia layanan SPT
Elektronik
3. Setelah memiliki akun DJP Online/ akun penyedia layanan SPT elektronik, anda
sudah dapat menyampaikan SPT anda melalui menu e-filling
Tata Cara Penyampaian SPT elektronik diatur dalam SE-03/PJ/2019
SURAT SETORAN PAJAK
Surat Setoran Pajak (SSP)
Berdasarkan UU No.28 Tahun 2007 Tentang KUP Pasal 1:
SSP adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas Negara melalui
tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri keuangan
Fungsi SSP
SSP berfungsi sebagai bukti pembayaran pajak apabila telah disahkan oleh pejabat
kantor penerima pembayaran yang berwenang atau apabila telah mendapatkan validasi
SURAT SETORAN PAJAK
SSP dibuat dalam rangkap 4 (empat):
Lembar ke-1 : untuk arsip Wajib Pajak
Lembar ke-2 : untuk Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Lembar ke-3 : untuk dilaporkan oleh Wajib Pajak ke KPP
Lembar ke-4 : untuk arsip Kantor Penerima Pembayaran
Jika diperlukan, SSP dapat dibuat dalam rangkap 5 dengan peruntukan lembar ke-5 untuk
arsip Wajib Pungut atau Pihak lain sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku
SURAT SETORAN PAJAK
Pengisian Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran dalam formulir SSP
dilakukan berdasarkan table Akun Pajak dan Kode Jenis Setoran sebagaimana
ditetapkan dalam Peraturan DJP
Satu Formulir SSP hanya dapat digunakan untuk pembayaran satu jenis pajak
dan untuk satu Masa Pajak atau satu Tahun Pajak/Surat Ketetapan
Pajak/Surat Tagihan Pajak dengan menggunakan satu kode Akun Pajak dan
satu kode Jenis Setoran kecuali Wajib Pajak dengan kriteria Khusus
SURAT SETORAN PAJAK
Pembayaran pajak dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Membayar sendiri pajak yang terutang : PPh 25 dan PPh 29
2. Melalui pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain : PPh Pasal 4(2), PPh Pasal 15,
PPh Pasal 21,22,23 dan PPh Pasal 26
3. Melalui pembayaran pajak di luar negeri : PPh Pasal 24
4. Pemungutan PPN oleh pihak penjual atau oleh pihak yang ditunjuk pemerintah
5. Pembayaran pajak lainnya melalui ATM, benda materai berupa materai temple atau
kertas bermaterai, atau menggunakan mesin teraan : PBB, BPHTB dan Bea Materai
SURAT SETORAN PAJAK
Melakukan pembayaran kode billing, caranya:
1. Melalui Teller Bank dan Kantor POS
2. Melalui ATM
3. Melalui Mini ATM yang terdapat di seluruh KPP dan KP2KP (untuk saat ini sudah dapat
dilayani untuk nasabah Bank BRI, BNI, dan Mandiri)
4. Internet Banking
5. Mobile Banking (untuk saat ini sudah dapat dilayani untuk nasabah Bank BPD Bali)
6. Melalui Agen Branchless Banking (untuk saat ini sudah dapat dilayani melalui BRILink)
NO Jenis SPT Batas Waktu Pembayaran Batas Waktu Pelaporan
1 PPh Pasal 21/26 Tanggal 10 bulan berikutnya 20 hari setelah akhir masa pajak
2 PPh Pasal 23/26 Tanggal 10 bulan berikutnya 20 hari setelah akhir masa pajak
3 PPh Pasal 25 Tanggal 15 bulan berikutnya 20 hari setelah akhir masa pajak
4 PPh Pasal 22, PPN, 1 hari setelah dipungut 7 hari setelah pembayaran
dan PPnBM oleh Bea
Cukai
5 PPh Pasal 22 – Pada hari yang sama saat Tanggal 14 bulan berikutnya
bendaharawan penyerahan barang
pemerintah
6 PPh Pasal 22 - Sebelum delivery order dibayar Paling lambat tanggal 20 setelah masa
Pertamina pajak berakhir
7 PPh Pasal 22 – Tanggal 10 bulan berikutnya 20 hari setelah masa pajak
Pemungut Tertentu
NO Jenis SPT Batas Waktu Pembayaran Batas Waktu Pelaporan
8 PPh Pasal 4(2) Tanggal 10 bulan berikutnya 20 hari setelah masa pajak
9 PPN dan PPnBM - Akhir bulan berikutnya sebelum Akhir masa pajak berikutnya
PKP penyampaian SPT
10 PPN dan PPnBM - Tanggal 17 bulan berikutnya 20 hari setelah akhir masa pajak
Bendaharawan
11 PPN dan PPnBM – Tanggal 15 bulan berikutnya 20 hari setelah akhir masa pajak
Pemungut non-
Bendaharawan
12 • PPh WPOP • Tanggal 25 bulan ketiga • Paling lambat 3 bulan setelah akhir
setelah berakhirnya tahun atau tahun pajak atau bagian tahun pajak
bagian tahun pajak • Paling lambat 4 bulan setelah akhir
• PPh WP Badan • Tanggal 25 bulan keempat tahun pajak atau bagian tahun pajak
setelah berakhirnya tahun atau
bagian tahun pajak
Uraian Dasar Sanksi Pokok Pajak Mulai Penghitungan
Hukum Bunga Denda
Terlambat setor SPT Masa 9 (2a) 2% × Jumlah pajak yang Tanggal jatuh tempo
Pokok terlambat disetor pembayaran
Pajak ×
Terlambat setor SPT Tahunan 9 (2b) Bulan Jumlah pajak yang Batas akhir penyampaian
terlambat disetor SPT
PPh tahun berjalan tidak atau 14 (3) Jumlah Sejak terutang pajak,
kurang dibayar kekurangan pajak berakhirnya masa pajak,
*)Dari hasil penelitian terdapat yang terutang bagian tahun pajak atau
pajak yang kurang dibayar karena tahun pajak
salah tulis/salah hitung
Kekurangan pembayaran karena 19(3) Jumlah Berakhirnya batas waktu
perpanjangan penyampaian SPT kekurangan pajak penyampaian SPT
Tahunan yang terutang Tahunan
Uraian Dasar Sanksi Pokok Pajak Mulai Penghitungan
Hukum Bunga Denda
Kekurangan pembayaran karena 8(2a) 2% × Jumlah pajak yang Sejak jatuh tempo
melakukan Pembetulan SPT Masa Pokok kurang dibayar pembayaran
Pajak ×
Kekurangan pembayaran karena 8(2) Bulan Jumlah pajak yang Sejak saat penyampaian
melakukan pembetulan SPT kurang dibayar SPT berakhir
Tahunan
STP Bunga Penagihan karena 19(1) Jumlah pajak yang Tanggal jatuh tempo
terlambat atau belum setor atas tidak/kurang pembayaran
STP, SKP dan Skep dibayar