Anda di halaman 1dari 32

Rekonsiliasi Fiskal

Oleh Riri Rumaizha M.Ak


Politeknik LP3I Bandung
2019
PERSEDIAAN
• Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki untuk dijual
kembali atau diproses lebih lanjut menjadi barang jadi yang
(pada akhirnya) akan dijual untuk memperoleh penghasilan
• persediaan dalam perusahaan, sebagai berikut:
• Perusahaan dagang  persediaan barang dagang
• Perusahaan industri  persediaan bahan baku, persediaan bahan
pembantu, persediaan dalam proses, dan persediaan barang jadi
• Ketentuan UU no.36 tahun 2008 Pasal 10 ayat (6), bahwa
persediaan hanya boleh dinilai dengan menggunakan harga
perolehan.
PERSEDIAAN
• Harga perolehan termasuk segala biaya yang terjadi agar
persediaan tersebut siap untuk dijual, misalnya biaya
pengangkutan, biaya asuransi, bea masuk, dan lain sebagainya
• Khusus untuk perusahaan industri, harga perolehan termasuk
biaya upah tenaga kerja langsung dan biaya overhead
• Penilaian pemakaian persediaan untuk perhitungan harga
pokok hanya dengan metode :
• Weighted Average
• First In First Out (FIFO)
PERSEDIAAN
• Contoh Data Persediaan berikut:

Tanggal Uraian Total


(Rupiah)
1 Jan 2015 Saldo 200 unit @Rp.1.000 200.000

12 Jan 2015 Beli 400 unit @Rp.1.200 480.000

26 Jan 2015 Beli 300 unit @Rp.1.100 330.000

30 Jan 2015 Beli 100 unit @Rp.1.200 120.000

Total 1.000 unit 1.130.000

31 Jan 2015 Persediaan 300 unit


PERSEDIAAN
• Nilai persediaan berdasarkan pencatatan periodik
• FIFO Tanggal Uraian Total (Rupiah)
30 Jan 2015 100 unit @Rp.1.200 120.000
26 Jan 2015 200 unit @Rp.1.100 220.000
300 unit 340.000

COGS : (1.130.000 – 340.000) 790.000

Uraian Total (Rupiah)


• Weighted Average
Cost Rp.1.130.000 / 1.000 unit 1.130
Saldo Akhir 300 unit 339.000
COGS (1.130.000 – 339.000) 791.000
PERSEDIAAN
• Nilai persediaan berdasarkan pencatatan perpetual
• FIFO
Tgl Diterima Dikeluarkan Saldo
Kuantitas Rp/unit Total Kuantita Rp/unit Total Kuantita Rp/unit Total
s s
1 Jan 200 1.000 200.000
12 Jan 400 1.200 480.000 200 1.000 200.000
400 1.200 480.000
16 Jan 200 1.000 200.000 - - -
300 1.200 360.000 100 1.200 120.000
26 Jan 300 1.100 330.000 100 1.200 120.000
300 1.100 330.000
29 Jan 100 1.200 120.000 - - -
100 1.100 110.000 200 1.100 220.000
30 Jan 100 1.200 120.000 200 1.100 220.000
100 1.200 120.000
PERSEDIAAN
• Weighted Average

Tgl Diterima Dikeluarkan Saldo


Kuantitas Rp/unit Total Kuantita Rp/unit Total Kuantita Rp/unit Total
s s
1 Jan 200 1.000 200.000
12 Jan 400 1.200 480.000 600 1.133 680.000
16 Jan 500 1.133 566.667 100 1.133 113.333
26 Jan 300 1.100 330.000 400 1.108 443.333
29 Jan 200 1.108 221.667 200 1.108 221.667
30 Jan 100 1.200 120.000 300 1.139 341.667
PERSEDIAAN
• Latihan Soal :
Tanggal Uraian

1 Mar 2017 Saldo 100 unit @Rp.900

12 Mar 2017 Beli 150 unit @Rp.1.200

26 Mar 2017 Jual 200 unit @Rp.2.000

29 Mar 2017 Beli 300 unit @Rp.1.300

31 Mar 2017 Jual 180 unit @Rp.2.200

• Hitunglah Harga Pokok Penjualan dengan menggunakan metode :


• FIFO
• Weighted Average
KOREKSI FISKAL
• Koreksi Fiskal

Jenis Koreksi Lap.Komersial VS Lap.Fiskal


Fiskal
Koreksi Positif Penghasilan < Penghasilan
Biaya > Biaya
Koreksi Negatif Penghasilan > Penghasilan
Biaya < Biaya

• Koreksi fiskal terdiri dari koreksi positif dan koreksi negatif


• Koreksi positif akan mengakibatkan penghasilan kena pajak meningkat
• Koreksi negatif menghasilkan penghasilan kena pajak menurun
KOREKSI FISKAL
• Koreksi fiskal untuk penghasilan
• Penghasilan yang telah dikenakan PPh Final (Pasal 4 ayat 2 UU no.36
tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan) dikoreksi negatif
• Penghasilan yang bukan merupakan objek pajak PPh (Pasal 4 ayat 3 UU
no.36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan) dikoreksi negatif
• Koreksi fiskal untuk biaya
• Pengeluaran wajib pajak yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
sepanjang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan
• Didukung dengan bukti yang valid dan reliable
• Jumlahnya wajar (jika tidak ada transaksi hubungan istimewa)
KOREKSI FISKAL
• Contoh :
• PT ABC memiliki peredaran bruto selama tahun 2017, dan telah menghitung
penghasilan kena pajak secara komersial. Setelah diperiksa oleh divisi Pajak,
terdapat koreksi sebagai berikut:
• Peredaran bruto dari penghasilan yang dikenakan PPh final Rp.
1.200.000.000
• Peredaran bruto dari penghasilan bukan objek pajak Rp.300.000.000
• Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan usaha
yg dikenakan PPh final Rp.250.000.000
• Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan usaha
yang bukan objek pajak Rp.200.000.000
• Peredaran dari luar usaha yang dikenakan PPh final Rp.60.000.000
• Biaya untuk mendapatka, menagih dan memelihara penghasilan dari luar
usaha yang dikenakan PPh final Rp.20.000.000
PT ABC
Rekonsiliasi Fiskal Tahun 2017
Komersial Koreksi Fiskal Fiskal
Peredaran Bruto 4.100.000.000 1.500.000.000 2.600.000.000
Biaya untuk
•mendapatkan,
Contoh :
menagih, dan
memelihara
penghasilan usaha 1.650.000.000 450.000.000 1.200.000.000
Penghasilan Neto 2.450.000.000 1.400.000.000
Usaha
Penghasilan dari luar 127.000.000 60.000.000 67.000.000
usaha
Biaya untuk
mendapatkan,menagih,
dan memelihara
penghasilan dari luar
usaha 50.000.000 20.000.000 30.000.000
Penghasilan neto dari 77.000.000 37.000.000
Luar Usaha
Total Penghasilan 2.527.000.000 1.437.000.000
Neto
KOREKSI FISKAL
• Perhitungan penghasilan kena pajak sebagai berikut :
• Jumlah penghasilan neto menurut lap.fiskal Rp.1.437.000.000
• Kompensasi kerugian tahun lalu Rp. 400.000.000
• Penghasilan Kena Pajak Rp.1.037.000.000

• Perhitungan Pajak Penghasilan Terutang


• 25% × (50% × Rp. 1.037.000.000)= Rp.129.625.000
KOREKSI FISKAL
Contoh Soal :
PT Motherboard meminta bantuan untuk menyusun rekonsiliasi fiskal
berdasarkan data laporan keuangan tahun 2011 dibawah ini (dalam
rupiah) :
• Penjualan 1.250.000.000
• HPP (500.000.000)
• Penghasilan bruto usaha 750.000.000

• Beban Operasional :
• Gaji 55.000.000
• Tunjangan transport karyawan 45.000.000
• Beban makan kantor 6.000.000
KOREKSI FISKAL
• Beban pengobatan ditanggung
Perusahaan 20.000.000
• Beban training karyawan 15.000.000
• Beban seragam satpam 12.000.000
• Beban sanksi administrasi pajak 10.000.000
• Beban pengangkutan 4.500.000
• Beban bunga pinjaman 7.000.000
• Cadangan penghapusan piutang 5.000.000
• Beban jamuan tamu tanpa daftar
Nominatif 10.000.000
• Beban listrik dan telepon kantor 24.000.000
• PBB dan Bea Materai 3.000.000
KOREKSI FISKAL
• Penyusutan aset tetap 40.000.000
• Premi asuransi kebakaran
Pabrik 10.000.000
• Bantuan untuk panitia
HUT RI 5.000.000
Total Beban Operasional 271.500.000
Laba Usaha 478.500.000
Pendapatan Lain-lain :
• Dividen dari PT Jaya (setelah PPh) 85.000.000
(kepemilikan 20%)
• Sewa kendaraan box kepada Maju Jaya 9.850.000
(setelah PPh)
KOREKSI FISKAL
• Keuntungan selisih kurs 5.000.000
• Penerimaan pengembalian PBB yang telah
Dibebankan 5.000.000
• Jasa Giro Bank Midwest (sebelum PPh) 2.000.000
Total Pendapatan Lain-lain 106.850.000
Laba Usaha sebelum Pajak 585.350.000
Keterangan tambahan :
Penyusutan Fiskal menggunakan metode Garis Lurus

Jenis Aset Tahun Beli Harga Beli Nilai Residu (Rp)


(Rp)
Bangunan 6 Juli 2009 400.000.000 50.000.000
Permanen
Kelompok 1 10 Desember 2010 60.000.000 10.000.000
KOREKSI FISKAL
• Soal Latihan :
• PT Joice meminta untuk menyusun rekonsiliasi fiskal untuk
tahun 2010 berdasarkan data di bawah ini (dalam rupiah) :
• Penjualan 1.000.000.000
• HPP 450.000.000
• Beban Operasional
• Gaji (termasuk pemberian sembako
kepada karyawan senilai 5.000.000) 45.000.000
• PPh 21 ditanggung perusahaan 7.500.000
• Beban perjalanan dinas 22.000.000
• Beban pemasaran 9.000.000
• Sewa gedung kantor 10.000.000
KOREKSI FISKAL
• Beban reparasi dan pemeliharaan 3.000.000
• Kerugian cabang Bali 6.000.000
• Beban jamuan tamu dengan daftar
nominatif 10.000.000
• beban listrik dan telepon kantor 24.000.000
(termasuk didalamnya beban listrik
dan telepon direksi sebesar 5.000.000)
• Beban jasa teknik 10.000.000
• Bantuan GNOTA 4.000.000
• Penyusutan aset tetap 33.125.000
• Sumbangan utk karyawati menikah 1.000.000
• Pajak kendaraan bermotor 1.500.000
KOREKSI FISKAL
• Pendapatan lain-lain :
• Dividen dari PT Cahaya (kepemilikan 20%) 40.000.000
• Dividen dari PT Silau (kepemilikan 25%) 15.000.000
• Sewa gedung kpd PT Kemilau (setelah PPh) 27.000.000
• Penghasilan dari penjualan tanah 12.000.000
• Bunga deposito 10.000.000
• Bunga pinjaman dari PT Senar (sebelum dipotong PPh) 5.000.000
• Beban lain-lain :
• Rugi usaha di Malaysia 10.000.000
• Diminta :
• Buatlah rekonsiliasi fiskal untuk tahun 2010
• Berapa besarnya penghasilan neto fiskal (PKP)
KOREKSI FISKAL
• Keterangan tambahan :

Jenis Aset Tahun Beli Harga Beli (Rp)


Bangunan Permanen 19 Agustus 1998 400.000.000
Kelompok 1 20 Januari 2007 25.000.000
Kelompok 2 10 Mei 2009 60.000.000
KREDIT PAJAK
• Kredit Pajak adalah pengurangan PPh terutang yang
merupakan rincian kredit PPh yang dipotong/dipungut pihak
lain tidak termasuk yang bersifat final dan dikenakan pajak
tersendiri serta rincian penghasilan neto luar negeri yang
diterima Wajib Pajak sendiri, isteri dan anak/anak angkat yang
belum dewasa dalam Tahun Pajak yang bersangkutan, kecuali
istri yang telah hidup berpisah atau mengadakan perjanjian
pemisahan harta dan penghasilan, berdasarkan UU PPh Pasal
24, Pasal 28 dan PP No.25 tahun 2001
KREDIT PAJAK
• Kredit Pajak tahun berjalan dapat terdiri atas berikut :
• Kredit Pajak dalam negeri
• WP Orang Pribadi : PPh 21, 22 atau 23
• WP Badan : PPh 22 atau 23
• BUT : PPh 26
• Kredit Pajak luar negeri
• Pajak yang dibayar atau terutang atas penghasilan dari luar negeri
dapat dikreditkan di Indonesia : PPh 24
• Kerugian di luar negeri tidak boleh digabungkan dengan penghasilan
di tahun pajak yang sama
• PPh yang dibayar sendiri
• Pembayaran pajak dilakukan oleh WP sendiri berupa angsuran PPh 25
yang dibayar setiap bulan ataupun fiskal luar negeri
KREDIT PAJAK
• Perhitungan Kredit Pajak :
PPh Terutang XXX
-/- Kredit Pajak (XXX)
PPh Kurang / Lebih XXX
Bayar
• Apabila untuk suatu tahun pajak
• kredit pajak < PPh Terutang  PPh Kurang Bayar (PPh 29)
• Kredit pajak > PPh Terutang  PPh Lebih Bayar (PPh 28A) 
Restitusi/Kompensasi tahun pajak berikutnya
KREDIT PAJAK
• Contoh :
• PT Almanak mempunyai penghasilan neto fiskal 2011 sebesar
Rp.500.000.000
• Tahun lalu PT Almanak menderita kerugian sebesar Rp.150.000.000
• Pajak yang dapat dikreditkan adalah PPh 22 sebesar Rp.9.000.000, PPh
23 sebesar Rp.7.000.000 dan PPh 24 sebesar Rp.5.000.000
• Selama tahun 2011, PT Almanak membayar angsuran PPh 25 sebesar
Rp.10.000.000
• Diminta :
• Hitunglah besar PPh Terutang
• Berapa besarnya total kredit pajak
• Hitunglah besarnya PPh kurang/lebih bayar
KREDIT PAJAK
• Jawab :
• Penghasilan neto fiskal 500.000.000
• Kompensasi kerugian (150.000.000)
• Penghasilan Kena Pajak (PKP) 350.000.000

• PPh Terutang :
50% × 25% × 350.000.000 = 43.750.000

• Kredit Pajak :
• PPh 22 9.000.000
• PPh 23 7.000.000
• PPh 24 5.000.000
• PPh 25 10.000.000
Total 31.000.000
• PPh Kurang bayar (PPh 29) 12.750.000
ANGSURAN PPH 25
• PPh Pasal 25 adalah angsuran pajak penghasilan yang harus
dibayar sendiri oleh Wajib Pajak setiap bulan dalam tahun
pajak berjalan
• Besarnya angsuran pajak PPh 25 digunakan sebagai kredit
pajak terhadap pajak yang terutang atas seluruh penghasilan
Wajib Pajak pada akhir tahun pajak yang dilaporkan dalam
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan
PPh Terutang XXX
-/- Kredit Pajak (XXX)
PPh Kurang / Lebih XXX
Bayar
XXX/12
Angsuran PPh 25
ANGSURAN PPH 25
• Contoh :
• PPh terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh tahun 2011 sebesar
Rp.50.000.000
• Pengitungan angsuran PPh 25
• PPh Terutang 50.000.000
• Kredit pajak :
• PPh 21 yang dipotong pemberi kerja 15.000.000
• PPh 22 yang dipungut oleh pihak lain 10.000.000
• PPh 23 yang dipotong oleh pihak lain 2.500.000
• Kredit PPh luar negeri (PPh 24) 7.500.000
Total (35.000.000)
• PPh dibayar sendiri (PPh 29) 15.000.000
• Jumlah angsuran :
ANGSURAN PPH 25
• Contoh Soal :
• Penghitungan PPh tahun 2010 sebagai berikut :
• Penghasilan Neto Rp.250.000.000
• PPh Terutang 57.500.000
• Kredit Pajak :
• PPh 22 9.500.000
• PPh 23 22.500.000
• PPh 25 30.000.000
Total (62.000.000)
• PPh Lebih Bayar (PPh 28A) ( 4.500.000)
ANGSURAN PPH 25
• Maka penghitungan angsuran PPh 25 untuk tahun 2011
• PPh terutang Rp.57.500.000
• Kredit Pajak :
• PPh 22 9.500.000
• PPh 23 22.500.000
Total (32.000.000)
• PPh dibayar sendiri 25.500.000
• Jumlah angsuran :
ANGSURAN PPH 25
• Berdasarkan UU No.36 tahun 2008 Pasal 25(6) dan
Kep-537/PJ/2000, penghitungan PPh 25 adalah sebagai berikut
:

• Kompensasi Kerugian

• Penghasilan Tidak Teratur


SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan
• Bentuk SPT
• SPT dalam bentuk kertas
• E- SPT dalam bentuk digital yang disampaikan dengan media digital
(flashdisk)
• E- SPT dalam bentuk digital yang informasinya disampaikan melalui
jaringan komunikasi data
• Jenis SPT
• Formulir 1771 yang digunakan untuk WP Badan yang
menyelenggarakan dalam mata uang Rupiah dan Bahasa Indonesia
• Formulir 1771$ yang digunakan untuk WP Badan yang
menyelenggarakan pembukuan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat
dan bahasa Inggris

Anda mungkin juga menyukai