D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
SHERINE CHRISTY WIJAYA ( 183304010144 )
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
2019
I. Pengertian Rekonsiliasi Bank
Rekonsiliasi bank yaitu proses penyesuaian informasi catatan kas menurut sebuah
perusahaan dan juga menurut bank. Bank diharuskan mengirimkan laporan rekening koran yang
berisikan informasi mengenai seluruh transaksi baik pengambilan dari ATM atau tunai ataupun
penyetoran uang dengan berapapun jumlahnya oleh nasabah ataupun perusahaan yang
melakukannya selama waktu atau periode tertentu. Hal ini harus dilakukan bersamaan dengan
bukti cek untuk melengkapi buktinya.
Lewat kedua bukti tersebut sebuah bank bisa menunjukan hasil laporannya dan
perusahaan dapat mengetahui apabila jika diwaktu selanjutnya terjadi kesalahan yang
menyebabkan perbedaan catatan menurut bank ataupun perusahaan. Sehingga bukti ini bisa
membantu sebuah laporan yang menyebabkan perbedaan atau kesalahpahaman bisa diselesaikan
dengan baik dan benar.
a. Kredit Bank
Penagihan atau deposito oleh bank untuk kepentingan nasabah yang tidak diketahui oleh nasabah
sampai penerimaan rekening Koran.
c. Beban bank
Beban yang dicatat oleh bank terhadap saldo nasabah untuk pos-pos seperti biaya pelayanan,
penulisan cek, dan lain-lain yang mungkin tidak disadari nasabah.
Merupakan cek yang ditulis oleh penyetor, dicatat ketika dituliskan tetapi belum dicatat atau belum
di jelaskan oleh bank sampai pada bulan berikutnya
Berikut ini adalah informasi yang berhubungan dengan kas Pt. Riau Andalan
a. Pada tanggal 1 oktober 2000 Saldo rekening kas menurut laporan bank adalah Rp.18.642.280,-
b. Pada tanggal 1 oktober 2000. Rekening kas perusahaan pada tanggal yang sama menunjukkan saldo
sebesar Rp.16.469.140,
c. Sebuah setoran sebesar Rp.2.612.450,- belum dicatat oleh pihak bank sampai dengan tanggal 2
november 2000
d. Biaya administrasi bank sebesar Rp.11.400,- belum dicatat oleh perusahaan.
e. Sebuah cek yang diterima dari tuan Takur (seorang pelanggan) senilai Rp.319.000,- dan sudah disetor
oleh perusahaan, dikembalikan oleh pihak bank karena tidak ada dananya.
f. Cek yang ditarik dan belum diuangkan ke bank sampai tanggal 31 oktober 2000 adalah:
Cek nomor 234 senilai Rp 320.180,00. Cek nomor 345 senilai Rp 617.240,00. Cek nomor 456 senilai Rp
455.000,00. Cek nomor 567 senilai Rp 964.570,00
g. Cek nomor 553 senilai Rp.178.000,- keliru dicatat dalam pembukuan perusahaan sebesar Rp.187.000,-
cek ini digunakan untuk membayar biaya reparasi peralatan kantor.
h. Bank telah menagihkan piutang wesel sebesar Rp.3.100.000,- termasuk di dalamnya biaya bunga
sebesar Rp.100.000,- transaksi ini belum dicatat oleh perusahaan.
i. Bank keliru membebankan cek Pt. Riau Andalan ke rekening Pt. Riau Andalan sebesar Rp.350.000,-
Pengertian Metode LIFO atau Last In First Out
Secara teori metode LIFO ini dimaksudkan bahwa persediaan barang yang diterima terakhir masuk
maka akan dijual pertama, sehingga penilaian perolehan persediaan akhir berdasarkan dari nilai
perolehan ang pertama (awal) masuk (beli).
Sehingga dalam praktek penggunaanya metide LIFO memiliki dampak pada nilai aktiva yang
rendah bagi perusahaan dan cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah juga.
Pengertian dari metode FIFO ini adalah persediaan barang masuk pertama maka akan keluar
pertama, sehingga untuk mendapatkan persedian akhir dinilai dengan perolehan yang terakhir di
beli atau masuk. Sebenarnya metode ini dianggap memiliki dampak terhadap nilai aktiva yang
dibeli oleh perusahaan dan lebih cenderung menghasilkan persediaan yang tinggi nilainya.
Metode average atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan metode rata-rata ini menjelaskan
bahwa nilai dari persediaan akhir akan menghasilkan antara nilai persediaan dengan metode FIFO.
Penggunaan metode ini akan menghasilkan dampak pada laba kotor dan harga pokok penjualan.
Contoh :
Tanggal Keterangan Kuantitas (unit) Harga (Rp)
1 Jan Persediaan awal 100 100.000
5 Feb Pembelian 300 120.000
7 Maret Penjualan 100 150.000
10 April Penjualan 100 150.000
2 Mei Pembelian 100 130.000
5 Juni Penjualan 200 160.000
6 Juli Pembelian 300 125.000
7 Oktober Penjualan 100 160.000
10 November Penjualan 200 170.000
3 Desember Pembelian 100 130.000
Dari data di atas, berikut ini akan kita ulas cara perhitungannya menggunakan metode FIFO, LIFO dan
Average.
Perhitungan Metode FIFO