Anda di halaman 1dari 11

Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal

Berikut laporan rugi laba PT. A Tbk yang berakhir 31 Desember 2017 :
PT. A Tbk
Laporan Perhitungan Laba-rugi
per 31 Desember 2017

Penjualan Rp. 1.320.000.000,00


HPP (Rp. 505.000.000,00 (-)
Laba Kotor Rp. 815.000.000,00
Total Biaya Usaha (Rp. 279.200.000,00) (-)
Laba Sebelum Pajak Rp. 535.800.000,00
Pendapatan lain-lain :
Bunga deposito Rp. 10.000.000,00 (+)
Laba Sebelum Pajak Rp. 545.800.000,00
Pajak Penghasilan (Rp 124.824.000,00) (-)
Laba Setelah Pajak Rp 420.976.000,00
Total Biaya Usaha tersebut terdiri dari :
a. Gaji karyawan Rp. 150.000.000,00
b. Penyusutan mesin Rp. 10.000.000,00
c. Penyusutan gedung Rp. 25.000.000,00
d. Penyusutan kendaraan Rp. 33.750.000,00
e. Penyusutan mebel Rp. 6.250.000,00
d. Biaya listrik Rp. 2.000.000,00
e. Biaya telpun Rp. 500.000,00
f. Sanksi administrasi pajak Rp. 200.000,00
g. Sumbangan korban gunung kelud Rp. 500.000,00
h. Penghapusan piutang Rp. 1. 500.000,00
i. Biaya bunga bank Rp. 2.000.000,00
j. Pelatihan karyawan Rp. 30.000.000,00
k. Biaya lain-lain Rp. 57.500.000,00 (+)
Total Biaya Usaha Rp. 279.200.000,00
Data Tambahan:
1. Perusahaan memberi tunjangan PPh pasal 21 karyawan pada seluruh karyawan yang
membayar pajak pasal 21 sebesar 20.000.000,-belum di akumalasi pada biaya
perusahaan.
2. Dalam jumlah gaji karyawan sebesar Rp. 150.000.000,00 termasuk didalamnya biaya
kesejahteraan karyawan yang diberikan berupa natura senilai 25.000.000,-
3. Hasil stock opname yang dihitung oleh perusahaan persediaan akhir senilai
615.000.000,- dan menurut fiskus untuk menentukan persediaan akhir dan HPP
diperoleh data dengan metode penilaian persediaan menggunakan FIFO sbb :

DAFTAR MUTASI BARANG DAGANGAN


Tanggal Keterangan Kuantitas Harga/unit Total
1 - Jan Saldo 150 500.000 75.000.000
10 - Jan Pembelian 200 550.000 110.000.000
14- Feb Pembelian 400 575.000 230.000.000
27- Mar Penjualan (400) 750.000 300.000.000
02- Mei Penjualan ( 100) 800.000 80.000.000
15- Jul Pembelian 300 600.000 180.000.000
17- Agu Pembelian 100 600.000 60.000.000
25- Nov Pembelian 500 650.000 325.000.000
30- Nov Penjualan (400 ) 850.000 340.000.000
25- Des Pembelian 200 700.000 140.000.000
30- Des Penjualan (400) 1.000.000 400.000.000

4. Mesin diperoleh pada awal januari 2014 dengan harga perolehan mesin Rp.
50.000.000,00 dan disusutkan dengan metode saldo menurun ganda, mesin tersebut
memiliki umur ekonomis 4 tahun ( Kel.I) .
5. Kendaraan harga perolehan 300 jt, nilai residu 30 jt, umur golongan 2, tanggal
perolehan 1 Juli 2015. Metode penyusutan fiskal garis lurus.
6. Mebel harga perolehan 60 jt, nilai risidu 10 jt, umur golongan 2, tanggal perolehan 1
januari 2016. Metode penyusutan fiskal double declining.
7. Gedung dengan harga perolehan Rp. 250.000.000,00 disusutkan oleh perusahaan sebesar
10% setahun (metode garis lurus), menurut pajak gedung masuk bangunan permanen
dengan umur 20 tahun ( Kel.IV)
8. Dalam biaya lain-lain termasuk biaya sanksi terlambat membayar pajak penghasilan,
terlambat membayar PBB dan perbaikan rumah manajer masing-masing sebesar
Rp.500.000, Rp.1.500.000 dan 2.000.000,-
9. Data yang berkaitan dengan biaya kerugian piutang sbb: pembentukan cadangan kerugian
piutang selama setahun 1.500.000, penghapusan piutang sebesar 1.000.000,- saldo CKP
sebesar 500.000,-
10. 75 % dari total penjualan menggunakan dana APBN
11. PT. A mempunyai perusahaan di malaysia dengan penghasilan 200 jt (pajak 5%), dan di
Filipina penghasilan 300 jt (pajak 10%) dan telah dibayar pajak penghasilan dinegara
yang bersangkutan.
Diminta :
a. Buatlah laporan rekonsiliasi fiskal (kertas kerja koreksi) untuk menghitung laba-rugi
fiskal PT. A Tbk per 31 Desember 2017.
b. Berapa selisih PPh setelah dan sebelum dilakukan koreksi fiskal ?.
c. Tentukan besarnya kridit pajak dan berapakah PPh yang masih harus dibayar oleh PT. A
Tbk untuk masa pajak 2017.
d. Berapakah angsuran PPh pasal 25 yang harus di bayar PT.A pada tahun pajak 2018?

Penjelasan Tugas :
Pertemuan : Tugas 8
Materi : Rekonsiliasi Fiskal 1

1. Untuk menjawab pertanyaan point a terlebih dahulu kerjakan perhitungan pada “data
tambahan” pada no. 1, 2 , 3 s/d 9 ( data tambahan berikutnya dikerjakan pada
pertemuan selanjutnya), dengan menggunakan petunjuk tabel dibawah ini.
2. Hasil perhitungan 1,2 dan 3 akan digunakan sebagai deductable expens perusahaan
(sebagai biaya pengurang penghasilan kena pajak) atau sebagai non deductable expens
(bukan pengurang biaya )pada akun biaya gaji karyawan(no.1)pada akun HPP (no.2)
dan akun biaya penyusutan (no.3 s/d 7)dan no. 8 koreksi akun biaya lain2 dan no.9
akun kerugian Piutang pada rekonsiliasi fiskal pertanyaan point a .
3. Pertanyaan selanjutkan beserta penjelasanya akan diberikan pada materi pertemuan
berikutnya.

Jawaban :
Data tambahan no.1 :
1. Perusahaan memberi tunjangan PPh pasal 21 karyawan pada seluruh karyawan yang
membayar pajak pasal 21 sebesar 20.000.000,-belum di akumulasi pada biaya perusahaan.

Petunjuk : Berikan argumentasi data diatas tergolong deductable expens atau non deductable
expens beserta penjelasanya.
Jawaban :
Termasuk deductible expense karena tunjangan termasuk beban gaji yang belum dimasukkan
sehingga akan di koreksi negatif dan beban bertambah, laba dan pajak perusahaan berkurang.

2. Dalam jumlah gaji karyawan sebesar Rp. 100.000.000,00 termasuk didalamnya biaya
kesejahteraan karyawan yang diberikan berupa natura pada karyawan senilai
25.000.000,-
Petunjuk : Berikan argumentasi data diatas tergolong deductable expens atau non deductable
expens beserta penjelasanya.
Jawaban:
Termasuk non deductible expense karena biaya kesejahteraan merupakan kenikmatan bagi
karyawan dan bukan penghasilan sehingga akan di koreksi positif
Data tambahan no.2 :
3. Hasil stock opname yang dihitung oleh perusahaan persediaan akhir senilai
615.000.000,- dan menurut fiskus untuk menentukan persediaan akhir dan HPP
diperoleh data dengan metode penilaian persediaan menggunakan FIFO sbb :
Petunjuk :Gunakan perhitungan nilai persediaan dengan menggunakan tabel sbb:

Tabel: Kartu persediaan metode FIFO

PEMBELIAN PENJUALAN SALDO


TG
L Harg Harg Harg
Un a/ Un a/ Un a/
Jumlah Jumlah Jumlah
it it it
unit unit unit
1- 15 500,0 75,000,
           
Jan 0 00 000
10- 20 550,0 110,000,0 15 500,0 75,000,
     
Jan 0 00 00 0 00 000
20 550,0 110,000,
             
0 00 000
14- 40 575,0 230,000,0 15 500,0 75,000,
     
Feb 0 00 00 0 00 000
20 550,0 110,000,
             
0 00 000
40 575,0 230,000,
             
0 00 000
27- 15 500,0 75,000,0
         
Mar 0 00 00 -
20 550,0 110,000,0
           
0 00 00 -
5 575,0 28,750,0 35 575,0 201,250,
       
0 00 00 0 00 000
2-
10 575,0 25 575,0 143,750,
Ma        
0 00 0 00 000
y
15- 30 600,0 180,000,0 25 575,0 143,750,
     
Jul 0 00 00 0 00 000
30 600,0 180,000,
             
0 00 000
17- 10 600,0 60,000,0 25 575,0 143,750,
     
Aug 0 00 00 0 00 000
40 600,0 240,000,
             
0 00 000
25- 50 650,0 325,000,0 25 575,0 143,750,
     
Nov 0 00 00 0 00 000
40 600,0 240,000,
             
0 00 000
50 650,0 325,000,
             
0 00 000
30- 25 575,0 143,750,0
         
Nov 0 00 00 -
15 600,0 90,000,0 25 600,0 150,000,
       
0 00 00 0 00 000
50 650,0 325,000,
             
0 00 000
25- 20 700,0 140,000,0 25 600,0 150,000,
     
Dec 0 00 00 0 00 000
50 650,0 325,000,
             
0 00 000
20 700,0 140,000,
             
0 00 000
30- 25 600,0 150,000,0
         
Dec 0 00 00 -
15 650,0 97,500,0 35 650,0 227,500,
       
0 00 00 0 00 000
20 700,0 140,000,
             
0 00 000

55 675,00 367,500,0
SALDO AKHIR 0 0 00

Setelah dilakukan perhitungan terdapat selisih saldo persediaan akhir antara pencatatan
perusahaan dengan kartu stock yang dibuat
Data tambahan no. 4, 5, 6,7,8 dan 9 :

Petunjuk : hitunglah dan beri penjelasan berapakan masing2 biaya penyusutan aktiva yang
masuk sebagai dedactible expen (materi sudah dibahas materi sebelum UTS), kemudian akan
dikoreksi pada form rekonsiliasi fiskal ,dibandingkan dg hitungan komersial perusahaan.

Jawaban data no.4 ( Penyusutan Mesin) :


Tarif = ¼ x 2
= 25% x 2
= 50%
Penyusutan = 50% x Rp. 50.000.000
= Rp. 10.000.000
Tidak perlu di koreksi karena nominal sudah benar.

Jawaban no. 5 (penyusutan kendaraan) :


Tarif = 12.5%

Penyusutan = Rp. 12.5% x Rp. 300.000.000


= Rp. 37.500.000
Termasuk deductible expense. Dalam peraturan pajak untuk metode garis lurus tidak ada nilai
residu, sehingga beban penyusutan kendaraan perlu dikoreksi sehingga timbul koreksi negatif,
karena nominal beban penyusutan kendaraan bertambah sehingga laba perusahaan menurun.

Jawaban no. 6 ( penyusutan mebel ):


Tarif = 1/8 x 2
= 12.5% x 2
= 25%
Penyusutan = 25% x Rp. 60.000.000
= Rp. 15.000.000
Termasuk deductible expense. Dalam peraturan pajak tidak ada nilai residu, sehingga beban
penyusutan mebel perlu dikoreksi sehingga timbul koreksi negatif, karena nominal beban
penyusutan mebel bertambah sehingga laba perusahaan menurun.

Jawaban no.7 (penyusutan gedung):


Tarif = 5%
Penyusutan = 5% x Rp. 250.000.000
= Rp. 12.500.000
Termasuk deductible expense. Perusahaan menyusutkan gedung tsb dengan tarif 10%, pada
peraturan pajak gedung tersebut harusnya disusutkan sebesar 5 % saja. Itu berarti perusahaan
kelebihan pembebanan 5% sehingga perlu dilakukan koreksi fiskal positif dengan mengurangi
beban penyusutan gedung dan laba bertambah.

Jawaban no.8 (sanksi biaya )


Termasuk non deductible expense, dikarenakan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan
pribadi tidak boleh dibiayakan pada perushaan, sehingga perlu dilakukan koreksi fiskus positif
dengan mengurangi biaya lain-lain sebesar Rp. 4.000.000,- dan laba perusahaan bertambah.
Jawaban no. 9 (Biaya kerugian piutang)
Dalam fiskal yang termasuk deductible expense Adalah penghapusan piutang sebesar 1jt karena
sesuai realitanya piutang yang tidak terbayar dan dihapuskan sebesar nominal tsb. Sedangkan
saldo CKP sebesar 500rb masih berupa taksiran sehingga termasuk non deductible expense yang
harus dikoreksi fiskal positif .
Penjelasan Tugas :

Pertemuan : Tugas 10
Materi : Rekonsiliasi Fiskal 2
Pertanyaan point “a “ b “ c ”dan “d “:

1. Untuk menjawab pertanyaan point ” a” berikutnya yaitu menyusun kertas kerja (form)
rekonsiliasi fiskal dengan koreksi perhitungan yang sudah dikerjakan pada tugas 8 dan
9, dengan menggunakan form dibawah ini.
2. Bila akun terdapat koreksi maka saldo pada lap. Keuangan fiskal akan berubah dan
selisih koreksi dicantumkan pada kolom beda positif/negatif.( baca kasus PT. Marchel
Revisi).
3. Untuk menjawab pertanyaan “b” tarif pajak badan dikalikan laba komersial dan laba
fiskal (setelah koreksi) kemudian dikurangkan.( baca kasus PT. Marchel Revisi).
4. Untuk menjawab pertanyaan “C” hitung kridit pajak terlebih dahulu meliputi pasal 22
dan 24 , kridit pajak dikurangkan pada pajak terhutang fiskal (baca PT. Marchel
Revisi).
5. Untuk menjawab pertanyaan “d” Pajak terhutang fiskal dalam negri dibagi 12. (baca
PT. Marchel Revisi).

Jawaban :
Pertanyaan “a” :(Menyusun kertas kerja rekonsiliasi fiskal, baca kasus PT. Marchel)

Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal


PT . A Tbk
Per 31 Desember 2017

Laporan Koreksi Koreksi


Laporan Keuangan
Keuangan Fiskal Fiskal
No Keterangan
Komersial Positif Negatif Fiskal

Penghasilan Usaha  
1,320,000,00
1 Penjualan     1,320,000,000
0
(505,000,00
2 HPP   (752,500,000)
0) 247,500,000
815,000,00
3 Laba Kotor     815,000,000
0
4          
5          

6          

7          

8          

9          

10          

11          

12          

13          
Laporan Koreksi Koreksi
Laporan Keuangan
Keuangan Fiskal Fiskal
No Keterangan
Komersial Positif Negatif Fiskal

Beban Usaha
(150,000,00 25,000,00 20,000,00
14 Gaji Karyawan (155,000,000)
0) 0 0
(10,000,00
15 Penyusutan Mesin     (10,000,000)
0)
(25,000,00 12,500,00
16 Penyusutan Gedung   (12,500,000)
0) 0
(33,750,00 3,750,00
17 Penyusutan Kendaraan   (37,500,000)
0) 0
(6,250,000 8,750,00
18 Penyusutan Mebel   (15,000,000)
) 0
(2,000,000
19 Biaya Listrik     (2,000,000)
)
(500,000
20 Biaya Telpun     (500,000)
)
(200,000
21 Sanksi Administrasi     (200,000)
)
Sumbangan Korban (500,000
22     (500,000)
Gunung Kelud )
(1,500,000 500,00
23 Penghapusan Piutang   (1,000,000)
) 0
(2,000,000
24 Biaya Bunga Bank     (2,000,000)
)
(30,000,00
25 Pelatihan Karyawan     (30,000,000)
0)
(57,500,00
26 Biaya Lain-lain   (53,500,000)
0) 4,000,000
27          

28          

29          

30          

Total beban usaha (319,200,000) 37,500,000 37,000,000 (393,700,000)

 
495,800,000     421,300,000
Laba Usaha

Pendapatan Lain-lain
10,000,000     10,000,000
Bunga deposito

Laba sebelum Pajak 505,800,000     431,300,000

Pertanyaan b :
b.Berapa selisih PPh setelah dan sebelum dilakukan koreksi fiskal ?.

Petunjuk : tarif pajak badan dikalikan laba komersial dan laba fiskal (setelah koreksi)
kemudian dikurangkan.

Jawab: (22% x 495.800.000) – (22% x 421.300.000) = Rp. 16.390.000

Pertanyaan c :

Petunjuk :hitung kridit pajak terlebih dahulu meliputi pasal 22 dan 24 , perhitungan kridit
pajak dikurangkan pada pajak terhutang fiskal (baca PT. Marchel Revisi).
Jawab c1( Perhitungan PPh pasal 22):
: PPh pasal 22 (1,5% x 80% x 765.300.000) = Rp 9.183.600,-

Jawab c2 (Perhitungan PPh pasal 24) :

50.000.000 +60.000.000 = Rp. 110.000.000,-


Jawab c3 (menghitung kredit pajak):

Penghasilan DN 220.400.000

Penghasilan LN 1.250.000.000 +

Total penghasilan 1.470.400.000

Pajak terhutang 25% X 1.470.400.000 = 367.600.000

PPh pasal 22 (1,5 % X 80% X 765.300.000) = ( 9.183.600)

PPh pasal 24 ( 50.000.000 +60.000.000 ) = (110.000.000)

PPh pasal 25 = ( 4.600.000) -

Pajak yang harus dibayar didalam negeri

yang berkaitan dengan penghasilan luar negeri = 243.816.400

Pertanyaan d :

Petunjuk : Pajak terhutang fiskal dalam negri dibagi 12.(baca PT. Marchel Revisi)

Jawab:

243.816.400 : 12 = Rp. 20.318.033

Anda mungkin juga menyukai