Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENGANTAR AKUNTANSI II

“PERSEDIAAN”

OLEH :

KELOMPOK 6

NAMA ANGGOTA :

1. EMILIA DWI LESTARI


2. HAYATUN NUFUS
3. AHMAD ADAM FIRDAUS
4. CHYNTHIA SHOFI MATOFANI
5. GHINA VIRANIA
6. FARADILLAH IQRIANI NINGSIH
7. ANNISA MAOIZATIL
8. DWI MARTIYANA ZULHAIDA
9. DWI MUTMAINAH

UNIVERSITAS MATARAM

2018/2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Persediaan
2. Metode Pencatatan Persediaan
- Metode Perpetual
- Metode Physical
3. Penilaian Persediaan
4. Contoh Soal

BAB III

1. Kesimpulan
2. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persediaan adalah segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang
disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk
physical pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam
proses, dan kemudian barang jadi.
Persediaan merupakan salah satu asset yang paling mahal dibanyak perusahan,
mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi
diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajemen persediaan yang baik itu
sangatlah penting disatu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara
menurunkan tiket persediaan ditangan. Lanjut dipihak lain konsumen akan merasa tidak
puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai
keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Semua oraganisasi mempunyai bebrapa jenis sistem perencanaa dan
pengendalian persediaan. Dalam hal produk-produk fisik, organisasi harus menentukan
apakah akan membeli atau membuat sendiri produk mereka. Setelah hal ini di terapkan,
langkah berikutnya adalah meramalkan permintaan. Kemudian, manajer operasi
menetapkan persediaan yang diperlukan untuk melayani permintaan tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Persediaan
2. Metode Pencatatan Persediaan
3. Penilaian Persediaan
4. Contoh soal
1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Persediaan


Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual dalam operasi
bisnis normal, atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam membuat barang
yang akan dijual. Dapat disimpulkan bahwa, persediaan (inventory), merupakan aktiva
perusahaan yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik
perusahaan dagang maupun perusahaan industry (manufaktur), apalagi perusahaan
dibidang konstruksi, hampir 50% dana perusahaan akan tertanam dalam persediaan yaitu
untuk membeli bahan-bahan bangunan.

2.2 Sistem Pencatatan Persediaan


Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan menetapkan biaya
persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang digunakan adalah :
1. Sistem Perpetual (Permanen)
Untuk membukukan inventory berdasarkan metode perpetual seluruh pemasukan serta
pengeluaran barang-barang dicatat dalam perkiraan inventory yang bersangkutan.
Pencatatan tersebut dilakukan dengan masing-masing peran barang sebesar harga beli
dari barang yang bersangkutan. Dengan menggunakan metode ini, maka berapa
banyaknya barang persediaan yang masih ada dalam barang akan dapat diketahui tanpa
terus melakukan perhitungan atau penilaian kembali.
KARTU STOCK

Pembelian Penjualan Persediaan


Tanggal
Q Harga Jumlah Q Harga Jumlah Q Harga Jumlah
2. Metode Physical (Periodik)
Untuk membukukan inventory berdasarkan metode physical setiap pemasukan dan
pengeluaran tidak dicatat ke dalam perkiraan inventory. Pembelian barang dagang
akan dicatat kedalam perkiraan pembelian dan perkiraan lain yang menyertainya
(potongan pembelian, retur pembelian), sedangkan metode penetapan harga pokok
secara taksiran yang didasarkan atas hubungan yang terdapat dalam periode yang lalu,
antara laba bruto dengan harga jual.

Perbedaan Penjurnlan Metode Perpetual dan Fisik

Transaksi Metode Perpetual Metode Physical


1. Tanggal 16 Persediaan Brg Dg. 1.200 Pembelian 1.200
Maret 2009, Kas 1.200 Kas 1.200
perusahaan
membeli 2000
kg barang
dagang seharga
Rp600,-/kg
2. Tanggal 24 Kas 150 Kas 150
Maret 2009 Persediaan brg dg 150 Retur Pembelian 150
barang dagang
yang dibeli tgl
16 Maret
dikembalikan
sebanyak 250kg
kepada penjual
3. Tgl 26 Maret Kas 190 Kas 190
dijual dengan Penjualan 190 Penjualan 190
tunai 200 kg brg
dagang dengan Harga Pokok Penj. 120
harga Rp950,- Pers. Brg dg 120
/kg
4. Tgl 30 Maret Retur Penj. 14,25 Retur Penj. 14,25
diterima Pers. Brg dg 14,25 Kas 14,25
kembali dari
pihak pembeli
brg sebanyak Pers. Brg dg 9
15kg karena Harga Pokok Penj. 9
rusak

2.3 Menghitung Penilaian Persediaan dengan Sistem Perpetual


1. Metode FIFO (First In First Out)
Yaitu metode harga pokok persediaan dimana barang-barang yang lebih terlebih
dahulu dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali, persediaan akhir
dinilai dengan harga pokok pembeliaan yang paling akhir.

Contoh Soal : Data penjualan dan pembelian persediaan selama bulan Januari 2017 di PT.
XY :

Tanggal Keterangan Kuantitas (Unit) Harga (Rp)


1 Jan Persediaan awal 100 100.000
5 Jan Pembelian 300 120.000
7 jan Penjualan 100 150.000
10 Jan Penjualan 100 150.000
12 jan Pembelian 100 130.000
15 jan Penjualan 200 160.000
18 Jan Pembelian 300 125.000
22 Jan Penjualan 100 160.000
27 Jan Penjualan 200 170.000
30 Jan Pembelian 100 130.000

Jawab:

Pembelian Penjualan Persediaan


Tanggal
Q Harga Jumlah Q Harga Jumlah Q Harga Jumlah
1 jan 100 100 10.000
5 jan 300 120 36.000 100 100 10.000
300 120 36.000
7 jan 100 100 10.000 300 120 36.000
10 jan 100 120 12.000 200 120 24.000
13 Jan 100 130 13.000 200 120 24.000
100 130 13.000
15 Jan 200 120 24.000 100 130 13.000

18 Jan 300 125 37,500 100 130 13.000


300 125 37.500
22 Jan 100 130 13.000 300 125 37.500
27 Jan 200 125 25.000 100 125 12.500

30 Jan 100 130 13.000 100 125 12.500


100 130 13.000

2. Metode LIFO (Last In First Out)


Yaitu metode penetapan harga pokok persediaan dimana barang-barang yang paling
akhir dibeli akan merupakan barang yang dijual pertama kali. Persediaan akhir akan
dinilai dengan harga pokok pembeliaan yang terdahulu.

Contoh Soal : Data penjualan dan pembelian persediaan selama bulan Januari 2017 di PT.
XY :

Tanggal Keterangan Kuantitas (Unit) Harga (Rp)


1 Jan Persediaan awal 100 100.000
5 Jan Pembelian 300 120.000
7 jan Penjualan 100 150.000
10 Jan Penjualan 100 150.000
12 jan Pembelian 100 130.000
15 jan Penjualan 200 160.000
18 Jan Pembelian 300 125.000
22 Jan Penjualan 100 160.000
27 Jan Penjualan 200 170.000
30 Jan Pembelian 100 130.000

Jawab :

Pembelian Penjualan Persediaan


Tanggal
Q Harga Jumlah Q Harga Jumlah Q Harga Jumlah
1 jan 100 100 10.000
5 jan 300 120 36.000 100 100 10.000
300 120 36.000
7 jan 100 120 12.000 100 100 10.000
200 120 24.000
10-Jan 100 120 12.000 100 100 10.000
100 120 12.000
10.000
12-Jan 100 130 13.000 100 100
100 120 12.000
100 130 13.000
15-Jan 100 130 13.000 100 100 10.000
100 120 12.000
200 25.000
10.000
18-Jan 300 125 37.500 100 100

300 125 37.500

22-Jan 100 125 12.500 100 100 10.000

200 125 25.000

27-Jan 200 125 25.000 100 100 10.000

30-Jan 100 130 13.000 100 100 10.000

100 130 13.000

3. Metode Rata-Rata Tertimbang (Average)


Yaitu metode penetapan harga pokok persediaan dimana dianggap bahwa harga pokok
rata-rata dari barang yang tersedia dijual akan digunakan untuk menilai harga pokok
barang yang dijual dan yang terdapat dalam persediaan.

Pembelian Penjualan Persediaan


Tgl
Q Harga Jumlah Q Harga Jumlah Q Harga Jumlah
01-
Jan 100 100 10,000
05-
Jan 300 120 36,000 400 115 46,000
07-
Jan 100 115 11,500 300 115 34,500
10-
Jan 100 115 11,500 200 115 23,000
12-
Jan 100 130 13,000 300 120 36,000
15-
Jan 200 120 24,000 100 120 12,000
18-
Jan 300 125 37,500 400 124 49,600
22-
Jan 100 124 12,400 300 124 37,200
27-
Jan 200 124 24,800 100 124 12,400
30-
Jan 100 130 13,000 200 127 25,400

2.4 Menghitung Penilaian Persediaan dengan Metode Fisik

Contoh Soal : Data penjualan dan pembelian persediaan selama bulan Januari 2017 di PT.
XY :

Tanggal Keterangan Kuantitas (Unit) Harga (Rp)


1 Jan Persediaan awal 100 100.000
5 Jan Pembelian 300 120.000
7 jan Penjualan 100 150.000
10 Jan Penjualan 100 150.000
12 jan Pembelian 100 130.000
15 jan Penjualan 200 160.000
18 Jan Pembelian 300 125.000
22 Jan Penjualan 100 160.000
27 Jan Penjualan 200 170.000
30 Jan Pembelian 100 130.000

1. Metode FIFO

Jawab :

Persediaan awal : 100 x Rp100.000,- Rp10.000.000,-

Pembelian:

- 300 x Rp120.000 = Rp36.000.000


- 100 x Rp130.000 = Rp13.000.000
- 300 x Rp125.000 = Rp37.500.000
- 100 x Rp130.000 = Rp13.000.000
Rp99.500.000,- (+)
Rp109.500.000,-

Persediaam Akhir : 200 x Rp130.000,- (Rp 26.000.000,-)

Harga Pokok Penjualan Rp 83.500.000,-

2. Metode LIFO

Jawab :

Persediaan awal : 100 x Rp100.000,- Rp10.000.000,-

Pembelian:

- 300 x Rp120.000 = Rp36.000.000


- 100 x Rp130.000 = Rp13.000.000
- 300 x Rp125.000 = Rp37.500.000
- 100 x Rp130.000 = Rp13.000.000
Rp99.500.000,- (+)
Rp109.500.000,-

Persediaam Akhir : 100 x Rp100.000,- = Rp10.000.000,-

100 x Rp130.000,- = Rp13.000.000,-

(Rp 23.000.000,-)

Harga Pokok Penjualan Rp 86.500.000,-

3. Metode Rata-Rata Tertimbang

Harga/Unit = Rp109.500.000 ÷ 800


= Rp136.875,-

Persediaan awal : 100 x Rp100.000,- Rp10.000.000,-

Pembelian:

- 300 x Rp120.000 = Rp36.000.000


- 100 x Rp130.000 = Rp13.000.000
- 300 x Rp125.000 = Rp37.500.000
- 100 x Rp130.000 = Rp13.000.000
Rp99.500.000,- (+)
Rp109.500.000,-

Persediaam Akhir : 200 x Rp136.875,- (Rp 27.375.000,-)

Harga Pokok Penjualan Rp 82.125.000,-

Note :

Harga dan Jumlah dalah satuan Rp 000,-

Anda mungkin juga menyukai