PERSEDIAAN
Capaian Pembelajaran
24
bukan bertugas mengawasi persediaan.
2. Penyelenggaraan pertanggungjawaban, masing-masing bagian dalam pengelolaan
persediaan wajib menggunakan otorisasi yang otentik.
3. Verifikasi intern yang independen, penghitungan ulang persediaan oleh
petugas yang lain dan dilakukan penandaan terhadap item barang persediaan.
Penandaan hanya dilakukan sekali.
4. Prosedur pendokumentasian, menggunakan penandaan barang dengan
dokumen yang sudah dinomori sebelumnya (prenumbered)
Barang Konsinyasi
Konsinyasi: Pemegang atau penjual barang (consignee) bukan merupakan pemilik
barang. Karakteristiknya:
1. Kepemilikan tetap berada ditangan pemilik barang (consignor) sampai barang
tersebut terjual.
2. Barang konsinyasi merupakan persediaan barang dagangan milik consignor,
bukan persediaan milik consignee.
25
3.2 Penetapan Nilai Persediaan Akhir Barang Dagangan
Persediaan akhir barang da gangan akan menentukan besar kecilnya Harga
Pokok Penjualan ,dan juga akan menentukan besar kecilnya laba atau rugi atas
barang dagangan .Oleh karena itu penilaian atas persediaan brang dagangan akhir
harus dilakukan secara tepat.
Ada beberapa metoda untuk menilai persediaan akhir:
1. Sistem Inventarisasi Fisik/Periodik
Pada sistem ini penilaian persediaan barang dagangan dilakukan tiap akhir
periode yang ditetapkan.
Contoh:
PT. Abadi ,Malang mengadakan Penilaian persedian menurut fisik atau periodik.
Persediaan awal barang dagangan beserta transaksi –transaksi dalam tahun 2012
adalah sebagai berikut:
1/ 1 Persediaan barang dagangan : 100 unit @ Rp 1.000 = Rp 100.000
13/ 3 Pembelian barang dagangan : 150 unit @ Rp 1.150 = Rp 120.000
17/ 8 Pembelian barang dagangan : 200 unit @ Rp 1.250 = Rp 120.000
10/11 Pembelian barang dagangan : 100 unit @ Rp 1.200 = Rp 120.000
550 unit Rp 642.500
Jika diketahui bahwa nilai persediaan arang pada tanggal 31 Des 2012 adalah 120
unit Terapkanlah: 1. Berapa nilai persediaan akhir tahun tersebut .
2. Hitunglah berapa harga pokok penjualan.
Penyelesaian:
a. Metode identifikasi khusus
Diketahui: Persediaan yang terdiri dari 60 unit yang dibeli dalam bulan
Agustus dan 60 unit lagi dibeli dalam bulan Nopember.
Nilai persediaan per 31 Des = 120 unit
60 unit @Rp 1.250 = Rp 75.000
60 unit @Rp 1.200 = Rp 72.000
----------------------- +
Rp 147.000
26
n= macam-macam barang
Harga rata 2x sederhan per unit =
Rp 1.000+ Rp 1.150 +Rp 1.250 +Rp 1.200 = Rp 1.150
4
Jadi: Nilai persediaan barang 120 unit =120 x Rp 1.150
= Rp 138.000
c. Metode rata-rata tertimbang
Rumus:
2x
Harga Rata Tertimbang per unit = Jumlah Harga
Banyak Barang
d. Metode FIFO
Dalam metode ini penjualan barang dagangan dianggap berasal dari barang
yang dibeli pertama-tama/terdahulu .Jadi dengan kata lain persediaan akhir
barang dagangan yang ada berasal dari barang yang dibeli terakhir.
Nilai persediaan barang 120 unit :
100 unit @Rp 1.200 =Rp 120.000
20 unit @Rp 1.250 =RP 25.000 +
Nilai pers.120 unit =Rp 145.000
e. Metode LIFO
Dalam metode ini penjualan barang dagangan dianggap bers al dari barang
yang dibeli terakhir.Jadi dengan kata lain persedian akhir barang dagangan
yang ada dianggap berasal dari barang yang dibeli mula -mula /terdahulu .
Nilai Persediaan barang 120 unit :
100 unit @ Rp 1.000 = Rp 100.000
20 unit @ RP 1.250 = Rp 23.0000 +
Nilai pers.120 unit = Rp 145.000
27
2. Sistem Inventerisasi Terus Menerus/Berkesinambungan
(Perpetual Inventory System)
Pada sistem ini pencatatan penilaian persediaa n barang dagangan dilakukan setiap
hari, untuk itu diperlukan buku t ambahan yaitu “Kartu Persediaan ”
Contoh:
PT. Buana mempunyai data persediaan awal, pembelian dan penjualan barang
dagangan selama bulan Januari sebagai berikut:
1 Persediaan barang 100 unit @ Rp 50.000
3 Pembelian barang 200 unit @ Rp 51.000
5 Penjualan barang 250 unit @ Rp 55.000
8 Pembelian barang 300 unit @ Rp 50.500
12 Penjualann barang 250 unit @ Rp 55.000
18 Pembelian barang 200 unit @ Rp 52.000
23 Penjualan barang 100 unit @ Rp 55.000
25 Pembelian barang 150 unit @ Rp 55.000
29 Penjualan barang 100 unit @ Rp 53.000
Diminta:
1. Tetapkanlah nilai persediaan akhir:
a. Jika dipakai basis FIFO
b. Jika dipakai basis LIFO
2. Tentukanlah jurnal sehubungan dengan transaksi terseb ut di atas.
Penyeleaian :
FIFO
Pembelian/Masuk/Debet Penjualan/Keluar/Kredit Saldo
tgl
Unit Harga Jml Harga Unit Harga Jml Harga Unit Harga Jml Harga
Jan 1 100 50.000 5.000.000
3 200 51.000 10.200.000 100 50.000 5.000.000
200 51.000 10.200.000
5 100 50.000 5.000.000
150 51.000 7.650.000
250 12.650.000 50 51.000 2.550.000
50 51.000 2.550.000
8 300 50.500 15.150.000 300 50.500 15.150.000
12 50 51.000 2.550.000
200 50.500 10.100.000
250 12.650.000 100 50.500 5.050.000
100 50.500 5.050.000
18 52.000 10.400.000 200 52.000 10.400.000
23 100 50.500 5.050.000 200 52.000 10.400.000
25 150 52.000 7.800.000 50 52.000 2.600.000
50 52.000 2.600.000
29 100 53.000 5.300.000 100 53.000 5.300.000
150 7.900.000
28
LIFO
Pembelian/Masuk/Debet Penjualan/Keluar/Kredit Saldo
tgl
Unit Harga Jml Harga Unit Harga Jml Harga Unit Harga Jml Harga
Jan 1 100 50.000 5.000.000
3 200 51.000 10.200.000 100 50.000 5.000.000
200 51.000 10.200.000
5 100 51.000 10.200.000
150 50.000 2.500.000
250 12.700.000 50 50.000 2.500.000
50 50.000 2.500.000
8 300 50.500 15.150.000 300 50.500 15.150.000
12 250 50.500 12.625.000 50 50.000 2.500.000
50 50.500 2.525.000
50 50.000 2.500.000
50 50.500 2.525.000
18 200 52.000 10.400.000 200 52.000 10.400.000
23 100 52.000 5.200.000 50 50.000 2.500.000
50 50.500 2.525.000
100 52.000 5.200.000
25 100 52.000 5.200.000
50 50.500 2.525.000
150 7.725.000 50 50.000 2.500.00
50 50.000 2.500.000
29 100 53.000 5.300.000 100 53.000 5.300.000
150 7.800.000
JURNAL
FIFO LIFO
Tanggal Keterangan
Debet Kredit Debet Kredit
Jan 3 Persediaan barang dagangan 10.200 10.200
Utang 10.200 10.200
5 Piutang (250 x Rp 55.000) 13.750 13.750
Penjualan 13.750 13.750
HPP 12.650 12.700
Persediaan barang dagangan 12.650 12.700
8 Persediaan barang dagangan 15.150 15.150
Utang 15.150 15.150
12 Piutang (250 x Rp 55.000) 13.750 13.750
Penjualan 13.750 13.750
HPP 12.650 12.625
Persediaan barang dagangan 12.650 12.625
18 Persediaan barang dagangan 10.400 10.400
Utang 10.400 10.400
23 Piutang (100 x Rp 55.000) 5.500 5.500
Penjualan 5.500 5.500
HPP 5.050 5.200
Persediaan barang dagangan 5.050 5.200
25 Piutang (150 x Rp 55.000) 8.250 8.250
Penjualan 8.250 8.250
29
HPP 7.800 7.725
Persediaan barang dagangan 7.800 7.725
29 Persediaan barang dagangan 5.300 5.300
Utang 5.300 5.300
Soal 3-2
PT Elsa mempunyai Informai yang berhubugan dengan persediaan barang
dagangan sebagai berikut:
Persediaan,1 Januari 100 unit @Rp15.000,00/unit
Pembelian selama bulan Januari:
5 Januari 50 unit @Rp14.000,00/unit
30
8 Januari 75 unit @Rp16.000,00/unit
15 Januari 75 unit @Rp20.000,00/unit
20 Januari 100 unit @Rp21.000,00/unit
Penjualan bulan Januari 250 unit
Persediaan,31 Januari 150 unit
Soal 3-3
Berikut ini data yang berhubungan dengan persediaan pada PT Anugrah:
1 Januari-Persediaan Awal 55 unit @Rp320.000,00
8 Januari-Dibeli 25 unit @Rp325.000,00
9 Januari-Dijual 60 unit
13 Januari-Dibeli 40 unit @Rp328.000,00
19 Januari-Dijual 30 unit
23 Januari-Dibeli 50 unit @Rp330.000,00
25 Januari-Dijual 10 unit
Diminta:
1. Dengan menggunakan metoda periodik -FIFO, hitunglah harga pokok
persediaan akhir dan harga pokok barang yang dijual .
2. Dengan menggunakan metoda perpetual -FIFO, hitunglah harga pokok
persediaan akhir dan harga pokok penjualan
3. Dengan menggunakan metoda periodik -LIFO, hitunglah harga pokok
persediaan Akhir dan harga pokok penjualan
4. Dengan menggunakan metoda perpetual -LIFO, hiunglah harga pokok
pesediaan akhir harga pokok penjualan
31