Anda di halaman 1dari 10

Persediaan

PENGERTIAN PERSEDIAAN 
Barang – barang yg di miliki perusahaan untuk dijual kembal dalam kegiatan operasional normal perusahaan .
persediaan perusahaan pabrik terdiri dari persediaan bahan baku, persediaan dalam proses dan persediaan barang
jadi.
Karakteristik persediaan barang dagangan
1. Persediaan barang dagangan dimiliki oleh perusahaan dan BUTD (barang tersedia untuk dijual)
2. Dalam bentuk siap untuk dijual
Dasar – dasar persediaan
-          Neraca di dalam perusahaan manufaktur dan dagang menggambarkan persediaan
merupakan aktiva lancar yang jumlah nya sangat besar
-          Laporan laba rugi, persediaan merupakan hal yang sangat menentukan keuntungan
atau hasil usaha
-          Pendapatan kotor (penjualan bersih – harga pokok penjualan) , diawasi oleh
manajemen perusahaan , pemilik ataupun pihak – pihak lain

Pengelompokkan persediaan dalam lingkungan pabrik (manufacturing)


1. persediaan pabrikan mungkin bukan merupakan persediaan yang siap dijual
2. diklasifikasikan menjadi 3 kategori :
            1. barang jadi → siap dijual ke konsumen
            2. sedang dalam proses produksi → beberapa tahap produksi (belum selesai)
            3. bahan baku / mentah → bahan yang siap untuk digunakan dalam proses
produksi
 Penentuan kuantitas persediaan
Dalam mempersiapkan laporan keuangan perlu ditentukan :
o   Jumlah unit dalam persediaan dengan cara menghitung , menimbang atau mengukur
jumlah barang persediaan secara fisik yang ada di perusahaan
o   Kepemilikan uang
Pengelolaan fisik persediaan
Prinsip – prinsip pengendalian intern untuk persediaan meliputi :
-          Pemisahan tugas , perhitungan persediaan dilakukan oleh karyawan yang bukan
bertugas mengawasi persediaan
-          Penyelenggaraan pertanggung jawaban , masing – masing bagian dalam pengelolaan
persediaan wajib menggunakan otorisasi yang otentik.
-          Verifikasi intern yang independen, perhitungan ulang persediaan oleh petugas yang
lain dan dilakukan penandaan terhadap item barang persediaan. Penandaan hanya
dilakukan sekali.
-          Prosedur pendokumentasian, menggunakan penandaan barang dengan dokumen
yang sudah di nomori sebelumnya ( prenumbered)
Kepemilikan persediaan dalam perjalanan
a.      Persediaan barang dalam perjalanan, meliputi pihak yang berhak menerima
persediaan
b.      FOB (free on board) shipping point. Kepemilikan barang menjadi milik pembeli pada
saat diserahkan penjual kepada penyelenggara transportasi atau pihak perusahaan
pengirim barang yang independen
c.       FOB (free on board) destination point. Kepemilikan barang masih berada di penjual
sampai barang tersebut diterima oleh pembeli
Barang konsinyasi
Konsinyasi : pemegang atau penjual barang (consignee) bukan merupakan pemilik
barang .
Karakteristiknya :
-          Kepemilikan tetap berada ditangan pemilik barang (consignor) sampai barang tersebut
terjual.
-          Barang konsinyasi merupakan persediaan barang dagangan milik consignor, bukan
persediaan milik consignee
System akuntansi persediaan
1. perpetual (Perpetual inventory system)
System pencatatan perpetual selalu membuat catatan setiap terjadinya mutasi
persediaan (pembeliaan, penjualan, ataupun retur)
2. Periodik (periodic inventory system)
Pada akhir periode akuntansi dengan menggunakan system pencatatan periodic harus
melakukan pengecekan fisik terhadap persediaan (stock opname of inventories)
dengan cara mengukur dan menghitung berapa jumlah barang yang ada di gudang.
System pencatatan ini pada akhir periode dibutuhkan ayat jurnal penyesuaian sebagai
berikut .
Untuk persediaan awal :
Ikhtisar Rugi Laba (income summary)                     xxx
                       Persediaan (inventories)                                    
xxx

Untuk persediaan akhir :


Persediaan (inventories)                                         xxx
         Ikhtisar Rugi Laba (income summary)                             xxx

PENILAIAN PERSEDIAAN
1.     Penilaian dengan pendekatan arus harga pokok (cost basic flow approach).
Dalam pendekatan ini terdapat dua system pencatatan persediaan yaitu system
periodik dan system perpetual yang masing-masing ada 3 cara penilaian persediaan,
yaitu :
a.      FIFO (first in first out)
Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal (pertama)
masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai
dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk (dibeli). Metode ini cenderung
menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva
perusahaan yang dibeli.
b.      LIFO (Last in first out)
Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk akan
dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan
berdasarkan nilai perolehan persediaan yang awal (pertama) masuk atau dibeli. Metode
ini cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah dan berdampak pada
nilai aktiva perusahaan yang rendah.
c.       Metode rata-rata (average method)
Dengan menggunakan metode ini nilai persediaan akhir akan menghasilkan nilai antara
nilai persediaan metode FIFO dan nilai persediaan LIFO. Metode ini juga akan
berampak pada nilai harga pokok penjualan dan laba kotor.
2.    Penilaian persediaan selain arus harga pokok
       Dalam pendekatan ini ada 3 metode yang digunakan, yaitu :
a)      Lower Cost of market
Yaitu metode harga terendah anatara harga pokok dan harga pasar. Metode ini dapat
diterapkan dalam kondisi persediaaan tidak normal, misalnya cacat, rusak dan
kadaluarsa. Pokok dari metode ini adalah membandingkan nilai yang lebih rendah
antara nilai pasar (replacement value) dan nilai perolehan (cost). Nilai pasar yang akan
dipilih harus dibatasi, yaitu tidak boleh lebih rendah dari batas bawah (floor limit) dan
tidak boleh lebih tinggi dari batas atas (ceiling limit).
b)      Gross profit method
Metode laba kotor ini bersifat estimasi dalam penilaian persediaannya. Biasanya
diterapkan karena keterbatasan dokumen yang terkait dengan persediaan, misalnya
karena terjadi bencana kebakaran dan banjir. Dasar penilaian persediaannya adalah
pada persentase laba kotor perusahaan tahun berjalan atau rata-rata selama beberapa
tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1)      Mengestimasi nilai penjualan tahun berjalan


2)      Menghitung nilai harga pokok penjualan berdasarkan pada persentase laba kotor yang
telah diketahui dan;
3)      Menghitung estimasi nilai persediaan akhir dengan mengurangkan harga pokok
penjualan terhadap penjualan.
c)      Retail method
Metode eceran ini menilai persediaan akhir dengan cara menghitung terlebih dahulu
Nilai persediaan akhir berdasarkan eceran. Nilai persediaan akhir dengan harga pokok
akan diketahui dengan cara menghitung rasio antara nilai persediaan yang tersedia
untuk dijual dengan pendekatan harga pokok dibandingkan dengan pendekatan ritel.
Kemudian rasio yang diperoleh dikalikan dengan persediaan akhir yang dinilai dengan
pendekatan eceran dapat dirumuskan sebagai berikut :

Persediaan akhir
menurut eceran
 

 
Persediaan akhir
menurut harga
pokok
 
                                         =                                                                                                   X

Contoh soal :
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga
2 January Persediaan awal 200 unit Rp.9.000
10 maret Pembelian 300 unit Rp.10.000
5 april Penjualan 200 unit Rp.15.000
7 mei Penjualan 100 unit Rp.15.000
21 September Pembelian 400 unit Rp.11.000
18 November Pembelian 100 unit Rp.12.000
20 November Penjualan 200 unit Rp.17.000
10 desember Penjualan 200 unit Rp.18.000

a) Hitunglah nilai persediaan akhir (per 31 desember 2001) system periodik dan system perpetual dengan metode
FIFO,LIFO dan rata-rata (Average) !
b) Hitunglah harga pokok penjualan dan laba kotor !
jawab :
PERSEDIAAN AKHIR
1.       System periodic

Persediaan awal (2 jan 2001)                                       200 unit


Pembelian                                                                          800 unit  
Barang tersedia untuk dijual                                    1000 unit
Penjualan                                                                            700 unit   
Persediaan akhir (31 des 2001)                                   300 unit

Barang tersedia untuk dijual :

Tanggal Keterangan Unit Harga/unit Total harga


02/01 Persediaan awal 200 9.000 1.800.000
10/03 Pembeliaan 300 10.000 3.000.000
21/09 Pembeliaan 400 11.000 4.400.000
18/11 Pembeliaan 100 12.000 1.200.000
Barang tersedia 1000 10.400.000
untuk dijual

a) FIFO (masuk pertama keluar pertama)


persediaan akhir
Tanggal Unit Harga/unit Total harga (Rp)
21/09 200 Rp.11.000 Rp.2.200.000
18/11 100 Rp.12.000 Rp.1.200.000
jumlah 300 Rp.3.400.000

b) LIFO (masuk terakhir keluar pertama)


persediaan akhir
Tanggal Unit Harga/unit Total harga (Rp)
02/01 200 Rp.9.000 1.800.000
10/03 100 Rp.10.000 1.000.000
Jumlah 300 2.800.000

c) Rata-rata (Average)
                Harga rata-rata per unit                                                 = Rp. 10.400.000/1.000 unit
                                                                                                                = Rp. 10.400
                Persediaan akhir                                                              = 300 x Rp. 10.400
                                                                                                                = Rp. 3.120.000
2.       System perpetual
a) FIFO (masuk pertama keluar pertama)
Tanggal Pembelian Harga pokok penjualan Persediaan
Unit Harga/unit Total Unit Harga/unit Total Unit Harga/unit Total
harga harga harga
02/01 - - - - - - 200 9000 1800000
10/03 300 10000 3000000 - - - 200 9000 1800000
- - - - - - 300 10000 3000000

05/04 - - - 200 9000 1800000 300 10000 3000000


07/05 - - - 100 10000 1000000 200 10000 2000000
21/09 400 11000 4400000 - - - 200 10000 2000000
18/11 100 12000 1200000 - - - 200 10000 2000000
- - - - - - 400 11000 4400000
- - - - - - 100 12000 1200000

20/11 - - - 200 10000 2000000 400 11000 4400000


- - - - - - 100 12000 1200000

10/12 - - - 200 11000 2200000 200 11000 2200000


- - - - - 100 12000 1200000

Total 800 - 8600000 700 - 7000000 300 - 3400000

b) LIFO (masuk terakhir keluar pertama)


Tanggal Pembelian Harga pokok penjualan Persediaan
Unit Harga/unit Total Unit Harga/unit Total Unit Harga/unit Total
harga harga harga
02/01 - - - - - - 200 9000 1800000
10/03 300 10000 3000000 - - - 200 9000 1800000
- - - - - - 300 10000 3000000

05/04 - - - 200 10000 2000000 200 9000 1800000


100 10000 1000000
07/05 - - - 100 10000 1000000 200 9000 1800000
21/09 400 11000 4400000 - - - 200 9000 1800000
- - - - - - 400 11000 4400000
18/11 100 12000 1200000 - - - 200 9000 1800000
- - - - - - 400 11000 4400000
- - - - - - 100 12000 1200000

20/11 - - - 100 11000 1100000 200 9000 1800000


- - - 100 12000 1200000 300 11000 3300000

10/12 - - - 200 11000 2200000 200 9000 1800000


- - - - - - 100 11000 1100000

Total 800 - 8600000 700 - 7500000 300 - 2900000

c) Rata-rata (Average)
Tanggal Pembelian Harga pokok penjualan Persediaan
Unit Harga/unit Total Unit Harga/uni Total Unit Harga/unit Total
harga t harga harga
02/01 - - - - - 200 9000 1800000
10/03 300 10000 3000000 - - - 500 9600 4800000
05/04 - - - 200 9600 1920000 300 9600 2880000
07/05 - - - 100 9600 1960000 200 9600 1920000
21/09 400 11000 4400000 - - - 600 10530 6320000
18/11 100 12000 1200000 - - - 700 10740 7520000
20/11 - - - 200 10740 2148000 500 10740 5372000
10/12 - - - 200 10740 2148000 300 10740 3224000
Total 800 - 8600000 700 - 7176000 300 - 3224000

HARGA POKOK PENJUALAN


1. Sistem periodik
FIFO LIFO Rata-rata
Persediaan awal 1800000 1800000 1800000
Pembelian 8600000 8600000 8600000
Barang tersedia utk 10400000 10400000 10400000
dijual (3400000) (2800000) (3120000)
Persediaan akhir 7000000 7600000 7280000
Harga pokok penjualan

2. Sistem perpetual
FIFO LIFO Rata-rata
Persediaan awal 1800000 1800000 1800000
Pembelian 8600000 8600000 8600000
Barang tersedia utk 10400000 10400000 10400000
dijual (3400000) (2900000) (3224000)
Persediaan akhir 7000000 7500000 7176000
Harga pokok penjualan

PENJUALAN
Tanggal Unit Harga/unit Total harga (Rp)
05/04 200 Rp.15.000 3.000.000
07/05 100 Rp.15.000 1.500.000
20/11 200 Rp.17.000 3.400.000
10/12 200 Rp.18.000 3.600.000
Total 700 - 11.500.000

LABA KOTOR
1. Sistem periodik
FIFO LIFO Rata-rata (Average)
Penjualan 11.500.000 11.500.000 11.500.000
Harga pokok penjualan (7.000.000) (7.600.000) (7.280.000)
Laba kotor 4.500.000 3.900.000 4.220.000

2. Sistem perpetual
FIFO LIFO Rata-rata (Average)
Penjualan 11.500.000 11.500.000 11.500.000
Harga pokok penjualan (7.000.000) (7.500.000) (7.176.000)
Laba kotor 4.500.000 4.000.000 4.324.000

JURNAL
1. Sistem periodik
Mencatat pembelian :
Pembelian                                          Rp.8.600.000
                Utang usaha/kas                                              Rp.8.600.000     
 

Mencatat penjualan :
Piutang usaha/kas                           Rp.11.500.000
                Penjualan                                                            Rp.11.500.000
 

               
Penyesuaian untuk persediaan :
Ikhtisar Rugi Laba                             Rp.1.800.000
                Persediaan                                                         Rp.1.800.000
Persediaan                                         Rp.3.400.000
Ikhtisar Rugi Laba                                                             Rp.3.400.000
 

               

2. Perpetual (FIFO)
Mencatat pembelian :
Persediaan                                         Rp.8.600.000
                Utang usaha/kas                                              Rp.8.600.000
 

                 

Mencatat penjualan :
Piutang usaha                                    Rp.11.500.000
                Penjualan                                                            Rp.11.500.000
Harga pokok penjualan                 Rp.7.000.000
                Persediaan                                                         Rp.7.000.000
 

               

Contoh kasus 1
Dibawah ini terdapat catatan mengenai persediaan PT.Khatulistiwa selama bulan September 2008 sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga
1 September Persediaan awal 100 unit Rp.10.000
5 September Pembelian, termin 500 unit Rp.12.000
2/10,n/60
12 September Pembelian, termin 100 unit Rp.15.000
2/10,n/30
22 September Penjualan 300 unit Rp.25.000
27 September Pembelian, termin 100 unit Rp.20.000
5/10,n/30
30 September Penjualan 50 unit Rp.30.000

Diminta : Tentukan nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan dan laba kotor jika diasumsikan perusaahaan
menerapkan system periodik FIFO dan system perpetual LIFO !
Jawab :
Periodik FIFO
Persediaan yang tersedia untuk dijual (unit) ialah :
= 100 + 500 + 100 + 100
= 800 unit
Persediaan yang tersedia untuk dijual :
= [(100 x Rp.10.000)+(500 x Rp.12.000)+(100 x Rp.15.000)+(100 x Rp.20.000)
= Rp.10.500.000

Unit persediaan akhir :


= persediaan yang tersedia untuk dijual  – unit terjual
= 850 unit – 350 unit
= 450 unit

Nilai unit akhir :


= 100 unit @Rp.20.000                                   = Rp.2.000.000
= 100 unit @Rp.15.000                                   = Rp.1.500.000
= 250 unit @Rp.12.000                                   = Rp.3.000.000 +
= 450 unit                                                               Rp.6.500.000

Harga pokok penjualan :


= nilai persediaan yang tersedia untuk dijual – nilai persediaan akhir
= Rp.10.500.000 – Rp.6.500.000
= Rp.4.000.000

Laba kotor :
= hasil penjualan – harga pokok penjualan
= Rp.9.000.000 – Rp.4.000.000
= Rp.5.000.000

Perpetual LIFO
Tanggal Pembelian Harga pokok pembelian Persediaan Jadi
01/09 - - - - - - 100 10000 1000000
05/09 300 12000 6000000 - - - 100 10000 1000000
- - - 500 12000 6000000
12/09 100 15000 1500000 - - - 100 10000 1000000
- - - - - - 500 12000 6000000
100 15000 1500000
22/09 - - - 100 15000 1500000 100 10000 1000000
200 12000 2400000 300 12000 3600000
27/09 100 20000 2000000 - - - 100 10000 1000000
- - - - - - 300 12000 3600000
100 20000 2000000
30/09 50 20000 1000000 100 10000 1000000
- - - 300 12000 3600000
- - - 50 20000 1000000
Total 700 - 9500000 350 - 4900000 450 - 5600000
dengan metode perpetual LIFO dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :
Nilai persediaan akhir                     Rp.5.600.000
Harga pokok penjualan                 Rp.4.900.000
Laba kotor                                           = Rp.9.000.000 – Rp.4.900.000
                                                                = Rp.4.100.000
Pengertian Harga Pokok Produksi,
Unsur, Dan Cara Perhitungannya
Harga pokok produksi adalah unsur yang harus tercatat di dalam sebuah laporan keuangan.
Karena di dalamnya terdapat berbagai macam daftar biaya yang bisa menjadi tolak ukur
penjualan produk perusahaan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan diuraikan tentang pengertian harga pokok produksi secara
lengkap beserta unsur dan cara penghitungannya, berikut kita akan bahas lebih jauh.

Pengertian Harga Pokok Produksi


Harga pokok produksi adalah daftar biaya produksi yang harus dikeluarkan perusahaan pada
periode tertentu. Di dalamnya terkait dengan biaya pengadaan bahan baku, alat produksi, bahan
pendukung produksi dan lain sebagainya.

Jika harga pokok ini sudah ketemu, pihak perusahaan akan lebih mudah untuk menentukan
harga produk. Paling tidak, harga produk yang akan dijual sudah diperhitungkan secara cermat
antara laba dan rugi yang bakal muncul dari penjualan yang dilakukan.

Menurut Susilowati (2009), harga pokok produksi adalah seluruh pembiayaan yang dibebankan
pada produk dan jasa yang dapat diukur dalam bentuk uang yang akan diserahkan.

Lain lagi menurut Supriyono (2013), yang menyatakan kalau harga pokok produksi merupakan
jumlah uang yang akan dibayarkan dalam rangka untuk memiliki produk atau jasa yang
diperlukan perusahaan sebagai sarana untuk menghasilkan keuntungan.

Baca juga : Mengetahui Perbedaan Rasio Rentabilitas Dan Profitabilitas

Jika membaca dari pengertian di atas, bisa ditarik kesimpulan kalau definisi harga pokok
produksi ialah akumulasi dari biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka
menghasilkan produk/jasa yang akan dijual.

Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi


Unsur-unsur yang harus diperhitungkan dalam penentuan harga pokok produk ada tiga. Yaitu,
biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan yang terakhir adalah biaya
overhead pabrik atau perusahaan. Ini dia penjelasan tentang ketiganya:

Harga pokok produksi merupakan salah satu perhitungan utama untuk menentukan total harga
pokok penjualan untuk perusahaan manufaktur.

Salah satu metode akuntansi standar untuk menghitung harga pokok yang akurat adalah
penggunaan 3 unsur dalam menentukan harga pokok produk. Ada tiga unsur biaya utama yang
termasuk dalam jadwal:

 bahan langsung yang digunakan,


 tenaga kerja langsung, dan
 biaya tidak langsung.

Biaya Bahan Baku Langsung


Empat angka sangat penting untuk perhitungan harga pokok produk dan mereka mengandalkan
sistem manajemen bahan baku untuk memiliki titik awal yang akurat. Ini adalah:

 menghitung bahan baku,


 biaya bahan baku yang dibeli,
 total bahan baku yang ada di akhir periode, dan
 mengakhiri persediaan bahan baku.

Biaya Tenaga Kerja


Ini mungkin yang paling mudah dilacak. Praktik akuntansi standar dan catatan penggajian
memastikan bahwa ini adalah penghitungan yang mudah diperoleh. Namun, ini harus mencakup
tidak hanya upah langsung yang dibayarkan tetapi biaya manfaat yang terkait dengan tenaga
kerja yang terlibat dalam produksi.

Baca juga : Akuntansi Syariah : Arti, Ciri, & Bedanya Dengan Akuntansi Konvensional

Biaya Tidak Langsung / Overhead Manufaktur


Ini bisa menjadi informasi yang paling menantang untuk dikumpulkan. Biaya paralel dengan
biaya langsung meliputi:

 Bahan tidak langsung: dari perlengkapan kantor hingga bagian perbaikan untuk
peralatan pabrik.
 Tenaga kerja tidak langsung: sumber daya manusia, akuntansi, pembelian, personil
pemeliharaan fasilitas, manajemen.

Biaya overhead lainnya termasuk:

 Depresiasi bangunan pabrik


 Depresiasi peralatan pabrik
 Asuransi dan pajak pada setiap bangunan pabrik

Cara Menghitung Harga Pokok Produksi


Harga pokok produk didasarkan pada jumlah pekerjaan dalam proses yang diselesaikan.
Pekerjaan-dalam-proses ini termasuk biaya bahan langsung yang dimasukkan ke dalam
produksi, ditambah tenaga kerja langsung dan overhead.

Untuk menentukan pekerjaan-dalam-proses, Anda memasukkan jumlah unit atau biaya ke


dalam formula keluaran yang sama yang Anda gunakan untuk menghitung bahan langsung
yang dimasukkan ke dalam produksi.

Persamaan standar untuk menghitung harga pokok produk langkahnya adalah seperti berikut:

1. Barang-barang manufaktur dalam proses pada tanggal mulai Anda


2. Ditambah biaya langsung Anda (bahan + tenaga kerja),
3. Ditambah overhead produksi Anda,
4. Kurangi barang Anda yang sedang berlangsung pada tanggal akhir perhitungan.

Anda mungkin juga menyukai