MODUL
AKUNTANSI BIAYA
OLEH :
HARIYANTO, SE
JAKARTA
2008
KATA PENGANTAR DAN PENGESAHAN
KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BEA DAN CUKAI
Menunjuk Surat Keputusan Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai
Penyusunan Modul Pendidikan dan Pelatihan pada Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea
dan Cukai Tahun Anggaran 2008, maka kepada Saudara Hariyanto, SE telah ditugaskan
menyusun Modul Cost Accounting untuk Diklat Teknis Substantif Spesialisasi (DTSS)
Oleh karena modul Cost Accounting, DTSS PCA sebagaimana terlampir telah
diseminarkan, maka dengan ini kami nyatakan bahwa Modul dimaksud sah dan layak
Terima kasih kami ucapkan kepada penyusun dan semua pihak yang telah
sebagaimana mestinya.
Endang Tata
NIP. 060044462
2
DAFTAR ISI
METODE FIFO
4.1 Uraian, Contoh dan Non Contoh …………………………………… 56
4.2 Latihan 3 ……………………………………………………………… 64
4.3 Rangkuman …………………………………………………………… 70
3
5. Kegiatan Belajar (KB) 4
4
MODUL
AKUNTANSI BIAYA
1. PENDAHULUAN
Akuntansi biaya secara garis besar memiliki dua tujuan pokok, yang pertama adalah
untuk penetapan harga pokok produksi dan yang kedua adalah untuk pengendalian biaya
produksi. Penetapan harga pokok produksi dilakukan melalui akumulasi biaya produksi
berdasarkan dua sistem produksi, yaitu Job Order Cost System dan Process Cost System.
Untuk Process Cost System, terdapat beberapa variasi model perhitungan biaya produksi
tergantung dengan kondisi yang ada. Yang lazim digunakan adalah Pendekatan Biaya
Rata-rata dan FIFO.
Pengendalian biaya produksi dilakukan melalui biaya yang ditetapkan terlebih dulu
(predetermined cost), yang kemudian dikenal dan dikembangkan sebagai sistem biaya
standar. Terjadinya penyimpangan terhadap biaya standar, akan dianalisis untuk
kemudian ditindak lanjuti dengan langkah pengendalian biaya produksi yang diperlukan
oleh manajemen. Selain Laporan Harga Pokok Produksi, disajikan pula pencatatan
(akuntansi) yang diperlukan untuk perusahaan manufaktur, khususnya kegiatan produksi.
Dari sisi pencatatan ini, akuntansi biaya akan menghasilkan informasi tentang harga
pokok penjualan untuk perusahaan manufaktur.
Materi yang akan disajikan dalam modul ini fokus pada pemahaman tentang konsep
biaya, perilaku biaya, serta tujuan pokok akuntansi biaya yaitu untuk penghitungan harga
pokok produksi dan pengendalian biaya produksi. Pada materi yang pertama, disajikan
pola akumulasi biaya produksi berdasarkan sistem produksi, yaitu Job Order Cost System
dan Process Cost System. Untuk sistem biaya proses, diperkenalkan berbagai variasi
model perhitungan dengan berbagai kondisi, yaitu pendekatan Rata-rata dan FIFO.
5
1.2 Tujuan Instruksional Umum
6
2. KEGIATAN BELAJAR (KB) 1
AKUNTANSI BIAYA
Kondisi perusahaan pada saat ini menunjukkan bahwa kapasitas produksi PT.
Primafood belum sepenuhnya terpakai dan sisa kapasitas produksi masih mampu untuk
memenuhi pesanan Indomart. Biaya produksi untuk setiap kardus yang dihitung
berdasarkan kapasitas terpakai adalah sebagai berikut: Bahan Baku Rp 4.000,-; Upah
Langsung Rp 3.000,-; Biaya Overhead - Variabel Rp 3.000,-; dan Biaya Overhead -
Tetap Rp 3.000,-. Apabila Budiman memahami perilaku biaya produksi dan mau mencari
informasi tentang biaya tersebut, maka biaya yang relevan untuk setiap kardus mie instan
yang dipesan hanya sebesar Rp 10.000,- karena dengan adanya tambahan produk tersebut
maka Biaya Overvead – Tetap tidak diperhitungkan lagi. Dengan demikian, masih
terdapat keuntungan deferensial sebesar Rp 5.000,- untuk setiap kardus.
A. Konsep Biaya
Pengertian biaya (Cost) dalam akuntansi biaya adalah pengorbanan sumber daya
untuk mendapatkan (menghasilkan) sesuatu. Pengorbanan sumber daya dapat dilakukan
melalui:
1). Pengeluaran kas;
2). Janji akan membayar tunai dimasa mendatang;
3) Ekspirasi nilai aktiva ( pemakaian bahan baku dalam produksi, beban penyusutan).
7
Dalam akuntansi biaya, terdapat istilah yang keduanya berkaitan dengan konsep
biaya yaitu Cost dan Expense. Seperti telah diuraikan sebelumnya, Cost merupakan
pengorbanan sumber daya untuk memperoleh sesuatu item. Misal, suatu perusahaan
melakukan pembelian barang, maka yang dapat dikategorikan sebagai Cost adalah harga
perolehan barang tersebut, yaitu pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang tersebut hingga siap dijual, seperti harga beli, ongkos angkut, asuransi
pengangkutan, pungutan bea masuk, biaya inklaring dan sebagainya.
Expense adalah bagian dari Cost yang telah dibebankan sebagai biaya. Apabila
sebagian barang diatas dijual maka harga perolehan bagian yang terjual tersebut
dibebankan sebagai biaya (expense) dengan sebutan Harga Pokok Penjualan.
Beberapa biaya dapat berubah secara langsung dengan adanya perubahan kegiatan
poroduksi, sedangkan biaya lainnya relatif tidak terpengaruh. Agar manajemen dapat
merencanakan kegiatan perusahaannya dengan baik serta dapat mengendalikan biaya
dengan efektif, maka manajemen harus mengerti hubungan antara biaya dengan berbagai
perubahan kegiatan. Perilaku biaya yang dikaitkan dengan kegiatannya tersebut
memerlukan pemahaman tentang konsep biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi
variabel.
Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak akan berubah meskipun volume
kegiatan meningkat atau menurun, dalam rentang yang relevan (misalnya kapasitas
produksi, masa asuransi). Contoh biaya tetap antara lain adalah beban penyusutan mesin,
gaji karyawan tetap, beban asuransi.
Biaya Variabel adalah biaya yang jumlahnya akan meningkat secara proporsional
dengan peningkatan volume kegiatan dan menurun secara proporsional dengan
penurunan volume kegiatan. Contoh biaya variabel antara lain adalah biaya bahan baku
dan upah langsung. Biasanya biaya variabel dapat diidentifikasi secara langsung dengan
kegiatan yang mengakibatkan adanya biaya tersebut.
Biaya Semi Variabel adalah biaya yang memiliki sifat biaya tetap dan biaya
variabel. Oleh karena itu, dalam perencanaan biaya seperti penentuan tarif biaya produksi,
maka biaya semi variabel harus dipisahkan ke dalam unsur-unsur biaya tetap dan
variabel. Keberhasilan dalam perencanaan dan pengendalian biaya akan tergantung
pada hasil analisis dan penelaahan yang cermat mengenai hubungan antara biaya dan
8
perubahan kegiatan operasi perusahaan, dan hal itu membutuhkan penggolongan yang
relevan.
Obyek biaya dalam akuntansi biaya adalah unit dan aktivitas atau fenomena yang
dapat dijadikan dasar untuk mengakumulasi (membebankan) dan mengukur biaya.
Termasuk dalam kategori unit dan aktivitas atau fenomena adalah unit produksi,
sekumpulan produk, job order process, departemen, kontrak, fungsi dan sebagainya.
Pemilihan obiayaek biaya tergantung pada biaya apa yang ingin diketahui. Misalnya
seorang manajer ingin mengetahui besarnya biaya per unit produk, maka yang dapat
dijadikan sebagai obiayaek biaya adalah unit produksi.
C. Klasifikasi Biaya
9
4). Periode akuntansi
Berdasarkan periode akuntansi, biaya diklasifikasikan sebagai pengeluaran modal
(Capital Expenditure) dan pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure).
Pengeluaran modal adalah pengeluaran untuk perolehan aktiva yang memberikan
manfaat lebih dari satu periode akuntansi, sedangkan pengeluaran pendapatan adalah
pengeluaran yang akan memberikan manfaat dalam periode berjalan dan akan dicatat
sebagai beban.
5). Alternatif Keputusan
Manajemen sering berhadapan dengan situasi dimana mereka harus mengambil
keputusan yang dikaitkan dengan alternatif atau pilihan, misalnya membeli atau
membuat sendiri suatu barang yang dibutuhkan, menghentikan atau melanjutkan salah
satu bagian usahanya, menerima atau menolak suatu pesanan khusus dengan harga
dibawah harga jual normal. Dalam kondisi ini, sangat dibutuhkan pemahaman
manajemen tentang biaya yang relevan dan yang tidak relevan dengan berbagai
alternatif pilihan tersebut beserta dengan pertimbangannya. Contoh biaya yang
berhubungan dengan alternatif keputusan antara lain Defferential Cost, Opportunity
Cost, dan Sunk Cost.
10
D. Akuntansi Biaya
Tujuan akuntansi biaya tidak terlepas dari pengukuran harga pokok penjualan
karena harga pokok produksi merupakan dasar penentuan harga pokok penjualan. Namun
demikian, penentuan harga pokok penjualan merupakan bidang dari akuntansi keuangan.
Berikut ini gambaran secara umum penghitungan harga pokok penjualan:
11
Neraca awal tahun 2006 PT. Bhatara Indah serta transaksi yang terjadi selama bulan
Januari 2006 disajikan berikut ini:
PT Bhatara Indah
Neraca
Per 1 Januari 2006
(dalam ribuan rupiah)
Transaksi selama bulan Januari 2006 adalah sebagai berikut: (dalam rupiah)
a Pembelian bahan secara kredit 100.000.000
b Pemakaian bahan dalam bulan Januari:
Untuk produksi 80.000.000
Untuk bahan pembantu 12.000.000 92.000.000
c Pembayaran Gaji bulan Januari sebesar 160.000.000,-
dikurangi Pajak Penghasilan 30.400.000,- 129.600.000
d Alokasi Biaya Gaji adalah :
Untuk Upah langsung 65% 104.000.000
Untuk Upah pabrik tidak langsung (mandor) 15% 24.000.000
Untuk Bagian Pemasaran 13% 20.800.000
Untuk Bagian Administrasi 7% 11.200.000
e Pencatatan tambahan Pajak Penghasilan sebesar 16.000.000,- yang dialokasikan:
Untuk Upah pabrik tidak langsung (mandor) 80%
12
Untuk Bagian Pemasaran 13%
Untuk Bagian Administrasi 7%
f Biaya Overhead Pabrik terdiri dari:
Penyusutan Bangunan, Mesin dan Peralatan 8.500.000
Asuransi (dibayar dimuka) 1.200.000
g Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar 26.340.000
70% dibayar tunai, sisanya masih terhutang (hutang usaha)
h Penerimaan dari penagihan pada pelanggan 205.000.000
i Pembayaran : Hutang Usaha 227.000.000
Pajak yang terhutang 35.700.000
j Pembebanan Biaya Overhead pabrik ke Barang Dalam Proses 84.840.000
k Transfer barang yang telah selesaikan ke gudang barang jadi 320.000.000
l Penjualan senilai 384.000.000,- 40% diterima tunai, dan sisanya masih berupa
tagihan. Harga Pokok Penjualan adalah 75% dari penjualan
m Penyisihan untuk Pajak Penghasilan 26.000.000
Sajikan pencatatan transaksi selama bulan Januari 2006 dan susun laporan Keuangan
untuk akhir Januari 2006.
Pencatatan melalui jurnal disajikan sebagai berikut:
a Bahan 100.000.000
Hutang Usaha 100.000.00
b Barang dalam Proses 80.000.000
Pengendali Overhead Pabrik 12.000.000
Bahan 92.000.000
c Biaya Gaji 160.000.000
Hutang Pajak Penghasilan 30.400.000
Kas 129.600.000
d Barang dalam Proses 104.000.000
Pengendali Overhead Pabrik 24.000.000
Biaya Pemasaran 20.800.000
Biaya Administrasi 11.200.000
Biaya gaji 160.000.000
13
Akm. Penyusutan Bangunan, Mesin, Perlt. 8.500.000
Asuransi Dibayar Dimuka 1.200.000
g Pengendali Overhead Pabrik 26.340.000
Kas 18.438.000
Hutang usaha 7.902.000
h Kas 205.000.000
Piutang Usaha 205.000.000
i Hutang usaha 227.000.000
Hutang Pajak Penghasilan 35.700.000
Kas 262.700.000
j Barang Dalam Proses 84.840.000
Pengendali Overhead Pabrik 84.840.000
k Barang Jadi 320.000.000
Barang Dalam Proses 320.000.000
l Kas 153.600.000
Piutang Usaha 230.000.400
Penjualan 384.000.000
--------------------------------------------------
Harga Pokok penjualan 288.000.000
Barang Jadi 288.000.000
m Penyisihan untuk Pajak Penghasilan 26.000.000
Hutang Pajak Penghasilan 26.000.000
Dari pencatatan bulan Januari 2006 tersebut, mutasi (perubahan) yang terjadi
menghasilkan laporan – laporan sebagai berikut:
PT Bhatara Indah
Perhitungan Rugi-Laba
Untuk bulan Januari 2006
(dalam ribuan rupiah)
Penjualan 384.000
(-) Harga Pokok Penjualan (288.000)
Laba Kotor 96.000
(-) Biaya Operasional : Biaya Pemasaran 22.880
Biaya Administrasi 12.320 (25.200)
Laba Operasi 60.800
(-) Penyisihan untuk Pajak Penghasilan (26.000)
Laba Bersih 34.800
14
PT Bhatara Indah
Perhitungan Harga Pokok Penjualan
Untuk bulan Januari 2006
(dalam ribuan rupiah)
Bahan langsung
Persediaan Bahan, 1 Januari 2006 135.300
Pembelian 100.000
Bahan yang tersedia untuk dipakai 235.300
(-) Pemakaian bahan pembantu 12.000
Persediaan Bahan, 31 Jan. 2006 143.300 (155.300)
Bahan langsung yang digunakan 80.000
Upah langsung 104.000
Overhead Pabrik: Bahan Tidak langsung 12.000
Upah tidak langsung 24.000
Pajak Penghasilan 12.800
Penyusutan Pabrik 8.500
Asuransi 1.200
Overhead Pabrik lainnya 26.340 84.840
Biaya Produksi bulan Januari 268.840
(+) Persediaan Barang Dalam Proses, 1 Jan 234.300
Total Biaya produksi 503.140
(-) Persediaan Barang Dalam Proses, 31 Jan (183.140)
Harga Pokok Produksi 320.000
(+) Persediaan Barang Jadi, 1 Jan 68.700
Barang yang tersedia untuk dijual 388.700
(-) Persediaan Barang Jadi, 31 Jan (100.700)
Harga Pokok Penjualan 288.000
PT Bhatara Indah
Neraca
Per 31 Januari 2006
(dalam ribuan rupiah)
Aktiva Lancar Kewajiban Lancar
Kas 130.862 Hutang Usaha 433.902
Surat Berharga 76.000 Hutang Pajak Penghasilan 72.400
Piutang Usaha 338.500 Bagian Hutang jangka pan jang
yang akan jatuh tempo 20.000
Persediaan : Total Kewajiban lancar 526.302
Barang Jadi 100.700 Kewajiban jangka Panjang 204.400
Brng. Dlm Proses 183.140 Total Kewajiban 730.702
Bahan Baku 143.300 427.140
Biaya Dibayar Dimuka 14.600 Modal
Total Aktiva Lancar 987.102 Saham Biasa 528.000
Aktiva Tetap Laba yang Ditahan
Tanah 41.500 Saldo per 1 Januari 939.500
Bangunan 580.600 Laba Bersih bulan Januari 24.800
Mesin/Perltn. 1.643.000 Total Laba yang Ditahan 974.300
2.223.600 ----------
Ak Penyusutan (1.019.200) 1.204.400 Total Modal 1.502.300
1.245.900
Total Aktiva 2.233.002 Total Kewajiban & Modal 2.233.002
15
2.2 Latihan 1
Soal 1 (Perhitungan )
Neraca Saldo PT. Menara Gading per 31 Desember 2006 menunjukkan saldo sebagai
berikut (dalam ribuan rupiah):
Penjualan 14.500.500 Retur dan Potongan
Pembelian (netto) 2.400.000 Harga Penjualan 25.200
Ongkos angkut – masuk 32.000 Biaya Overhead Pabrik 1.885.600
Biaya Upah Langsung 3.204.000 Biaya Iklan 155.000
Biaya Gaji - Penjualan 200.000 Beban Pengiriman 65.000
Soal 2
PT. Busana Indah Garment memproduksi pakaian berdasarkan model yang dipesan.
Informasi berikut ini tersedia di awal bulan Mei 2006
Persediaan Bahan Rp 16.200.000,-
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 3.600.000,-
Selama bulan Mei 2006, bahan seharga Rp 20.000.000,- telah dibeli. Jumlah Upah
Langsung yang dibayarkan Rp 16.500.000,- dan Biaya Overhead Pabrik sejumlah Rp
8.580.000,-. Persediaan pada akhir Mei 2006 diketahui sebagai berikut :
Persediaan Bahan Rp 17.000.000,-
Persediaan Barang Dalam Proses Rp 7.120.000,-
Siapkan perhitungan Harga Pokok Produksi untuk bulan Mei 2006!
16
Soal 3.
Berikut ini data akuntansi PT. Elang Perdana untuk tahun 2006 (dalam rupiah):
Kas 240.000.000
Piutang Usaha 248.000.000
Persediaan 1 Jan. 2006 31 Des. 006
Barang Jadi 54.000.000 66.000.000
Barang Dalam Proses 29.800.000 38.800.000
Bahan 88.000.000 64.000.000
Pembelian Bahan 366.000.000
Potongan Penjualan 8.000.000
Biaya Overhead pabrik yang dibebankan 468.400.000
Biaya Pemasaran dan Administrasi 344.200.000
Beban Penyusutan 116.000.000
(90% untuk pabrik, 10% untuk Pemasaran & Administrasi)
Penjualan 1.844.000.000
Biaya Upah Langsung 523.600.000
Ongkos angkut bahan yang dibeli 6.600.000
Pendapatan Sewa 64.000.000
Bunga hutang obligas 16.000.000
Diminta : Siapkan perhitungan Harga Pokok Penjualan!
Soal 4.
PT, Kubota Industry memproduksi mesin-mesin khusus yang dibuat sesuai dengan
spesifikasi pelanggan. Informasi berikut ini tersedia pada awal bulan Agustus 2006.
Persediaan Bahan Rp 16.200.000,-
Persediaan Barang Dalam Proses 3.600.000,-
Selama bulan Agustus pembelian bahan (langsung) sebesar Rp. 20.000.000,- sedangkan
Upah langsung dibebankan 16.500.000,- dan biaya Overhead Pabrik sebesar 8.580.000,-
Persediaan akhir Agustus 2006 diketahui:
Bahan Rp. 17.000.000,-
Barang Dalam Proses 7.120.000,-
Sajikanlan perhitungan harga pokok produksi!
17
Soal 5
PT. Permata membeli bahan senilai Rp 110.000.000,- selama bulan Juni 2006. Harga
Pokok Penjualan dalam bulan tersebut adalah Rp 345.000.000,-. Biaya Overhead Pabrik
dibebankan 50% dari biaya Upah Langung. Informasi lain sehubungan dengan persediaan
dan produksi perusahaan adalah sebagai berikut (dalam rupiah):
Persediaan Awal Akhir
Barang Jadi 102.000.000 105.000.000
Barang Dalam Proses 40.000.000 36.000.000
Bahan baku 20.000.000 26.000.000
Soal. 6
Informasi berikut ini tersedia untuk tiga perusahaan pada akhir tahun (dalam rupiah):
PT. Intan Mulia Barang Jadi, 1 Januari 600.000.000,-
Harga Pokok Produksi 3.800.000.000,-
Penjualan 4.000.000.000,-
Laba Kotor dari penjualan 20%
Persediaan Barang Jadi, 31 Desember ?
18
Barang Dalam Proses 1 Januari 28.000.000,-
Barang Dalam Proses 31 Desember 38.000.000,-
Penjualan ?
Hitunglah jumlah-jumlah yang ditunjukkan oleh tanda tanya untuk perusahaan tersebut.
Soal 7
Berikut ini data akuntansi yang disajikan PT. Permata untuk tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2006 (dalam rupiah):
Penjualan 56.000.000,-
19
Soal 8 (Pencatatan )
Transaksi-transaksi berikut ini berkaitan dengan transaksi kegiatan pabrik pada PT.
Semesta Alam selama bulan Juli 2006:
a. Pemakaian Bahan Baku sebesar Rp 24.500.000,- dan Bahan Tidak Langsung
Rp 4.500.000,-.
b. Biaya Gaji sebesar Rp 44.000.000,- dipotong PPh. 21 sebesar 5%.
c. Daftar gaji terdiri dari: Upah Langsung Rp. 30.000.000,-
Upah Tidak Langsung Rp 6.000.000,-
Gaji Bagian Penjualan Rp 8.000.000,-
d. Biaya produksi lainnya sebesar Rp 7.500.000,-.
e. Biaya Overhead Pabrik yang dibebankan ke produksi sebesar Rp 22.932.000,-.
f. Biaya produksi yang telah selesai bulan Juli berjumlah Rp 60.000.000,-.
g. Pembelian bahan sejumlah Rp 50.000.000,-.
h. Pengiriman barang ke pelanggan senilai Rp 26.000.000,- dengan harga pokok
sebesar Rp 20.000.000,-.
Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.
Soal 9 (Pencatatan )
Berikut ini transaksi selama bulan Mei 2006 yang dilakukan oleh PT. Bumi Sentosa:
a. Pembelian bahan baku senilai Rp 120.000.000,- dengan syarat n/30.
b. Biaya gaji bulan ini sebesar Rp 90.000.000,- dipotong PPh. 21 sebesar 5%.
Gaji tersebut untuk : Upah Langsung Rp. 45.000.000,-
Upah tidak langsung Rp 9.000.000,-
Gaji bagian Penjualan Rp 15.000.000,-
Gaji bagian Administrasi Rp 21.000.000,-
c. Pembelian bahan tidak langsung dan perbekalan lainnya secara kredit
Rp26.250.000,-.
d. Permintaan bahan selama bulan ini:
Untuk produksi Rp 60.000.000,-
Bahan tidak langsung 15.000.000,-
Perbekalan pengiriman (ekspedisi) 4.000.000,-
e. Pengiriman perbekalan yang rusak senilai Rp 900.000,- di-retur ke penjual.
f. Hutang sejumlah Rp 142.500.000,- dilunasi, termasuk hutang gaji.
20
g. Penyusutan mesin pabrik sebesar Rp 1.000.000,-.
h. Beban pabrik lainnya, sejumlah Rp 6.900.000,- dicatat sebagai kewajiban.
i. Biaya Overhead Pabrik - Aktual sebesar Rp 38.056.000,- dibebankan ke produksi.
j. Barang Jadi dengan total biaya total sebesar Rp 126.000.000,- ditransfer ke gudang.
k. Penjualan sejumlah Rp150.000.000,- dengan harga pokok produksi Rp96.000.000,-.
Soal 10 (Pencatatan )
Berikut ini transaksi selama bulan Juni 2006 yang dilakukan oleh PT. Cemara Tujuh:
a. Pemakaian untuk produksi: Bahan langsung Rp 18.500.000,-
Bahan tidak langsung 2.800.000,-
b. Barang Dalam Proses yang diselesaikan/ditransfer ke gudang senilai 51.800.000,-.
c. Pembelian bahan sejumlah Rp 32.000.000,- secara kredit.
d. Gaji setelah dikurangi PPh. 21 adalah sebesar Rp 38.000.000,- dan telah dibayar.
e. Gaji tersebut untuk : Upah Langsung 55 %
Upah tidak langsung 18 %
Gaji bagian Penjualan 17 %
Gaji bagian Administrasi 10 %
f. Biaya Overhead pabrik lannya adalah:
Penyusutan bangunan dan peralatan pabrik sebesar Rp 9.450.000,-
Beban asuransi pabrik 600.000,-
Beban lainnya yang masih terhutang 1.250.000,-
g. Biaya Overhead pabrik sebesar Rp 28.100.500,- dibebankan ke produksi.
h. Penjualan kredit sejumlah Rp 92.120.000,- dengan laba sebesar 40% dari harga
pokok penjualan.
i. Hasil penagihan piutang sebesar Rp 76.000.000,-.
Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.
21
Soal 11 (Pencatatan )
PT. Bulan Bintang telah membayar Upah Langsung sebesar Rp 50.000.000,- selama
bulan Januari 2006. Berikut ini disajikan data akuntansi untuk biaya produksi (dalam
rupiah):
Per 1 Jan. 2006 Per 31 jan. 2006
Persediaan barang jadi 28.000.000 45.000.000
Persd. Barang Dalam Proses 12.000.000 14.000.000
Persediaan bahan baku 17.000.000 24.000.000
Harga Pokok Penjualan -- 140.000.000
Pengendali Overhead pabrik -- 25.000.000
Susunlah kembali ayat-ayat jurnal untuk mencatat informasi diatas!
Soal 12 (Pencatatan )
Saldo perkiraan dalam data akuntansi PT. Bunga Lestari per 1 Januari 2006 disajikan
sebagai berikut (dalam rupiah):
Debit Kredit
Kas 20.000.000 Hutang Usaha 15.500.000
Piutang Usaha 25.000.000 Hutang gaji 2.250.000
Persd. Barang jadi 9.500.000 Akumulasi penyusutan 10.000.000
Barang Dlm. Proses 4.500.000 Saham Biasa 60.000.000
Bahan 10.000.000 Laba yang Ditahan 21.250.000
Mesin - mesin 40.000.000
Berikut ini transaksi yang dilakukan selama bulan Januari 2006:
a. Pembelian bahan sejumlah Rp 92.000.000,- secara kredit.
b. Biaya Overhead Pabrik lainnya yang diperhitungkan sebesar Rp 18.500.000,-.
c. Biaya Gaji dan Upah dialokasikan untuk:
Upah Langsung Rp 60.500.000,-
Upah tidak langsung 12.500.000,-
Gaji bagian Penjualan 8.000.000,-
Gaji bagian Administrasi 5.000.000,-
22
Bahan tidak langsung 8.300.000,-
e. Biaya Overhead pabrik sebesar Rp 47.330.000,- dibebankan ke produksi.
f. Barang dalam proses yang diselesaikan/ditransfer ke gudang senilai 188.000.000,-
g. Barang jadi senilai Rp 12.000.000,- belum terjual. Penjualan akan dilakukan dengan
syarat 2/10, n/60, mark up 30% diatas harga pokok produksi.
h. Dari seluruh piutang usaha, 80% telah ditagih, dikurangi 2% potongan penjualan.
i. Berbagai beban sejumlah Rp 30.000.000,- belum dibayar, dan dialokasikan sebagai
beban pemasaran 60% dan sisanya beban administrasi.
j. Daftar cek menunjukkan adanya pembayaran sebesar Rp104.000.000,- untuk
kewajiban selain gaji:
1. Sajikan ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas dan lakukan posting ke
buku besar
2. Susunlah Neraca Saldo akhir Januari 2006
2.3 Rangkuman
Pengertian biaya dapat dilihat dari dua sisi yakni Cost dan Expense. Cost (biaya
perolehan) merupakan pengorbanan sumber daya untuk memperoleh suatu barang,
sedangkan expense adalah bagian dari Cost yang telah dibebankan sebagai biaya, pada
suatu periode.
Pemahaman manajemen terhadap perilaku biaya (biaya tetap, biaya variabel, dan
biaya semi variabel) sangat berkaitan erat dengan kegiatannya sebagai pengambil
keputusan dalam perusahaan. Selain itu, pengetahuan pihak manajemen tentang
pengklasifikasian biaya akan dapat memberikan informasi pendukung, yang diperlukan
untuk pembebanan biaya ke harga produksi serta biaya non produksi.
23
3. KEGIATAN BELAJAR (KB) 2
Sumanto tersenyum simpul menghitung keuntungan penjualan tahu hari ini karena
produksi tahu kemarin siang yang telah menghabiskan satu kwintal kedelai, telah habis
terjual pagi ini dengan keuntungan sebesar Rp 125.000,-. Benarkah Sumanto memperoleh
keuntungan sejumlah itu?
Kondisi sebenarnya menunjukkan bahwa perhitungan keuntungan tersebut tidak
didasarkan pada harga pokok produksi yang tepat karena formula yang digunakan adalah
jumlah kedelai yang digunakan ditambah dengan upah untuk dua pegawai yang dibayar
harian. Ia tidak memperhitungkan pemakaian kayu bakar, upahnya sendiri dan upah
istrinya yang ikut bekerja, serta pemakaian fasilitas di rumahnya yang seharusnya
dibebankan ke harga pokok produksi.
Apa yang terjadi dengan pengusaha tahu tersebut telah menggambarkan bahwa
kesalahan dalam persepsi tentang harga pokok produksi telah menyebabkan informasi
tentang keuntungan menjadi bias.
Dalam penentuan harga pokok produksi, berbagai biaya yang relevan dengan
proses produksi harus dialokasikan atau diakumulasikan ke produk yang bersangkutan.
Akumulasi biaya ini merupakan sistem perhitungan harga pokok produksi (production
costing system) dengan cara membebankan unsur-unsur biaya produksi ke dalam harga
pokok produksi. Terdapat dua metode pokok dalam akumulasi biaya produksi yaitu Job
Oder Costing dan Process Costing. Kedua metode tersebut merupakan fokus
pembahasan kegiatan belajar ini.
24
Untuk setiap order (pesanan) atau job (batch atau lot) akan disiapkan sebuah kartu
yang disebut “Job Order Cost Sheet” atau “Cost Sheet”. Semua biaya yang dibebankan
pada suatu order akan dicatat ke dalam kartu tersebut. Jadi fungsi dari Cost Sheet adalah
untuk mencatat/mengumpulkan biaya langsung dan biaya tidak langsung yang
dibebankan pada suatu pekerjaan (order). Oleh karena itu, pada setiap Cost Sheet harus
dicantumkan nomor ordernya, sehingga akan mempermudah proses pengumpulan dan
pembebanan biaya terhadap order yang dikerjakan.
Contoh: PT Busana Garment menjalankan kegiatannya dengan menerima pesanan
garment. Data persediaan pada tanggal 1 Mei 2007 disajikan sebagai berikut (dalam
rupiah):
Barang Jadi 1.500.000,-
Barang Dalam Proses 1.907.000,-
Barang Dalam Proses:
Job 021 Job 022 Job 023
No. Job/Pesanan PT. Pelangi PT. Mutiara PT. Matahari
Transaksi selama bulan Mei 2007 adalah sebagai berikut (dalam rupiah):
Mei 5 Pembelian bahan baku (kredit) sejumlah 2.200.000,-
7 Pemakaian: Bahan Penolong 240.000,-
Bahan baku untuk Job 021: 530.000,-
Job 022: 740.000,-
Job 023: 590.000,-
8 Pengembalian dari pabrik ke gudang
Bahan Baku Langsung Job 022: 20.000,-
Bahan Tidak Langsung 40.000,-
10 Pembayaran Gaji setelah dikurangi (PPh 21) sebesar 72.200,- 307.800,-
10 Biaya Gaji dialokasikan untuk:
55% ke Upah Langsung
15% ke Biaya Penjualan
25
20% ke Upah tak langsung
10% Biaya Administrasi
Alokasi Upah Langsung untuk: Job 021: 64.200,-
Job 022: 81.600,-
Job 023: 63.200,-
11 Biaya Overhead lainnya terdiri dari:
Biaya Penyusutan Bangunan dan Peralatan Pabrik 20.000,-
Biaya Asuransi Pabrik yang jatuh tempo 2.500,-
Biaya yang terutang (belum dibayar) 32.500,-
11 Biaya Overhead pabrik yang diterapkan dan dibebankan terhadap ketiga
produk pesanan tersebut adalah 80% dari Upah Langsung untuk bulan yang
bersangkutan.
12 Pekerjaan 021, 022, dan 023 telah selesai dan dikirim ke gudang barang
jadi
14 Pesanan 021, 022, dan 023 dikirim dan ditagih dengan tambahan laba
sebesar 40% dari harga pokok. Alokasi biaya operasional sebagai berikut:
Pesanan No. 021: Rp 65.178,-
022: 84.644,-
023: 56.388,-
Sajikanlah : 1. Kartu Biaya Produksi Pesanan untuk ketiga pesanan yang diterima.
2. Jurnal yang diperlukan bulan Mei 2006.
26
PT. Busana Garment
Bogor
============================================================
WIP Awal 658.000,- Penjualan 1.824.984,-
Biaya Produksi : Harga Pokok Penjualan 1.303.560,-
Bahan baku 530.000,- Laba Kotor 521.424,-
Upah Langsung 64.200,- Biaya Operasional (65.178,-)
Overhead yang Laba Bersih 456.246,-
diterapkan 51.360,- ========
Harga Pokok Produksi 1.303.560,-
========
27
PT. Busana Garment
Bogor
============================================================
WIP Awal 826.000,- Penjualan 2.370.032,-
Biaya Produksi : Harga Pokok Penjualan 1.692.880,-
Bahan baku 720.000,- Laba Kotor 677.152,-
Upah Langsung 81.600,- Biaya Operasional (84.644,-)
Overhead yang Laba Bersih 592.508,-
diterapkan 65.280,- ========
Harga Pokok Produksi 1.692.880,-
========
28
PT. Busana Garment
Bogor
BAHAN BAKU
Tanggal Jumlah
7 Mei 2007 590.000,-
UPAH LANGSUNG
Tanggal Tarif/jam Jam Jumlah
10 Mei 2007 63.200,-
============================================================
WIP Awal 432.000,- Penjualan 1.577.464,-
Biaya Produksi : Harga Pokok Penjualan 1.126.760,-
Bahan baku 590.000,- Laba Kotor 450.704,-
Upah Langsung 63.200,- Biaya Operasional (56.338,-)
Overhead yang Laba Bersih 394.366,-
diterapkan 50.560,- ========
Harga Pokok Produksi 1.126.760,-
========
29
langsung. Pembebanan Biaya Tidak Langsung (Overhead Pabrik) ini dicatat ke
dalam perkiraan Overhead Pabrik yang Diterapkan (Applied Overhead), sedangkan
Biaya Tidak Langsung yang Sesungguhnya dibukukan ke dalam perkiraan Pengendali
Biaya Overhead Pabrik. Selisih antara kedua Biaya Overhead tersebut akan dianalisis
dan dialokasikan sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan. Bagan mekanisme
pencatatan Job Order Costing System dapat dilihat pada halaman berikutnya.
30
AKUNTANSI BIAYA PRODUKSI
Pengendali Overhead Pabrik
Barang Jadi
Kas
Biaya Upah Langsung
31
2. Jurnal Transaksi selama bulan Mei:
Mei 5 Persediaan – Bahan 2.200.000
Hutang dagang 2.200.000
7 Barang Dalam Proses – Job 021 530.000
Job 022 740.000
Job 023 590.000
Pengendali Biaya Overhead Pabrik 240.000
Persediaan - Bahan 2.100.000
8 Persediaan – Bahan 60.000
Barang Dalam Proses- Job 022 20.000
Pengendali Biaya Overhead Pabrik 40.000
10 Biaya Gaji 380.000
Hutang PPh 21 72.200
Kas 307.800
10 Upah Langsung 209.000
Pengendali Biaya Overhead Pabrik 76.000
Biaya Penjualan 57.000
Biaya Administrasi 38.000
Biaya Gaji 380.000
-------------------------------------------
Barang Dalam Proses – Job 021 64.200
Job 022 81.600
Job 023 63.200
Upah langsung 209.000
32
14 Piutang Dagang 5.772.480
Penjualan 5.772.480
Harga jual Job 021 Rp 1.824.984,-
Job 022 2.370.032,-
Job 023 1.577.464,-
---------------------------------------------------
Harga Pokok Penjualan 4.123.200
Barang Jadi – Job 021 1.303.560
Job 022 1692.880
Job 023 1.126.760
Pendekatan ini digunakan untuk proses produksi yang dilakukan secara massa atau
tidak didasarkan pada pesanan, yang berlangsung secara kontinyu melalui proses yang
seragam. Perusahaan yang menggunakan sistem ini antara lain adalah perusahaan plastik,
minuman, pipa, bahan kimia, tekstil, dan perusahaan sejenis lainnya. Berbagai biaya produk
diakumulasikan selama satu periode (bulan, triwulan, semester atau tahun), kemudian
dialokasikan ke setiap unit produk dengan cara jumlah biaya produksi selama satu periode
dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan.
Proses produksi massa ini melibatkan beberapa departemen produksi, dimana setiap
departemen melakukan perhitungan biaya produksi serta menggunakan perkiraan “Barang
Dalam Proses” (pada job order costing hanya disediakan satu perkiraan untuk setiap pesanan
dan didukung dengan kartu biaya pesanan).
33
4. Nilai produk yang sudah selesai pada suatu departemen ditransfer ke departemen
berikutnya, sedangkan nilai (cost) barang dalam proses tetap tinggal dalam departemen
yang bersangkutan. Pemindahan tersebut dimaksudkan untuk menentukan total biaya
“produk jadi” dalam satu periode.
Berikut ini adalah berbagai jenis arus produksi yang dapat terjadi pada process costing
system:
1. Berurutan (sequential flow), yaitu setiap produk diproses dengan urutan langkah yang
sama, dari departemen 1 ke departemen 2 dan seterusnya
2. Sejajar (parallel flow), yaitu suatu bagian dari pekerjaan tertentu dikerjakan secara
bersama-sama oleh beberapa departemen yang berbeda, dan selanjutnya dipindahkan ke
departemen yang sama untuk proses penyelesaian.
3. Selektif (selective flow), yaitu produk bergerak ke departemen-departemen yang berbeda,
tergantung pada produk akhir yang akan dihasilkan.
Semua biaya yang dibebankan pada suatu departemen akan diikhtisarkan dalam suatu
laporan biaya produksi. Laporan ini dapat menunjukkan biaya yang terakumulasi dan
disposisinya selama satu periode. Fungsi laporan ini adalah sebagai sumber informasi untuk
membukukan aktivitas biaya ke dalam berbagai perkiraan di buku besar. Berikut ini adalah
isi dari Laporan Biaya Produksi:
a. Biaya total dan biaya satuan yang diterima dari departemen sebelumnya.
b. Biaya bahan, upah langsung dan biaya tidak langsung (total/satuan) yang
ditambahkan di departemen yang bersangkutan.
34
c. Akumulasi biaya total dan satuan, sampai dengan departemen yang bersangkutan.
d. Nilai yang ditransfer ke departemen berikutnya.
Penyusunan Laporan Biaya Produksi juga dipengaruhi oleh beberapa kondisi seperti
adanya unit hilang dalam proses produksi atau adanya tambahan bahan dalam proses
produksi berikutnya. Apabila terdapat unit hilang dalam proses produksi maka diperlakukan
sebagai berikut:
a. Apabila terjadi pada tahap pembuatan (proses), maka dilakukan penyesuaian terhadap
biaya per unit pada departemen sebelumnya.
b. Apabila terjadi pada tahap lanjutan (supervisi), maka unit yang hilang diperhitungkan ke
dalam produksi, dengan catatan:
- ekuivalen sebagai 100% barang jadi;
- tidak terdapat penyesuaian biaya departemen sebelumnya;
- merupakan barang jadi yang ditransfer ke departemen berikutnya.
c. Apabila unit yang hilang bersifat normal, maka biaya yang diserap dibebankan ke unit
yang tersisa.
d. Apabila unit yang hilang sifatnya tidak normal, maka dihitung berdasarkan biaya per unit
dan diperlakukan sebagai kerugian, sehingga dapat dialihkan ke:
- Harga Pokok Produksi (jika dipakai Overhead Aktual);
- Factory Overhead Control (jika dipergunakan Applied Overhead);
- Biaya tahun berjalan.
Berikut ini disajikan beberapa contoh penyusunan laporan produksi dengan berbagai kondisi
tersebut di atas.
35
Departemen Perakitan Pengujian Perampungan
36
Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses )
PT Toyota Astra
Departemen Perakitan
Laporan Biaya Produksi
Bulan Mei 2006
Skedul Kuantitas : (dalam unit ) 50.000
Unit baru dalam proses --
Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 45.000
Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, ½ upah /FOH) 4.000
Unit hilang Dalam Proses 1.000 50.000
Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per
unit
Transfer dari departemen sebelumnya -- --
Tambahan Biaya : Bahan 24.500 0,50
Upah langsung 29.140 0,62
Overhead pabrik 28.200 0,60
Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 81.840 1,72
37
Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses )
PT Toyota Astra
Departemen Pengujian
Laporan Biaya Produksi
Bulan Mei 2006
Skedul Kuantitas : (dalam unit )
Unit yang diterima dari departemen sebelumnya ( Perakitan ) 45.000
Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 40.000
Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 Upah /FOH) 3.000
Unit hilang Dalam Proses 2.000 45.000
Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per
unit
Transfer dari departemen Perakitan - 45.000 unit 77.400 1,72
Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang
77.400 jt / (45.000 – 2.000) unit 1,80
Tambahan Biaya : Upah langsung 37.310 0,91
Overhead pabrik 32.800 0,80
Jumlah biaya yang ditambahkan 70.110 1,71
Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 147.510 3,51
38
Contoh 1a. ( Unit hilang dalam proses )
PT Toyota Astra
Departemen Perampungan
Laporan Biaya Produksi
Bulan Mei 2006
Skedul Kuantitas: (dalam unit)
Unit yang diterima dari department Pengujian 40.000
Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi 35.000
Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, ¼ upah /FOH) 4.000
Unit hilang Dalam Proses 1.000 40.000
Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per
unit
Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) 140.400 3,51
Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang
140.400 jt / (40.000 – 1.000) unit 3,60
Tambahan Biaya : Upah langsung 32.400 0,90
Overhead pabrik 19.800 0,55
Jumlah biaya yang ditambahkan 52.200 1,45
Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 192.600 5,05
Pertanggungjawaban Biaya
Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 35.000 x 5,05 jt) 176.750
Barang Dalam Proses – akhir
Dari Departemen Pengujian - penyesuaian : 4.000 x 3,60 jt 14.400
Upah : 4.000 x ¼ x 0,90 9.00
Ovh. Pabrik : 4.000 x ¼ x 0,55 550 15.850
Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 192.600
Perhitungan tambahan:
Produksi Ekuivalen:
Upah dan FOH = 35.000 + 4.000/4 = 36.000 unit
39
Contoh 1b. ( Unit hilang dalam proses supervisi di Departemen Pengujian )
PT Toyota Astra
Departemen Pengujian
Laporan Biaya Produksi
Bulan Mei 2006
Skedul Kuantitas (dalam unit ):
Unit yang diterima dari departemen sebelumnya ( Perakitan ) 45.000
Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 40.000
Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 Upah /FOH) 3.000
Unit hilang Dalam Proses 2.000 45.000
Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per
unit
Transfer dari departemen Perakitan - 45.000 unit 77.400 1,72
40
Departemen Perakitan Pengujian Perampungan
41
Contoh 2. ( Pada Departemen Perampungan terdapat tambahan biaya bahan )
PT Toyota Astra
Departemen Perampungan
Laporan Biaya Produksi
Bulan Mei 2006
Skedul Kuantitas: (dalam unit)
Unit yang diterima dari department Pengujian 40.000
Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi 35.000
Unit masih Dalam Proses ( ½ bahan, ¼ upah /FOH) 4.000
Unit hilang Dalam Proses 1.000 40.000
Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per
unit
Transfer dari departemen Pengujian ( 40.000 unit) 140.400 3,51
Penyesuaian dari departemen PePengujian atas unit hilang 3,60
140.400 jt / (40.000 – 1.000) unit
Tambahan Biaya : Bahan 17.020 0,46
Upah langsung 32.400 0,90
Overhead pabrik 19.800 0,55
Jumlah biaya yang ditambahkan 69.220 1,91
Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 209.620 5,51
Pertanggungjawaban Biaya
Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 35.000 x 5,51 jt) 192.850
Barang Dalam Proses – akhir
Dari Departemen Pengujian – penyesuaian : 4.000 x 3,60 jt 14.400
Bahan : 4.000 x ½ x 0,46 920
Upah : 4.000 x ¼ x 0,90 9.00
Ovh. Pabrik : 4.000 x ¼ x 0,55 550 16.770
Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 209.620
Prod. kuivalen: Bahan = 35.000 + 4.000/2 = 37.000 unit
Upah dan FOH = 35.000 + 4.000/4 = 36.000 unit
Biaya per unit Bahan = 17.020 jt / 37.000 = 0,46 jt/unit
Upah = 32.400 jt / 36.000 = 0,90 jt/unit
FOH = 19.800 jt / 36.000 = 0,55 jt/unit
42
Departemen Perakitan Pengujian Perampungan
Solusi Contoh 3:
PT Toyota Astra
Departemen Perampungan
Laporan Biaya Produksi
Bulan Mei 2006
Pertanggungjawaban Biaya
Ditransfer ke gudang Barang Jadi ( 44.000 x 4,455 jt) 196.020
Barang Dalam Proses – akhir
Dari Departemen Pengujian - penyesuaian : 4.000 x 2,925 jt 11.700
43
Bahan : 4.000 x ½ x 0,370 jt 740
Upah : 4.000 x ¼ x 0,720 jt 720
Ovh. Pabrik : 4.000 x ¼ x 0,440 jt 440 13.600
Jumlah Biaya yang dipertanggungjawabkan 209.620
Prod. Ekuivalen: Bahan = 44.000 + 4.000/2 = 46.000 unit
Upah dan FOH = 44.000 + 4.000/4 = 45.000 unit
Biaya per unit: Bahan = 17.020 jt / 46.000 = 0,370 jt/unit
Upah = 32.400 jt / 45.000 = 0,720 jt/unit
FOH = 19.800 jt / 45.000 = 0,440 jt/unit
Unit tambahan menjadi bagian penyesuaian
3.2 Latihan 3
Soal 1
PT. Wujud Nawang Wulan menerima pesanan sejumlah pakaian wanita yang dicatat ke
dalam pesanan nomor 99. Selama mengerjakan pesanan tersebut, bagian pencatatan
menyajikan data sebagai berikut:
Bahan Langsung Upah langsung
14/9 dikeluarkan 600.000,- 20/9 diperhitungkan 90 jam 6.200,-/ jam
20/9 dikeluarkan 331.000,- 26/9 diperhitungkan 70 jam 7.300,-/ jam
22/9 dikeluarkan 200.000,-
Sajikan kartu Biaya Produk Pesanan tersebut, dengan catatan:
- Overhead pabrik yang diterapkan dalam pembebanan adalah Rp 5.000,- per jam kerja
langsung;
- Biaya operasional yang dialokasikan untuk pesanan ini sebesar Rp 75.000,-;
- Mark up diperhitungkan sebesar 40%.
Soal 2
PT. Wahana Toys menerima pesanan boneka dalam tiga model yang dicatat ke dalam
pesanan nomor 45, 46, dan 47. Selama mengerjakan pesanan tersebut, bagian pencatatan
menyajikan data sebagai berikut (dalam ribuan rupiah):
Pesanan No. 45 No. 46 No. 47
Biaya yang dibebankan dari periode sebelumnya 3.600 18.000 --
44
Biaya selama bulan Juli 2006:
Bahan langsung 44.000 34.000 32.000
Upah langsung 40.000 48.000 42.000
Overhead pabrik (60% dari Upah Langsung) 24.000 28.800 25.200
Soal 3
Kartu biaya pesanan berikut ini dipersiapkan untuk tiga pekerjaan yang dilaksanakan di bulan
Pebruari 2006 (dalam ribuan rupiah):
Pesanan No. 15 No. 16 No. 17
Bahan 60.000 30.000 40.000
Upah langsung 120.000 70.000 80.000
Overhead pabrik-dibebankan 60.000 35.000 40.000
Marjin Laba kotor 60.000
Pada awal Pebruari pesanan no. 15 selesai dan menyerap 40% biaya bahan, upah maupun
overhead pabrik, dan kemudian dijual secara kredit. Pesanan no. 16 dimulai diproduksi dan
selesai dalam bulan Pebruari tetapi belum dijual, sedangkan itu pekerjaan No. 17 dimulai dan
belum diselesaikan. Biaya operasional yang dialokasikan ke pesanan no. 15 sebesar
Rp750.000,- Sajikan ayat jurnal bulan tersebut. untuk mencatat Barang Dalam Proses dan
Barang Jadi, serta siapkan Kartu Biaya untuk masing-masing pesanan.
Soal 4
Pembukuan PT. Buana Textil per 1 Mei 2006 menunjukkan data sebagai berikut:
Persediaan barang jadi Rp. 10.000.000,-
Persd. Barang Dalam Proses 16.400.000,-
45
Persediaan bahan baku 8.000.000,-
Perkiraan Dalam Proses memerinci adanya:
Pesanan No. 300 Rp 10.000.000,-
Pesanan No. 301 6.400.000,-
Rp 16.400.000,-
46
n. Penagihan atas piutang usaha sebesar Rp 26.000.000,-.
o. Selisih penerapan overhead dipindahkan ke perkiraan harga pokok penjualan.
p. Biaya operasional yang dibebankan ke pesanan no. 300 sebesar Rp 450.000,-
Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas.
- Kartu Biaya Pesanan untuk pesanan No. 300.
Soal 5
PT. Sun Tyos per 1 Maret 2006 menyajikan data persediaan sebagai berikut:
Persediaan barang jadi Rp. 15.000.000,-
Persediaan Barang Dalam Proses 19.070.000,-
Persediaan bahan baku 14.000.000,-
Perkiraan Barang Dalam Proses memerinci adanya (dalam rupiah):
Pesanan No. 05 No. 06 No. 07
Bahan 2.800.000 3.400.000 1.800.000
Upah langsung 2.100.000 2.700.000 1.350.000
Overhead pabrik-dibebankan 1.680.000 2.160.000 1.080.000
6.580.000 8.260.000 4.230.000
Berkenaan dengan kegiatan bulan Maret 2006, tersedia informasi berikut ini:
a. Pembelian bahan sejumlah Rp 22.000.000,- dengan syarat n/30.
b. Pemakaian bahan untuk produksi sejumlah Rp 21.000.000,-, dari jumlah ini untuk
bahan tidak langsung sejumlah Rp 2.400.000,- Sisanya dialokasikan ke:
Pesanan No. 05 Rp 5.300.000,-
06 7.400.000,-
07 5.900.000,-
c. Bahan dikembalikan ke gudang sejumlah Rp 600.000,- Dari jumlah tersebut
terdapat bahan tidak langsung sebesar Rp 200.000,-, sisanya dari pekerjaan
(pesanan) No. 06.
d. Bahan yang dikembalikan ke pemasok sebesar Rp 600.000,-.
e. Pembayaran Gaji bulan Maret setelah dikurangi PPh. 21 sebesar 5%, sebesar
Rp 38.000.000,-.
47
f. Gaji tersebut dialokasikan untuk : Upah Langsung 55 %
Upah tidak langsung 20 %
Gaji bagian Penjualan 15 %
Gaji bagian Administrasi 10 %
Upah langsung dialokasikan, untuk pesanan No. 05: 6.420.000,-
No. 06: 8.160.000,-
No. 07: 7.420.000,-
g. Biaya Overhead pabrik lainnya sebesar Rp 5.500.000,- didalamnya termasuk
penyusutan bangunan dan peralatan pabrik sebesar Rp 2.000.000,- dan asuransi
pabrik sejumlah Rp 250.000,- yang jatuh tempo, dan sisanya belum dibayar sebesar
Rp 3.250.000,-.
h. Biaya Overhead pabrik yang dibebankan ke produksi adalah 80% dari upah
langsung, yang harus dibebankan ke tiga pesanan.
i. Pesanan No. 05 dan 06 diselesaikan dan ditransfer ke gudang barang jadi.
j. Pesanan No. 05 dan 06 dikirim ke pemesan, dengan marjin laba sebesar 40% dari
harga pokok.
k. Penagihan piutang usaha selama bulan Maret sebesar Rp 69.450.000,-
l. Biaya operasional yang dibebankan ke pesanan no. 05 dan 06 masing-masing
sebesar Rp 450.000,-
Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas, dan posting ke buku besar.
- Kartu Biaya Pesanan.
- Daftar persediaan akhir Maret.
Soal 6
Pembukuan PT. Beach Eq memperlihatkan saldo perkiraan per 1 Maret 2006 sebagai
berikut:
Persediaan barang jadi Rp. 78.830.000,-
Persd. Barang Dalam Proses 292.621.000,-
Persediaan bahan baku 65.000.000,-
Selisih Overhead pabrik (Cr.) 12.300.000,-
48
Perkiraan Barang Dalam Proses memerinci adanya (dalam ribuan rupiah):
Job Upah Overhead
No. Produk Bahan langsung pabrik Total
204 80.000 ban pelampung 15.230 21.430 13.800 50.460
205 5.000 sekoci 40.450 55.240 22.370 118.060
206 10.000 rompi pelampung 60.875 43.860 19.366 124.101
116.555 120.530 55.536 292.621
49
e. Overhead pabrik lainnya yang terjadi atau terutang (dicatat dalam perkiraan
“ Kredit Rupa-rupa”) adalah:
Asuransi pabrik 830.000,- Beban batu bara 1.810.000,-
Pajak Bumi & Bangunan 845.000,- Sumber tenaga 3.390.000,-
Penyusutan Mesin 780.000,- Reparasi& Pemeliharaan 2.240.000,-
Penyusutan Pabrik 840.000,- Perbekalan tak langsung 1.910.000,-
Penerangan 560.000,-
f. Biaya Overhead pabrik diterapkan ke produk dengan tarif Rp 2.300,- per jam kerja
langsung. Diselenggarakan perkiraan “ Overhead Pabrik yang diterapkan” serta
“ Pengendali Overhead pabrik”.
g. Pesanan No. 204 selesai dan dikirimkan dengan harga kontrak Rp 117.500.000,-
Sajikan : - Ayat jurnal yang diperlukan atas transaksi di atas, dan posting ke buku besar.
- Kartu Biaya Pesanan
- Selisih Overhead pabrik (aktual dengan pembebanan )
Soal 7
PT. Bunga Tulip mempersiapkan Kartu biaya pesanan berikut ini untuk tiga pekerjaan yang
dilaksanakan di bulan Mei 2006. Data biaya ketiga pesanan adalah sebagai berikut:
(dalam rupiah)
Pesanan No. 05 No. 06 No. 07
Bahan 16.000.000 13.000.000 12.000.000
Upah langsung 12.000.000 10.000.000 8.000.000
Overhead pabrik-dibebankan 9.000.000 7.500000 6.000.000
Pesanan no. 05 :
Pada awal Mei, pesanan belum selesai namun sudah menyerap 30% biaya bahan, 25% biaya
upah dan overhead pabrik. Pesanan ini kemudian diselesaikan dan dijual dengan mark up
30% dari harga pokok.
Pesanan no. 06 :
50
Awal Mei, pesanan belum selesai, namun sudah menyerap 40% biaya bahan, 30% biaya upah
dan overhead pabrik. Pesanan ini diselesaikan dan dijual dengan mark up 30% dari harga
pokok.
Soal 8
PT. Bunga Melati menerima tiga pesanan barang yang berbeda dari PT. Menara Gading,
yang harus diserahkan pada tanggal 25 April 2007. Sejak minggu terakhir bulan Pebruari
2007 telah dilakukan pengerjaan atas ketiga pesanan tersebut. Berikut ini adalah data biaya
produk pesanan pada PT. Bunga Melati, pada tanggal 31 Maret 2007:
(dalam rupiah)
Pesanan PT. Menara Gading No. 025 No. 026 No. 027
Barang dalam Proses, awal Maret 2.500.000 2.000.000 1.500.000
Biaya bulan Maret 2007:
Bahan 4.000.000 3.000.000 2.500.000
Upah Langsung 3.000.000 2.500.000 2.000.000
Overhead Pabrik 2.250.000 2.000.000 1.600.000
Total Biaya Produksi 11.750.000 9.500.000 7.600.000
51
Catatan tentang Bahan selama bulan April 2007 adalah sebagai berikut:
Unit/Kg Harga/unit
Saldo 1 April 2007 100 30.000,-
4 April Pembelian 100 31.000,-
8 April Pembelian 600 32.000,-
20 April Pembelian 400 33.000,-
Saldo akhir April 2007 600
Soal 9
Perusahaan menerima pesanan suatu produk yang dikerjakan selama dua minggu dengan data
biaya sebagai berikut:
Minggu I Minggu II
Bahan baku yang dipakai 2.500.000,- 1.500.000,-
Jam kerja Departemen I 200 150
Tarif Upah Departemen I 3.000,-/ jam 3.000,-/ jam
Jam kerja Departemen II 100 70
52
Jam kerja mesin Departemen II 90 80
Tarif Upah Departemen II 3.200,-/ jam 3.200,-/ jam
Overhead pabrik yang diterapkan:
Jam kerja Departemen I 2.500,-/ jam 2.500,-/ jam
Jam mesin Departemen II 4.000,-/ jam 4.000,-/ jam
Pesanan dengan No. 333 tersebut dijual dengan mark up 30% dari harga pokok produksi dan
biaya operasional diperhitungkan 5% dari harga pokok produksi.
Sajikanlah Kartu Biaya Pesanan untuk produk di atas!
53
Data produksi menunjukkan 12.000 unit telah diterima selama bulan itu dari Departemen 1.
Sebanyak 7.000 unit telah ditransfer ke barang jadi dan 5.000 unit berada dalam proses pada
akhir bulan Juni dengan tingkat penyelesaian 50% untuk biaya bahan dan 25% untuk biaya
konversi. Siapkan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen 2!
54
Soal 5 (unit yang hilang bersifat normal)
PT.Rajawali memproduksi sebuah barang melalui tiga departemen. Bulan Mei 2006
sebanyak 110.000 unit telah selesai di Departemen 1 dengan biaya Rp 176.000.000,- dan
kemudian ditransfer ke Dertemen 2. Dari jumlah ini, Depertemen 2 telah menyelesaikan dan
mentransfer sebanyak 85.000 unit ke departemen berikutnya. Persediaan dalam proses akhir
Mei sebanyak 22.000 unit dengan tingkat penyelesaian 50% untuk biaya konversi. Biaya
Upah Langsung dan Overhead Pabrik selama bulan Mei 2006 di Departemen 2 adalah
Rp26.245.000,- dan Rp12.670.000,-. Kerusakan di departemen ini dianggap normal dan
terjadi selama pemrosesan.
Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen 2 dan hitung penyesuaiannya untuk
unit yang hilang.
55
Biaya yang ditambahkan di Departemen Finishing:
Bahan baku 8.800.000,-
Upah Langsung 9.000.000,-
Overhead Pabrik 7.200.000,- 25.000.000,-
Tidak ada persediaan awal dalam proses
• Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Finishing untuk bulan Maret!
• Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Mixing untuk bulan Mei 2006!
56
(2/3 biaya konversi) 900
Biaya yang dibebankan di departemen
Bahan 20.670.000,- 7.980.000 14.400.000
Upah Langsung 11.160.000 5.016.000 11.20.000
Overhead Pabrik 5.580.000 2.280.000 5.040.000
Total 37.410.000 15.276.000 30.960.000
Kehilangan unit dianggap normal dan diterapkan untuk semua produksi.
• Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk tiap Departemen!
57
- Biaya-biaya di Departemen II meliputi 12.000.000,- untuk bahan dan Rp 89.250.000,-
untuk biaya konversi.
- Sejumlah 8.000 unit telah diselesaikan dan ditransfer ke barang jadi dan pada akhir bulan
terdapat brang dalam proses 5.000 unit dengan tingkat penyelesaian 60% untuk biaya
konversi.
• Susunlah Laporan Biaya Produksi untuk Departemen II!
3.3 Rangkuman
Pembebanan biaya ke dalam produk dikenal sebagai akumulasi biaya produk, yang
merupakan sistem perhitungan harga pokok produksi. Terdapat dua metode yang digunakan
dalam akumulasi biaya produksi, yaitu job order costing dan process costing. Pada job order
costing, biaya produk dialokasikan ke unit-unit produk pesanan, dan dicatat melalui kartu
biaya produksi pesanan. Sedangkan pada process costing, biaya produk selama satu periode,
dialokasikan ke dalam setiap unit produk dengan cara dibagi kuantum produk yang
dihasilkan selama periode tersebut. Perhitungan biaya produksi tersebut diikhtisarkan dalam
Laporan Biaya Produksi.
58
4. KEGIATAN BELAJAR (KB) 3
Pendekatan lain dalam akumulasi biaya produksi ke dalam harga pokok produksi massa
adalah dengan metode Biaya Rata-rata dan metode First In First Out (FIFO). Dengan metode
biaya rata-rata maka nilai Barang Dalam Proses pada awal periode akan dibebankan pada
periode berjalan. Selain itu, bersama dengan biaya produksi periode yang bersangkutan,
dihitung biaya rata-rata per unit produk. Sedangkan dengan metode FIFO, Barang Dalam
Proses pada awal periode dihitung harga per unitnya. Selain itu unit baru dan biaya tambahan
baru akan dihitung nilainya. Berikut ini disajikan contoh penghitungan harga pokok produksi
massa dengan kedua metode tersebut.
PT. Toyota Astra Motor memproduksi kendaraan melalui tiga tahap yaitu perakitan,
pengujian dan perampungan. Data berikut menunjukkan penyerapan biaya serta kinerja
masing-masing departemen selama bulan Mei 2006.
59
Departemen Perakitan Pengujian Perampungan
Saudara diminta menyajikan Laporan Biaya Produksi dengan metode biaya rata-rata dan
FIFO untuk setiap departemen.
60
Kalkulasi Biaya Rata-rata Departemen Perakitan.
PT Toyota Astra Motor
Departemen Perakitan
Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya Rata-rata
Bulan Mei 2006
Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per
unit
WIP, awal : Bahan 2.000
Upah 1.240
Overhead Pabrik 1.200
Tambahan Biaya : Bahan 19.840 0,52
Upah langsung 24.180 0,62
Overhead pabrik 22.580 0,58
Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 71.040 1,72
Perhitungan tambahan:
Produksi Ekuivalen:
Bahan = 38.000 + 1.000 + 3.000 = 42.000 unit
Upah dan FOH =38.00 + 1.000 + (2/3 x 3.000) = 41.000
Biaya per unit
Bahan = (2.000 + 19.840) jt/ 42.000 = 0,52 jt / unit
Upah = ( 1.240 + 24.180 ) jt / 41.000 = 0,62 jt / unit
FOH = (1.200 + 22.580) jt / 41.000 = 0,58 jt /unit
61
Kalkulasi Biaya Rata-rata Departemen Pengujian.
PT Toyota Astra Motor
Departemen Pengujian
Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya Rata-rata
Bulan Mei 2006
Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per
unit
Biaya dari departemen Perakitan
Barang Dalam proses ( 3.000 unit ) 5.400 1,800
Transfer bulan ini ( 38.000 unit) 65.360 1,720
Jumlah 41.000 unit 70.760
Penyesuaian dari departemen Perakitan atas unit hilang
70.760 / ( 41.000 – 1.000 unit hilang) 1,769
Biaya tambahan departemen ini
WIP, awal : Upah 910
Overhead Pabrik 800
Tambahan Biaya : Upah Langsung 34.050 0,920
Overhead Pabrik 30.018 0,811
Jumlah biaya tambahan 65.778 1,731
Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 136.538 3,500
62
Kalkulasi Biaya Rata-rata Departemen Perampungan
PT Toyota Astra MOtor
Departemen Perampungan
Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya Rata-rata
Bulan Mei 2006
Skedul Kuantitas : (dalam unit )
Unit awal Barang Dalam Proses ( ¼ Upah/ FOH) 4.000
Unit yang diterima dari dept Pengujian 36.000 40.000
Unit yang ditransfer ke gudang barang jadi 36.000
Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 upah /FOH) 3.000
Unit hilang Dalam Proses 1.000 40.000
Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per
unit
Biaya dari departemen Pengujian
Barang Dalam proses ( 4.000 unit ) 14.400 3,60
Transfer bulan ini ( 36.000 unit) 126.000 3,50
Jumlah 40.000 unit 140.400
Penyesuaian dari departemen Pengujian atas unit hilang
140.400 / ( 40.000 – 1.000 unit hilang) 3,60
Biaya tambahan departemen ini
WIP, awal : Upah 900
Overhead Pabrik 550
Tambahan Biaya : Upah Langsung 33.140 0,92
Overhead Pabrik 19.430 0,54
Jumlah biaya tambahan 54.020 1,46
Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 194.420 5,06
63
Kalkulasi Biaya FIFO Departemen Perakitan
PT Toyota Astra Motor
Departemen Perakitan
Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya FIFO
Bulan Mei 2006
Skedul Kuantitas : (dalam unit )
Unit awal Barang Dalam Proses ( ½ Upah/ FOH) 4.000
Unit baru dalam proses 40.000 44.000
Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 38.000
Unit selesai, masih ditahan 1.000
Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 2/3 upah /FOH) 3.000
Unit hilang Dalam Proses 2.000 44.000
Biaya yang dibebankan ke dept ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit
Barang Dalam Proses (WIP) , awal 4.440
Tambahan Biaya : Bahan 19.840 0,522
Upah langsung 24.180 0,620
Overhead pabrik 22.580 0,579
Jumlah biaya tambahan 66.600 1,721
Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 71.040
64
Kalkulasi Biaya FIFO Departemen Pengujian
PT Toyota Astra Motor
Departemen Pengujian
Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya FIFO
Bulan Mei 2006
Skedul Kuantitas : (dalam unit )
Unit awal Barang Dalam Proses ( 1/3 Upah/ FOH) 3.000
Unit yang diterima dari departemen Perakitan 38.000 41.000
Unit yang ditransfer ke departemen berikutnya 36.000
Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, ½ upah /FOH) 4.000
Unit hilang Dalam Proses 1.000 41.000
Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit
Barang Dalam Proses (WIP) , awal 7.110
Biaya dari departemen Perakitan 65.355 1,721
Biaya departemen Perakitan yang disesuaikan
65.355 / ( 38.000 - 1.000 unit hilang) 1,766
Tambahan Biaya: Upah langsung 34.050 0,920
Overhead pabrik 30.018 0,811
Jumlah biaya tambahan 64.068 1,731
Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 136.533 3,497
(dalam unit)
Produksi Ekuivalen: Bahan Upah/FOH
Ditransfer ke gudang Departemen Perampungan 36.000
(-) Persediaan awal ( semua unit) (3.000)
Dimulai dan diselesaikan bulan ini 33.000
(+) Persediaan awal ( dikerjakan bulan ini) 2.000
(+) Persediaan akhir : yang dikerjakan bulan ini) 2.000
37.000
Biaya per unit:
Upah langsung : 34.050 jt,- / 37.000 = 0,920 jt,-
Overhead pabrik : 30.018 jt,- / 37.000 = 0,811 jt,-
65
Kalkulasi Biaya FIFO Departemen Perampungan
PT Toyota Astra
Departemen Perampungan
Laporan Biaya Produksi-Kalkulasi Biaya FIFO
Bulan Mei 2006
Skedul Kuantitas : (dalam unit )
Unit awal Barang Dalam Proses ( ¼ Upah/ FOH) 4.000
Unit yang diterima dari departemen Pengujian 36.000 40.000
Unit yang ditransfer ke gudang Barang Jadi 36.000
Unit masih Dalam Proses ( semua bahan, 1/3 Upah /FOH) 3.000
Unit hilang Dalam Proses 1.000 4.000
Biaya yang dibebankan ke departemen ini (jutaan rupiah) Biaya Total Biaya Per unit
Barang Dalam Proses (WIP) , awal 15.850
Biaya dari departemen Pengujian 126.007 3,500
Biaya departemen Perakitan yang disesuaikan
126.007 / ( 36.000 - 1.000 unit hilang) 3,600
Tambahan Biaya: Upah langsung 33.140 0,921
Overhead pabrik 19.430 0,540
Jumlah biaya tambahan 52.570 1,461
Jumlah Biaya yang harus dipertanggungjawabkan 194.427 5,061
66
4.2 Latihan 3
Soal 1. ( metode rata-rata)
Pada waktu melakukan pemeriksaan terhadap kebenaran kalkulasi biaya persediaan barang
dalam proses dan barang jadi yang terdapat dalam pembukuan PT. Cemani, auditor DJBC
menemukan data sebagai berikut:
Barang jadi, 200.000 unit Rp 1.009.800.000,-
Barang dalam proses, 300.000 unit
Rp 660.980.000,-
(50% biaya upah dan over-head pabrik)
Perusahaan tersebut menggunakan kalkulasi biaya metode rata-rata. Bahan dimasukkan ke
dalam produksi pada awal proses dan Overhead pabrik diterapkan pada tarif 60% dari biaya
upah langsung. Catatan nilai persediaan PT. Cemani pada awal 2006 menunjukkan tidak
terdapat barang jadi. Berikut ini tambahan informasi untuk tahun 2006.
Biaya (ribuan rupiah)
Unit Bahan Upah
Barang dalam proses, 1 Januari 2006 200.000 200.000,- 315.000,-
( 80% upah dan overhead pabrik)
Unit baru dalam proses: 1.000.000
Biaya Bahan 1.300.000,-
Upah Langsung 1.995.000,-
Unit selesai 900.000
• Sajikanlah Laporan Biaya Produksi PT. Cemani untuk tahun 2006
67
Biaya (dalam rupiah)
Diterima Bahan Konversi Total
Persediaan awal 2.900.000 -- 3.400.000 6.300.000
Unit yang diterima 17.500.000 25.500.000 15.000.000 58.000.000
20.400.000 25.500.000 18.400.000 64.300.000
Tingkat penyelesaian WIP awal 20% biaya konversi dan persediaan akhir 40% biaya
konversi. Semua bahan ditambahkan pada akhir proses. Perusahaan menggunakan kalkulasi
dengan metode rata-rata.
• Sajikanlah Laporan Biaya Produksi Departemen B!
68
Perampungan.
Pada tanggal 30 Juni terdapat 4.000 unit masih dalam proses dengan tingkat penyelesaian:
Bahan Langsung 90%, Upah langsung 70% dan Overhead pabrik 35%.
• Sajikan Laporan Biaya Produksi Departemen Perakitan untuk bulan Juni 2006!
69
Pembelian 10 Agustus 2007, 10.000 kg 51.000.000,-
Pembelian 19 Agustus 2007, 10.000 kg 51.500.000,-
Pengeluaran untuk produksi bulan Agustus, 16.000 kg
Upah langsung 103.350.000,-
Overhead Pabrik 93.340.000,-
Ditransfer ke luar 15.000 kg
Barang dalam proses akhir Agustus 3.000 kg (33,33% selesai)
• Sajikanlah Laporan Biaya Produksi untuk bulan Agustus 2007!
Soal 6
PT. Agni memproduksi bahan peledak melalui tiga departemen. Pada awal Agustus 2007
persediaan Barang Dalam Proses di Departemen II adalah sebagai berikut:
Biaya dari Departemen I Rp 13.130.000,-
Bahan baku Departemen II 0
Upah langsung Departemen II 500.000,-
Biaya Overhad pabrik Departemen II 50.000,-
Unit dalam proses 5.000 unit
Biaya di Departemen II selama bulan Agustus 2007:
Upah langsung 14.200.000,-
Biaya Overhad pabrik 3.450.000,-
Transaksi selama bulan Agustus 2007 sebagai berikut:
- Diterima 75.000 unit dari departemen I, dengan biaya per unit Rp2.641,- per unit.
- Pada Departemen II diselesaikan 80.000 unit, sebanyak 60.000 unit dipindahkan ke
Departemen III, dan 8.000 unit masih ditahan. Sebanyak 4.000 unit masih dalam
proses, dengan menyerap biaya konversi 50%, selebihnya hilang dalam proses.
- Sajikan Laporan Biaya Produksi Departemen II untuk bulan Agustus 2007, dengan
menggunakan metode rata-rata.
70
Soal 7. (metode FIFO)
PT. Inovasi Motor menggeluti pembuatan motor listrik bertipe standar. Biaya pabrikasi untuk
bulan Mei 2007 berjumlah Rp 66.000.000,-. Berikut ini data persediaan PT. Inovasi Motor
pada awal bulan Mei:
Motor yang sedang diproduksi 2.500 unit ( 80% selesai ) 32.000.000,-
Motor yang dimiliki dalam bentuk barang jadi ( 1.200 unit) 19.200.000,-
Selama bulan ini, sebanyak 5.500 unit motor selesai dan ditransfer ke gudang barang jadi.
Pada akhir bulan Mei, data persediaan sebagai berikut:
Motor yang sedang diproduksi ( 50% selesai ) 1.000 unit
Motor yang dimiliki dalam bentuk barang jadi 1.400 unit
Perusahaan menggunakan metode kalkulasi biaya FIFO untuk produksi dan penjualan
barang. Dalam menetapkan nilai barang jadi, biaya per unit untuk motor yang sudah selesai
diselesaikan dari persediaan awal, dipisahkan dari biaya per unit untuk motor yang dimulai
dan diselesaikan selama bulan tersebut.
Sajikan Laporan Biaya Produksi dan Harga Pokok Penjualan untuk bulan Mei 2007!
Soal 8. (metode FIFO)
PT. Dunia Plastic memproduksi kemasan anti pecah untuk kosmetik melalui tiga departemen
yaitu Pencampuran, Pencetakan, dan Penyelesaian. Data pada Departemen Pencetakan
disajikan sebagai berikut:
Persediaan WIP: 1 Juli 2007 ( 50% Bahan, Biaya konversi) 1.000 buah
31 Juli 2007(75 % Bahan, Biaya konversi) 2.800 buah
Juli 2007, transfer ke Departemen Penyelesaian 20.000 buah
Unit hilang dalam proses 800 buah
Perusahaan menggunakan metode kalkulasi biaya FIFO. Data biaya yang tersedia sebagai
berikut:
Persediaan WIP: 1 Juli 2007 6.000.000,-
Biaya bulan Juli 2007: Dari Departemen Pencampuran 97.632.000,-
Bahan baku 16.200.000,-
Upah Langsung 26.568.000,-
Overhead pabrik 19.872.000,-
• Sajikan Laporan Biaya Produksi untuk Departemen Perakitan!
71
Soal 9. (metode FIFO)
PT. Cemara menggunakan kalkulasi biaya proses dengan metode FIFO. Semua kerusakan
yang terjadi di Departemen II selama bulan Juni adalah normal dan dianggap berasal dari
depertemen sebelumnya. Data biaya Departemen II untuk bulan Juni 2007 adalah sebagai
berikut:
Persediaan Tambahan
awal Biaya
Biaya yang ditransfer dari Dept I 19.200.000,- 91.200.000,-
Biaya konversi 6.000.000,- 60.000.000,-
Persediaan awal WIP, ( 2/3 biaya konversi ) 1.200 unit
Persediaan akhir WIP, ( ½ biaya konversi ) 1.000 unit
Transfer dari Departemen I 8.000 unit
Ditransfer ke Departemen III 7.800 unit
Sajikan Laporan Biaya Produksi Departemen II untuk bulan Juni 2007!
72
Unit dalam proses ( akhir bulan ) 3.000 1.500 600
100% bahan 2/3 biaya 1/6 biaya
½ biaya konv konv
konv
Data Biaya:
WIP : Biaya dari departemen sebelumnya -- 650.000,- 1.500.000,-
Bahan baku 980.000,- -- 30.000,-
Upah Langsung 230.000,- 175.000,- 65.000,-
Overhead Pabrik 400.000,- 100.000,- 50.000,-
Biaya tambahan bulan September 2007:
Bahan baku 15.020.000.- -- 615.000,-
Upah Langsung 5.570.000,- 6.700.000,- 1.435.00,-
Overhead Pabrik 8.300.000,- 4.275.000,- 1.230.000,-
Sajikanlah Laporan Biaya Produksi, tanpa skedul kuantitas!
4.3 Rangkuman
Terdapat dua pendekatan dalam akumulasi biaya produksi massa (process costing)
yaitu Metode Biaya Rata-rata dan Metode First in First Out (FIFO). Pada metode biaya rata-
rata, nilai barang dalam proses awal periode dibebankan pada periode berjalan dan bersama
biaya yang terjadi pada periode tersebut, dihitung rata-rata biaya per unit produk. Pada
metode FIFO, barang dalam proses awal periode dihitung biaya per unitnya, sedangkan unit
baru serta biaya tambahan untuk unit baru tersebut akan dihitung biaya produk per unit
secara terpisah. Keduanya dijumlahkan sebagai nilai yang akan dilimpahkan ke departemen
selanjutnya atau ke gudang barang jadi.
73
5. KEGIATAN BELAJAR (KB) 4
Apabila kita amati kejadian di atas, maka kekurangan Anton adalah dia tidak
mempunyai tolok ukur untuk biaya produksi. Tolok ukur sebagai alat pengendali yang ia
perlukan adalah biaya standar. Dengan biaya standar, Anton dapat mengukur jumlah biaya
produksi yang seharusnya. Apabila terjadi perbedaan dengan biaya produksi sesungguhnya,
Anton dapat menguraikan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya (misalnya harga bahan,
pemakaian bahan, tarif upah, jam kerja atau kapasitas). Dengan demikian, ia dapat segera
melakukan langkah atau tindakan pengendalian terhadap penyebab tersebut.
Selain untuk memperoleh perhitungan harga pokok produksi yang akurat dan benar,
tujuan akuntansi biaya adalah untuk pengendalian terhadap biaya produksi. Dalam
pembicaraan job order costing, sudah dibicarakan adanya biaya overhead pabrik yang
diterapkan (applied overhead), yaitu jumlah biaya overhead pabrik yang dibebankan ke
dalam harga pokok produksi, selain biaya overhead pabrik yang sesungguhnya. Cara ini
merupakan usaha manajemen mengestimasikan jumlah yang ideal (efisien) untuk
pembebanan biaya overhead pabrik ke dalam biaya produksi. Timbulnya selisih antara biaya
yang dibebankan dengan biaya overhead pabrik sesungguhnya (Pengendali Overhead Pabrik)
dijadikan sebagai dasar analisis kinerja manajemen.
74
Sistem biaya standar menerapkan konsep tersebut di atas secara lebih luas, dimana
jumlah biaya (beban) untuk tiap unit produksi (yang meliputi bahan, upah langsung, maupun
overhead pabrik) ditetapkan terlebih dulu. Penyimpangan (variance) yang timbul antara
biaya yang telah distandarkan dengan biaya sesungguhnya akan dianalisis secara lebih terinci
dengan penyebabnya. Manajemen akan melakukan tindakan pencegahan atau pengendalian
terhadap berbagai penyebab terjadinya penyimpangan yang bersifat negatif. Berikut ini
beberapa aspek yang dapat menyebabkan penyimpangan pada setiap unsur biaya produksi.
• Biaya Bahan, penyimpangan yang timbul antara lain karena:
- Perbedaan harga bahan antara yang ditetapkan dengan harga bahan sesungguhnya;
- Perbedaan antara kuantitas pemakaian bahan yang ditetapkan dengan kuantitas
pemakaian sesungguhnya;
- Perbedaan harga pemakaian bahan, yaitu antara harga yang ditetapkan dengan harga
sesungguhnya, atas penggunaan bahan sesungguhnya.
• Biaya Upah Langsung, penyimpangan yang timbul antara lain karena:
- Perbedaan tarif upah yang ditetapkan dengan tarif upah sesungguhnya;
- Perbedaan jam kerja yang ditetapkan dengan jam kerja sesungguhnya.
• Biaya Overhead Pabrik, penyimpangan yang timbul antara lain karena :
- Perbedaan antara jam kerja mesin yang ditetapkan dengan jam kerja mesin
sesungguhnya (varians efisiensi);
- Perbedaan antara kapasitas normal mesin dengan jam kerja mesin sesungguhnya
(varians kapasitas);
- Perbedaan antara tarif standar overhead pabrik dengan tarif sesungguhnya, atas
kegiatan aktual.
75
daripada aktualnya, dan dikatakan tidak menguntungkan apabila terjadi sebaliknya.
Pengendalian manajemen dikatakan berhasil apabila penyimpangan tersebut dapat diketahui
sedini mungkin. Lebih jauh, analisis yang dilakukan bukan hanya berorientasi pada angka
varians, tetapi manajemen juga harus mampu menentukan sebab-sebab terjadinya
penyimpangan tersebut.
Penyimpangan pada harga bahan dilakukan dengan mengukur naik turunnya harga
bahan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Kemudian, standar kuantitas bahan dapat
dikembangkan dari spesifikasi bahan yang analisis secara cermat atas barang yang akan
dihasilkan, dan kemudian dikaitkan dengan pemakaian bahan. Penyimpangan harga bahan
ini, dilihat dari aspek pengendalian dapat menunjukkan kinerja Bagian Pembelian.
Berkaitan dengan Upah Langsung, terdapat dua standar yang biasa digunakan yaitu
Standar Tarif upah dan Standar Efisiensi. Standar Tarif Upah dapat ditentukan melalui
kesepakatan antara pegawai dengan Bagian Personalia atau peraturan yang berlaku,
sedangkan Standar Efisiensi dapat dikembangkan melalui suatu kajian yang dikenal dengan
time and motion study.
Berkaitan Overhead Pabrik, dasar penggunaan tarif standar mirip dengan tarif yang
diterapkan lebih dulu (applied overhead) atau dapat juga melalui penyusunan anggaran di
Departemen Produksi. Guna menentukan biaya standar, jumlah biaya overhead pabrik yang
dianggarkan dalam suatu departemen akan dibagi dengan dasar alokasi. Dasar alokasi yang
dipakai antara lain adalah jam kerja langsung, jam pemakaian mesin, biaya bahan, atau
jumlah unit produk.
Berikut ini ilustrasi penggunaan sistem biaya standar yang diaplikasikan pada PT
Rajawali. Selama bulan Agustus 2008, departemen produksi menyajikan informasi sebagai
berikut:
• Bahan Baku:
- setiap unit produk memerlukan 6,5 kg bahan A dengan harga standar Rp. 25.000,- per
kg.
- selama bulan ini telah dilakukan pembelian bahan A sejumlah 5.000 kg dengan harga
Rp. 24.700,- per kg.
76
• Upah Langsung:
- jam kerja standar yang diperlukan untuk memproduksi satu unit barang A adalah 6
jam dengan tarif per jam Rp. 9.000,-.
• Overhead Pabrik:
- berdasarkan anggaran fleksibel departemen ini, pada kapasitas normal 4.000 jam
diketahui:
- tarif Overhead pabrik – variabel Rp. 1.200,- per jam kerja langsung
- tarif Overhead pabrik – tetap Rp. 800,- per jam kerja langsung
- tarif overhead pabrik Rp. 2.000,- per jam kerja langsung
Data akhir bulan menunjukkan bahwa produksi selama bulan Agustus 2008 adalah 530 unit
barang, dengan pemakaian bahan baku A sebanyak 3.500 kg. Untuk memproduksi barang
tersebut telah dilakukan kegiatan selama 3.475 jam kerja dengan tarif upah Rp 9.500,.
Overhead sesungguhnya (aktual) sejumlah Rp.7.384.000,-, sedangkan jam kerja
sesungguhnya adalah 3.475 jam dan jam kerja standar tiap unit barang adalah 6,5 jam.
Saudara diminta melakukan analisis varians biaya produksi tersebut.
77
Jam Kerja aktual (tarif standar ─ tarif sesungguhnya)
3.475 x Rp (9.000 ─ 9.500) (1.737.500,-) TM
2. Varians Efisiensi Upah
Tarif Standar x (jam standar ─ jam aktual)
9.000,- x (3.180 ─ 3.475) (2.655.000,-) TM
Jumlah (4.392.500,-)
C. Varians Biaya Overhead Pabrik
Biaya Overhead pabrik standar : 530 x 6,5 x 2.000,- 6.890.000,-
Total Biaya Overhead Pabrik Aktual (7.384.000,-)
Jumlah (494.000,-) TM
Selain menggunakan cara di atas, analisis varians biaya overhead pabrik dapat juga
dilakukan dengan beberapa model berikut ini:
Model 1: Analisis Dua Varians
a. Varians Terkendali:
Biaya Overhead Pabrik – Aktual 7.384.000,-
Produksi aktual – berdasar Biaya Standar :
OVH Variabel : 530 x 6,5 x 1.200,- = 4.134.000,-
OVH Tetap : 4.000 x 800 = 3.200.000,- 7.334.000,-
Varians ini menjadi tanggung jawab manajer departemen, ( 50.000,-) TM
sejauh mereka memegang kendali atas biaya diatas
b. Varians Volume:
Tarif OVH tetap x (kapasitas normal – jam kerja standar )
800, x (4.000 – 3.445) ( 444.000,-) TM
Total Varians ( 494.000,-) TM
Varians ini menunjukkan adanya kapasitas yang tersedia
tidak dimanfaatkan sepenuhnya. Kondisi ini menjadi
tanggung jawab manajer departemen produksi, sejauh hal
tersebut diakibatkan oleh inefisiensi produksi, tetapi juga
bisa menjadi tanggung jawab manajemen eksekutif apabila
diakibatkan oleh perubahan permintaan penjualan yang sulit
dikendalikan.
78
Model 2: Analisis Tiga Varians – A
a. Varians Pengeluaran:
Biaya Overhead Pabrik – Aktual 7.384.000,-
Produksi Aktual – berdasar jam aktual:
OVH Variabel : 3.475 x 1.200,- = 4.170.000,-
OVH Tetap : 4.000 x 800 = 3.200.000,- 7.370.000,-
( 14.000,-) TM
b. Varians Kapasitas Menganggur:
Tarif OVH tetap x (kapasitas normal – jam kerja aktual )
800,- x (4.000 – 3.475) ( 420.000,-) TM
Varians ini mengukur kapasitas produksi yang ada belum
dimanfaatkan sepenuhnya.
c. Varians Efisiensi:
Tarif OVH Pabrik x (jam kerja aktual – jam standar untuk
produksi aktual)
2.000,- x (3.475 – 3.445) ( 60.000,-) TM
Jumlah ( 494.000,-) TM
Analisis ini menunjukkan bahwa manajemen departemen
produksi memanfaatkan tenaga kerja atau mesin cukup
efisien.
79
( 14.000,-) TM
c. Varian Volume: ( 444.000,-) TM
Jumlah ( 494.000,-) TM
Model 4: Analisis Empat Varians
a. Varians Efisiensi Tetap:
800,- x (3.475 – 3.445) ( 24.000,-) TM
b. Varian Pengeluaran: ( 14.000,-) TM
c. Varians Kapasitas Menganggur: ( 420.000,-) TM
d. Varians Efisiensi Variabel: ( 36.000,-0 TM
Jumlah ( 494.000,-) TM
80
AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA STANDAR
Bahan Baku
Overhead Pabrik
81
AKUNTANSI DALAM SISTEM BIAYA STANDAR
82
Berdasarkan ilusrasi pada halaman sebelumnya, pencatatan akuntansi berdasarkan sistem
Single Plan dapat disajikan sebagai berikut:
Debit Credit
1 Pembelian Bahan:
Bahan (5.000 x 25.000,-) 125.000.000,-
Hutang Dagang (5.000 x 24.700,-) 123.500.000,-
Varians Harga Beli Bahan 1.500.000,-
2 Pemakaian Bahan:
Barang dalam Proses (530 x 6,5 x 25.000,-) 86.125.000,-
Varians Kuantitas Bahan 1.375.000,-
Bahan (3.500 x 25.000,-) 87.500.000
3 Saat pembebanan Upah Langsung:
Biaya Upah Langsung 33.012.500,-
Hutang Upah 33.012.500,-
4 Alokasi Biaya Upah ke Produk:
Barang Dalam Proses (530 x 6 x 9.000,-) 28.620.000,-
Varians Tarif Upah 1.737.500,-
Varians Efisiensi Upah 2.655.000,-
Biaya Upah Langsung 33.012.500,-
5 Saat Pembebanan biaya Overhead Pabrik:
Barang Dalam Proses 6.890.000,-
Biaya Overhead Pabrik yang Ditetapkan 6.890.000,-
(530 x 6,5 x 2.000,-)
6 Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Aktual:
Pengendali Biaya Overhead Pabrik 7.384.000,-
Sewa dibayar Dimuka
Akumulasi Penyusutan-Pabrik & Peralatan 7.384.000,-
Hutang Biaya (tak langsung)
Dll..................
83
Pengendali Biaya Overhead Pabrik 6.890.000,-
2 Mencatat Varians Biaya Overhead (2 varians):
Varians Terkendali 444.000,-
Varians Volume 50.000,-
Pengendali biaya Overhead Pabrik 494.000,-
84
5.2 Latihan 4
Soal 1. (analisis dua varian)
Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Mixing berdasarkan jam mesin.
Data berikut ini berkaitan dengan kegiatan bulan Juni 2008.
Kapasitas normal dalam pemakaian mesin 15.000 jam
Jam pemakaian mesin – standar, untuk produksi sesungguhnya 12.000 jam
Jam pemakaian mesin – sesungguhnya. 13.000 jam
Tarif overhead pabrik berdasarkan jam pemakaian mesin pada kapasitas normal adalah
sebagai berikut:
Overhead – variabel Rp 375.000,- : 15.000 jam Rp 2.500,-
Overhead - tetap 675.000,- : 15.000 jam 4.500,-
Total Overhead pabrik 105.000,- : 15.000 jam 7.000,-
Overhead pabrik aktual selama bulan Juni 2008 berjumlah Rp 900.000,-
85
Overhead – variabel Rp 30.000.000,- : 10.000 jam Rp 3.000,-
Overhead - tetap 20.000.000,- : 10.000 jam 2.000,-
Total Overhead pabrik 50.000.000,- : 10.000 jam 5.000,-
Overhead pabrik aktual selama bulan Juli 2008 berjumlah Rp 56.000.000,-
Saudara diminta menyajikan ayat jurnal untuk mencatat :
1). Overhead pabrik aktual.
2). Pembebanan overhead pabrik ke produksi.
3). Penutupan perkiraan overhead pabrik yang diterapkan.
4). Penutupan perkiraan pengendali overhead pabrik ke perkiraan varian overhead dengan
metode A.
Tarif overhead pabrik berdasarkan jam pemakaian mesin pada kapasitas normal adalah
sebagai berikut:
Overhead – variabel Rp 20.000.000,- : 5.000 jam Rp 4.000,-
Overhead - tetap 60.000.000,- : 5.000 jam 12.000,-
Total Overhead pabrik 80.000.000,- : 5.000 jam 16.000,-
Overhead pabrik aktual selama bulan Agustus 2008 berjumlah Rp 78.000.000,-
86
Soal 4. (analisis empat varian)
Biaya overhead pabrik yang dibebankan ke departemen Penjahitan (Sewing) pada PT.
Indah Garment berdasarkan jam kerja langsung. Data berikut ini berkaitan dengan
kegiatan bulan Maret 2008.
Kapasitas normal jam kerja langsung 8.000 jam
Jam kerja – standar, untuk produksi sesungguhnya 7.000 jam
Jam kerja langsung - sesungguhnya 7.600 jam
Tarif overhead pabrik berdasarkan jam kerja langsung pada kapasitas normal adalah
sebagai berikut:
Overhead – variabel Rp 64.000.000,- : 8.000 jam Rp 8.000,-
Overhead - tetap 24.000.000,- : 8.000 jam 3.000,-
Total Overhead pabrik 88.000.000,- : 8.000 jam 11.000,-
Overhead pabrik aktual selama bulan Maret 2008 berjumlah Rp 86.000.000,-
5.3 Rangkuman
Sistem biaya standar merupakan pengembangan dari penerapan sistem biaya,
dimana bukan hanya biaya overhead pabrik yang ditetapkan terlebih dulu, tetapi juga
mencakup biaya bahan serta upah langsung. Sistem biaya standar dapat menyajikan
informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengendalian biaya produksi.
Penyimpangan (varians) yang disajikan dalam analisis biaya produksi, menunjukkan
dengan jelas letak penyebab penyimpangan (inefisiensi) serta tindakan pencegahan yang
seharusnya dilakukan.
87
6. Test Formatif
Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi lingkaran pada beberapa pertanyaan
berikut:
Bulan Maret 2008 PT. Meranti memproduksi 1.000 unit barang A. Untuk setiap unit
produk, dikeluarkan biaya bahan baku Rp 6.000,- , biaya upah langsung Rp 3.000,- dan
biaya overhead pabrik variabel Rp 1.000,- . Biaya overhead pabrik - tetap per bulan
diketahui sebesar Rp 1.000.000,-. Berdasarkan data tersebut, tentukan:
1. Besarnya biaya utama (prime cost) adalah:
a. Rp 9.000,-
b. Rp 4.000,-
c. Rp 7.000,-
d. Rp 2.000,-
4. Apabila dalam bulan tersebut diproduksi 500 unit barang A, maka biaya konversi per
unit adalah:
a. Rp 7.000,-
b. Rp 4.000,-
c. Rp 9.000,-
d. Rp 6.000,-
5. Apabila dalam bulan tersebut diproduksi 500 unit barang A, maka biaya produk per
unit adalah:
a. Rp 12.000,-
b. Rp 9.000,-
88
c. Rp 7.000,-
d. Rp 11.000,-
6. Apabila dalam bulan tersebut diproduksi 500 unit barang A, maka biaya utama per
unit adalah:
a. Rp 11.000,-
b. Rp 9.000,-
c. Rp 6.000,-
d. Rp 7.000,-
7. PT. Adhishoes memproduksi sepatu “Nike” dengan biaya produksi per pasang sepatu
sebesar Rp 100.000,-, dengan biaya konversi Rp 40.000,-. Diketahui biaya upah
langsung adalah seperenam biaya utama. Besarnya biaya upah langsung per pasang
sepatu adalah
a. Rp 15.000,-
b. Rp 12.000,-
c. Rp 16.000,-
d. Rp 10.000,-
PT Jamu Sidomuncul mengeluarkan biaya sebagai berikut selama bulan Agustus 2007:
Biaya upah langsung Rp 120.000.000,- Biaya overhead pabrik Rp 108.000.000,- dan
pembelian bahan baku langsung Rp 160.000.000,- Akuntansi persediaan menyediakan
data sebagai berikut:
1 Agustus 2007 31 Agustus 2007
Barang Jadi 27.000.000,- 26.000.000,-
Barang dalam proses 61.500.000,- 57.500.000,-
89
Bahan baku langsung 37.500.000,- 43.500.000,-
9. Berdasarkan informasi di atas, besarnya biaya produksi bulan Agustus adalah:
a. Rp 340.000.000,-
b. Rp 386.000.000,-
c. Rp 387.500.000,-
d. Rp 389.400.000,-
10. Berdasarkan informasi di atas, Harga Pokok Penjualan bulan Agustus adalah:
a. Rp 340.000.000,-
b. Rp 387.000.000,-
c. Rp 387.500.000,-
d. Rp 389.400.000,-
90
7. Kunci Jawaban Test Formatif
No. No.
1 a. 6 b
2 b. 7 b.
3 c. 8 a.
4 d. 9 b.
5 a. 10 b.
Apabila tingkat pemahaman Anda dalam memahami materi yang sudah dipelajari
mencapai :
91% s.d. 100% : Amat baik
81% s.d. 90,99% : Baik
71% s.d. 80,99% : Cukup
61% s.d. 70,99% : Kurang
Apabila tingkat pemahaman belum mencapai 81% ke atas (kategori “baik”), maka
disarankan mengulangi materi. Semoga berhasil!
91
9. Daftar Pustaka
- Matz, Usry & Hammer,Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian, Edisi
9, Penerbit Erlangga - Jakarta.
- Carter & Usry, Cost Accounting, 13rd edition, 2002. Thomson Liang, Singapore.
- Cost Accounting, Modul Pelatihan PCA – Tahun 1993.
92