Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian langkah yang dilaksanakan untuk
menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapai tujuan yang
diharapkan serta dapat dengan mudah menyelesaikan suatu masalah yang
terperinci menurut waktu yang telah ditentukan.
Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi
menyatakan bahwa:
Prosedur adala suatu urutan kegiatan klerikal! "iasanya
meli"atkan "e"era#a orang dalam suatu de#artemen atau le"i yang
di"uat untuk men$amin #enanganan se%ara "erulang&ulang.'
(200 : !"
Menurut A(ar Sustanto dalam bukunya yang berjudul Sistem In)ormasi
Mana$emen menyatakan bahwa:
Prosedur adala rangkaian akti*itas atau kegiatan yang dilakukan
se%ara "erulang&ulang dengan %ara yang sama.'
(200# : $%"
Menurut M. Na)arin dalam bukunya yang berjudul Penganggaran
Perusaaan menyatakan bahwa:
!
Prosedur meru#akan suatu urut&urutan seri tugas yang saling
"eru"ungan yang diadakan untuk men$amin #elaksanaan ker$a
yang seragam.'
(200# : $"
&erdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur
merupakan suatu urut'urutan seri tugas yang saling berhubungan dalam suatu
instansi atau organisasi untuk menjamin keseragaman pelaksanaan kerja.
2.2. Pengertian Pem"elian
Pembelian di dalam perusahaan manu(aktur bisa berupa pembelian
bahan baku maupun pembelian peralatan dan perlengkapan. Menurut Agus
Suranto dalam bukunya yang berjudul Prinsi#&#rinsi# Akuntansi Untuk Kelas
2 SMU menyatakan bahwa:
Pem"elian "isa dilakukan se%ara tunai atau kredit. Kusus untuk
#em"elian! $umla arga "arang yang terutang atau yang arus
di"ayar akan di%atat #ada akun #em"elian! sedangkan untuk
#em"elian #eralatan dan #erlengka#an akan di%atat #ada akun
#eralatan dan #erlengka#an.'
(2002 : )"
2.+. Baan Baku
Pemakaian bahan baku dalam proses produksi terdapat pada perusahaan
manu(aktur berbeda dengan perusahaan dagang yang tidak mengenal adanya
bahan baku karena perusahaan dagang tidak melakukan proses produksi.
*
2.+.1. Pengertian Baan Baku
Perusahaan manu(aktur adalah perusahaan yang kegiatannya mengolah
bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang tersebut, jelaslah
bahwa kegiatan perusahaan manu(aktur adalah pengolahan bahan baku menjadi
barang jadi. &ahan baku peranannya sangat vital (utama" dalam perusahaan
manu(aktur sebab dengan adanya bahan baku maka perusahaan dapat
menjalankan aktivitasnya (berproduksi".
+gar perusahaan dalam berproduksi dapat berjalan dengan lancar maka
perusahaan haruslah memliki persediaan bahan baku sehingga kapanpun akan
berproduksi perusahaan tinggal menjalankannya dengan bahan baku yang tersedia
sebelumnya.
Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya,
menyatakan bahwa:
Baan "aku meru#akan "aan yang mem"entuk "agian menyeluru
#roduk $adi.'
(200! : 2,!"
Menurut ,reddy -angkuti dalam bukunya yang berjudul Mana$emen
Persediaan, menyatakan bahwa:
Baan "aku adala "arang&"arang yang "er.u$ud yang digunakan
dalam #roses #roduksi meru#akan "agian utama dari "arang $adi.'
(2000 : #"
-ari pengertian di atas, dapat kita simpulan tentang apa yang dimaksud
bahan baku. &ahan baku adalah persediaan akan barang'barang atau bahan'bahan
,
yang akan digunakan dalam proses produksi dan merupakan bagian utama secara
(isik dari barang jadi.
2.+.2. Unsur Biaya yang Mem"entuk /arga Pokok Baan Baku
&ahan baku yang diolah dalam perusahaan manu(aktur dapat diperoleh
dari pembelian lokal, impor, atau dari pengolahan sendiri. -i dalam memperoleh
bahan baku, perusahaan tidak hanya mengeluarkan biaya sejumlah harga beli
bahan baku saja, tetapi juga mengeluarkan biaya'biaya pembelian, pergudangan,
dan biaya'biaya perolehan lain. .imbul masalah mengenai biaya apa saja yang
diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku yang dibeli.
Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Biaya,
menyatakan bahwa:
/arga #okok "aan "aku terdiri dari arga )aktur ditam"a "iaya&
"iaya #em"elian dan "iaya&"iaya #em"elian dan "iaya&"iaya untuk
menyia#kan "aan "aku dalam keadaan sia# untuk diola.'
(200! : 2%2"
/arga beli dan biaya angkutan merupakan unsur yang mudah untuk
diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku, sedangkan biaya'biaya pesan
(order cost", biaya penerimaan, pembongkaran, pemeriksaan asuransi,
pergudangan, dan biaya akuntansi bahan baku, merupakan unsur'unsur biaya yang
sulit diperhitungkan kepada harga pokok bahan baku yang dibeli. -i dalam
praktek, pada umumnya harga pokok bahan baku hanya dicatat sebesar harga beli
menurut (aktur dari pemasok. /al ini dilakukan karena pembagian biaya
%
pembelian kepada masing'masing jenis bahan baku dalam (aktur seringkali
memerlukan biaya akuntansi yang mungkin lebih besar bila dibandingkan dengan
man(aat ketelitian perhitungan harga pokok yang diperoleh. 0ebagai akibatnya,
biaya'biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku dan untuk
menjadikan bahan baku dalam keadaan siap untuk diolah, pada umumnya
diperhitungkan sebagai unsur biaya overhead pabrik.
+pabila di dalam pembelian bahan baku, pemasok memberikan potongan
tunai (cash discount", maka potongan tunai ini diperlakukan sebagai pengurangan
terhadap harga pokok bahan baku yang dibeli.
0eringkali di dalam pembelian bahan baku, perusahaan membayar biaya
angkutan untuk berbagai macam bahan baku yang dibeli. /al ini menimbulkan
masalah mengenai pengalokasian biaya angkutan tersebut kepada masing'masing
jenis bahan baku yang diangkut. Perlakuan terhadap biaya angkutan ini dapat
dibedakan sebagai berikut:
. &iaya angkutan diperlakukan sebagai tambahan harga pokok bahan
baku yang dibeli.
2. &iaya angkutan tidak diperlakukan sebagai tambahan harga pokok
bahan baku yang dibeli, namun diperlakukan sebagai unsur biaya
overhead pabrik.
-alam pembelian bahan baku, unit organisasi yang terkait dalam
pembelian bahan baku adalah &agian Pembelian, &agian Penerimaan, &agian
1udang, dan &agian +kuntansi Persediaan. 2leh karena itu, apabila biaya
pembelian akan diperhitungkan sebagai harga pokok bahan baku, maka biaya'
$
biaya &agian Pembelian, Penerimaan, 1udang, dan +kuntansi Persediaan harus
diperhitungkan.
&iaya masing'masing bagian yang terkait dalam pembelian bahan baku
tersebut sebagian besar belum dapat diperhitungkan pada saat bahan baku yang
dibeli diterima di gudang. -engan demikian akan timbul kesulitan dalam
memperhitungkan biaya pembelian yang sesungguhnya yang harus dibebankan
kepada harga pokok bahan baku yang dibeli. 3ntuk mengatasi hal ini perlu dibuat
tari( pembebanan biaya pembelian kepada setiap jenis bahan baku yang dibeli.
&iaya'biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh &agian Pembelian,
Penerimaan, 1udang, dan +kuntansi Persediaan didebitkan dalam rekening biaya
masing'masing bagian yang dibebankan. &ila terjadi selisih dalam rekening biaya
masing'masing bagian yang dibebankan, perlakuannya sama dengan perlakuan
terhadap selisih yang terdapat dalam rekening &iaya +ngkutan.
4urnal pembebanan biaya pembelian kepada harga pokok bahan baku atas
dasar tari( adalah sebagai berikut :
Keterangan 0e"it Kredit
Persediaan
&iaya &agian Pembelian yang -ibebankan
&iaya &agian Penerimaan yang -ibebankan
&iaya &agian 1udang yang -ibebankan
&iaya &agian +kuntansi Persediaan yang -ibebankan
55
'
'
'
'
'
55
55
55
55
1am"ar 1
Jurnal Pem"e"anan Biaya Pem"elian
2.+.+. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Baan Baku
0
&agian Produksi yang membutuhkan bahan baku, mengisi bukti
permintaan barang. 6olom'kolom yang diisi in(ormasi adalah kolom urut, nama
dan nomor kode kelompok, nomor urut barang dan jumlah satuan yang diminta,
dan pusat biaya (dalam hal ini &agian Produksi" yang memerlukan bahan baku.
0etelah bukti permintaan barang tersebut diotorisasi oleh yang berwenang, tiga
lembar bukti permintaan barang tersebut dibawa ke &agian 1udang.
&agian 1udang menyiapkan bahan baku sesuai dengan yang tercantum
dalam bukti permintaan barang, dan menyerahkan kepada &agian Produksi yang
membutuhkannya. &agian 1udang mengisi jumlah bahan baku yang diserahkan
pada kolom 7diserahkan8 dalam bukti permintaan barang, dan setelah diotorisasi
oleh 6epala &agian 1udang, bukti permintaan barang tersebut dikirimkan ke
&agian +kuntansi.
&agian 1udang mencatat pemakaian bahan baku ini di dalam kartu gudang
pada kolom 7dipakai8 dan mencatatnya pula dalam kartu barang. &agian
+kuntansi mengisi in(ormasi harga satuan dan menghitung dan mencantumkan
jumlah harga pokok bahan baku yang dipakai dalam bukti permintaan barang
tersebut. 9n(ormasi mengenai harga satuan diperoleh dari kartu persediaan bahan
baku yang bersangkutan. &agian +kuntansi kemudian mencatat pemakaian bahan
baku tersebut ke dalam kartu persediaan dan menyerahkan bukti permintaan
barang tersebut kepada pemegang jurnal umum (atau pemegang jurnal pemakaian
bahan baku, jika perusahaan menggunakan jurnal khusus ini". +tas dasar bukti
permintaan barang tersebut, pemegang jurnal umum (atau pemegang jurnal
pemakaian bahan baku" mencatat pemakaian bahan baku ke dalam jurnal tersebut.

2.+.2. Masala&masala Kusus yang Beru"ungan dengan Baan Baku


2.+.2.1 Sisa Baan 3Scrap Materials4
-i dalam proses produksi, tidak semua bahan baku dapat menjadi bagian
produk jadi. &ahan yang mengalami kerusakan di dalam proses pengerjaannya
disebut sisa bahan. Perlakuan terhadap sisa bahan tergantung dari harga jual sisa
bahan itu sendiri. 4ika harga jual sisa bahan rendah, biasanya tidak dilakukan
pencatatan jumlah dan harganya sampai saat penjualannya. .etapi jika harga jual
sisa bahan tinggi, perlu dicatat jumlah dan harga jual sisa bahan tersebut dalam
kartu persediaan pada saat sisa bahan diserahkan oleh &agian Produksi ke &agian
1udang.
4ika di dalam proses produksi terdapat sisa bahan, masalah yang timbul
adalah bagaimana memperlakukan hasil penjualan sisa bahan tersebut. /asil
penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai:
. Pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan yang
menghasilkan sisa bahan tersebut.
4ika sisa bahan terjadi karena karakteristik proses pengolahan pesanan
tertentu, maka hasil penjualan sisa bahan dapat diidenti(ikasikan dengan
pesanan tersebut. 4urnal yang dibuat pada saat penjualan sisa bahan adalah
sebagai berikut:
Keterangan 0e"it Kredit
6as : Piutang -agang
&arang -alam Proses'&iaya &ahan &aku
55
'
'
55
2
1am"ar 2
Jurnal Pen$ualan Sisa Baan
/asil penjualan sisa bahan ini juga dicatat dalam kartu harga pokok
pesanan yang bersangkutan dalam kolom 7biaya bahan baku8 sebagai
pengurang biaya bahan baku pesanan tersebut.
2. Pengurang terhadap biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi.
4ika sisa bahan tidak dapat diidenti(ikasikan dengan pesanan tertentu, dan
sisa bahan merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses pengerjaan
produk, maka hasil penjualannya dapat diperlakukan sebagai pengurang
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. 4urnal yang dibuat
pada saat penjualan sisa bahan adalah sebagai berikut:
Keterangan 0e"it Kredit
6as : Piutang -agang
&iaya Overhead Pabrik 0esungguhnya
55
'
'
55
1am"ar +
Jurnal Pen$ualan Sisa Baan
). Penghasilan di luar usaha (other income".
-alam dua perlakuan terhadap sisa bahan tersebut di atas, hasil penjualan
sisa bahan digunakan untuk mengurangai biaya produksi. /asil penjualan
sisa bahan dapat pula diperlakukan sebagai penghasilan di luar usaha dan
tidak sebagai pengurang biaya produksi. 4urnal yang dibuat pada saat
penjualan sisa bahan adalah sebagai berikut:
Keterangan 0e"it Kredit
6as : Piutang -agang
/asil Penjualan 0isa &ahan
55
'
'
;5
1am"ar 2
Jurnal Pen$ualan Sisa Baan
Pen%atatan Sisa Baan
)
4ika jumlah dan nilai sisa bahan relati( tinggi, maka diperlukan pengawasan
terhadap persediaan sisa bahan. Pemegang kartu persediaan di &agian +kuntansi
perlu mencatat mutasi persediaan sisa bahan yang ada di gudang. <ara pencatatan
persediaan sisa bahan dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut ini :
. &agian +kuntansi Persediaan menyelenggarakan catatan mutasi
persediaan sisa bahan dalam kartu persediaan. Pada saat sisa bahan
ditrans(er dari &agian Produksi ke &agian 1udang, &agian +kuntansi
Persediaan menerima laporan jumlah sisa bahan dari &agian 1udang.
&agian +kuntansi Persediaan mencatat kuantitas sisa bahan tersebut ke
dalam kartu persediaan. Pada saat persediaan sisa bahan tersebut
dijual, dibuat jurnal seperti yang telah diurakan di atas. &agian
+kuntansi Persediaan melakukan pencatatan mutasi persediaan sisa
bahan hanya dalam kuantitasnya saja, tanpa nilai rupiahnya.
2. &agian +kuntansi Persediaan tidak hanya menyelenggarakan
pencatatan mutasi persediaan sisa bahan dalam kuantitasnya saja,
tetapi juga nilai rupiahnya.
2.+.2.2 Produk -usak 3Spoiled Goods4
Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat diperbaiki menjadi produk yang
baik. Produk rusak berbeda dengan sisa bahan karena sisa bahan merupakan
bahan yang mengalami kerusakan dalam proses produksi, sehingga belum sempat
#
menjadi produk, sedangkan produk rusak merupakan produk yang telah menyerap
biaya bahan, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.
Perlakuan terhadap produk rusak adalah tergantung dari si(at dan sebab
terjadinya :
. 4ika produk rusak terjadi karena sulitnya pengerjaan pesanan
tertentu atau (aktor luar biasa yang lain, maka harga pokok produk
rusak dibebankan sebagai tambahan harga pokok produk yang baik
dalam pesanan yang bersangkutan. 4ika produk rusak tersebut
masih laku dijual, maka hasil penjualannya diperlakukan sebagai
pengurang biaya produksi pesanan yang menghasilkan produk
rusak tersebut.
2. 4ika produk rusak merupakan hal yang normal terjadi dalam proses
pengolahan produk, maka kerugian yang timbul sebagai akibat
terjadinya produk rusak dibebankan kepada produksi secara
keseluruhan, dengan cara memperhitungkan kerugian tersebut di
dalam tari( biaya overhead pabrik. 2leh karena itu, anggaran biaya
overhead pabrik yang akan
2.+.2.+ Produk 5a%at 3Defective Goods4
Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah
ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk
memperbaikinya, produk tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi
menjadi produk jadi yang baik.
!
Masalah yang timbul dalam produk cacat adalah bagaimana
memperlakukan biaya tambahan untuk pengerjaan kembali (rework costs" produk
cacat tersebut. 4ika produk cacat bukan merupakan hal yang biasa terjadi dalam
proses produksi, tetapi karena karakteristik pengerjaan pesanan terteentu, maka
biaya pengerjaan kembali dapat dibebankan sebagai tambahan biaya produksi
pesanan yang bersangkutan.
4ika produk cacat merupakan hal yang biasa terjadi dalam proses
pengerjaan produk, maka biaya pengerjaan kembali dapat dibebankan kepada
seluruh produksi dengan cara memperhitungkan biaya pengerjaan kembali
tersebut ke dalam tari( biaya overhead pabrik. &iaya pengerjaan kembali produk
cacat yang sesungguhnya terjadi didebitkan dalam rekening &iaya Overhead
Pabrik yang sesungguhnya.
2.2. Prosedur Pem"elian Baan Baku
.ransaksi pembelian lokal bahan baku melibatkan &agian'bagian
Produksi, 1udang, Pembelian, Penerimaan &arang dan +kuntansi. -okumen
sumber dan dokumen pendukung yang dibuat dalam transaksi pembelian lokal
bahan baku adalah surat permintaan pembelian, surat permintaan penawaran
harga, surat order pembelian, laporan penerimaan barang dan (aktur dari penjual.
0istem pembelian lokal bahan baku terdiri dari:
. Prosedur Permintaan Pembelian &ahan &aku
4ika persediaan bahan baku yang ada di gudang sudah mencapai
jumlah tingkat minimum pemesanan kembali (reorder point", &agian
*
1udang kemudian membuat surat permintaan pembelian (purchase
requisition" untuk dikirimkan ke &agian Pembelian.
2. Prosedur 2rder Pembelian
&agian Pembelian melaksanakan pembelian atas dasar surat
permintaan dari &agian 1udang. 3ntuk pemilihan pemasok, &agian
Pembelian mengirimkan surat permintaan penawaran harga (purchase
price quotation" kepada para pemasok, yang berisi permintaan
in(ormasi harga dan syarat'syarat pembelian dari masing'masing
pemasok tersebut. 0etelah pemasok yang dianggap baik dipilih, &agian
Pembelian kemudian membuat surat order pembelian untuk dikirimkan
kepada pemasok yang dipilih.
). Prosedur Penerimaan &ahan &aku
Pemasok mengirimkan bahan baku kepada perusahaan sesuai dengan
surat order pembelian yang diterimanya. &agian Penerimaan yang
bertugas menerima barang, mencocokkan kualitas, kuantitas, jenis
serta spesi(ikasi bahan baku yang diterima dari pemasok dengan
tembusan surat order pembelian. +pabila bahan baku yang diterima
telah sesuai dengan surat order pembelian, &agian Penerimaan
membuat laporan penerimaan barang untuk dikirimkan kepada &agian
+kuntansi.
#. Prosedur Pencatatan Penerimaan &ahan &aku di &agian 1udang
&agian Penerimaan menyerahkan bahan baku yang diterima dari
pemasok kepada &agian 1udang. &agian 1udang menyimpan bahan
,
baku tersebut dan mencatat jumlah bahan baku yang diterima dalam
kartu gudang (stock card" pada kolom 7masuk8. 6artu gudang ini
digunakan oleh &agian 1udang untuk mencatat mutasi tiap'tiap jenis
barang gudang. 6artu gudang hanya berisi kuantitas tiap'tiap jenis
barang yang disimpan di gudang dan tidak berisi in(ormasi mengenai
harganya. <atatan dalam kartu gudang ini diawasi dengan catatan yang
diselenggarakan oleh &agian +kuntansi yang berupa kartu persediaan (
sebagai rekening pembantu persediaan". &agian 1udang disamping
mencatat mutasi barang gudang dalam kartu gudang, juga mencatat
barang dalam kartu barang (inventory tag" yang ditempelkan atau
digantungkan pada tempat penyimpanan masing'masing jenis barang.
!. Prosedur Pencatatan 3tang yang .imbul dari Pembelian &ahan &aku
&agian Pembelian menerima (aktur pembelian dari pemasok. &agian
Pembelian memberikan tanda tangan di atas (aktur pembelian, sebagai
tanda persetujuan bahwa (aktur dapat dibayar karena pemasok telah
memenuhi syarat'syarat pembelian yang ditentukan oleh perusahaan.
=aktur pembelian yang telah ditandatangani oleh &agian Pembelian
tersebut diserahkan kepada &agian +kuntansi. -alam transaksi
pembelian bahan baku, &agian +kuntansi memeriksa ketelitian
perhitungan dalam (aktur pembelian dan mencocokkannya dengan
in(ormasi dalam tembusan surat order pembelian yang diterima dari
&agian Pembelian dan laporan penerimaan barang yang diterima dari
&agian Penerimaan. =aktur pembelian, yang dilampiri dengan
%
tembusan surat order pembelian dan laporan penerimaan barang dicatat
oleh &agian +kuntansi dalam jurnal pembelian. 0etelah dicatat dalam
jurnal pembelian, (aktur pembelian beserta dokumen pendukungnya
tersebut dicatat dalam kartu persediaan (sebagai rekening pembantu
persediaan bahan baku" pada kolom 7masuk8. =aktur pembelian dan
dokumen pendukungnya kemudian dicatat dalam kartu utang (sebagai
rekening pembantu utang" untuk mencatat timbulnya utang kepada
pemasok yang bersangkutan.
1udang Pem"elian Penerimaan Baan Baku Akuntansi
$
Mulai
Membua
t 0PP
0PP

Mengiri
m 0PP/
kpd
pemasok
0PP/
2
02P
0PP
Memilih
pemasok >
mengirimk
an 02P

2 )
0PP
Mencocokkan
kualitas,
kuantitas,
jenis >
spesi(ikasi
2
)
?P
&
Membua
t ?P&
-icatat
juga dlm
6P >
63
63 6P
)
=P&
02P
?P
&
?P
&
-icatat dlm
jurnal
pembelian
.
Menyerahkan
barang ke gudang
1am"ar 6
,lo.%art Sistem Pem"elian
2.6. Persediaan
Persediaan merupakan elemen yang penting bagi keseluruhan aktiva lancar
yang dimiliki oleh perusahaan baik perusahaan dagang maupun perusahaan
manu(aktur. Perbedaan utama perusahaan dagang dan perusahaan manu(aktur
adalah dalam perusahaan dagang yang akan dijual berasal dari pembelian barang
yang telah siap untuk dijual kembali tanpa melalui proses produksi, sedangkan
20
Meneri
ma
&ahan
&@ku
Mencata
t &ahan
&aku
61 6&
.
=P&
Menerima
(aktur
pembelian dari
pemasok >
ditandatangani
)
dalam perusahaan manu(aktur tidak membeli barang dalam keadaan siap jual
tetapi diolah dari bahan baku untuk diproses kembali menjadi barang jadi yang
kemudian dijual sebagai barang dagangan.
2.6.1. Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan suatu aktiva yang besar nilainya dalam suatu
perusahaan. 2leh karena itu persediaan harus dikendalikan dengan sebaik'
baiknya. 0elain itu juga persediaan sangat mempengaruhi kesinambungan operasi
perusahaan dan posisi keuangan perusahaan.
Menurut /enry Simamora dalam bukunya Akuntansi Basis
Pengam"ilan Ke#utusan Bisnis Pen%atatan menyatakan bahwa:
Persediaan adala akti*a yang dimiliki ole se"ua #erusaaan yang
tersedia untuk di $ual dalam kegiatan usaa normal! dalam #roses
#roduksi atau dalam #er$alanan dan dalam "entuk "aan "aku atau
ke#erluan untuk di#akai dalam #roses #roduksi atau #enyeraan
$asa'.
(2000 : 2**"
0edangkan menurut ,reddy -angkuti dalam bukunya Mana$emen
Persediaan menyatakan bahwa:
Persediaan adala suatu akti*a yang meli#uti "arang&"arang milik
#erusaaan dengan maksud untuk di$ual dalam suatu #eriode usaa
tertentu! atau #ersediaan "arang&"arang yang masi dalam
#enger$aan7#roses #roduksi! atau#un #ersediaan "aan "aku yang
menunggu #enggunaannya dalam suatu #roses #roduksi'.
(200# : "
-ari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persediaan
merupakan suatu harta atau aktiva milik perusahaan yang terdiri dari persediaaan
2
bahan baku, masih dalam proses produksi maupun barang'barang perusahaan
yang siap untuk dijual.
2.6.2. ,ungsi Persediaan
Persediaan sebagai bagian utama dalam menjalankan kegiatan
perusahaan memiliki (ungsi yang mendukung aktivitas perusahaan tersebut.
Menurut ,reddy -angkuti dalam bukunya Mana$emen Persediaan
menyatakan bahwa:
,ungsi dari #ersediaan antara lain8
1. Mengilangkan risiko keterlam"atan datangnya "arang atau
"aan&"aan yang di"utukan ole #erusaaan
2. Mengilangkan risiko "arang yang rusak
+. Mem#ertaankan sta"ilitas o#erasi #erusaaan atau men$amin
kelan%aran arus #roduksi
2. Men%a#ai #enggunaan mesin yang o#timal
6. Mem"erikan #elayanan yag se"aik&"aiknya "agi konsumen'.
(200# : ,"
&erdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa (ungsi diadakannya
persediaan adalah untuk mengantisipasi risiko keterlambatan datangnya barang,
sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen dan untuk mengantisipasi risiko
hilangnya barang, karena dengan diadakannya persediaan ini perusahaan dapat
mengecek keadaan barang dagangan yang dimilikinya.
2.6.+. Klasi)ikasi Persediaan
Persediaan dapat diklasi(ikasikan dalam beberapa kategori, tergantung
pada jenis kegiatan perusahaan, perusahaan itu merupakan perusahaan dagang
(merchandiser" atau perusahaan industri (manufacture".
22
Menurut /enry Simamora dalam bukunya Akuntansi Basis
Pengam"ilan Ke#utusan Bisnis Pen%atatan menyatakan bahwa:
Pengklasi)ikasian #ersediaan adala se"agai "erikut8
1. 0alam #erusaaan dagang 3merchandiser4 yaitu #ersediaan
"arang dagangan.
2. 0alam #erusaaan industri 3manufacture4 #ersediaan "iasanya
diklasi)ikasikan dalam tiga 3+4 kategori yaitu8
a. Persediaan "aan "aku 3raw material4
". Persediaan "arang dalam #roses 3goods in process
inventory4
%. Persediaan "arang $adi 3finished goods inventory4'
(2000 : 2**"
&erdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengklasi(ikasian
persediaan, diklasi(ikasikan berdasarkan jenis usaha perusahaan sebagai berikut:
pada perusahaan jasa tidak terdapat persediaan karena hanya menyediakan
pelayanan jasa saja. Pada perusahaan dagang hanya terdapat persediaan barang
dagangan dan pada perusahaan industri terdapat tiga ()" jenis persediaan,
diantaranya persediaaan bahan baku, persediaan barang dalam proses dan
persediaan barang jadi.
2.6.2. Si)at Persediaan
Persediaan mempunyai si(at'si(at sebagai berikut:
. &iasanya merupakan aktiva lancar (current assets" karena masa
perputarannya biasanya kurang atau sama dengan satu tahun.
2. Merupakan jumlah yang besar, terutama dalam perusahaan dagang
dan industri.
). Mempunyai pengaruh yang besar terhadap neraca dan perhitungan
laba rugi, karena kesalahan dalam menentukan persediaan pada akhir periode
2)
akan mengakibatkan kesalahan dalam jumlah aktiva lancar dan total aktiva,
harga pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih, taksiran pajak penghasilan,
pembagian deviden dan laba rugi ditahan, kesalahan tersebut akan terbawa ke
laporan keuangan periode berikutnya.
&erdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa persediaan
mempunyai si(at'si(at: persediaan merupakan aktiva lancar, merupakan jumlah
yang besar dan sebagai aktiva lancar yang keberadaannya dapat mempengaruhi
laporan keuangan yaitu neraca dan laporan laba rugi.
2.6.6. Sistem Persediaan
-alam mencatat transaksi'transaksi yang mempengaruhi besarnya
persediaan barang dagangan, setiap perusahaan akan melakukan pencatatan
persediaaan barang dagangan dengan menggunakan sistem yang sesuai dengan
jenis persediaan barang dagagang perusahaan tersebut.
Menurut 5. -ollin Nis.onger dalam bukunya Prinsi#&#rinsi#
Akuntansi yang diterjemahkan oleh +l(onsus 0irait menyatakan:
Terda#at dua sistem #ersediaan 3inventory system4 yang utama yaitu
se"agai "erikut8
1. Sistem Persediaan Periodik7Metode ,isik
2. Sistem Persediaan Per#etual7Metode Buku'.
(2002 : )$2"
-alam sistem persediaan periodik:metode (isik, pencatatan persediaan
hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian.
0emua pembelian barang dagangan dicatat pada rekening pembelian dan
penjualan, maka keluar masuknya barang tidak dapat diketahui secara langsung
sehingga untuk menghitung nilai persediaan barang dagangan dilakukan pada
2#
akhir periode secara (isik. Persediaan barang dagangan yang dilaporkan dalam
laporan keuangan tercatat nilai persediaan barang dagangan akhir.
-alam sistem persediaan perpetual:metode buku, pencatatan dilakukan
setiap terjadi transaksi yang dipengaruhi nilai persediaan setiap saat. 3ntuk
transaksi pembelian barang dagangan pada rekening persediaan disebelah debit,
sedangkan penjualan barang dagangan dicatat pada rekening persediaan disebelah
kredit. 0elain itu dibantu dengan buku pembantu persediaan barang dagangan
dengan membuat kartu barang sehingga nilai persediaan dapat diketahui setiap
saat.
0edangkan menurut /enry Simamora dalam bukunya Akuntansi Basis
Pengam"ilan Ke#utusan Bisnis Pen%atatan menyatakan bahwa:
Terda#at dua sistem untuk akuntansi #ersediaan "arang dagangan8
sistem #ersediaan #eriodik dan sistem #ersediaan #er#etual'.
(2000 : #"
-alam sistem persediaan periodik, tidak dilakukan upaya untuk membuat
catatan'catatan persediaan yang rinci dari jumlah barang dagangan yang ada di
gudang sepanjang periode akuntansi.
-alam sistem persediaan perpetual, dibuat catatan'catatan perihal
kuantitas dan biaya perolehan masing'masing jenis persediaan pada saat barang
dagangan tersebut dibeli atau dijual.
&erdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa antara sistem periodik
dan perpetual memiliki perbedaan. -alam sistem periodik yang dicatat hanya pada
transaksi pembelian saja, sehingga untuk mengetahui nilai persediaan barang
2!
dagangan harus melakukan perhitungan (isik. 0edangkan dalam sistem perpetual
pencatatan dilakukan setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan.
3ntuk penjurnalan antara sistem periodik dengan sistem perpetual
digambarkan dalam tabel berikut:
A2 .B+A0+609 MC.2-C =9096 MC.2-C PCBPC.3+?
Purchases Purchases
Account
Payable/Cash
Inventory
Account Payable/Cash
2 Purchases Return Account Payable/Cash
Purchases Return
Account Payable/Cash
Inventory
) ales Acc! Receivable/Cash
ales
Acc! Receivable/Cash
ales
/PP
Inventory
# ales Return ales Return
Acc! Receivable/Cash
ales Return
Acc! Receivable/Cash
/PP
Inventory
1am"ar 9
Jurnal untuk sistem #ersediaan "arang dagangan
2.6.9. Metode Penilaian Persediaan
Persediaan barang dagangan bisa dihitung dengan menggunakan beberapa
metode penilaian persediaan diantaranya adalah Metode =9=2 ("irst In "irst Out",
Metode ?9=2 (#ast In "irst Out", Metode Bata'Bata (Average".
Penilaian menurut 5. -ollin Nis.onger dalam bukunya Prinsi#&#rinsi#
Akuntansi yang diterjemahkan oleh +l(onsus 0irait menyatakan bahwa:
Jika arga #asar suatu #ersediaan le"i renda dari #ada arga
#okoknya! alternati) lain dalam menilai suatu #ersediaan arga
#okok adala menggunakan metode mana yang le"i renda antara
arga #okok dengan arga #asar'.
(2000 : #00"
2*
Menurut Joel dan Jae yang diterjemahkan oleh 6urdi dalam Kamus
Istila Akuntansi menyatakan bahwa:
Penilaian Persediaan 3Inventory Valuation4 meru#akan #en%atatan
"iaya yang di#eruntukkan "agi #ersediaan "aan "aku! "arang
dalam #roses! "arang $adi dan "arang #ersediaan lainnya'.
(200! : 2!"
-ari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa metode penilaian
persediaan adalah suatu cara yang digunakan dalam menentukan nilai persediaan
barang dagangan dalam suatu perusahaan.
Menurut ,reddy -angkuti dalam bukunya Mana$emen Persediaan
menyatakan bahwa:
Penentuan arga #okok #ersediaan sangat tergantung dari metode
#enilaian yang di#akai! yaitu metode ,I,:! metode ;I,: atau
metode arga #okok rata&rata'.
(200# : *"
Menurut 5arl S. <arren! James M. -ee*e dan Pili# =. ,ess dalam
bukunya Pengantar Akuntansi =disi 21 yang diterjemahkan oleh +ria
=arahmita, +manugrahani dan .au(ik /endrawan menyatakan bahwa:
Ada tiga asumsi arus "iaya yang umum dalam "isnis adala8
1. ,I,:
2. ;I,:
+. A>=-A1=
Setia# metode "iasanya mengasilkan $umla arga #okok #en$ualan
dan #ersediaan akir "arang dagangan yang "er"eda. Jadi! #emilian
asumsi arus "iaya se%ara langsung mem#engarui la#oran la"a rugi
dan nera%a'.
(200! : #,*"
2,
&erdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa dalam penilaian persediaan
terdapat tiga metode yang sering digunakan, diantaranya adalah Metode =9=2,
Metode ?9=2 dan Metode Bata'rata.
a. Metode ,I,: 3first in first out4
Metode =9=2 atau MP6P (masuk pertama keluar pertama" adalah salah
satu metode penilaian persediaan dimana menganggap barang'barang yang
pertama dibeli (masuk" merupakan yang pertama kali dijual (keluar".
Menurut /enry Simamora dalam bukunya Akuntansi Basis
Pengam"ilan Ke#utusan Bisnis Pen%atatan menyatakan bahwa:
Metode ,I,: mengasumsikan "a.a "arang dalam #ersediaan yang
#ertama di"eli akan di$ual atau digunakan terle"i daulu seingga
yang tertinggal dalam #ersediaan akir adala yang di"eli atau
di#roduksi "elakangan7kemudian'.
(2000 : 2,#"
0edangkan menurut Soemarso dalam bukunya Akuntansi Suatu
Pengantar menyatakan bahwa:
,I,: adala metode #eneta#an arga #okok #ersediaan yang
didasarkan atas angga#an "a.a "arang&"arang terdaulu di"eli
akan meru#akan "arang yang di$ual #ertama kali. 0alam metode ini
#ersediaan akir dinilai dengan arga #okok #em"elian yang #aling
akir'.
(2000 : )$#"
&erdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam metode =9=2,
barang yang masuk pertama adalah barang yang pertama keluar atau dijual,
sehingga persediaan barang pada akhir periode adalah barang'barang yang
masuknya paling akhir.
". Metode ;I,: 3last in first out4
2%
Metode ?9=2 atau M.6P (masuk terakhir keluar pertama" adalah salah
satu metode penilaian persediaan dimana menganggap barang'barang yang
terakhir dibeli (masuk" merupakan barang yang pertama dijual (keluar".
Menurut /enry Simamora dalam bukunya Akuntansi Basis
Pengam"ilan Ke#utusan Bisnis Pen%atatan menyatakan bahwa:
Metode ;I,: mengasumsikan "a.a "arang dagangan yang di"eli
atau di#roduksi terakir akan di$ual atau digunakan terle"i daulu
seingga yang termasuk dalam #ersediaan akir adala yang di"eli
atau di#roduksi terdaulu'.
(2000 : 2,!"
0edangkan menurut Soemarso dalam bukunya Akuntansi Suatu
Pengantar menyatakan bahwa:
;I,: adala metode #eneta#an arga #okok #ersediaan yang
didasarkan atas angga#an "a.a "arang&"arang yang #aling akir
di"eli akan meru#akan "arang yang di$ual #ertama kali. 0alam
metode ini! #ersediaan akir akan dinilai denagan arga #em"elian
yang terdaulu'.
(2000 : )$"
&erdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam metode ?9=2,
barang yang terakhir masuk adalah barang yang pertama keluar atau dijual,
sehingga persediaan pada akhir periode adalah barang'barang yang masuknya
paling awal.
%. Metode -ata&rata 3Average4
Metode rata'rata mengasumsikan bahwa barang yang tersedia untuk dijual
adalah sama dan pengalokasiannya berdasarkan harga perolehan rata'rata.
Menurut Soemarso dalam bukunya Akuntansi Suatu Pengantar
menyatakan bahwa:
2$
Average adala metode #eneta#an arga #okok #ersediaan dimana
diangga# "a.a arga #okok rata&rata dari "arang yang tersedia
di$ual akan digunakan untuk menilai arga #okok yang di$ual dan
yang erda#at dalam #ersediaan'.
Ada#un rumus rata&rata #er unit ? @ 3unit A arga4
@ unit
(2000 : )$!"
0edangkan menurut 5arl S. <arren! James M. -ee*e dan Pili# =.
,ess dalam bukunya Pengantar Akuntansi =disi 21 yang diterjemahkan oleh
+ria =arahmita, +manugrahani dan .au(ik /endrawan menyatakan bahwa:
Jika menggunakan metode "iaya rata&rata 3average cost method4
maka "iaya unit dalam #ersediaan adala rata&rata dari "iaya
#em"elian'.
(200! : #!,"
&erdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam metode rata'
rata, untuk menentukan nilai persediaan akhir barang yaitu dengan cara
mengalikan jumlah unit dengan harga rata'rata perunitnya dan untuk menentukan
harga rata'rata perunitnya digunakan rumus sebagai berikut:
Bata'rata per unit D E (unit 5 harga"
E unit
)0

Anda mungkin juga menyukai