Anda di halaman 1dari 14

AKUNTANSI DAN KEUANGAN LEMBAGA

PRODUK KREATIF

dan KEWIRAUSAHAAN

SMK/MAK

Kelas XII 3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan, kesehatan, dan pengetahuan,
sehingga kami dapat menyelesaikan modul Produk Kreatif dan Kewirausahaan untuk SMK dan MAK dengan baik.

Kewirausahaan adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam abad 21 mengingat keterbatasan dukungan
sumber daya alam terhadap kesejahteraanpenduduk dunia yang makin bertambah dan makin kompetitif. Jiwa dan
semangat kewirausahaan yang terbentuk dan terasah dengan baik sejak remaja akan dapat menghasilkan sumber daya
manusia inovatif yang mampu membebaskan bangsa dan negaranya dari ketergantungan pada sumber daya alam.
Kewirausahaan yang diperlukan tentunya adalah yang emberikan dampak signifikan terhadap peningkatan output
ekonomi dalam mendukung kesejahteraan bangsa melalui penciptaan karya nyata orisinil yang bermanfaat.
Kurikulum 2013 membekali peserta didik pada Pendidikan Menengah dengan kemampuan kewirausahaan yang
lahir dan tumbuh dalam sektor nyata. Diawali dengan pengamatan terhadap produk yang ada di pasar beserta ciri-
cirinya, analisis struktur komponen pembentuk produk, analisis struktur dan rangkaian proses beserta peralatan yang
diperlukan, termasuk analisis pasar, biaya, dan harga. Untuk mendukung keutuhan pemahaman peserta didik,
pembelajarannya digabungkan dengan pembelajaran Prakarya sehingga peserta didik bukan hanya mampu
menghasilkan ide kreatif tetapi juga merealisasikannya dalam bentuk purwarupa karya nyata dan dilanjutkan sampai
pada kegiatan penciptaan pasar untuk mewujudkan nilai ekonomi dari kegiatan-kegiatan tersebut.
Sebagai bagian dari Kurikulum 2013, pembelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan bagi siswa pada jenjang
Pendidikan Menengah Kelas XII harus mencakup aktivitas dan materi pembelajaran yang secara utuh dapat
meningkatkan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menciptakan karya nyata,
menciptakan peluang pasar, dan menciptakan kegiatan bernilai ekonomi dari produk dan pasar tersebut.
Pembelajarannya dirancang berbasis aktivitas terkait dengan sejumlah ranah karya nyata, yaitu karya kerajinan, karya
teknologi, karya pengolahan, dan karya budidaya dengan contoh-contoh karya konkret berasal dari tema-tema karya
populer yang sesuai untuk siswa Kelas XII. Sebagai mata pelajaran yang mengandung unsur muatan lokal, tambahan
materi yang digali dari kearifan lokal yang relevan sangat diharapkan untuk ditambahkan sebagai pengayaan dari
modul ini.
Modul ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber
belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya
serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi
dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yangsesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.
Selanjutnya ucapan terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya modul
ini.
Dengan keterbatasan waktu, tenaga, dan pengetahuan penyusun, maka modul Produk Kreatif dan
Kewirausahaan ini masih memiliki banyak kekurangan. Saran dan kritk yang bersifat membangun sangat dibutuhkan
demi kesempurnaan modul ini.

Pacitan, Juli 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
PEMBELAJARAN 1: HARGA POKOK PRODUKSI DAN ANALISIS BEP

KOMPETENSI DASAR: Menghitung Harga Pokok Produksi, menghitung BEP dan keuntungan usaha

TUJUAN PEMBELAJARAN:

Setelah mempelajari materi ini,peserta didik dapat:

 Menghitung Harga Pokok Produksi


 Menentukan BEP dan keuntungan usaha.

MATERI:
A. Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi adalah semua biaya langsung dan tidak langsung yang dikeluarkan perusahaan untuk proses
produksi sehingga barang dan jasa tersebut bias dijual. Penentuan harga pokok produksi dilakukan sebelum
perusahaan menentukan harga jual. Penghitungan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan metode harga pokok
pesanan dan harga pokok proses.
1. Harga pokok pesanan (job order costing)
Harga pokok pesanan merupakan cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan
pesanan. Metode harga pokok pesanan dirancang untuk mengawasi biaya perusahaan dalam menghasilkan barang
secara missal.
Ciri-ciri dari metode proses produksi berdasarkanpesanan, diantaranya:
a. Sifat produksinya terputus-putus, bergantung pada pesanan yang diterima.
b. Bentuk produk bergantung pada spesifikasi pemesan
c. Pengumpulan biaya produksi dilakukan pada kartu biaya pesanan yang memuat rincian untuk masing-masing
pesanan.
d. Total biaya produksi dikalkulasi setelah pesanan selesai.
e. Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan total unit yang dipesan.
f. Akuntansi biaya umumnya menggunakan biaya normal.
g. Produk yang sudah selesai langsung diserahkan kepada pemesan.
Contoh perhitungan metode harga pokok pesanan:
CV Rahayu mengerjakan pesanan 100 setel seragam sekolah, dengan rincian biaya yang dikeluarkan sebagai
berikut:
Bahan baku Rp 5.000.000,00
Bahan penolong Rp 1.500.000,00
Tenaga kerja langsung Rp 6.400.000,00
Biaya overhead pabrik Rp 2.500.000,00

Jumlah biaya produksi Rp15.400.000,00


Dari data di atas, harga pokok 1 setel seragam sekolah sebagai berikut:
HPP = Rp15.400.000,00 : 100
= Rp154.000,00

2. Harga pokok proses (job processing cost)


Harga pokok proses merupakan metode perhitungan harga pokok produk berdasarkan kepada pengumpulan
biaya-biaya produksi dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit produksi pada periode yang
bersangkutan.
Ciri-ciri harga pokok proses diantaranya:
a. Proses produksinya berlangsung terus menerus.
b. Produk yang dihasilkan bersifat produk standar.
c. Tujuan produksi adalah untuk persediaan yang selanjutnya dijual.
d. Tidak bergantung pada spesifikasi pembeli.
e. Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi total biaya produksi pada periode tertentu dengan jumlah unit
yang diproduksi pada periode yang bersangkutan.

Contoh perhitungan harga pokok proses:

Perusahaan industri yang memproduksi sandal merk Swalow selama bulan Agustus 2018 telah mengeluarkan biaya
produksi sebagai berikut:

Bahan baku Rp19.000.000,00

Bahan penolong Rp10.000.000,00

Tenaga kerja langsung Rp25.000.000,00

Biaya overhead pabrik Rp 6.000.000,00

Jumlah biaya produksi Rp60.000.000,00

Produk sandal yang dihasilkan selama bulan Agustus 2018 sebanyak 10.000 pasang. Jadi harga pokok per pasang
sandal dapat dihitung sebagai berikut:

HPP = Rp60.000.000,00 : 10.000

= RP6.000,00

Untuk perusahaan industri yang memproduksi beberapa macam barang,maka perhitungan harga pokoknya
menggunakan alokasi biaya bersama berdasarkan pada perbandingan harga jual relatif setiap produk yang
dihasikan.

Rumus untuk mengitung alokasi biaya bersama kepada setiap jenis produk bersama adalah:

Total nilai jual relative setiap jenis produk


Alokasi biaya bersama = X biaya bersama
Total nilai jual relative semua jenis produk

Contoh:
Perusahaan Jitu dalam suatu proses produksi menghasilkan produk A, B, dan C dengan jumlah masing-masing
sebagai berikut:
Produk A = 5.000 unit, nilai jual relatif pada titik pisah = Rp1.680,00
Produk B = 4.000 unit, nilai jual relatif pada titik pisah = Rp1.500,00
Produk C= 6.000 unit, nilai jual relatif pada titik pisah = Rp1.350,00
Biaya bersama untuk menghasilkan produk-produk tersebut berjumlah Rp15.000.000,00
Dari data di atas maka perhitungan biaya bersamauntuk masing-masing produk adalah:
Jenis produk Jumlah unit Nilai jual relatif Jumlah nilai jual relatif
A 5.000 Rp1.680,00 Rp8400.000,00
B 4.000 Rp1.500,00 Rp6.000.000,00
C 6.000 Rp1.350,00 Rp8.100.000,00
Total nilai jual relatif Rp22.500.000,00

Alokasi masing-masing biaya bersama:


Produk A
Rp8.400.000,00
Alokasi biaya bersama = X Rp15.000.000,00
Rp22.500.000,00
= Rp5.600.000,00
Harga pokok per unit produk A = Rp5.600.000,00 : 5.000 unit
= Rp1.120,00

Produk B

Rp6.000.000,00
Alokasi biaya bersama = X Rp15.000.000,00
Rp22.500.000,00
= Rp4.000.000,00
Harga pokok per unit produk B = Rp4.000.000,00 : 4.000 unit
= Rp1.000,00

Produk C
Rp8.100.000,00
Alokasi biaya bersama = X Rp15.000.000,00
Rp22.500.000,00
= Rp5.400.000,00
Harga pokok per unit produk C = Rp5.400.000,00 : 6.000 unit
= Rp900,00

B. Analisis BEP
Break Even Point (BEP) adalah titik di mana perusahaan belum memperoleh keuntungan, tetapi juga tidak dalam
kondisi rugi. Adapun analisis BEP merupakan suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap,
biaya variable, keuntungan, dan volume aktivitas. Masalah BEP baruakan muncul dalamperusahaan apabila perusahaan
tersebut mempunyai biaya variabeldan biaya tetap. Suatu perusahaan dengan volume produksi tertentu dapat menderita
kerugian dikarenakan penghasilan dari penjualannya hanya mampu menutup biaya variable dan hanya bias menutup
sebagian kecil biaya tetap.
Contribution Margin adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya variable,yang merupakan jumlah untuk
menutup biaya tetap dan keuntungan.Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasilpenjualannya apabila
kontribusi marginnya lebih besar dari biaya tetap,yang berarti totalpenghasilan penjualan lebih besar dari total biaya.
1. Asumsi dasar dalam analisis BEP
Mudah tidaknya perhitungan atau penutupan titik BEP tergantung pada konsep-konsepyang mendasari atau
asumsi yang digunakan di dalamnya. Dasar yang digunakan dalam BEP, sebagai berikut:
a. Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan harus digolongkan ke dalam biaya tetap dan biaya variable.
b. Biaya variable yang secara totalberubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap tidak
mengalami perubahan secara total.
c. Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun adaperubahan kegiatan, sedangkan biaya tetap per unit akan
berubah-ubah
d. Harga jual per unit konstan selama periode analisis.
e. Jumlah produkyang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
f. Perusahaan menjual dan membuat satu jenisproduk, bila perusahaan tersebut membuat atau menjual lebih dari
satu jenis produk, maka perimbangan hasilpenjualan setiapproduk tetap.
2. Sasaran analisis BEP
Sasaran analisis BEP, yaitu untuk mengetahui tingkat volume titik pulang pokok/impas berada. Dalam kondisi
lain, analisis BEP digunakan untuk membantu pemilihan jenis produk atau proses produksi, dengan mengidentifikasi
produk atau proses yang mempunyai total biaya terendah untuk suatu volume harapan.
3. Tujuan analisis BEP
Tujuan dari analisis BEP, yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu
perusahaan akan mencapai laba tertentu. Selanjutnya, dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat
membantu manager dalam perencanaan keuangan, penjualan, dan produksi, sehingga manager dapat mengambil
keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi tentang keuntungan
yang diharapkan melalui penentuan:
a. Harga jual per satuan
b. Produksi minimal
c. Pendesainan produk dan lainnya.
Dalam penentuan titik impas perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah ini agar titikimpas dapat ditentukan
dengan tepat, yaitu:
a. Tingkat laba yang ingin dicapai dalam suatu periode
b. Kapasitas produksi yang tersedia, atau yang mungkin dapat ditingkatkan
c. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap dan biaya variable.

C. Perhitungan BEP
Dalam BEP yang menjadi pegangan kita adalah titikdi mana perusahaan tidak mengalami kerugian dan tidak
memperoleh laba atau istilah lainnya titik impas.
Titik impas ini terjadi apabila TR (Total Revenue) sama dengan TC (Total Cost)
Rumus untuk total revenue adalah:

TR = P X Q
Keterangan:
TR = Total Revenue / total pendapatan
P = Price / harga jual per unit
Q = Quantity / jumlah unit yang dihasilkan dan dijual
Sedangkan rumus untuk TC adalah:

TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Total cost / total biaya
TFC = Total Fixed Cost / total biaya tetap
TVC = Total Variabel Cost / total biaya variabel
Sehingga untuk menentukan titik pulang pokok/titik impas, dapat digunakan rumus sebagai berikut:

TR = TC

P x Q = TFC + TVC

P x Q = TFC + (Q x AVC)
Keterangan:

P = Price / harga jual per unit


Q = Quantity / jumlah unit yang dihasilkan dan dijual
TFC = Total Fixed Cost / total biaya tetap
TVC = Total Variabel Cost / total biaya variabel
AVC = Average Variabel Cost / biaya variabel rata-rata
Laba didapatkan ketika pendapatanlebih besar dari biaya yang dikeluarkan (TR>TC), namun ketika TR<TC maka
perusahaan mengalami rugi.
Contoh:
1. PT Kartika memproduksi produk dengan biaya tetap Rp4.000.000,00 dan biaya variabel Rp300.000,00 per unit.Jika
jumlah barang yang diproduksi 100 unit, berapakah harga yang harus ditetapkan untuk mencapai BEP?
Penyelesaian:
TR = TC
PxQ = TFC + TVC
P x 100 = Rp4.000.000,00 + (100 x Rp300.000,00)
100 P = Rp4.000.000,00 + Rp30.000.000,00
P = Rp34.000.000,00
100
= Rp340.000,00
Harga yang harus ditetapkan untuk mencapai BEP adalah Rp340.000,00
2. PT Diana memproduksi produk dengan biaya tetap Rp8.000.000,00 dan biaya variabel Rp60.000,00 per unit. Jika
harga jual Rp100.000,00,maka berapa jumlah yang harus diproduksi untuk mencapai keuntungan Rp2.000.000,00?
Penyelesaian:
TR – TC = 2.000.000,00
(P x Q) – (FC + (Q x AVC)) = 2.000.000,00
100.000 Q – (8.000.000 + 60.000 Q = 2.000.000,00
100.000 Q – 60.000 Q – 8.000.000 = 2.000.000,00
40.000 Q = 2.000.000,00 + 8.000.000
Q = 10.000.000
40.000
= 250
Jumlah yang harus diproduksi untuk mencapai keuntungan Rp2.000.000,00 adalah 250 unit
3. PT Kirana memproduksi produk dengan biaya tetap Rp6.000.000,00 dan biaya variabel Rp100.000,00 per unit.Jika
jumlah barang yang diproduksi 100 buah, berapakah harga yang harus ditetapkan untuk mencapai keuntungan
Rp2.000.000,00?
Penyelesaian:
TR – TC = 2.000.000,00
(P x Q) – (FC + (Q x AVC)) = 2.000.000,00
100 P – (6.000.000 + (100 x 100.000)) = 2.000.000,00
100 P – 16.000.000 = 2.000.000,00
100 P = 2.000.000,00 + 16.000.000
P = 18.000.000
100
P = 180.000
Jadi harga yang harus ditetapkan untuk mencapai keuntungan Rp2.000.000,00 yaitu Rp180.000,00
D. Manfaat Analisis BEP

Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada pimpinan, bagaimana pola
hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level
penjualan tertentu. Analisis break even dapat membantu pimpinan dalm mengambil keputusan
mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.
3. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.
4. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume penjualan terhadap
keuntungan yang diperoleh.

E. Keterbatasan Analisis Break Even Point

Analisis break even dapat dirasakan manfaatnya apabila titik break even dapat dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan

ini at dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual dalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi

titik break even. Dalam kenyataan analisis ini agak sukar untuk diterapkan. Oleh sebab ini bagi analis perlu diketahui bahwa analisis

break even mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu:

1. Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
2. Variabel cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
3. Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
4. Sales mix adalah konstan

Berdasarkan limitasi-limitasi tersebut, BREAK EVEN POINT (BEP) akan bergeser atau berubah apabila:

a)       Perubahan FC, terjadi sebagai akibat bertambahnya kapasitas produksi, dimana perubahan ini di tandai dengan naik turunnya

garis FC dan TC-nya, meskipun perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keatas

atau sebaliknya.
b)       Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per unit, dimana perubahan ini akan menentukan bagaimana miringnya garis total

cost. Naiknya biayaVC per unit akan menggeser BEP keatas atau sebaliknya.

c)       Perubahan dalam sales price per unit .Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total revenue (TR). Naiknya harga

jual per unit pada level penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap, akan menggeser kebawah atau sebaliknya.

d)       Terjadinya perubahan dalam sales mix. Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu macam produk maka komposisi

atau perbandingan antara satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap. Apabila terjadi perubahan misalnya terjadi

kenaikan 20% pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun akan berubah

F. Kelemahan Break Even Point


1. Asumsi yang menyebutkan harga jual konstan padahal kenyataan harga ini kadang-kadang harus berubah sesuai
dengan kekuatan permintaan dan penawaran di pasar.  Untuk menutuapi kelemahan itu, maka harus dibuat analisis
sensitivitas untuk harga jual yang berbeda.
2. Asumsi terhadap cost, penggolongan biaya tetap dan biaya variabel juga mengandung kelemahan. Dalam keadaan
tertentu untuk memenuhi volume penjualan biaya tetap tidak bisa tidak harus berubah karena pembelian mesin-
mesin atau peralatan lainnya.  Dengan demikian juga perhitungannya biaya variabel perunit juga akan dapat
dipengaruhi perubahan ini.
3. Jenis barang yang dijual tidak selalu satu jenis.
4. Biaya tetap juga tidak selalu tetap pada berbagai kapasitas.
5. Biaya variabel juga tidak selalu berubah sejajar dengan perubahan volume.

          Namun begitu,asumsi-asumsi terhadap analisis titik impas seperti asumsi terhadap biaya yang dianggap tetap,
kapasitas produksi serta tingkat penjualan dengan jumlah dan harga yang juga diasumsikan tetap, maupun biaya
variable yang disumsikan berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan perlu dilakukan karena untuk dapat
membuat suatu model analisis mau tidak mau perlu adanya asumsi yang mendasari perhitungan tersebut, agar
perhitungan yang dilakukan dapat menghasilkan hal-hal yang ingin kita prediksi. Kelemahan-kelemahan yang terjadi
merupakan resiko dari prediksi yang dilakukan sehingga dalam pengambilan keputusan melalui analisis titik impas tetap
perlu adanya kehati-hatian dari manajer guna menghindari kesalahan yang berakibat pada kerugian usaha.

LATIHAN

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar:

1. Apakah yang dimaksud dengan BEP?


Jawab:……………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………..

2. Jelaskan pengertian analisis BEP!


Jawab:……………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………..

Sebutkan asusmsi dasar yang digunakan dalam BEP!


3.
Jawab:……………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………..
4. Apakah sasaran analisis BEP?

Jawab:……………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………..

5. Sebutkan batasan-batasan dalam analisis BEP!

Jawab:……………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………..

KEGIATAN
Kerjakan tugas berikut!
Sebuah perusahaan industry memproduksi tas merk “MOKULA”, selama bulan Juni 2018 mengeluarkan biaya produksi
sebagai berikut:
Bahan baku Rp9.000.000,00
Bahan penolong Rp3.600.000,00
Tenaga kerja langsung Rp4.500.000,00
Biaya overhead pabrik Rp1.800.000,00
Produk tas yang dihasilkan selama bulan Juni 2018 sebanyak 500 buah.
Hitungkah harga pokok produksi tas tersebut!

RANGKUMAN
1. Harga pokok pesanan (job order costing) merupakan metode perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang
dibuat berdasarkan pesanan
2. Harga pokok proses (job processing cost) merupakan metode perhitungan harga pokok produkdi untuk produk yang
dibuat berdasarkan pada pengumpulan biaya-biaya produksi dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit
produksi periode yang bersangkutan
3. Break Even Point (BEP) adalah titik di mana perusahaan belum memperoleh keuntungan, tetapi juga tidak dalam
kondisi rugi. Adapun analisis BEP merupakan suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap,
biaya variable, keuntungan, dan volume aktivitas.
4. Contribution Margin adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya variable,yang merupakan jumlah untuk
menutup biaya tetap dan keuntungan.Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasilpenjualannya apabila
kontribusi marginnya lebih besar dari biaya tetap,yang berarti totalpenghasilan penjualan lebih besar dari total biaya
5. Sasaran analisis BEP,yaitu untuk mengetahui tingkat volume titik pulang pokok/impas berada. Dalam kondisi lain,
analisis BEP digunakan untuk membantu pemilihan jenis produk atau proses produksi, dengan mengidentifikasi
produk
HALAMAN atau proses yang mempunyai total biaya terendah untuk suatu volume harapan.
JUDUL
6. Tujuan dari analisis BEP yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan atau produksi berapakah suatu perusahaan
akan mencapai laba tertentu.
KATA PENGANTAR
7. Batas analisis BEP, sebagai berikut:

DAFTAR ISI Fixed cost haruslah konstan selama periode atau range of out put tertentu
a.
b. Variabel
PEMBELAJARAN
cost dalam hubungannya dengan sales haruslah konstan
1 (JUDUL)....
c. Sales price perunit tidak berubah dalam periode tertentu
Sales mix adalah konstan
 d.KI-KD

UJI KOMPETENSI
I. Berilah tanda silang (x) huruf a,b,c,d, atau e pada jawaban yang paling benar!
1. Metode perhitungan harga pokok produk berdasarkan kepada pengumpulan biaya-biayaproduksi dalamsatu
periode tertentu disebut:
a. Harga pokok pesanan
b. Harga pokok proses
c. Harga pokok penjualan
d. Harga pokok minimal
e. Harga pokok maksimal
2. Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan
a. Total unit yang diproduksi
b. Biaya produksi per satuan
c. Nilai jual produk
d. Biaya overhead pabrik
e. Biaya langsung
3. Istilah lain untuk BEP adalah…..
a. Untung
b. Rugi
c. Laba
d. Titik impas
e. Potongan harga
4. Laba / profit didapat ketika….
a. TR > TC
b. TC > TR
c. TR = TC
d. TR < TC
e. TR - TC
5. Selisih antara penghasilan penjualan dan biaya variable,yang merupakan jumlah untuk menutup biaya tetap dan
keuntungan disebut….
a. Break even point
b. Total revenue
c. Marginal cost
d. Total cost
e. Contribution margin
6. Biaya yang tidak berubah walaupun terjadi perubahan jumlah produk yang diproduksi disebut biaya
a. Tetap
b. Variabel
c. Pemasaran
d. Bahan baku
e. Overhead
7. Penerimaan total dapat dirumuskan….
a. TR = AC x Q
b. TR = P x C
c. TR = P x Q
d. TR = FC + VC
e. TR = VC x FC
8. Penerimaan total dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah seluruh produk yang dihasilkan dengan…
a. Biaya rata-rata
b. Biaya marginal
c. Jumlah biaya
d. Penerimaan rata-rata
e. Harga jual produk
9. Salah satu batasan analisis BEP, yaitu…..
a. Total cost mengalami perubahan setiap periode
b. Fixed cost haruslah konstan selama periode tertentu
c. Variabel cost dalam hubungannya dengan sales nail turun
d. Sales price per unit berubah dalam periode tertentu
e. Sales mix mengalami penurunan
10. Biaya yang selalu berubah mengikuti perubahan jumlah barang yang diproduksi disebut…..
a. Biaya variabel
b. Biaya tetap
c. Biaya semi variabel
d. Biaya konstan
e. Biaya overhead
II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan benar!
1. Jelaskan tentang metode harga pokok pesanan
Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………
2. Bagaimana perubahan fixed cost berdasarkan batasan analisis BEP

Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………

3. Bagaimana keadaan suatu perusahaan apabila TC > TR

Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………

4. Apa saja informasi yang didapatkan pimpinan dari analisis BEP?

Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………

5. PT Tulus memproduksi produk dengan biaya tetap Rp5.000.000,00 dan biaya variabel Rp40.000,00 perunit.jika
harga jual Rp80.000,00,maka berapa jumlah yang harus diproduksi untuk mencapai BEP?

Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………

SOAL REMIDI
1. Jelaskan tentang metode harga pokok proses
Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………
2. Sebutkan anggapan-anggapan yang dibutuhkan dalam menghitung analisis BEP!

Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………

3. Apakah tujuan dari analasis BEP?

Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………
4. Sebutkan hal-halyang perlu diperhatikan dalam penentuan titik impas!

Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………

5. Kapan suatu perusahaan dikatakan mendapatkan laba?

Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………

SOAL PENGAYAAN
1. Apakah yang dimaksud dengan harga pokok produksi?
Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………
2. Sebutkan manfaat dari analisis BEP!

Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………

3. Apa saja kelemahan dari penggunaan analisis BEP?

Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………

4. Mengapa dalam mengambilkeputusan melalui titik impas memerlukan kehati-hatian?

Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………

5. PT Aneka Jaya memproduksi produk dengan biaya tetap Rp2.400.000,00 dan biaya variabel Rp250.000,00
perunit. Jika jumlah yang diproduksi 120 umit, maka berapa harga yang harus ditetapkan untuk mencapai BEP?

Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………

Anda mungkin juga menyukai