Sehingga dalam praktek penggunaanya metide LIFO memiliki dampak pada nilai aktiva yang
rendah bagi perusahaan dan cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah juga.
Sebenarnya metode ini dianggap memiliki dampak terhadap nilai aktiva yang dibeli oleh
perusahaan dan lebih cenderung menghasilkan persediaan yang tinggi nilainya.
Penggunaan metode ini akan menghasilkan dampak pada laba kotor dan harga pokok penjualan.
Contoh Soal I:
Pertanyaanya:
1. Carilah nilai persediaan akhir sistem perpetual dengan metode FIFO, LIFO, dan Average.
2. Carilah laba kotor dan harga pokok penjualanya.
Jawab:
a. Sistem Periodik
FIFO
LIFO Rata-rata
b. Sistem Perpetual
FIFO LIFO Rata-rata
Laba Kotor
a. Sistem Periodik
b. Sistem Perpetual
1. Periodik FIFO
Penjualan Rp.11.500.000,-
Persediaan Rp.1.800.000,-
Persedian Rp.3.400.000
2. Perpetual FIFO
Persedian Rp.8.600.000
Penjualan
Rp.11.500.000,-
Harga Pokok Penjualan Rp.7.000.000,-
Persedian
Rp.7.000.000,-
Pertanyaanya :
1. Tentukan nilai persediaan akhir, harga pokok penjualan, dan laba kotor, apabila
diasumsikan perusahaan memakai sistem periodik FIFO dan sistem perpetual FIFO
Jawab :
= 450 unit
= jumlah nilai persediaan yang tersedia untuk dijual – jumlah nilai persediaan unit akhir
= Rp.10.500.000 – Rp.6.500.000
= Rp.4.000.000
Laba Kotor:
= Rp.9.000.000 – Rp.4.000.000
= Rp.5.000.000
Persediaan (inventory)
Dipublikasikan oleh admin pada
Pengertian Persediaan
Persediaan pada perusahaan dagang, adalah barang barang yang dimiliki untuk dijual
dalam kegiatan normal perusahaan.
Penilaian Persediaan
Penilaian persediaan lebih tepatnya dapat dilihat pada skema berikut ini:
Dari skema diatas dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
Dalam pendekatan ini terdapat dua sistem pencatatan persedaian, yaitu sistem
periodik dan sistem perpetual yang masing masing ada tiga cara penilaian
persediaan yaitu sebagai berikut:
Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal (pertama)
akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dengan
nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk (dibeli). Metode ini cendrung
menghasilkan persediaan yang nilainya tinggi dan berdampak pada nilai aktiva
perusahaan yang dibeli.
o Masuk terakhir keluar pertama (LIFO =last in first out)
Metode ini menyatakan bahwa persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk
akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga inventory akhir dinilai dan
dilaporkan berdasarkan nilai peroleh perusahaan yang awal (pertama) masuk atau
dibeli. Metode ini cendrung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah dan
berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang rendah.
o Metode rata-rata
Dengan menggunakan metode ini nilai persediaan akhri akan menghasilkan nilai
antara persediaan FIFO method dan nilai persediaan LIFO method. Metode ini
juga akan berdampak nilai harga pokok penjualan dan laba kotor.
2. Penilaian persediaan
Dengan pendekatan ini terdapat tiga metode yang dikenal secara luas yaitu sebagai
berikut:
o Metode harga terendah antara harga pokok dan harga pasar (l ower
cost or market)
Metode ini juga sering disebut sebagai COMWIL ( cost or market whichever is
lower). Metode ini diterapkan dalam kondisi persediaan tidak normal. Msialnya
cacat, rusak, dan kadaluarsa. Metode ini adalah membandingkan nilai perolehannya
(cost). Nilai pasar yang akan dipilih harus dibatasi, yaitu tidak boleh lebih rendah
dari batas bawah (floor limit) dan tidak boleh lebih tinggi dari batas atas (celling
limit).
1.
1.
Metode eceran menilai persediaan akhir dengan cara menghitung terlebih dahulu
nilai persediaan akhir berdasarkan eceran. Nilai persediaan akhir dengan harga
pokok akan diketahui dengan cara menghitung rasio antara nilai persediaan yang
tersedia untuk dijual dengan pendekatan harga pokok dibandingkan dengan
pendekatan retail.
Kemudian rasio yang diperoleh dikalikan dengan persediaan akhir yang dinilai dengan
pendekatan eceran dapat diformulasikan sebagai berikut:
Melalui metode perpetual LIFO ini kita bisa mengetahui hal-hal sebagai berikut: