Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwi Santoso

NIM : 044064651

AKUNTANSI MENENGAH
TUGAS MATERI 3: PERSEDIAAN/INVENTORY

Penilaian Persediaan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan Sistem
Periodik atau menggunakan Sistem Perpetual.
Apabila diketahui selama bulan Juli 2018 perusahaan PT.XYZ melakukan transaksi yang
diilustrasikan sebagai berikut:

Tabel Transaksi Persediaan PT.XYZ bulan Juli 2018:

Tugas:
1. Buatlah penghitungan nilai persediaannya menurut metode FIFO, LIFO, dan Rata- Rata baik
menggunakan Sistem Periodik atau menggunakan Sistem Perpetual.
2. Setelah menggunakan cara penghitungan dengan kedua sistem dan 3 metode penghitungan,
apa yang Anda bisa jelaskan terhadap hasil penghitungan tersebut. (apa kesimpulannya).

SELAMAT MENGERJAKAN TUGAS, SEMOGA SUKSES


Jawaban
1. Perhitungan Nilai Persediaan
a. Sistem Perpetual FIFO (First In First Out)

Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan


Harga/ Total Harga/ Total
Tanggal Harga/Unit Total Harga
Unit Unit Harga Unit Unit Harga Unit
(Rp)* (Rp)*
(Rp)* (Rp)* (Rp)* (Rp)*
1 200 1.000 200.000
12 400 1.200 480.000 200 1.000 200.000
400 1.200 480.000
17 200 1.000 200.000 300 1.200 360.000
100 1.200 120.000
26 300 1.100 330.000 300 1.200 360.000
300 1.100 330.000
27 200 1.200 240.000 100 1.200 120.000
300 1.100 330.000
28 200 1.100 220.000 200 1.100 220.000

30 100 1.300 130.000 200 1.100 220.000


100 1.300 130.000
800 940.000 700 780.000 300 350.000
Berdasarkan perhitungan metode FIFO, maka nilai persediaan pada 31 Juli adalah :
- 200 unit pada harga Rp1.100 = Rp220.000, dan
- 100 unit pada harga Rp1.300 = RP130.000
Total nilai persediaan yaitu 300 unit dengan harga Rp350.000,-.
b. Sistem Perpetual LIFO (Last in First Out)

Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan


Harga/ Total Harga/ Total Total
Tanggal Harga/Unit
Unit Unit Harga Unit Unit Harga Unit Harga
(Rp)*
(Rp)* (Rp)* (Rp)* (Rp)* (Rp)*
1 200 1.000 200.000
12 400 1.200 480.000 200 1.000 200.000
400 1.200 480.000
17 300 1.200 360.000 200 1.000 200.000
100 1,200 120,000
26 300 1.100 330.000 200 1.000 200.000
100 1,200 120,000
300 1.100 330.000
27 200 1.100 220.000 200 1.000 200.000
100 1,200 120,000
100 1.100 110.000
28 100 1,200 240,000 200 1.000 200.000
100 1.100 220.000
30 100 1.300 130.000 200 1.000 200.000
100 1.300 130.000
Total 800 940.000 700 1.040.000 300 330.000
Berdasarkan perhitungan metode LIFO diatas, maka nilai persediaan pada 31 Juli 2018
adalah :
- 200 unit pada harga Rp1.000 = Rp200.000, dan
- 100 unit pada harga Rp1.300 = Rp130.000
Total nilai persediaan 300 unit dengan harga Rp330.000,-
c. Sistem Perpetual Rata-rata (Average)
Berdasarkan kartu persediaan metode Average nilai persediaan pada 31 Juli 2018 adalah:
Total 300 unit dengan harga Rp353.200,-

Masuk Keluar Persediaan


Harga/ Total Harga/ Total Total
Tgl Harga/Unit
Unit Unit Harga Unit Unit Harga Unit Harga
(Rp)*
(Rp)* (Rp)* (Rp)* (Rp)* (Rp)*
1 200 1.000 200.000
12 400 1.200 480.000 200 1.000 200.000
400 1.200 480.000
600 1.133 680.000
17 300 1.133 339.900 300 1.133 339.900

25 300 1.100 330.000 300 1.133 339.900


300 1.100 330.000
600 1.116 669.900
27 200 1.116 223.200 400 1.116 446.400

28 200 1.116 223.200 200 1.116 223.200

30 100 1.300 130.000 200 1.116 223.200


100 1.300 130.000
300 1.177 353.200
2. Penjelasan
Dalam penerapan metode FIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang
yang lama/pertama masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir barang
dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk. Metode FIFO
ini paling umum digunakan dalam pencatatan persediaan dan cocok diterapkan pada
perusahaan yang menjual produk yang memiliki masa kadaluarsa seperti makanan, minuman,
obat, dan lain sebagainya.
Dalam penerapan metode LIFO berarti perusahaan akan menggunakan persediaan barang
yang baru/terakhir masuk untuk dijual terlebih dahulu. Jadi biasanya persediaan akhir barang
dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan persediaan yang pertama atau awal masuk.
Namun, berdasarkan PSAK 14 metode LIFO tidak boleh digunakan lagi. Berikut adalah
kelebihan dan kekurangan metode LIFO.
Dalam penerapan metode Average berarti perusahaan akan menggunakan persediaan
barang yang ada di gudang untuk dijual tanpa memperhatikan barang mana yang masuk lebih
awal atau akhir. Jadi persediaan akhir barang dagangan akan dinilai dengan nilai perolehan
persediaan rata-rata yang masuk. Sehingga persediaan akhir dan beban pokok penjualan
dapat dihitung dengan harga rata-rata. Metode average adalah titik tengah atau perpaduan
dari metode FIFO dan LIFO.

Sumber:
- BMP ADBI4335

Anda mungkin juga menyukai