Persediaan adalah tersedianya barang dagang, barang dalam proses yang akan dipergunakan
untuk produksi barang jadi dan dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan.
Terdapat dua sistem untuk mencatat transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, antara lain :
1. Sistem Periodik (Physical System)
Pencatatan dilakukan pada akhir periode akuntansi (pada saat akan menyusun laporan
keuangan)
2. Sistem Permanen/terus-menerus (Perpetual System)
Pencatatan atas persediaan dilakukan secara continue/terus-menerus, yaitu setiap terjadi
transaksi yang mempengaruhi persediaan dicatat pula didalam rekening persediaan.
Metode perhitungan persediaan, antara lain :
1. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP/FIFO
2. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama/MTKP/LIFO
3. Metode Rata-Rata Tertimbang/Average Method
Contoh Soal :
Persediaan barang dagang pada Perusahaan Dagang Barata tanggal 1 Oktober 1994 sebanyak
500 unit @ Rp 2.400,- per unit.
Selama bulan Oktober 1994 melakukan transaksi sebagai berikut :
Okt. 3, Pembelian 400 unit @ Rp 2.500
Okt. 6, Penjualan 600 unit
Okt. 10, Pembelian 500 unit @ Rp 2.600
Okt. 14, Pembelian 600 unit @ Rp 2.550
Okt. 17, Penjualan 400 unit
Okt. 20, Penjualan 500 unit
Okt. 24, Pembelian 600 unit @ Rp 2.650
Okt. 27, Penjualan 400 unit
Okt. 30, Pembelian 300 unit @Rp 2.600
Tentukan nilai persediaan barang dagang pada 31 Oktober 1994 berdasarkan :
1. Sistem Periodik dan Sistem Perpetual
a. Metode MPKP/FIFO
b. Metode MTKP/LIFO
c. Metode Rata-Rata Bergerak/Average Method
Jawaban :
Barang tersedia untuk dijual :
Tangga Keteraangan Unit Harga/Unit Jumlah
l
Okt. 1 Persediaan awal 500 Rp 2.400 Rp 1.200.000
Okt. 3 Pembelian 400 Rp 2.500 Rp 1.000.000
Okt. 10 Pembelian 500 Rp 2.600 Rp 1.300.000
Okt. 14 Pembelian 600 Rp 2.550 Rp 1.530.000
Okt. 24 Pembelian 600 Rp 2.650 Rp 1.590.000
Okt. 30 Pembelian 300 Rp 2.600 Rp 780.000
Total BTUD 2900 Rp 7.400.000
Persediaan akhir = 2900 – 1900 = 1000 unit
1. Sistem Periodik
a. Metode MPKP/FIFO
Persediaan akhir 1000 unit
Okt. 30, Pembelian 300 x Rp 2.600 = Rp 780.000
Okt. 24, Pembelian 600 x Rp 2.650 = Rp 1.590.000
Okt. 14, Pembelian 100 x Rp 2.550 = Rp 255.000
1000 unit = Rp 2.635.000
b. Metode MTKP/LIFO
Persediaan akhir 1000 unit
Okt. 1, Persediaan 500 x Rp 2.400 = Rp 1.200.000
Okt. 3, Pembelian 400 x Rp 2.500 = Rp 1.000.000
Okt. 10, Pembelian 100 x Rp 2.600 = Rp 260.000
1000 unit = Rp 2.460.000
c. Metode Average
Harga rata-rata per unit = (Unit x Harga) / total unit
= Rp 7.400.000 / 2900 = Rp 2.551,72
Nilai persediaan = 1000 x Rp 2.551,72= Rp 2.551.720
2. Sistem Perpetual
a. Metode MPKP/FIFO
Masuk Keluar Saldo
Tgl
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
1994 1 500 2400 Rp 1,200,000
Okt 3 400 2500 Rp 1,000,000 500 2400 Rp 1,200,000
400 2500 Rp 1,000,000
6 500 2400 Rp 1,200,000 300 2500 Rp 750,000
100 2500 Rp 250,000
10 500 2600 Rp 1,300,000 300 2500 Rp 750,000
500 2600 Rp 1,300,000
14 600 2550 Rp 1,530,000 300 2500 Rp 750,000
500 2600 Rp 1,300,000
600 2550 Rp 1,530,000
17 300 2500 Rp 750,000 400 2600 Rp 1,040,000
100 2600 Rp 260,000 600 2550 Rp 1,530,000
20 400 2600 Rp 1,040,000 500 2550 Rp 1,275,000
100 2550 Rp 255,000
24 600 2650 Rp 1,590,000 500 2550 Rp 1,275,000
600 2650 Rp 1,590,000
27 400 2550 Rp 1,020,000 100 2550 Rp 255,000
600 2650 Rp 1,590,000
30 300 2600 Rp 780,000 100 2550 Rp 255,000
600 2650 Rp 1,590,000
300 2600 Rp 780,000
1000 Rp 2,625,000
b. Metode MTKP/LIFO
Masuk Keluar Saldo
Tgl
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
1994 1 500 2400 Rp 1,200,000
Okt 3 400 2500 Rp 1,000,000 500 2400 Rp 1,200,000
400 2500 Rp 1,000,000
6 400 2500 Rp 1,000,000 300 2400 Rp 720,000
200 2400 Rp 480,000
10 500 2600 Rp 1,300,000 300 2400 Rp 720,000
500 2600 Rp 1,300,000
14 600 2550 Rp 1,530,000 300 2400 Rp 720,000
500 2600 Rp 1,300,000
600 2550 Rp 1,530,000
17 400 2550 Rp 1,020,000 300 2400 Rp 720,000
500 2600 Rp 1,300,000
200 2550 Rp 510,000
20 200 2550 Rp 510,000 300 2400 Rp 720,000
300 2600 Rp 780,000 200 2600 Rp 520,000
24 600 2650 Rp 1,590,000 300 2400 Rp 720,000
200 2600 Rp 520,000
600 2650 Rp 1,590,000
27 400 2650 Rp 1,060,000 300 2400 Rp 720,000
200 2600 Rp 520,000
200 2650 Rp 530,000
30 300 2600 Rp 780,000 300 2400 Rp 720,000
200 2600 Rp 520,000
200 2650 Rp 530,000
300 2600 Rp 780,000
8200 Rp 20,610,000
c. Metode Average
Dalam Masuk Keluar Saldo
rupiahX Uni Harg Uni
Jumlah Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
Tgl t a t
199 2,400 1,200,0
1 500
4 .00 00
40 2,5 1,000,0 2,444 2,200,0
3 900
Okt 0 00 00 .44 00
60 2,444. 1,466,6 2,444 733,
6 300
0 44 64 .45 336
1 50 2,6 1,300,0 2,541 2,033,3
800
0 0 00 00 .67 36
1 60 2,5 1,530,0 140 2,545 3,563,3
4 0 50 00 0 .24 36
1 40 2,545. 1,018,0 100 2,545 2,545,2
7 0 24 96 0 .24 40
2 50 2,545. 1,272,6 2,545 1,272,6
500
0 0 24 20 .24 20
2 60 2,6 1,590,0 110 2,602 2,862,6
4 0 50 00 0 .38 20
2 40 2,602. 1,040,9 2,602 1,821,6
700
7 0 38 52 .38 68
3 30 2,6 780,0 100 2,601 2,601,6
0 0 00 00 0 .67 68
820 20,833,8
0 24
X
X
Perusahaan manufaktur memiliki kegiatan pokok perusahaan manufaktur yaitu mengolah bahan
baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
Fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur yaitu fungsi produksi, fungsi pemasaran serta fungsi
administrasi dan umum.
Jenis biaya yang terdapat dalam perusahaan manufaktur, yaitu :
1. Biaya bahan baku yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembelian bahan baku yang dipakai
dalam proses produksi
2. Biaya tenaga kerja yaitu imbalan yang diberikan kepada seseorang yang telah memberikan
tenaganya. Imbalan dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Gaji => diberikan perusahaan kepada karyawan tetap
b. Upah => diberikan perusahaan kepada karyawan tidak tetap
Penggolongan BTK berdasarkan fungsi pokok :
a. BTK Produksi
b. BTK Pemasaran
c. BTK Administrasi dan Umum
Penggolongan BTK berdasarkan produk :
a. Tenaga kerja langsung yaitu tenaga kerja yang langsung berhubungan dengan produksi.
b. Tenaga kerja tak langsung yaitu tenaga kerja yang tidak masuk dalam pembuatan
produksi, seperti mandor, manager bag.produksi.
Penggolongan BTK berdasarkan pendidik/terlatih :
a. Terdidik yaitu dalam menempati suatu jabatan perlu pendidikan khusus.
b. Terlatih yaitu tenaga kerja yang mendapat pendidikan terlatih dan tidak harus dari
pendidikan formal.
Penggolongan BTK berdasarkan departemen :
a. Departemen produksi melalui penelitian, pengetahuan, penyempurnaan.
3. Biaya overhead pabrik yaitu biaya pabrik selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung. Biaya tersebut antara lain biaya bahan baku dan biaya bahan penolong.
4. Biaya bahan penolong yaitu biaya pembelian bahan yang dapat dipakai sebagai penolong atas
penyempurnaan produk jadi.