Anda di halaman 1dari 2

Diskusi 3

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah


Nama : Dwi Santoso

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Izin menjawab diskusi:


1. A. Objek Pajak Hotel
Objek dari pajak hotel adalah setiap pelayanan yang disediakan oleh hotel yang termasuk
diantara lain :
• Fasilitas penginapan atau fasilitas jangka pendek seperti : wisma pariwisata, motel,
pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos dengan jumlah kamar
lebih dari 10 (sepuluh) kamar pada satu lokasi atau beberapa lokasi yang diusahakan oleh
satu Wajib Pajak;
• Fasilitas penunjang penginapan antara lain : telepon, faksimil, teleks, internet, fotocopy,
pelayanan cuci, setrika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang disediakan atau
dikelola oleh hotel;
• Jasa persewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan di hotel.

B. Subjek Pajak Hotel


Subjek dari pengenaan pajak hotek ini adalah untuk orang pribadi atau badan yang memiliki
atau mengusahakan hotel, yang termasuk dengan bagian-bagiannya seperti yang
disebutkan pada objek pajak hotel.
C. Dasar Pengenaan
Dasar dari pengenaan pajak hotel adalah dari jumlah pembayaran atau yang seharusnya
dibayar kepada hotel. Jumlah pembayaran ini termasuk jumlah pembayaran setelah
potongan harga, dan atas pembelian voucher menginap.
D. Tarif Pajak Hotel
Tarif yang dikenakan terkait pajak hotel adalah
• Untuk hotel kelas melati, kelas bintang, dan motel dikenakan sebesar 10%
• Untuk Losmen, wisma, gubuk pariwisata, dan sejenisnya dekanakan sebesar 5%
• Untuk rumah kos yang memiliki jumlah kamar diatas sepuluh, dikenakan 4%

2. Contoh dari perhitungan pajak restoran adalah sebagai berikut

• Restoran A berdiri di DKI Jakarta dan harus memungut pajak restoran dari konsumennya.
Terdapat konsumen yang membeli makanan soto dengan harga Rp50.000, dan minum
seharga Rp10.000. Maka DPP nya adalah Rp60.000. Kemudian besar tarif pajaknya adalah
10%, sehingga 10% X Rp60.000 = Rp6.000. Total yang harus dibayar oleh konsumen
adalah Rp66.000. Pajak restoran di DKI Jakarta diatur dalam Perda No 11 Tahun 2011.

• Wajib pajak masih banyak yang kurang patuh membayar pajak restoran adalah karena
pengusaha restoran masih ada yang tidak mau memungut pajak dari konsumennya. Hal ini
dikarenakan, jika dilakukan maka biaya yang harus dibayarkan oleh konsumen akan
meningkat, sehingga dapat menurunkan jumlah konsumen yang membeli makan atau
minuman di restoran tersebut. Untuk mencegah berkurangnya konsumen, maka pajak
restoran tidak dibebankan kepada mereka. Hal ini lah yang menyebabkan kurang patuhnya
penyetoran pajak restoran.

• Wajib pajak yang patuh menyetorkan pajak restoran dikarenakan, tarif pajak tersebut
dibebankan oleh konsumen sehingga restoran tidak memiliki kewajiban untuk mengeluarkan
dana dalam pembayaran pajak ini. Jika konsumen dari suatu restoran tidak keberatan
dibebankan pajak, maka jumlah konsumennya tidak akan berpengaruh walau pun mereka
dibebankan pajak. Hal ini bisa terjadi karena, suatu restoran memiliki reputasi yang tinggi
sehingga seberapa mahal harganya, akan tetap dikunjungi oleh konsumen. Hal ini
memberikan dampak yang baik juga bagi daerah, karena semakin bertambah penerimaan
dari pajak restoran.

Sekian dari saya, terima kasih atas waktu yang telah diberikan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Sumber :
1. Sumber Referensi PAJA3345 Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Modul 3

Anda mungkin juga menyukai